Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA I

PRAKTIKUM II
METODE EKSTRAKSI

OLEH :

NAMA

: NABILA SARASWATI H.

NIM

: O1A1 14 029

KELOMPOK

: V (LIMA)

KELAS

:B

ASISTEN

: NUR AFIDAH ANAS

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016

PERCOBAAN II
METODE EKSTRAKSI
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip terekstraksinya komponen kimia dari bahan alam
2. Mengenal jenis-jenis metode ekstraksi kimia bahan alam
3. Mampu melakukan ekstraksi komponen kimia dari bahan alam
B. Tinjauan Pustaka
Keanekaragaman sumber daya hayati Indonesia merupakan sumber alam yang sangat
potensial untuk menghasilkan berbagai ragam senyawa bioaktif baik yang berasal dari
tumbuhan maupun hewan. Kekayaan ini merupakan peluang sekaligus tantangan dalam upaya
pemanfaatan produk alam sebagai bahan makanan, keperluan industri farmasi, pertanian dan
lingkungan (Fitrya, 2010).
Definisi obat tradisional ialah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional
Indonesia atau obat asli Indonesia yang lebih dikenal dengan nama jamu, umumnya campuran
obat herbal, yaitu obat yang berasal dari tanaman. Bagian tanaman yang digunakan dapat
berupa akar, batang, daun, umbi atau mungkin juga seluruh bagian tanaman (Dewoto,2007).
Pengembangan obat tradisional diusahakan agar dapat sejalan dengan pengobatan
modern. Menteri Kesehatan Republik Indonesia mendukung pengembangan obat tradisional,
yaitu fitofarmaka, yang berarti diperlukan adanya pengendalian mutu simplisia yang akan
digunakan untuk bahan baku obat atau sediaan galenik. Salah satu cara untuk mengendalikan
mutu simplisia adalah dengan melakukan standarisasi simplisia. Standarisasi simplisia
mempunyai pengertin bahwa simplisia yang digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus
memenuhi persyaratan tertentu. Parameter mutu simplisia meliputi susut pengeringan, kadar
air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol.
Untuk uji kebeneran bahan dilakukan uji makroskopik (Febriani dkk, 2015).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya

dengan

menggunakan pelarut (Utami,2015). Sedangkan ekstrak adalah sediaan kering, kental atau
cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar
pengaruh cahaya matahari langsung (Ditjen POM,1979).
Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional adalah metode
ekstraksi. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan senyawa yang alan
diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu ditentukan terlebih dahulu.
Ada beberapa target ekstraksi diantaranya : 1) senyawa bioaktif yang tidak diketahui, 2)

senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme, 3) sekelompok senyawa dalam suatu
organisme yang berhubungan secara struktural. Ada beberapa jenis-jenis metode ekstraksi
yang dapat digunakan yaitu maserasi,perkolasi,soxhlet,refluks,destilasi uap dan infusa
(Mukhriani,2014).
Teknik untuk mendapatkan ekstrak dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Maserasi dan ekstraksi sinambung merupakan dua metode ekstraksi yang lazim digunakan.
Maserasi adalah proses penyarian dengan cara perendaman serbuk dalam air atau pelarut
organik sampai meresap yang akan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang
terkandung di dalamnya akan terlarut. Sedangkan ekstraksi sinambung adalah ekstraksi
dengan cara panas yang umumnya menggunakan soxhlet, sehingga terjadi ekstraksi
berkesinambungan dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik
(Daud dkk,2011).
Ada beberapa syarat pelarut yang digunakan dalam ekstraksi yaitu: 1) harus dapat
melarutkan semua zat dengan cepat dan sempurna dan sedikit mungkin melarutkan bahan
seperti lilin,pigmen,serta pelarut harus bersifat selektif, 2) harus mempunyai titik didih yang
cukup rendah agar pelarut mudah di uapkan tanpa menggunakan suhu tinggi, 3) pelarut tidak
boleh larut dalam air, 4) pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan
komponen minyak, 5) pelarutharus mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan
tidak akan tertinggal dalam minyak, 6) harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak
mudah terbakar. Contoh pelarut yang biasa digunakan dalam ekstraksi yaitu etanol dan nheksana (Munawaroh dkk,2010).

C. Alat dan Bahan


1) Alat
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
- Seperangkat alat maserasi
- Gelas kimia
- Blender
- Batang pengaduk
2) Bahan
Bahan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
- Pelarut organik

- Serbuk simplisia (Jatropha cortex)


- Kertas saring
- Air suling

D. PROSEDUR KERJA
1. Metode Maserasi
Metode maserasi
- Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
-

Ditimbang 100 gr sampel yang telah dipotong-potong kecil dan


kemudian dimasukkan kedalam toples
Dimasukkan pelarut methanol sebanyak 500 ml kedalam toples yang
berisi sampel
Ditutup toples dengan menggunakan alumunium foil dan kemudian
ditutup rapat dengan penutupnya
Dibiarkan selama 24 jam atau lebih proses maserasi sehingga zat
aktif telah terekstraksi semua
Disaring sampel dan ditampung, kemudian uapkan
dengan
menggunakan rotavapor
Diperoleh ekstrak dari hasil rotavapor lalu diuapkan hingga kering
(ekstrak metanol) kemudian ditimbang
Diidentifikasi senyawa dengan menggunakan metode Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) dengan menggunakan eluen nonpolar polar
dengan penampak noda oleh sinar UV serta pereaksi H2SO4 10%.

Hasil Pengamatan

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1) HASIL PENGAMATAN
NO

NAMA
SAMPEL

1.

ORGANOLEPTIS

BOBOT

BOBOT
EKSTRAK

RASA

WARNA

BAU

SIMPLISIA

Pahit

Coklat

Khas batang

150 gram

pekat

kehijauan

RENDAMEN

Jatropha cortex
(Jarak Merah)

2) GAMBAR
FOTO TANAMAN

LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

FOTO SIMPLISIA
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

NAMA TANAMAN : Jarak Merah

NAMA LATIN

NAMA LATIN

NAMA SIMPLISIA : Jatropha Cortex

: Jatropha gossypifolia

FOTO SIMPLISIA KERING


LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

: Jatropha gossypifolia

FOTO SIMPLISIA YANG TELAH DI


HALUSKAN
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

NAMA LATIN

: Jatropha gossypifolia

NAMA SIMPLISIA : Jatropha Cortex

NAMA LATIN

NAMA SIMPLISIA : Jatropha Cortex

FOTO SIMPLISIA YANG TELAH DICAMPUR


DENGAN PELARUT

LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

NAMA LATIN

: Jatropha gossypifolia

: Jatropha gossypifolia

NAMA SIMPLISIA : Jatropha Cortex

3) PEMBAHASAN
Ekstraksi

merupakan

proses

pemisahan

bahan

dari

campurannya

dengan

menggunakan pelarut. Sedangkan ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat
dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh
cahaya matahari langsung.
Macam-macam ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah ekstraksi cara
dingin dan ekstraksi cara panas. Dimana ekstraksi cara dingin artinya tidak ada proses
pemanasan selama proses skstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya
senyawa

yang

dimaksud

karena

pemanasan.

Jenis

ekstraksi

dingin

adalah

perkolasi,maserasi,dan soxletasi. Sedangkan ekstraksi cara panas artinya metode ini tidak
melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat
proses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodenya adalah refluks,destilasi uap
air,infusa,dan dekokta.
Beberapa syarat pelarut ideal yang digunakan dalam ekstraksi yaitu: 1) harus dapat
melarutkan semua zat dengan cepat dan sempurna dan sedikit mungkin melarutkan bahan
seperti lilin,pigmen,serta pelarut harus bersifat selektif, 2) harus mempunyai titik didih yang
cukup rendah agar pelarut mudah di uapkan tanpa menggunakan suhu tinggi, 3) pelarut tidak
boleh larut dalam air, 4) pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan
komponen minyak, 5) pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan
tidak akan tertinggal dalam minyak, 6) harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak
mudah terbakar. Jenis metode ekstraksi yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu metode
maserasi. Metode maserasi merupakan proses penyarian dengan cara perendaman serbuk
dalam air atau pelarut organik sampai meresap yang akan melunakkan susunan sel, sehingga
zat-zat yang terkandung di dalamnya akan terlarut. Keuntungan metode maserasi adalah
metodenya sederhana dan paling banyak digunakan baik skala kecil maupun skala
industri,metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa-senyawa yang bersifat
termolabil,dan alatnya sederhana. Prinsip dari maserasi adalah zat aktif yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada
temperature kamar terlindung dari cahaya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam tanaman
adalah pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut sehingga terjadi perbendaan kosnentrasi antara
zat aktif di dalam sel dan pelarut organik diluar sel. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan
berdifusi keluar sel,dan proses ini berulang terus sampai terjadi kesetimbangan antara
konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel.

Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahap pembuatan serbuk simplisia kering
(penyerbukan). Dari simplisia dibuat serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai
derajat kehaluksan tertentu. Jadi, tujuan dari penyerbukan adalah agar proses ekstraksi suatu
simplisia makin efektif.
Pemilihan pelarut dalam proses maserasi akan memberikan efektifitas yan tinggi
dalam memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut. Pada percobaan
kali ini pelarut yang digunakan adalah metanol pelarut metanol merupakan pelarut yang
banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan
golongan metabolit sekunder.
Lama waktu ekstraksi, lama ekstraksi akan menentukan banyaknya senyawa-senyawa
yang terambil ada waktu saat pelarut atau ekstraktan jenuh. Sehingga tidak pasti, semakin
lama ekstraksi maka semakin bertambah banyak ekstrak yang didapatkan.
Evaporator merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah keseluruhan
atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair menjadi uap sehingga hanya
menyisakan larutan yang lebih padat atau kental, proses yang terjadi di dalam evaporator
disebut dengan evaporasi. Prinsip kerja dari evaporasi ada 2 yaitu untuk menukar panas dan
untuk memisahkan uap air yang terlarut dalam cairan. Cara kerjanya ialah dengan
menambahkan kalor atau panas yang bertujuan untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri
dari zat pelarut memiliki titik didih yang tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih
yang rendah akan menguap dan hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki
konsentrasi yang tinggi.
Metode ekstraksi maupun ekstrak dalam bidang farmasi adalah seorang farmasis dapat
mengolah suatu ekstrak yang dilakukan sesuai dengan standar mutu dan kualitas yang baik,
selain itu juga sediaan obat herbal kita dapat membuatnya dalam bentuk ekstrak. Selain itu,
masyarakat akan lebih mudah mengkonsumsi herbal untuk menjaga kesehatan.
Manfaat dalam bidang farmasi mengenai percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui
teknik- teknik yang benar dalam proses pembuatan simplisia dan metode ekstraksi yang baik
serta lebih mudah untuk mengetahui kandungan senyawa serta manfaat yang terkandung dari
suatu tanaman, sehingga bisa digunakan sebagai obat yang memberikan efek terapi pada
masyarakat.

F. PENUTUP
1) KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat di tarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Prinsip terekstraksinya komponen kimia dari bahan alam yaitu adalah
pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut sehingga terjadi
perbendaan kosnentrasi antara zat aktif di dalam sel dan pelarut organik
diluar sel. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan berdifusi keluar sel,dan
proses ini berulang terus sampai terjadi kesetimbangan antara konsentrasi
zat aktif di dalam dan di luar sel.
2. Jenis-jenis metode ekstraksi bahan alam terbagi menjadi 2 yaitu secara
panas : refluks, destilasi uap air, infusa, dan dekokta. Dan secara dingin :
perkolasi, maserasi, dan soxletasi.
3. Kita dapat melakukan komponen ekstraksi kimia dari bahan alam dengan
menggunakan metode tertentu dan pelarut ideal yang biasa digunakan
dalam ekstraksi karena dengan hal tersebut dapat menunjang kita dalam
melakukan metode ekstraksi.

DAFTAR PUSTAKA
Daud M.F, Esti R.Sadiyah, Endah Rismawati. 2011. Pengaruh Perbedaan Metode
Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.) Berdaging Buah Putih. Prosiding SnaPP,
Sains,Teknologi,dan Kesehatan.
Dewoto, H. R. 2007. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 57 (7).
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Febriani,D., Dina M., dan Endah R. 2015. Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak
Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn). Prosiding Penelitian
SPeSIA Unisba. ISSN 2460-6472.
Fitrya, 2010. Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Alga Padina australis Hauck
(Dictyotaceae). Jurnal Penelitian Sains. Vol.13 (3).
Mukhriani.2014. Ekstraksi,Pemisahan Senyawa,dan Identifikasi Semyawa Aktif.
Jurnal Kesehatan. Vol.VII(2).
Munawaroh S, Prima Astuti Handayani. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut
(Citus hystrix D.C) dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. Jurnal
Kompetensi Teknik. Vol.2 (1).
Utami R.D, Kiki Mulkiya Yuliawati,Livia Syafnir. 2015. Pengaruh Metode Ekstraksi
Terhadap Aktivitas Antioksidan Daun Sukun (Artocarpus Altilis
(Parkinson) Fosberg) Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba.

Anda mungkin juga menyukai