Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

EKSTRAKSI PADAT CAIR

Disusun Oleh:

Ade Cristy Paundanan

2208511025

Kelompok 4A

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
I. Pendahuluan
1.1 Tujuan
1. Mempelajari pemisahan senyawa dari padatan dengan ekstraksi
2. Mengisolasi senyawa dari daun teh dengan ekstraksi soxhlet
3. Mempelajari pemurnian senyawa dengan cara destilasi biasa
4. Mempelajari prinsip ekstraksi metode soxhletasi
5. Mengidentifikasi hasil

1.2 Dasar Teori


Salah satu teknik pemisahan yang sering digunakan adalah ekstraksi.
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari
jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari tertentu.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat
aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian, hingga memenuhi baku yang ditetapkan (Berghuis, 2015).
Ekstraksi terbagi atas dua jenis yaitu ekstraksi dingin atau maserasi dan
ekstraksi panas contohnya dengan ekstraksi soxhlet. Perbedaan dari kedua jenis
ekstraksi ini adalah terletak pada tekniknya, dimana untuk ekstraksi dingin
tidak menggunakan proses pemanasan pada sampel melainkan dengan cara
merendam sampel dalam pelarut. Sedangkan ekstraksi panas dilakukan dengan
pemanasan. Jika suatu komponen dari campuran merupakan padatan yang
sangat larut dalam pelarut tertentu dan komponen yang lain secara khusus tidak
larut, maka proses pemisahan dapat dilakukan dengan pengadukan sederhana
dan dengan pelarut tertentu yang diikuti dengan proses penyaringan. Akan
tetapi bila komponen terlarut sangat sedikit larut atau disebabkan oleh
bentuknya sehingga proses pelarutan sangat lambat, maka perlu dilakukan
pemisahan dengan ekstraksi soxhlet (Zubrick, 2013).
Ekstraksi padat-cair atau leaching adalah proses pemisahan zat yang
dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat
larut (inert) dengan menggunakan pelarut cair. Proses yang terjadi didalam
leaching ini biasanya disebut juga dengan difusi. Faktor-faktor yang
berpengaruh pada proses leaching adalah jumlah konstituen (solute) dan
distribusinya dalam padatan, sifat padatan, dan ukuran partikel. Mekanisme
proses leaching dimulai dari perpindahan solven dari larutan ke permukaan
solid (adsorpsi), diikuti dengan difusi solven ke dalam solid dan pelarutan
solute oleh solven, kemudian difusi ikatan solut-solven ke permukaan solid,
dan desorpsi campuran solut-solven dari permukaan solid kedalam badan
pelarut (Mukhriani, 2014).
Pada ekstraksi padat cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkan dari bahan padat dengan bahan pelarut. Pada ekstraksi yaitu pada
bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-
kapiler dalam bahan padat dan melaritkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan
konsentrasi yang tinggi terbentuk dibaian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara
difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi anatara larutan tersebut dengan
larutan luar bahan padat. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai
unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang paling tinggi pada ekstraksi
padat-cair yaitu (William & Masters, 2013):
1. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase
padat dan fase cair.
2. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju
alir bahan ekstraksi.
3. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) dari pada umumnya untuk kerja ekstraksi
Ekstraksi padat-cair. Ekstraksi ini bertujuan untuk menyari senyawa
yang dikendaki dari bahan padat dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
Dengan demikian, agar ekstraksi dapat berhasil dengan baik, harus diketahui
sifat senyawa yang akan diekstraksi terutama kelarutannya. Kelarutan suatu
senyawa berkaitan dengan keporannya, senyawa yang polar biasanya larut
dalam pelarut polar pula. Pelarut etanol sering digunakan sebagai pelarut untuk
ekstraksi apabila belum diketahui pelarut spesifik untuk senyawa yang di
ekstraksi, karena etanol merupakan tergolong etanol yang universal.
Berdasarkan teknik pelaksanaannya, ekstraksi padat cair dikelompokkan
menjadi (Sowandi, 2016):
a. Ekstraksi padat-cair tidak sinambung (discontinue) misalnya: dengan cara
maserase atau perendaman.
b. Ekstraksi padat-cair secara sinambung (continue) misalnya: ekstraksi
dengan alat soxhlet.
Soxhletasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengisolasi
minyak lemak. Soxhletasi merupakan ekstraksi padat-cair berkesinambungan,
disebut ekstraksi padat cair karena substansi yang diekstrak terdapat didalam
campuran yang berbentuk padat, sedangkan disebut berkesinambungan karena
pelarut yang sama dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai
(Berghuis, 2015).
Prinsip dari ekstraksi soxhlet adalah minyak dan pelarut dipisahkan
dengan cara destilasi. Selain ekstraksi, dalam ekstraktor soxhlet melalui tahap-
tahap evaporasi, kondensasi dan pengekstraksian. Campuran yang diperoleh
dipisahkan dari pelarut dengan evaporator vakum, kemudian zat hasil yang
berupa cairan ditimbang dan ditentukan berat jenis minyak yang sudah
diuapkan di bawah 103ºC. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi
diantaranya tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu
pelarut, tipe pelarut (Padede dkk, 2013).
Keuntungan dari metode ini antara lain menggunakan pelarut yang
lebih sedikit karena pelarut tersebut akan dipakai untuk mengulang ekstraksi
dan uap panas tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa samping.
Metode ini juga memiliki beberapa kelemahan antara lain tidak dapat
digunakan pada bahan yang mempunyai tekstur yang keras, selain itu
pengerjaannya rumit dan lama. Ekstraksi dengan menggunakan soxhlet pada
umumnya digunakan aseton dan alkohol sebagai pelarut untuk menguapkan
bahan yang akan diekstrak.

II. Metode Penelitian


2.1 Alat dan Bahan
1. Alat
1. Neraca teknis
2. Spatula
3. Cawan petri
4. Corong gelas
5. Labu alas bulat
6. Satu set alat ekstraksi soxhlet
2. Bahan
1. Daun teh 15 gram
2. Etanol
3. Vaselin
4. Kertas saring
5. Batu didih

2.2 Cara Kerja

Daun teh ditimbang sebanyak 15 gram dan digerus hingga menjadi serbuk.
Daun teh yang telah halus dibungkus dengan kertas saring dan ujung atas dan
bawah ditutup dengan kapas bebas lemak.
Serbuk teh yang telah dibungkus dengan kertas saring
kemudian dimasukkan kedalam alat Soxhlet. Dimasukan
etanol Sebanyak 60% dari volume labu kemudian ekstraksi
dilakukan Sebanyak 3 kali.

III. Hasil dan Pembahasan

Hasil
No. Percobaan Sirkulasi Waktu (menit)
Kondensor Labu
1 1 16.00 Hijau Kekuningan Hijau Lumut
Ekstraksi
2 2 40.00 Hijau Lumut Hijau Kehitaman
IV. Simpulan
Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemisahan metode eksraksi padat cair yaitu analisis mengenai pemisahan
senyawa dari padatan untuk diambil suatu ekstrak. Pada percobaan ini
digunakan metode ekstraksi dengan alat soxhlet yang dilakukan dengan
cara memasukkan sampel ke selongsong dan kemudian dimasukkan pelarut
dan sirkulasi yang terjadi selama 2 kali.
2. Senyawa yang terisolasi dapat diketahui dari perubahan pelarut yang
digunakan. Sebelum ekstraksi, pelarut berwarna bening sedangkan saat
setelah ekstraksi, pelarut berubah warna menjadi hijau kehitaman yang
menandakan bahwa pelarut telah mengikat senyawa yang ada dalam
sampel daun teh.
3. Destilasi biasa adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan dan kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
destilasi campuran zat didihkan sehingga menguap kemudian di dinginkan
kembali dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih rendah akan
menguap lebih dulu.
4. Prinsip Soxhletasi adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil
yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Pelarut
organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang-
ulang.
5. Hasil ekstraksi yang di dapatkan adalah terjadinya perbedaan warna dari
pelarut yang digunakan pada setiap sirkulasi yang di lakukan. Perbedaan
warna yang ada di dalam kondensor maupun di dalam labu.
DAFTAR PUSTAKA

Berghuis, N. T. (2015). Modul Praktikum Kimia Organik I. UIN Sunan Gunung


Djati. Bandung.

Chadijah, S. (2014). Pemisahan Kimia. UIN Press. Makassar.

Mukhriani. (2014). Ekstraksi, pemisahan senyawa dan identifikasi senyawa aktif.


Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan. UIN Alaudin. Makassar.

Pardede., Ratnawati., Martono, A. (2013). Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin dari


Kulit Kemiri (Alleurites mollucana Willd). Media Sains 5 (1). pp. 1-6.
ISSN 2085-3548.

Sowandi, A. (2016). Petunjuk Paktikum Kimia Organik. Universitas Surabaya.


Surabaya.

William, K. L., & Masters, K. M. (2013). Macroscale and Microscale Organic


Experiments 6 edition. Brooks/Cole Cengage Learning. USA.

Zubrick, J. W. (2013). Teh Organic Chem Lab Survival Manual. John Wiley &
Sons, Inc. USA.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tugas dan Soal


1. Sebutkan syarat pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi!
Jawab: Syarat pelarut yang digunakan, yaitu:
1. Memiliki polaritas yang sama
2. Harus dapat mengektraksi substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainya
3. Selektif, dapat melarutkan semua zat wangi dengan cepat,
sempurna dan sedikit mungkin melarutkan bahan lain
4. Mempunyai titik didih yang rendah dan seragam
5. Tidak larut dalam air
6. Bersifat innert dan tidak mudah terbakar
7. Harga pelarut murah
2. Apa yang dimaksud dengan lemak/ minyak dan bagaimana indentifikasinya?
Jawab: Lemak adalah senyawa kimia yang tidak larut dalam air yang disusun
oleh unsur karbon C dan oksigen O. lemak hanya larut dalam larutan
non polar seperti kloroform, eter, benzene. Cara mengindetifikasinya
dengan melakukan hidrolisis lemak.
3. Bagaimana saudara menentukan ekstraksi yang saudara lakukan sudah dianggap
selesai?
Jawab: Ketika zat yang kita ekstraksi diperoleh hasil yang lebih pekat dan
mendapatkan persentase hasil mendekati 100% dari hasil percobaan.
4. Berikan contoh beberapa proses ekstraksi padat – cair yang saudara ketahui!
Jawab: Ekstraksi minyak kemiri dengan metode soxhlet, Ekstraksi minya atsiri
dari tanaman sereh dengan menggunakan pelarut N-Heksane.
5. Apa fungsi penambahan Natrium Sulfat Anhidrat dalam proses ekstraksi?
Jawab: Fungsi penambahan Natrium Sulfat Anhidrat adalah untuk memurnikan
hasil yang telah diekstraksikan dan mencegah penguapan
Lampiran 2. Dokumentasi praktikum

Menimbang sampel Sampel digerus Merangkai alat


soxhlet

Menuangkan pelarut Proses ekstraksi Pada saat sirkulasi


berlangsung satu

Pada saat sirkulasi


dua

Anda mungkin juga menyukai