Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum

Sintesis Kimia Organik

ISOLASI BIJI PALA


Oleh :
Rabil Alwi Darmawan

(1111016200021)

Kelompok :
Vivi Seftari
(1111016200012)
Rahayu Raahmawati Dewi (1111016200026)
Damartyas Hidayati
(1111016200030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ISOLASI BIJI PALA


Oleh : Rabil Alwi Darmawan (1111016200021)
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda no. 95 Ciputat 15412

Abstrak
Trimistin (suatu ester) merupakan kandungan utama dalam buah pala.
Buah pala biasanya digunakan sebagai perisa makanan, penambah aroma
pada

makanan,

atau

aroma

pada parfum. Trimiristin merupakan suatu

gliserida (ester lemak) yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat.
Pengisolasian trimiristin dari biji pala dalam praktikum ini menggunakan soklet.
Dimana pengambilan senyawa trimiristin menggunakan pelarut diklorometana
sebanyak 30-70 mL,

yang bersifat nonpolar. Selanjutnya dilakukan proses

pengendapan pada sampel. Terakhir menguji titik leleh sampel trimiristin. Dan
diperoleh titik leleh trimiristin adalah 68oC.
Kata kunci : Trimiristin
Pendahuluan
Tanaman pala atau Myristica Fragan Houtt termasuk familia myristiceae,
yang tumbuh di Indonesia, terutama Maluku. Pohon pala merupakan tanaman
yang tingginya sekitar 10 meter. Buahnya yang mask berwarna kuning
dibagian tengahnya alur, garis tengah buah sekitar 5 cm, buah pala
menghasilkan 3 jenis minyak astsiri yaitu minyak kembang pala, minyak pala,
dan lemak pala. Minyak kembang pala adalah minyak yang diperoleh dari hasil
penyulingan bunga/kembang pala, sedangkan minyak pala adalah mninyak
atsiri yang diperoleh dari pemerasan biji pala, lemak pala adalah campuran
minyak atsiri yang diperoleh dari pemerasan biji pala dengan minyak lemak.
Zat yang terkandung dalam pala sdiantaranya terpen, miristin, dipentin,
eugenol, iso-fenol, linalool, borneol, geraniol, asam miristinat, gliserida
trimiristin, triolet, dan asam asetat. (adji Suranto.2004 : 73)

Menurut Leung dalam Rismunandar (1990) biji pala mengandung minyak


atsiri sekitar 2 16% dengan rata-rata pada 10% dan fixed oil (minyak lemak)
sekitar 25 40%, karbohidrat sekitar 30% dan protein sekitar 6%. Biji pala
terdiri dari dua bagian utama yaitu 30 45% minyak dan 45 60%
bahan

padat termasuk selulosa. Minyak terdiri atas dua jenis yaitu minyak

atsiri (essential oil) sebanyak 5 15% dari berat biji keseluruhan, dan lemak
(fixed oil) yang disebut nutmeg butter sebanyak 24 40% dari berat biji.
Minyak pala biasa diperoleh dengan cara destilasi uap dari biji atau fuli pala.
Minyaknya tidak berwarna atau kuning dengan odor dan rasa seperti pala,
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol dan mempunyai bobot jenis
pada 25oC antara 0,859 0,924, refraktif indeks pada 20oC antara 1,470
1,488 dan putaran optik pada 20oC sekitar +10o +45 (Nanan Nurdjannah,
2007)
Trimiristin C45H88O6 , termasuk lipida atau ester dari bahan alam, yang
terdapat antara lain dalam biji pala (nutmeg). Miristrin, safrol, dan elesimin
merupakan senyawa beracun dan mempunyai aktivitas narkotik. Minyak pala
dari biji buah pala mengandung 90% terpena hidrokarbon dengan komponen
utama sabena, - pinen, dan-pinen, selain itu juga mengandung terpinen 4-ol.
Umumnya minyak pala digunakan sebagai penyedap makanan dan dalam
industri parfum. Isolasi trimiristrin (ester) yang merupakan kandungan utama
dalam buah pala (nutmeg, Myristica fragrans Houttoyn), dilakukan dengan cara
ekstrasi dengan kloroform yang dilakukan secara kontinyu. Pemisahan
trimiristrin dari biji buah pala, dapat dijadikan contoh sederhana dari
percobaan isolasi bahan alam, yang biasanya memakan waktu lama dan
sangat rumit. Oleh karena kadar trimiristrin yang tinggi di dalam biji buah pala,
hasil pemisahan yang murni dapat dicapai dengan cara ekstraksi sederhana
dalam penghabluran. Biji buah pala yang sudah digiling, atau serbuk yang
dijual dalam kaleng, diekstraksi dengan eter dalam labu atau soxklet, dan
sisanya dihablurkan dengan aseton. Trimiristrin, jika direaksikan dengan
alakali

akan

menghasilkan asam

miristat

atau

basa

garamnya (penyabunan).

Pada trimiristrin gugus- gugus asam ( atau asil) adalah sama, sehingga
hidrolisa menjadi asam dan gliserol akan menghasilkan hanya satu jenis
asam, yakni asam miristat. Hidrolisis alkali trimiristin dilakukan dalam
alkohol. Titik leleh trimiristin 54-55 0C dan asam miristat 51-52 0C (UNS.2011)

Trimiristin merupakan suatu gliserida (ester lemak) yang terbentuk dari


gliserol dan asam miristat. Gliserida ini terkandung dalam buah pala
(Myrictica fragrans) yang bersifat non polar dengan kadar yang tinggi tanpa
banyak bercampur dengan ester- ester yang lain, maka dapat diekstraksi
dengan menggunakan pelarut non polar, misalnya heksana ataua dietil eter
dengan soxlhet (karena sampel biji pala berupa padatan). Pelarut yang
ada dalam labu didih dipanaskan kemudian mengembun. Bila volumenya
mencukupi pelarut yang telah membawa solut akan keluar melalui pipa kecil
kedalam labu. Proses ini berlangsung terus-menerus (kontinu) menggunakan
sokhlet dan metode perkolasi. Asam miristat juga dapat diperoleh dari
trimiristin dengan reaksi penyabunan dan hidrolisis dan dimurnikan dengan
rekristalisasi menggunakan aseton. (Anonim, 2011:4)
Alat, Bahan, dan Metode
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Gelas ukur
2. Labu destilat
3. Kondensor refluks
4. Kaki tiga
5. kawat kasa
6. Pembakar bunsen
7. Statif, klem tiga jari
8. Ice bath
9. Gelas kimia
10.

Labu erlenmeyer

11.

Termometer raksa

12.

Penangas minyak

13.

Pembakar spiritus

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Biji pala
Aseton
Batu didih
Diklorometana
Kertas saring
Benang
Pipa kapiler

Metode:
1. Haluskan biji pala
2. Gulung kertas saring dan masukkan biji pala yang
sudah halus kedalam gulungan kertas saring dan
kemudian didikat dengan tali
3. Masukkan batu didih kedalam

labu,

setelah

itu

masukkan juga larutan diklorometana kira-kira 30-70


ml
4. Rakit perangkat soklet seperti prosedur dan masukkan
sampel

tadi

kedalam

tabung

pada

perangkat

ekstraksi.
5. Setelah alat terangkai buka kran agar air mengalir ke
kondensor, setelah itu nyalakan Bunsen agar proses
ekstraksi bisa berjalan.
6. Setelah selesai proses ektraksi, maka didapat filtrat dan
residu.
7. Pisahkan filtrat dan residu.
8. Masukkan filtrat ke labu erlenmeyer dan kocok selama
30 menit.
9. Lalu, larutkan filtrat dengan 50 mL aseton.
10. Panaskan larutan dalam erlenmeyer tersebut

di

penangas air sampai mendidih.


11. Dinginkan larutan tersebut pada suhu kamar selama
30 menit. Setelah itu, dinginkan lagi di ice bath sampai
larutan bersuhu 20oC.
12. Saring dan cuci residu dengan aseton ssebanyak 15
mL.
13. Keringkan residunya pada ruang terbuka setelah itu
uji titik lelehnnya.
Pembahasan
Pada pengisolasian biji pala, digunakan cara ekstraksi menggunakan
soklet karena senyawa yang akan diekstrak berasal dari padatan. Dalam
percobaan ini ekstrak yang akan diambil adalah berupa minyak atsiri yang
mengandung senyawa trimiristin. Trimiristin adalah suatu gliserida (ester
lemak) yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat.

Langkah pertama dalam ekstraksi biji pala adalah menghaluskan sampel


biji pala agar proses pengekstraksian lebih mudah karena memperluas
permukaan sentuh antara pelarut dengan sampel. Selanjutnya sampel yang
telah dihaluskan disimpan dalam kertas saring yang telah dibentuk agar pada
proses ekstraksi menggunakan soklet, serbuk biji pala tidak ikut terbawa
menuju labu didih. Sehingga hanya ekstraknya saja yang terlarut pada saat
pengekstraksian.
Sampel biji pala yang telah terbungkus kertas saring diletakan pada
tabung F dalam perangkat soklet. Pelarut yang digunakan dalam proses
ektraksi ini adalah diklometana. Pemakaian pelarut ini karena diklorometana
dapat melarutkan senyawa trimiristin dari sampel sebab sifat trimiristin yang
merupakan

gliserida

adalah

nonpolar,

melarutkan

senyawa

nonpolar.

diharapkan

tidak

mempengaruhi

dimana

Penggunaan
uji

titik

pelarut

pelarut

leleh

nonpolar

dapat

diklorometana

pada

trimiristin

juga

karena

diklorometana memiliki titik didih 40oC sedangkan titik leleh trimiristin berada
pada

kisaran

54

55oC

sehingga

pelarut

diklometana

tidak

akan

mempengaruhi uji titik leleh.


Dari percobaan diperoleh minyak berwarna coklat. Selanjutnya, minyak
yang diperoleh ditambahkan aseton untuk mengambil zat-zat pengotor pada
sampel minyak pala. Sampel minyak pala yang didapat kemudian ditangaskan
dalam penangas air, proses dilakukan untuk mengevaporasi senyawa pelarut
diklorometana yang memiliki titik didih 40 oC. Lalu didiamkan beberapa sat
dalam suhu ruang dan kemudian didinginkan untuk membentuk endapan
dalam icebath. Endapan putih yang terbentuk dicuci kembali dengan aseton.
Endapan yang telah dicuci lalu didiamkan dalam suhu kamar.
Sampel endapan yang cukup kering lalu di uji titik leleh. Dan berdasarkan
percobaan diperoleh titik leleh trimiristin adalah 68oC. Titik leleh ini jauh dari
perkiraan titik leleh trimiristin berdasarkan literatur yaitu sekitar 54 55 oC. Hal
ini dapat terjadi kemungkinan akibat senyawa yang didapat tidak 100% murni
sebab dalam biji pala sendiri mengandung banyak sekali senyawa nonpolar
yang kemungkinan ikut terlarut dalam proses pengektraksian.
Kesimpulan

berdasarkan percobaan yang dilakukan :

diperoleh titik leleh trimiristin adalah 68 oC. Titik leleh pada percobaan ini
jauh dari titik leleh trimiristin berdasarkan literatur yang berada sekitar

54o 55oC.
Senyawa yang diekstrak dari biji pala belum 100% trimiristin murni

DAFTAR PUSTAKA
Suranto, Adji. 2004. KHASIAT DAN MANFAAT MADU HERBAL. Depok :
Agromedia
Anonim. 2012. Isolasi Trimistin dan Asam Miristat dari Biji Pala,( diakses
pada Senin, 7 Juli 2014 melalui
http://alchemist08.files.wordpress.com/2012/05/percobaan-2-pala.docx)
Nurdjannah, Nanan. 2007. Teknologi Pengolahan Pala, (diakses pada Selasa,
8 Juli 2014, melalui
http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/publikasi/juknis_pala.pdf .
)
UNS. 2012. Isolasi Trimistrin Dari Biji Buah Pala,(diakses dari pada Senin, 7
Juli 2014 melalui http://pramono.staff.mipa.uns.ac.id/files/2012/09/PercobaanV-F.pdf)

Anda mungkin juga menyukai