Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Judul Tujuan Percobaan : Isolasi Trimistin dari Biji Pala : 1.

Mempelajari isolasi trimiristin dari biji pala dengan cara refluks. 2. Mempelajari hidrolisis trimiristin menjadi asam miristat pada kondisi basa. Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sekitar 17.000 pulau yang membentang dari Indomalaya hingga Australasia. Meskipun wilayah darat Indonesia hanya 1,3 persen dari seluruh wilayah darat dunia, yaitu sekitar 291.850 spesies flora dari sebanyak 1.101.700 jumlah spesies flora di dunia. Kelimpahan alam yang begitu banyak tersebut banyak digunakan untuk sumber makanan, bahan industri, bahkan dimanfaatkan sebagai sumber obat-obatan. Salah satu sumber obat-obatan yang cukup banyak manfaatnya adalah buah pala. Buah pala merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan minyak pala. Indonesia merupakan negara penghasil pala nomor satu di dunia, selain itu sebagai pemasok 65 % kebutuhan pala di dunia (Masyithah, 2006). Biji pala (terutama biji yang tua) mengandung lemak yang memiliki komponen utama trigliserida (trimiristin) yang banyak digunakan dalam industri kosmetik dan industri oleo chemical sebagai substitusi lemak pangan, maupun dalam industri pelumas. Kandungan trimiristin dalam lemak pala jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa, minyak inti sawit, dan minyak babassu (Mamun, 2013). Biji pala terutama biji yang tua, di samping mengandung minyak atsiri, terdapat pula komponen yang bersifat tidak menguap yang disebut fixed oil atau disebut mentega pala. Fixed oil adalah bahan-bahan yang dapat larut dalam pelarut organik, tetapi tidak dapat didistilasi. Biji pala mengandung fixed oil sebesar 2040% yang tersusun dari asam miristat, trimiristin dan gliserida dari asam laurat, stearat dan palmitat. Isolasi trimiristin dari sisa penyulingan biji pala, hasilnya menunjukkan rendemen trimiristin sebesar 21,60 % dengan kemurnian 89,86% (Masyitah, 2006). Trimiristin merupakan suatu jenis lemak yang banyak digunakan dalam pembuatan kosmetik kulit sebagai pemutih (whitening agent) dan harganya sangat tinggi. Lemak

trimiristin hanya dihasilkan dari minyak kelapa (coconut oil), minyak inti sawit (palm kernel oil), dan minyak babassu (babassu oil). Persentase kandungan trimiristin dari minyak-minyak tersebut jauh lebih rendah dibanding dalam fixed oil biji pala. Trimiristin juga dapat diolah menjadi senyawa turunannya, yaitu asam miristat dan miristil alkohol. Bahan-bahan tersebut banyak digunakan dalam pembuatan sabun, detergen, dan bahan kosmetika lainnya, seperti shampo, lipstik, losion dan lain-lain. Trimiristin, asam miristat, miristisin dan elimisin memiliki aktivitas sebagai anti oksidan, anti konvulsant, analgesic, anti imflammatori, anti diabet, anti bakteri dan anti jamur (Asgarpanah, 2012). Lemak pala hasil isolasi masih merupakan campuran dari beberapa jenis asam lemak, yaitu asam palmitat, laurat, dan trimiristin sebagai komponen utama. Isolasi selanjutnya dengan ekstraksi menggunakan aseton dimaksudkan untuk mendapatkan trimiristin murni. Kelarutan dalam aseton merupakan salah satu sifat fisika yang berhubungan dengan sifat polaritas dan kemurnian minyak atsiri. Minyak atsiri yang banyak mengandung komponenkomponen polar akan mudah larut dalam pelarut yang polar. Sisa penguapan minyak pala merupakan substansi bahan-bahan yang tidak seharusnya ada dalam suatu minyak atsiri. Bahan tersebut merupakan komponen yang tidak dapat menguap, biasanya berupa lemak atau fixed oil atau bahan lain yang mempunyai berat molekul sangat tinggi. Bahan tersebut biasanya berupa polimer rantai panjang yang terbentuk oleh proses polimerisasi karena penyimpanan yang lama atau berupa bahan yang sengaja dicampurkan dalam minyak. Minyak atsiri yang baru disuling belum mengalami penyimpanan yang lama dan tidak dicampur dengan bahan-bahan lain menyebabkan sisa penguapannya sangat kecil (Mamun, 2013). Trimiristin merupakan padatan berwarna putih, bersifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam minyak, mencair pada suhu 45C, sangat cocok dengan tubuh manusia dan merupakan lemak jenuh, bersifat stabil, dan tidak rusak oleh reaksi oksidasi (Deman, 1997). Prinsip Kerja Adapun prinsip percobaanya yaitu isolasi trimiristin yang diawali dengan ekstraksi trimiristin dengan biji pala dengan mengunakan pelarut yang sesuai, agar reaksi menjadi lebih cepat maka digunakan refluks. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Kristal akan terbentuk. Kristal tersebut dihidrolisis dalam suasana basa mengahasilkan asam

meristat dan gliserol kemudian dikristalisasi sehingga diperoleh kristal asam meristat. Alat Timbangan, mortar, labu alas bulat 100 mL, kondensor refluks, termometer, corong penyaring, gelas ukur 10 mL, pipet mohr 10 mL, penangas air, ice-bath, oven, alat penentu titik leleh. Bahan Biji pala, diklorometana, kertas saring, aseton. Prosedur Kerja Serbuk buah pala yang telah dihaluskan ditimbang 5 g lalu dimasukkan dalam labu 100 mL (labu 1) dan tambahkan 50 mL diklorometana. kondensor pendingin dihubungkan dengan labu 1. Campuran dipanaskan dengan refluks selama 30 menit pada suhu tidak lebih dari 60oC. dinginkan beberapa menit, kemudian saring dalam keadaan hangat kedalam erlenmeyer 100 mL. Bilas padatan pada kertas saring dengan 5 mL diklorometana. Diuapkan pelarut menggunakan penangas air, namun jangan sampai kering. Didinginkan sampai pelarut yang tersisa sedikit. Aseton 10 mL ditambahkan sambil diaduk, lalu dinginkan dalam icebath. Endapan disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. endapan dibilas dengan 10 mL aseton. dikeringkan diudara atau dengan oven suhu rendah, lalu timbang. Persentase rendemen dihitung dan ditentukan titik lelehnya. Alokasi waktu No. Percobaan 1. Preparasi sampel 2. Refluks 3. Ekstraksi 4. Oven Waktu 10 menit 30 menit 40 menit
15 menit

Nama Praktikan Badrut Tamam Ibnu A. 121810301050

Hasil Pembahasan Hasil Praktikum ini kita mempelajari cara mengisolasi trimistin dari buah pala. Salah satu cara yang dapatdigunakan adalah dengan cara refluks.langkah awal adalah menghaluskan buah pala, ha ini bertujuan agar trimiristin yang terisolasi lebih banyak karena luas bidang sentuhnya semakin besar terhadap pelarut. Kemudian dilarutkan dengan menggunakan diklorometana. Diklorometana ini mampu melarutkan trimistin pada suhu tinggi. Namun diklorometana ini bersifat volatil sehingga untuk melarutkannya menggunakan refluks. Serbuk buah pala yang telah dihaluskan ditimbang 5 g lalu dimasukkan dalam labu 100 mL (labu 1) dan tambahkan 50 mL diklorometana. kondensor pendingin dihubungkan dengan labu 1. Campuran dipanaskan dengan refluks selama 30 menit pada suhu tidak lebih dari 60oC. dinginkan beberapa menit, kemudian saring dalam keadaan hangat kedalam erlenmeyer 100 mL. Bilas padatan pada kertas saring dengan 5 mL diklorometana. Diuapkan pelarut menggunakan penangas air, namun jangan sampai kering. Didinginkan sampai pelarut yang tersisa sedikit. Aseton 10 mL ditambahkan sambil diaduk, lalu dinginkan dalam ice-bath. Endapan disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. endapan dibilas dengan 10 mL aseton. dikeringkan diudara atau dengan oven suhu rendah, lalu timbang. Persentase rendemen dihitung dan ditentukan titik lelehnya. Kesimpulan Referensi Saran Nama Praktikan Mindarti Sartikasari 121810301015

Anda mungkin juga menyukai