Anda di halaman 1dari 11

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

Ekstraksi
Nuri Annisa*, Sri Milawati, Eka Wahyuni, Nindi Vira Andini, Muhammad Hidayat,
Priyadi, dan Nur Intan Oktaviani
1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email :nuri.anisa80@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan ekstraksi buah kelapa sawit yang bertujuan untuk
mengetahui proses serta mempelajari suatu proses ekstrasi suatu zat dari bahan
yang terdapat di alam. Proses ekstraksi buah kelapa sawit dilakukan dengan
metode ekstraksi soxhlet yaitu teknik pengekstrakan secara kontinyu,Pelarut yang
digunakan untuk sokletasi adalah pelarut yang titik didihnya rendah (volatil) seperti
eter, aseton, metilen klorida, kloroform tergantung bahan yang diekstrak. Pada
percobaan ini pelarut yang digunakan adalah kloroform pada suhu 65C selama 3
jam.Dimana ekstrak yang diperoleh kemudian di destilasi pada suhu 65C selama
60 menit.Kemudian destilat yang terbentuk di tamping, dan residu dikeringkan
dalam oven 50C selama 25 menit.Yang selanjutnya didinginkan di dalam
desikator.Hasil yang berwarna kuning diperoleh dari buah kelapa sawit yang
mengandung minyak atau trigliserida. Adapun ekstrak buah kelapa sawit sebesar
4,13 gram, dan %rendemen yang dieroleh sebesar 16,52%.
Kata Kunci :ekstraksi, soxhletasi, destilasi, buah kelapa sawit, minyak, lemak.
PENDAHULUAN
Kelapa
sawit
(Elaeis
Guineensis Jacq) adalah salah satu
tanaman perkebunan yang memiliki
masa depan yang cukup cerah.
Perkebunan kelapa sawit awalnya
berkembang di daerah Sumatera Utara
dan Aceh. Namun sekarang telah
berkembang di berbagai daerah seperti
Riau,
Jambi,
Sumatera
Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku
dan Papua. Pada tahun 2007,
Indonesa merupakan negara produsen
kelapa sawit terbesar didunia dengan

luas areal 6,78 juta ha dan produksi


17,37
juta
ton
CPO/
tahun
(Gandasasmita, dkk, 2009).

Gambar 1.1 Buah Kelapa Sawit


Minyak kelapa sawit juga
merupakan lemak semi padat yang

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

memiliki
komposisi
tetap.Seperti
minyak nabati lainnya, minyak kelapa
sawit merupakan senyawa yang tidak
larut dalam air, sedangkan komponen
penyusunnya yang utama adalah
trigliserida dan nontrigliserida.Secara
garis besar buah kelapa sawit terdiri
dari
serabut
buah
dan
inti
(kernel).Pada bagian serabut buah
terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar
atau kulit buah (pericarp), lapisan
sebelah dalam (mesocarp atau pulp)
dan lapisan paling (endocarp). Bagian
mesocarp mengandung kadar minyak
rata-rata sekitar 56%, bagian inti
(kernel) mengandung minyak sekitar
44%,sedangkan
endocarp
tidak
mengandung minyak (Arita, dkk. 2008).
Menurut Melwita,dkk (2014)
ada suatu jenis pemisahan lainnya
dimana satu fase dapat berulang-ulang
dikontakkan dengan fase yang lain,
misalnya ekstraksi berulang-ulang
suatu larutan dalam pelarut air dan
pelarut organik. Proses pemi- sahan
ini menggunakan suatu metode yang
disebut dengan metode ekstraksi
soxhlet. Metode ekstraksi soxhlet
adalah suatu metode ekstraksi bahan
yang berupa padatan dengan solven
berupa
cairan secara kontinu.
Peralatan yang digunakan dinamakan
ekstraktor soxhlet.Ekstraksi soxhlet
digunakan
untuk
mengekstrak
senyawa yang kelarutannya terbatas
dalam suatu pelarut dan pengotorpengotornya tidak larut dalam pelarut
tersebut.Sampel yang digunakan dan
yang dipisahkan dengan metode ini
berbentuk padatan.Ekstraksi soxhlet ini

juga dapat disebut dengan ekstraksi


padat-cair.
Prinsip percobaan ini adalah
dengan metode ekstraksi soxhlet.
Sampel buah kelapa sawit di ekstraksi
dengan
ekstraktor
soxhlet
lalu
didestilasi. Destilat yang terbentuk
ditampung
kemudian
residu
dikeringkan
dalam
oven
dan
dikeringkan dalam desikator. Setelah
dikeringkan ditentukan rendemen hasil
dan kandungan lemak yang terbentuk,
dan tujuan dari percobaan ini adalah
mahasiswa
dapat
diharapkan
mengetahui proses ekstraksi suatu zat
dari bahan yang terdapat pada alam.
Menurut
Sediawan
(2000)
distilasi adalah salah satu proses
pemisahan
komponen-komponen
kimia yang sudah sangat lama dikenal.
Proses ini memanfaatkan perbedaan
komposisi setimbang pada fasa uap
dan
cairan.
Operasinya
berupa
penguapan dan pengembunan dan
pada umumnya dijalankan berkali-kali
(bertingkat).Karena
melibatkan
penguapan
dan
panas
laten
penguapan biasanya besar, maka
proses ini memerlukan banyak energi.
Meskipun distilasi sudah cukup lama
dikenal, pengembangan proses ini
danpenelitian-penelitian yang terkait
masih banyak dilakukan.
Aplikasi
ektraksi
dalam
kehidupan
sehari-hari
adalah
Pemurnian Air minum.Air adalah
sumber
kehidupan.Air
selalu
diperlukan dalam setiap bidang
kehidupan
kita
bagi
penduduk
indonesia,
tidak
sulit
untuk

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

mendapatkanair tawar, namun di


daerah timur tengah sulit untuk
mendapatkan
air tawar
mereka
melakukan penyulingan destilasi"
untuk memperoleh air tawar secara
besar-besaran (Fessenden, 1992).
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada
percobaan ini adalah desikator, gelas
ukur, hotplate, labu destilasi, labu
sokletasi,
kondensor
sokletasi,
kondensor
destilasi,
spatula,
timbangan analitik, oven, pompa air
dan pipet ukur.
Bahan-bahan yang digunakan
dalam percobaan ini adalah batu didih,
buah kelapa sawit, kertas saring dan
klorofom.
Prosedur Kerja
Pada percobaan ini mula-mula
kelapa sawit ditimbang sebanyak 25
gram diiris dan dihaluskan.Kemudian
dimasukkan
dalam
soxhlet.Alat
ekstraksi soxhlet disiapkan dan kelapa
sawit yang telah dibungkus dengan
kertas saring lalu dmasukkan ke dalam
alat ekstraktor.Pada labu leher dua
dimasukkan kloroform sebanyak 150
mL dan dilakukan ekstraksi selama 3
jam.Ekstrak yang diperoleh kemudian
didestilasi, ditampung destilat yang
terbentuk.Lalu
resdu
dikeringkan
didalam oven, kemudian dikeringkan
pla dalam desikator yang telah diisi
kalium
klorida
anhidrida.Tentukan
rendemen hasil dan kandungan lemak
yang terbentuk.
Rangkaian Alat

Gambar 1.2 Rangkaian Alat Ekstraksi


Soxhlet

Gambar 1.3 Rangkaian Alat Destilasi


HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan
No
1.

2.

3.

Perlakuan
Ditimbang kelapa sawit,
diiris
dan
dihaluskan
kemudian
dimasukkan
kedalam soxhlet
Disiapkan alat soxhlet dan
kelapa sawt yang telah
dibungku dan dimasukkan
dalam alat ekstraktor.
Dimasukkan
kloroform
pada labu leher 2 dan
diekstraksi selama 3 jam

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Pengamata
M kelapa sawit = 25 gram

Vkloroform = 150 mL

Pada suhu konstan

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

senyawaan
ester.Hasil hidrolisis lemak
Perubahan
saat ekstraksi
dan minyaksamar
adalah
dari kuning-kuning
- asam karboksilat
bening dan gliserol. Asam karboksilat ini juga
disebut asam lemak yang mempunyai
5.
Cawan petri
kosong
=
rantai
hidrokarbon
yang panjang dan
gram tidak bercabang (Herlina dan Ginting,
2002). Isi =
gram
M
No
Lemak
Minyak
gram
1.
Lemak
berwujud Minyak berwujud cair
6.
Ditentukan rendemen hasil % rendemen
= 16,52
%
padat
pada
suhu suhu ruang.
dan kandungan lemak
ruang.
yang terbentuk.
2.
Gliserida pada hewan Gliserida pada tum
Pembahasan
berupa lemak (lemak berupa
minyak
(
Minyak adalah cairan organik
hewani).
nabati).
yang tidak larut dalam air tetapi larut
3.
Asam lemak memiliki Asam
lemaknya
m
dalam pelarut organik. Ada sifat
sedikit ikatan rangkap banyak ikatan rangkap
tambahan lain yang dikenal oleh orang
(asam lemak jenuh).
lemak tak jenuh).
4.
Lemak memiliki titik Minyak titik leleh rendah
awam yaitu minyak akan terasa licin
leleh tinggi.
saat dipegang. Minyak adalah salah
5.
Lemak
biasanya Minyak lebih reakti
satu kelompok yang termasuk pada
kurang
reaktif menyebabkan mudah
golongan lipid , yaitu senyawa organik
sehingga tidak mudah tengik
yang tedapat di alam serta tidak dapat
berbau tengik.
larut dalam ar, tetapi akan larut dalam
Tabel 1.1 Perbedaan Lemak dan
pelarut organik (Ketaren, 2005).
Minyak
Sedangkan
lemak
yaitu
Percobaan ini menggunakan
sekelompok besar molekul-molekul
metode ekstraksi soxhletasi.Ekstraksi
alam yang tediri atas unsur-unsur
soxhlet digunakan untuk mengekstrak
karbon, hydrogen, dan oksigen meliputi
senyawa yang kelarutannya terbatas
asam lemak, malam sterol, vitamindalam suatu pelarut dan pengotorvitamin yang larut di dalam lemak
pengotornya tidak larut dalam pelarut
monogliserida, digliserida, glikopid,
tersebut.Sampel yang digunakan dan
terpenoid, dan lain-lain.Lemak secara
yang dipisahkan dengan metode ini
khusus menjadi sebutan bagi minyak
berbentuk padatan.Ekstraksi soxhlet ini
hewani pada suhu ruang, lepas dari
juga dapat disebut dengan ekstraksi
wujudnya
yang
padat
maupun
padat-cair. Adapun mekanisme kerja
cair(Ketaren, 2005).
ekstraksi soxhlet ini yaitu: pada
Lemak dan minyak merupakan
soxhletasi pelarut pengekstraksi yang
senyawaan trigliserida atau trigliserol,
mula-mula ada dalam labu dipanaskan
yang berarti triester dari gliserol. Jadi
sehingga menguap. Uap pelarut ini
lemak dan minyak juga merupakan
4.

Didestilasi ekstrak yang


telah
terbentuk
dan
ditampung destilat yang
terbentuk
Dikeringkan residu dalam
oven yang telah di uji
kalium anhidrat

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

naik melalui pipa pengalir uap dan cell


pendingin sehingga mengembun dan
menetes pada bahan yang diekstraksi.
Cairan ini menggenangi bahan yang
diekstrak dan bila tingginya melebihi
tinggi sifon, maka akan keluar dan
mengalir ke dalam labu penampung
ekstrak. Ekstrak yang sudahterkumpul
dipanaskan
sehingga
pelarutnya
menguap tetapi substansinya tertinggal
pada labu
penampung.
Dengan
demikian terjadilah pendaur-ulangan
(recycling) pelarut dan bahan tiap kali
diekstraksi dengan pelarut yang baru
(Melwita, dkk, 2014).

Gambar 1.4 Rangkaian alat Ektraksi


soxhlet
Alat ekstraksi adalah alat yang
digunakan untuk mengekstrak larutan
hingga dijadikan hasil murninya, alat
ekstraksi soxhlet terdiri(Daintith, 1994):
1. Kondensor : berfungsi sebagai
pendingin, dan juga untuk
mempercepat proses
pengembunan.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah
untuk sampel yang ingin diambil
zatnya.

3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya


uap, bagi pelarut yang menguap
dari proses penguapan.
4. Sifon : berfungsi sebagai
perhitungan siklus, bila pada sifon
larutannya penuh kemudian jatuh ke
labu alas bulat maka hal ini
dinamakan 1 siklus
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai
wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Hot plate : berfungsi sebagai
pemanas larutan
Penggunaan pelarut didalam
proses ekstraksi merupakan cara yang
cukup mudah dan murah,akan tetapi
informasi mengenai kondisi yang
optimum di dalam proses ekstraksi
sangatlah kurang (Mamonto, dkk,
2014). Menurut Melwita dkk (2014)
suatu pelarut dikatakan sesuai sebagai
pelarut pengekstraksi bila memenuhi
syarat-syarat berikut:
1) Selektivitas
Pilih pelarut yang selektifnya sesuai
dengan polaritas senyawa yang
akan diekstrak agar didapatkan
ekstrak yang lebih murni.
2) Reaktivitas
Pelarut tidak boleh menyebabkan
adanya perubahan secara kimia
pada komponen bahan ekstrak.
3) Titik Didih
Pelarut harus mempunyai titik didih
yang cukup rendah agar supaya
pelarut mudah diuapkan tanpa
menggunakan suhu tinggi.
4) Murah dan Mudah didapatkan
Pilihlah pelarut yang harganya
murah dan mudah diperoleh.
5) Tidak korosif dan Tidak Mudah
TerbakarPelarut yang digunakan

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

tidak boleh bersifat korosif, agar


peralatan tidak korosi.
Percobaan
ini
dilakukan
dengan cara mula-mula kelapa sawit
dilakukan
proses
pengirisan,
pengirisan sampel bertujuan untuk
memperbesar luas permukaan sampel
tersebut, sehingga interaksi buah
kelapa sawit dengan pelarut terjadi
secara maksimal. Buah kelapa sawit
yang telah diiris kemudian ditimbang
sebanyak 25 gram.Setelah dilakukan
penimbangan selanjutnya kelapa sawit
dimasukkan kedalam kertas saring,
tujuannya sebagai agar minyak dari
buah kelapa sawit tersaring dan
didapatkan
hasil
minyak
yang
murni.Lalu setelah itu dimasukkan
kedalam
soxhlet.Disiapkan
alat
ekstraksi soxhlet dan buah kelapa
sawit yan telah dibungkus lalu
dimasukkan ke dalam alat ekstraktor.
Prinsip dari ekstraksi soxhletasi adalah
penyaringan berulang-ulang, sehingga
hasil yang didapat sempurna dan
pelarut yang digunakan relative
sedikit(Saridewi, 2011).
Pada
labu
leher
dua
dimasukkan kloroform sebanyak 15mL.
Pemilihan pelarut ini berdasarkan
prinsip
like
dissolve
like,untuk
melarutkan kandungan minyak yang
terdapat pada buah kelapa sawit yang
terkandung senyawa trigliserida yang
bersifat
nonpolar
juga,
karena
kloroform adalah jenis pelarut nonpolar
yang melarutkan senyawa organik dan
merupakan larutan yang mudah
menguap sehingga sampel ekstrak
tersebut tidak larut atau tidak beraksi
dengan kloroform.Salah satu kondisi

yang mempengaruhi proses ekstraksi


diantaranya penggunaan jenis pelarut
dan lama ekstraksi, dengan semakin
lamanya waktuekstraksi maka akan
terjadinya
kontak antara pelarut
dengan bahan
sehingga dari
keduanya akan terjadi pengendapan
massa secara difusi sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi larutan di
dalam dan
diluar bahan ekstraksi
(Mamonto, dkk, 2014).
Dimasukkan batu didih kedalam
labu didih yang sudah berisikan pelarut
kloroform, bertujuan untuk meratakan
panas sehingga panas menjadi
homogen pada seluruh bagian larutan,
untuk menghindari titik lewat didih.
Pori-pori dalam batu didih akan
membantu penangkapan udara pada
larutan
dan
melepaskannya
ke
permukaan
larutan
(ini
akan
menyebabkan timbulnya gelembunggelembung kecil pada batu didih).
Tanpa batu didih, maka larutan yang
dipanaskan akan menjadi superheated
pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba
akan mengeluarkan uap panas yang
bisa menimbulkan letupan/ledakan
(bumping) (Kusuma, 1983). Proses
ekstraksi soxhlet dilakukan pada suhu
65C karena diketahui bahwa titik didih
koroform adalah 61,2C.
Ekstrak yan diperoleh dari
proses ekstraksi soxhlet kemudian
dilakukan
pemisahan
terhadap
pelarutnya
dengan
proses
destilasi.Menurut
Walangare,
dkk
(2013) Destilasi merupakan suatu
perubahan cairan menjadi uap dan uap
tersebut di dinginkan kembali menjadi
cairan. Destilasi sederhana atau

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

destilasi
biasa
adalah
teknik
pemisahan kimia untuk memisahkan
dua atau lebih komponen yang
memiliki perbedaan titik didih yang
jauh.Suatu campuran dapat dipisahkan
dengan destilasi biasa ini untuk
memperoleh senyawa murni.
Pada proses destilasi juga
digunakan batu didih kedalam labu
destilasi,
karena
pada
proses
soxhletasi dan destilasi menggunakan
suhu
tinggi
pada
proses
pemisahannya,
sehingga
mengakibatkan besarnya tekanan yang
ada didalam labu sehingga perlu
dilakukan penambahan batu didih
sehingga
tidak
menyebabkan
letupan/ledakan (bumping). Proses
pemisahan ini dilakukan sampai
pelarut didalam labu habis. Selanjutnya
ditampung destilat yang terbentuk.
Residu dikeringkan didalam oven
fungsi pengeringan adalah untuk
menghilangkan
kadar
air
yang
terkandung didalam ekstrak. Setelah
dilakukan pengeringan didalam oven.
Kemudian residu dikeringkan didalam
desikator berfungsi sebagai tempat
menyimpan sampel yang harus bebas
air, mengeringkan padatan, dan dapat
juga
digunakan
untuk
melestarikan kelembaban-sensitif
untuk
melindungi
bahan
kimia
yang higroskopis atau yang bereaksi
dengan air dari kelembaban, untuk
mempertahankan kelembaban bahan
yang peka terhadap pengaruh udara
lembab. Jika benda yang dikeringkan
terkena lembab maka otomatis kadar
air bahan meningkat lagi (Kusuma,
1983).

Gambar 1.4 Ekstrak Hasil Destilasi

Gambar 1.5 Pelarut hasil Destilasi


Gliserol mempunyai tiga gugus
hidroksi (-OH), maka diperlukan tiga
buah asam lemak untuk membentuk
satu ester.Secara sederhana, reaksi
pembentukan
trigliserida
adalah
pemutusan beberapa ikatan dan
membentuk ester dan hasil samping
berupa air.Sebagai contoh adalah
pembentukan tilaurogliserol.Pertama,
ikatan C-OH dari asam lemak dan
ikatan
O-H
dari
gliserol
terputus.Dengan demikian, -OH dari
asam lemak bergabung dengan H
dari
gliserol
membentuk
HOH

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

(air).Selanjutnya
oksigen
gliserol
membentuk ikatan dengan asam lemak
sehingga membentuk gugus ester.
Keseluruhan proses terulang sampai
tiga kali membentuk tiga buah gugus
fungsi ester dan tiga molekul air (Pine,
1986)

Jika kandungan ketiga asam


lemak dalam trigliserida yang terbentuk
adalah sama (R1=R2=R3), maka
trigliserida
tersebut
merupakan
trigliserida sederhana. Tetapi, jika
salah satu asam lemak penyusunnya
tidak sama, maka trigliserida tersebut
merupakan trigliserida campuran. Sifat
jenuh atau tidak jenuh dari asam lemak
itu sendiri dapat dilihat dari ada
tidaknya ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbon.
Jika
pada
rantai
hidrokarbonnya
terdapat
ikatan
rangkap, maka asam lemak tersebut
disebut asam lemak tidak jenuh, dan
apabila tidak terdapat ikatan rangkap
pada rantai hidrokarbonnya, maka
disebut asam lemak jenuh (Arita, dkk,
2008)
Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan diperoleh berat ekstrak
dari buah kelapa sawit tersebut
sebanyak 4,13 gram. Dimana dari hasil

berat ekstrak yang didapati kadar


rendemen minyak sebesar 16,52%.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas
dapat disimpulkan bahwa ekstraksi
suatu zat dari bahan yang terdapat di
alam yaitu buah kelapa sawit, dapat
dilakukan dengan metode ekstraksi
soxhlet
yang
didasarkan
pada
pemanasan, dan penggunaan pelarut
panas
secara
terus-menerus.
Selanjutnya ekstrak yang ditampung
kemudian didestilasi, didapati ekstrak
buah kelapa sawit sebesar 4,13 gram,
dan
rendemen
minyak
sebesar
16,52%.
DAFTAR PUSTAKA
Arita, Susila, Meta. Berilian.Dara., dan
Jaya.
Irawan.,
2008,
Pembuatan Metil Ester Asam
Lemak
Dari
Cpo
Off
Gradedengan
Metode
Esterifikasi-Transesterifikasi, J.
Teknik Kimia, Vol. 15 (2) : 35
Daintith, J, 1994, Kamus Lengkap
Kimia, Erlangga, Jakarta.
Fessenden, R. J dan Fessenden, J. S.,
1992, Kimia Organik, Erlangga,
Jakarta.
Gandasasmita, Komarsa., dkk, 2009,
Hubungan Karateristik Lahan
Dengan
Produktivitas
TBS
(Studi
Kasus
pada
PT.
Perkebunan Nusantara VIII
Cimulang, Bogor), Jurnal Tanah
dan Lingkungan, Vol. 11, No. 1 :
(21-31) ISSN 1410-7333.
Herlina, N., dan Hendra, S. G. M.,
2002, Lemak dan Minyak ,

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

Jurusan
Teknik
Kimia,
Universitas Sumatera Utara.
Kusuma, S. 1983, Pengetahuan
Bahan-Bahan, Jakarta : Bumi
Aksara.
Ketaren, S, 2005, Teknologi Minyak
dan Lemak Pangan, Jakarta :
Universitas Indonesia.
Mamonto, Siti, Iqroma, Runtuwene. M.
R. J., Wehantouw. Frenly,
2014.Aktivitas
Antioksidan
Ekstrak Kulit Biji Buah Pinang
Yaki (Areca Vestiaria Giseke)
Yang Di Ekstraksi Secara
Soklet. Jurnal Ilmiah Farmasi,
Vol. 3. No. 3 : (263-272). ISSN
2301-2493.
Melwita, Elda, Fatmawati, Santy
Oktaviani,2014,
Ekstraksi
Minyak Biji Kapuk Dengan
Metode
Ekstraksi
Soxhlet,
Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol.
20 : (20-27).

Pine, Stanley, 1986, Kimia Organik I.


Jakarta : Erlangga.
Saridewi, W. L, 2011, Ekstraksi dan
Maserasi,
Media
Pustaka,
Jakarta.
Sediawan, Wahyudi., Budi, 2000,
Berbagai Teknologi Proses
Pemisahan,
Prosiding
Presentasi Ilmiah Daur Bahan
Bakar Nuklir V. ISSN 14101998.
Walangare, K. B. A, Lumenta, A. S. M,
Wuwung, J. O., dan Sugiarso.
B. A, 2013. Rancang Bangun
Alat Konversi Air Laut Menjadi
Air Minum Dengan Proses
Destilasi
Sederhana
Menggunakan
Pemanas
Elektrik, e-Jurnal Teknik Elektro
dan Komputer.

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Praktikum Reaksi Senyawa Organik II

Perhitungan
Diketahui :

Nuri Annisa H1031151028


EKSTRAKSI

Massa Teori = 25 gram


Massa Petri Kosong = 34,27 gram
Massa Petri + Sampel = 38,40 gram
Ditanya : Massa Sampel = ?
Massa Sampel = Mpetri + Sampel - Mpetri kosong
=38,40 gram 34,27 gram
= 4,13 gram
Ditanya : % Rendemen = ?
% Rendemen = Massa Sampel x 100%
Massa Teori
= 4,13 gram
x 100%
25 gram
= 16,52 %

Anda mungkin juga menyukai