Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

SOKLETASI
Dosen pengampu : Ibu Endra Pudjiasuti, M. Farm., Apt.

Disusun oleh :
EMA FIRJATULLAH MURSYID
NIM 202004066
KELAS 4C

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari
campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju ekstraksi adalah: tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas
pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut (Rachman, 2009).
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi
keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel (Rachman, 2009).
Soxletasi merupakan proses pemisahan (ekstraksi padatan) suatu bahan alam dengan
pelarut organic yang menggunakan alat soxlet, Pada umumnya digunakan untuk
memisahkan lemak dan minyak nabati.
II. Tujuan Praktikum
1. Memahami prinsip kerja ekstraksi soxhlet.
2. Mampu melakukan ekstraksi dengan perangkat sochlet dilaboratorium kimia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pengertian Metode Soxhletasi


Soxhletasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak
lemak. Soxhletasi merupakan ekstraksi padat-cair berkesinambungan, disebut ekstraksi
padat cair karena substansi yang diekstrak terdapat didalam campuran yang berbentuk
padat, sedangkan disebut berkesinambungan karena pelarut yang sama dipakai berulang-
ulang sampai proses ekstraksi selesai. Keuntungan dari metode ini antara lain
menggunakan pelarut yang lebih sedikit karena pelarut tersebut akan dipakai untuk
mengulang ekstraksi dan uap panas tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa
samping. Metode ini juga memiliki beberapa kelemahan antara lain tidak dapat
digunakan pada bahan yang mempunyai tekstur yang keras, selain itu pengerjaannya
rumit dan lama. Ekstraksi dengan menggunakan soxhlet pada umumnya digunakan
aseton dan alkohol sebagai pelarut untuk menguapkan bahan yang akan
diekstrak.(Pramudono,dkk 2008).
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi (Sudjadi, 1986):
1. Pelarut yang mudah menguap seperti: n-heksan, eter, petroleum eter,
metilklorida dan alcohol
2. Titik didih pelarut rendah
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi Pelarut tersebut akan terpisah
dengan cepat setelah pengocokan
5. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar
A. Keunggulan dari metode sokletasi ini adalah sebagai berikut (Wulandari,
2011):
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang
2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit
3. Proses sokletasi berlangsung cepat
4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit
5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
B. Kelemahan dari metode sokletasi ini adalah sebagai berikut (Wulandari, 2011):
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang
mudahrusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi
penguraian
2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi
meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap
II. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman
Dalam taksonomi tumbuhan, temu putih dikelompokkan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma zedoaria.

Tumbuhan ini berupa terna tahunan, tinggi mencapai 2 m, tumbuh tidak berkelompok.
Daun berbentuk lanset memanjang berwarna merah lembayung di sepanjang tulang
tengahnya. Bunga keluar dari rimpang samping, menjulang ke atas membentuk bongkol
bunga yang besar. Mahkota bunga berwarna putih, dengan tepi bergaris merah tipis atau
kuning. Rimpang berwarna putih atau kuning muda, rasa sangat pahit (Windono dkk,
2002).
Berdasarkan hasil penelitian, temu putih mengandung minyak atsiri, sineol, kamfena,
borneol, kamfer, curcumin, curcumemone, curcumol, curdione, zedoarin, gum, resin,
sesquiterpenol. Minyak atsiri yang dikandung oleh temu putih berkhasiat sebagai
antiseptik, melancarkan pencernaan, membantu mencegah perut kembung, sekaligus
berfungsi menenangkan saraf. Resin berkhasiat antiseptik dan antifungial. Karakteristik
curcumemone dan zedoarin dalam temu putih berkhasiat menstimulasi indra perasa,
dimana indra perasa kemudian melakukan stimulasi nafsu makan. Curcumin berkhasiat
antioksidan dan antiradang. Adapun curcumol dan curdione memiliki khasiat sebagai
antikanker. Karakteristik pahit temu putih berkhasiat menstimulasi sekresi kelenjar saliva
dan organ pencernaan. Kamfer dan kamfena berkhasiat sebagai antibakteri. Gum
berkhasiat sebagai protektor jaringan organ tubuh yang teriritasi sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan (Wijayakusuma, 2011).
III. Instrumen Soxhletasi

Nama-nama instrumen sokletasi dan fungsinya adalah:


1. Kondensor berfungsi sebagaipendingin, dan juga untuk
mempercepat proses pengembunan
2. Timbal/klonsong berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya,
3. Pipa F/vapor berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses
penguapan,
4. Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh
kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus,
5. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah bagi ekstrak dan pelarutnya,
6. Hot plate atau penangas berfungsi sebagaipemanas larutan,
7. Water in sebagai tempat air masuk,
8. Water out sebagai tempat air keluar (Azam Khan: 2012)
PRAKTIKUM IV

PRAKTIKUM METODE SOXKLETASI

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa mampu melakukan cara ekstraksi dengan metodesokletasi
II. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
- Alat Soxletasi
- Beker glass
- Batang pengaduk
- Corong
- Gelas Ukur
- Pipet Volume
- Kertas Saring
- Benang
- Cawan Porselen
- Sudip
- Waterbath

B. BAHAN
Serbuk simplisia Temu Putih
III. CARA KERJA
1. Dipasang alat sokletasi
2. Kemudian 20 gram serbuk simplisia dibungkus dengan kertas saring
3. Ikat dengan benang, kemudian dimasukkan kedalam alat soklet
4. Tambahkan 200 ml pelarut etanol 70% ke dalam labu soklet
5. Lakukan sokletasi dengan suhu 600C sampai tetesan siklus tidak berwarna lagi
6. Ekstrak cair yang diperoleh kemudian diuapkan diatas waterbath sampai
terbentuk ekstrak kental
7. Kemudian dihitung rendemennya.
Rumus rendemen adalah sebagai berikut :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Organoleptis Simplisia Temu Putih

Simplisia Ekstrak
Bentuk Serbuk Cairan kental
Warna Kuning pucat Coklat kehitaman
Berat 20 gram 4,5 gram

2. Hasil perhitungan presentase rendemen simplisia


Bobot ekstrak yang didapat
% Rendemen = x 100%
Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi
4,5 gram
= x 100
20 gram

= 22,5 %
Rendemen merupakan perbandingan antara hasil banyaknya metabolit yang
didapatkan setelah proses ekstraksi dengan berat sampel yang
digunakan. Rendemen dikatakan baik jika nilainya lebih dari 20%. Oleh karena
itu rendemen ekstrak kasar yang didapatkan dinyatakan baik karena hasil rendemen
>20%.
3. Pada percobaan kali ini kami terlebih dahulu memasang alat sokletasi yang akan
dipakai, disarankan untuk melakukan didekat wastafel untuk memudahkan
pembuangan air dan mendapatkan sumber air mengalir. Bungkus serbuk simplisia
yang akan digunakan menggunakan kertas saring, simplisia yang kami gunakan
dalam praktikum ini adalah Temu Putih serbuk simplisia ini berwarna kuning pucat
sehingga ketika dilarutkan dengan etanol warna tidak terlihat perbedaannya dengan
air dalam intrumen, lebih baik jika menggunakan simplisia yang berwarna agar
terlihat alirannya pada instrument sokletasi. Lakukan sokletasi pada suhu 600C,
kemudian tunggu hingga 1 siklus. Ekstrak yang terdapat di labu alas kemudian kita
panaskan diatas waterbath hingga menjadi ekstrak kental yang berwarna coklat
kehitaman, lalu dihitung rendemen ekstrak kental.
V. KESIMPULAN
1. Persentase rendemen ekstrak kental simplisia temu putih adalah 22,5 %. Hal ini telah
memenuhi persyaratan rendemen yang baik yaitu diatas 20%.
2. Ekstrak kental yang dihasilkan berwarna cokelat kehitaman
VI. LAMPIRAN PRAKTIKUM
GAMBAR KETERANGAN
Serbuk simplisia temu putih

Instrumen Sokletasi
Proses Pemanasan

Hasil setelah sokletasi 1 siklus


DAFTAR PUSTAKA

1. https://pdfcoffee.com/laporan-soxhlet-fix-1-pdf-free.html
2. https://jamalsaripa.blogspot.com/2018/10/v-behaviorurldefaultvmlo_18.html
3. http://prasko17.blogspot.com/2015/06/temu-putih-deskripsi-klasifikasi-kandungan-
manfaat.html
4. http://repository2.unw.ac.id/696/10/BAB%20V.pdf

Anda mungkin juga menyukai