berbagai cara. Ekstrak yang diperoleh sesudah pemisahan cairan dari residu
tanaman obat dinamakan micela. Micelle ini dapat diubah menjadi bentuk obat
siap pakai, seperti ekstrak cair dan tinctura atau sebagai produk/bahan antara yang
selanjutnya dapat diproses menjadi ekstrak kering.(Agoes.G,2007)
Metode Ekstraksi
1. Ekraksi Dengan Pelarut
*Cara dingin => Maserasi dan Perkolasi
*Cara panas => Refluks, Soxhlet, Digesti, Infus, Dekok
2. Destilasi
*Destilasi air & uap
3. Ekstraksi dengan cara lain
Pada praktikum kali ini, kelompok kami menggunakan metode ekstraksi
maserasi. Proses maserasi merupakan proses sederhana untuk mendapatkan
ekstrak dan diuraikan dalam kebanyakan farmakope. Cara ini digunakan untuk
skala kecil maupun skala industri. Proses yang paling sederhana hanya
menuangkan pelarut pada simplisia (Pemilihan pelarut yang sesuai akan
memberikan efektifitas yang tinggi). Sesudah mengatur waktu sehingga sesuai
untuk tiap tiap bahan tanaman (simplisia), ekstrak dikeluarkan, dan ampas hasil
ekstraksi dicuci dengan pelarut yang segar sampai didapat berat yang sesuai.
Prosedur ini sama dengan pembuatan tinctur atau ekstrak khusus, dan kadang
kadang merupakan satu satunya prosedur untuk tanaman yang mengandung zat
berlendir (musilago) tinggi. Sebetulnya cara ini tidak begitu berguna karena tidak
pernah dapat menarik zat berkhasiat dari tanaman secara sempurna. Ampas
menahan sejumlah besar solute, yang untuk perolehanya harus dilakukan proses
pemerasan (penekanan) atau cara sentrifugasi dan metode ini digunakan untuk
mencari komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari dan tidak
mengandung benzoin, tiraks dan lilin.(Agoes.G,2007). Keuntungan dan kerugian
metode maserasi ini adalah sebagai berikut :
Keuntungan
*Dapat digunakan untuk sampel tekstur yang lunak
*Pemanasannya dapat diatur
Kerugian
: Psidii Folium
: Psidium guajava
: Daun jambu biji
: Myrtaceae
: Tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak, asam
malat asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat,
asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin
: Antidiare, Diabetes mellitus, maag, masuk angin,
Khasiat
E. CARA KERJA
F. HASIL PENGAMATAN
No.
1.
Tanggal
3 Oktober 2011
Kegiatan
Merendam simplisia daun jambu biji
2.
4 Oktober 2011
3.
5 Oktober 2011
Mengaduk simplisia
4.
6 Oktober 2011
Mengaduk simplisia
5.
8 Oktober 2011
Menyaring simplisia
Rotavapour maserat
kecepatan= 200 rpm)
= 200 gram
= 1500 ml
= 1150 ml
= 120,52 gram
= 160,41 gram
Gambar :
(suhu=50C,
Tahap penyaringan
Maser
G. PEMBAHASAN
6. PEMBAHASAN
tersebut lebuh mudah diamati dan direaksikan. Tujuan yang ke tiga ialah dengan
sediaan berbentuk ekstrak akan dapat mudah dibuat menjadi sediaan farmasi
lainnya. Contohnya ialah ekstrak belladona yang diambil dari atropa belladon.
Dengan sediaan berbentuk ekstrak akan mudah untuk dibuat sediaan pil, puyer
dan lainnya.
Setelah didapatkan ekstrak yang kental dari Psidii Folium, tahap
selanjutnya adalah skiring fitokimia. Tujuannya adalah untuk mengetahui
berbagai macam zat yang terkandung dalam psidii folium dengan berbagai macam
metode identifikasi.
I. KESIMPULAN
1. Tujuan dari proses ekstraksi ialah untuk meningkatkan konsentrasi zat aktif,
mengawetkan, identifikasi dan mempermudah untuk membentuk berbagai
sediaan farmasi karena dalam bentuk ekstraknya.
2. Metode maserasi merupakan metode ekstraksi dengan prinsip ekstraksi
sampai setimbang antara konsentrasi di dalam dan di luar sel.
3. Proses ekstraksi dengan metode maserasi merupakan metode yang paling
mudah dilakukan karena memakai alat yang sederhana.
4. Salah satu cara untuk menentukan apakah proses maserasi sudah selesai dan
perlu dihentikan ialah dengan pemberian indikator (biasanya indikator
warna).
5. Pelarut yang digunakan dalam metode maserasi harus dapat melarutkan zat
aktif yang akan diekstrak.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes.G.2007. Teknologi Bahan Alam.21,38 39.Bandung : ITB Press
Harborne,J.B.1994. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB
LAMPIRAN