Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

ISOLASI KOMPONEN KIMIA BUNGA MIANA (Coleus


benth)DENGAN METODE SOKLETASI

AINUN ISMAYANTI ASNIA : PO713251171005


AYU FEBRIYANTI : PO714251171011
EKA IRMAWATI : PO713251171064
M. ZUL JALALI WAL IQRAM : PO713251171076
NURFEBIYANTI YUSUF : PO713251171082
NISRYANTI DIAN EKA R : PO713251171032
REZKY SEPTIAH RAHMAWATI : PO713251171086
RIMA MELATI : PO713251171087

KELAS /KLP : II.A1 / TERPADU

HARI PRATIKUM : KAMIS

PEMBIMBING : Dr. Sesilia Rante Pakadang. M.Si.,Apt.

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu farmakologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan bidang

farmasi yang secara teoritis dan parktis membahas tentang bahan alam yang

dapat digunakan sebagai obat. dan syarat-syarat yang harus dipenuhi terhadap

sumber bahan alam yaitu misalnya jenis tumbuhan, cara pengolahan bahan

baku, cara identifikasi kandungan senyawa kimia serta kegunaan maupun cara

penggunaan bahan-bahan tersebut.

Ekstraksi berasal dari bahasa Latin extractio atau eztrahre yang berarti

menarik keluar. Yang di tarik keluar adalah senyawa aktif dari tumbuhan atau

hewan. Cara menarik senyawa aktif tersebut dengan cara penyarian, diperas

(dipres) atau distilasi.

Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan

di laboratorium. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan

komponen dari suatu campuran dengan menggunakan pelarut berdasarkan

beda kelarutan antara zat satu dan yang lainnya. Ekstraksi dingin dapat

dilakukan dengan maserasi (perendaman) dan enfleurasi.Sedangkan ekstraksi

panas dilakukan dengan pemisahan mengguanakan alat (metode sokhletasi).

Pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut tinggi.

Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan

pada senyawa yang titik didihnya rendah.


Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam dapat

disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat

tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat

secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan

harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi

senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud Percobaan

 Mengetahui proses ekstraksi sampel bunga miana secara sokletasi

 Mengetahui cara pemisahan ekstrak dari pelarut dengan evaporator

 Mengetahui cara pemisahan filtrat dengan corong pisah

 Mengetahui cara mengidentifikasi komponen kimia dalam ekstrak

dengan metode KLT

2. Tujuan Percobaan

 Menentukan rendaman dari simplisia basah → kering → ekstrak

C. Prinsip Percobaan

Penarikan senyawa kimia dilakukan dengan cara serbuk simplisia

ditempatkan dalam selonsong yang telah dilapisi kertas saring, cairan

penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan

dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan

penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif didalam simplisia

dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan

akan turun ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Ekstraksi berasal dari bahasa latinextractio atau extrahere yang berarti

menarik keluar. Yang ditarik keluar adalah senyawa aktif dari tumbuhan dan atau

hewan. Cara menarik keluar tersebut dapat dengan cara penyarian, diperas

(dipres) arat distalasi. Bahan baku alami berupa tumbuhan atau hewan susunannya

komplek dan biasa terdiri tidak tunggal. Bahan berkhasiatnya biasa ada yang larut

dalam satu atau lebih dari pelarut, sehingga dalam pengerjaannya harus selalu

dipertimbangkan pemilihan yang tepat, pelatur (menstruum) apa kalau seandainya

yang akan disari alkaloida. (Penuntun Praktikum Fitokimia, 2019)

Bahan aktif itu antar lain alkaloida, tanin, resin, oleoresin, minyak lemak

dan minyak atsiri. Harus diperhatikan juga bahwa dalam bahan baku tumbuhan

atau hewan terkandung senyawa lain yang dapat mengganggu dalam mendapatkan

bahan berkhasiat yang diinginkan. Bahan-bahan semacam gula, pati, gom, lendir,

albumin, protein, pektin, lemak dan selulose mungkin ada yang tidak

diperlukan, tetapi tidak jarang justru bahan-bahan tersebut yang akan disari.

Dengan demikina tujuan ekstraksi atau penyarian adalah merik bahan keluar yang

diperlukan saja, atau apabila bahan tersebut ikut tersari maka harus dilakukan

tahapan berikutnya, yaitu isolasi bahan yang dikehendaki saja. (Penuntun

Praktikum Fitokimia, 2019)


Pada pelaksanaannya mungkin kita harus melakukan tindakan

pendahuluan untuk menyingkirkan bahan yang tidak diperlukan dan yang akan

mengganggu dalam penyarian. Misalnya lemak, apabila tidak dipisahkan terlebih

dahulu sering mengganggu dalam penyarian bahan berkhasiat. Pemisahan lemak

ini dapat dilakukan dengan melarutkannya dalam pelarut yang sesuai, misalnya

heksana atau petrolatum eter, perlakuan ini dikenal sebagai membebaslemakkan

bahan baku. (Penuntun Praktikum Fitokimia, 2019)

Penyarian dengan alat ini masih termasuk penyarian secara dingin, bahkan

boleh dikatakan secara “perkoksi” juga. Alat yang digunakan alat Sokhlet yang

pada dasarnya adalah penyari yang dipanaskan pada labu alas bulatnya

menguap melalui sifon (cabang yang berhubungan langsung dari labu ke

kondensor) uap penyari (kebanyakan pelarut organik) akan mengalami kondensasi

(pengembunan) di dalam kondenser (pendingin bola). Destilat pelarut dingin ini

menetes membasahi sebuk dalam ruang penyarian, jadi serbuk dilakukan oleh

penyari dingin oleh sebab itu penyarian ini termasuk penyarian dingin.Cara ini

menghemat penyari, karena penyari berputar (bersirkulasi) dari bawah (labu alas

bulat naik ke pendingin bola kemudian mengembun dan manyari persis seperti

pada perkolasi, kemudian sari turun lewat cabang lainnya setelah tingginya

pelarut melewati cabang atas batas, kemudian mengalir kebawah kembali ke labu

alas bulat.Penyarian berlanjut dengan menguapnya pelarut, naik lagi dan

terkondensasi kembali, demikian seterusnya hingga sampel terekstraksi sempurna.

Alat sokhletasi harganya mahal dan sangat rentan pecah pipanya yang vital

untuk mengatur sirkulasi.Apabila tidak adal alat tersebut, hal itu tidak perlu untuk
menghindari mencoba metode penyarian bersinambung seperti itu.Kita dapat

membuat modifikasi alat tersebut, yang penting prinsip sirkulasi dapat

terlaksanan.Ruang penyarian (extraction chamber) dapat dibuat dari botol yang

biasa digunakan sebagai perkolator. Sama halnya dengan proses perkolasi, kapan

penyarian diakhiri apakah setelah 4 sirkulasi atau belih, kalau menginginkan

penyarian sempurna, maka harus diuji aliran terakhir apaah sudah negatif terhadap

suatu uji bahan aktif. Cara uji atau identifikasi bahan aktif itupun dapat dilakukan

dengan berbagai cara, dapat dengan reaksi warna (murah dan mudah), dapat

dengan KLT dan seterusnya (Penuntun Praktikum Fitokimia, 2019)

Tumbuhan iler memiliki batang herba, tegak atau berbaring pada

pangkalnya dan merayap tinggi berkisar 30-150 cm, dan termasuk kategori

tumbuhan basah yang batangnya mudah patah. Daun tunggal, helaian daun

berbentuk hati, pangkal membulat atau melekuk menyerupai benuk jantung dan

setiap tepiannya dihiasi oleh lekuk-lekuk tipis yang bersambungan dan didukung

tangkai daun dengan panjangtangkai 3-4 cm yang memiliki warna beraneka ragam

dan ujung meruncing dan tulangdaun menyirip berupa alur. Batang bersegi empat

dengan alur yang agak dalam padamasing-masing sisinya, berambut, percabangan

banyak, berwarna ungu kemerahan.

Permukaan daun agak mengkilap dan berambut halus panjang dengan

panjang 7-11 cm, lebar 3-6 cm berwarna ungu kecoklatan sampai ungu

kehitaman. Bunga berbentuk untaian bunga bersusun, muncul pada pucuk tangkai

batang berwarna putih, merah dan ungu. Tumbuhan iler memiliki aroma bau yang

khas dan rasa yang agak pahit,sifatnya dingin. Buah keras berbentuk seperti
telurdan licin. Jika seluruh bagian diremas akan mengeluarkan bau yang harum.

Untuk memperbanyak tanaman ini dilakukan dengan cara setek batang dan biji

(Yuniarti, 2008).

Klasifikasi daun pegagan

Dari sistem sistematika (taksonomi), tumbuhan iler dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Class : Dicotylendonae
Ordo : Solanales
Family : Lamiaceae
Gens : Coleus
Speies : Coleus atropurpureus Benth.

Nama umum tumbuhan ini adalah iler. Tumbuhan ini dikenal

masyarakatIndonesia dengan nama daerah yaitu: si gresing (batak), adang-adang

(Palembang),miana, plado (sumbar), jawer kotok (sunda), iler, kentangan (jawa),

ati-ati, saru-saru(bugis), majana (Madura) (Dalimartha, 2008).


Tumbuhan iler bermanfaat untuk menyembuhkan hepatitis dan

menurunkan demam,batuk dan influenza. Selain itu daun tumbuhan iler ini juga

berkhasiat untukpenetralisir racun (antitoksik), menghambat pertumbuhan bakteri

(antiseptik),mempercepat pematangan bisul, pembunuh cacing (vermisida), wasir,

peluruh haid(emenagog), membuyarkan gumpalan darah, gangguan pencernaan

makanan(despepsi), radang paru, gigitan ular berbisa dan serangga (Dalimartha,

2008).
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

Gunting, Pisau, Toples kaca, Batang pengaduk, Beaker glass, Alat

Soxhletasi, Lempeng KLT, Pipa kapiler, Pinset panjang, Corong pisah 100

ml, Chamber (gelas yang memiliki dasar rata), Kertas saring Whatman,

Gelas ukur 10 ml, 25 ml, dan 50 ml, Erlenmeyer 100 ml, dan Pelat kaca.

2. Bahan yang digunakan

Bunga Miana, Methanol, Ester, N-butanol, Aquadest, etil asetat, etanol,

dietil eter.

B. Prosedur Kerja

1. Pengolahan Simplisia

a. Dikumpulkan bahan baku/sampel bunga miana

b. Dilakukan sortasi basah dengan membersihkan dari benda-benda asing

c. Dilakukan pencucian sampel menggunakan air bersih, sebaiknya air

mengalir.

d. Dilakukan perajangan simplisia.

e. Dilakukan pemotongan sampel lalu dikeringkan

f. Disimpan pada tempat kering.

2. Ekstraksi SimplisiaSokhletasi

a. Ditimbang bobot simplisia kering.


b. Setelah ditimbang sampel kemudian di masukkan ke dalam alat soklet

dan kemudian alatnya di pasang dan sampel ditambahi penyari.

3. Hasil ekstraksi di Rotary evaporator

a. Menghidupkan alat, semua kabel disambungkan ke dalam saklar

masing-masing. Pertama pendingin dihidupkan dengan menekan

tombol On/Off untuk power dan On/Off untuk vakum, ditunggu

beberapa saat hingga temperatur menunjukkan temperatur standar

yaitu 25⁰C. Temperatur kemudian diatur dengan cara menekan tombol

set kemudian mengatur suhu sesuai dengan yang diinginkan dengan

menekan tombol Up/Down.

b. Setelah suhu diatur, pasanglah labu sampel pada rotor penggerak dan

labu destilat. Untuk memudahkan dalam melepas labu dioleskan

vaselin pada bagian penghubung kedua benda, digunakan juga klip

untuk memperkuat sambungan. Penangas air dinyalakan dengan

menekan tombol On/Off dan suhu diatur dengan menekan tombol set

dan Up/Down untuk mengatur suhunya sesuai dengan yang

diinginkan. Rotavapor dinyalakan dengan menekan tombol On/Off

dan kecepatan berputarnya diatur sesuai keinginan dengan memutar

knop pemutar. Kemudian, pompa vakum dinyalakan.

c. Cara mematikan alat harus berurutan sesuai prosedur. Pertama

matikan pompa vakum dengan menekan tombol On/Off. Setelah itu,

matikan penangas air dengan perlahan-lahan menurunkan suhu

penangas air secara bertahap. Kedua matikan rotavapor dengan


menurunkan kecepatannya hingga rotor berhenti berputar. Terakhir,

matikan pendingin dengan mengenbalikan suhu pendingin kembali ke

suhu standar kemudian matikan dengan menekan tombol On/Off

untuk power dan On/Off untuk pompa. Biarkan semua sampel yang

telah dipisahkan turun ke dalam labu destilat. Kemudian labu destilat

dan labu yang berisi sampel dilepaskan dari sambungan dengan

kondensor. Sebelumnya lepaskan klipnya terlebih dahulu.

4. Identifikasi senyawa aktif ekstrak bahan alam

Pembuatan Eluen

a. CHCL3- MeOH- H2O (16:6:1)

Disiapkan gelas ukur dan Erlenmeyer untuk masing-masing larutan,

diukur methanol sebanyak 13 ml dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer.Diukur aquadest sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer lalu dikocok ad homogen.Diukur kloroform sebanyak 35 ml

dimasukkan sedikit ke dalam Erlenmeyer sambil dikocok lalu tambahkan

sisanya dikocok ad homogen.Dimasukkan ke dalam chamber kurang lebih

2 cm lalu dijenuhkan.

b. Heksana- EtOAc (7:3)

Disiapkan gelas ukur dan Erlenmeyer untuk masing-masing larutan,

diukur heksan sebanyak 35 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.Diukur

EtOAc sebanyak 15 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu dikocok ad

homogen.Dimasukkan ke dalam chamber kurang lebih 2 cm lalu

dijenuhkan.
c. EtOAc – EtOH-H2O (10:2:1)

Disiapkan gelas ukur dan Erlenmeyer untuk masing-masing larutan,

diukur etanol sebanyak 8 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Diukur

aquadest sebanyak 4 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu dikocok

ad homogen. Diukur etilasetat sebanyak 38 ml dimasukkan sedikit ke

dalam Erlenmeyer sambil dikocok lalu tambahkan sisanya dikocok ad

homogen.Dimasukkan ke dalam chamber kurang lebih 2 cm lalu

dijenuhkan.

d. Benzene – EtOAc ( 8:2 )

Disiapkan gelas ukur dan Erlenmeyer untuk masing-masing

larutan.Diukur benzene sebanyak 40 ml dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer.Diukur etilasetat sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalm

erlemeyer lalu dikocok ad homogeny.Dimasukkan ke dalam chamber

kurang lebih 2 cm lalu dijenuhkan.

5. Prosedur / Cara Kerja Pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

a. Disiapkan ekstrak yang akan dilakukan analisa.

b. Diambil ekstrak menggunakan pipa kapiler (jika ekstrak kental diencerkan

menggunakan eluen polar).

c. Estrak ditotolkan pada lempeng menggunakan pipa kapiler.

d. Ekstrak metanol dimasukkan ke dalam semua eluen

e. Ekstrak eter dimasukkan ke dalam eluen.

f. Estrak kloroform dimasukkan ke dalam semua eluen (eluen 1 dan 2).


g. Estrak N-butanol dimasukkan ke dalam eluen 2.

h. Lempeng dimasukkan bersama-sama ke dalam eluen hingga ada lempeng

mencapai titik akhir . Lalu keluarkan.

i. Noda yang terbentuk diamati di sinar UV.

j. Noda yang terbentuk digambar


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Nama simplisia/ Tanaman asal : Bunga Miana
Berat sampel basah : 200 gram
Berat simplisia kering : 38 gram
Metode ekstraksi : Sohletasi
Volume filtrat : 500 ml
Berat ekstrak kental/kering : 1,19gram
Hasil identifikasi secara kromatografi lapis tipis:

N
Eluen Gambar Pelarut Nilai Rf ( UV )
o
0,60
0,81
0,76
0,67
Methanol
0,58
0,46
0,37
1 Benzene : EtOAc ( 8 : 2 )
0,23
0,96
0,58
0,47
Dietil eter
0,38
0,26
0,14
2 0,95
Heksan : EtOAc ( 7 : 3 ) Methanol 0,81
0,76
0,67
0,58
0,46

0,37

0,23

0,92
0,84
0,74
Dietil eter 0,64
0,58

0,46

0,97

n-butanol 0,81

0,62

EtOAc : EtOH : H2O 0,94


3 ( 10 : 2 : 1 ) 0,80
0,74
0,64
Methanol

0,20
0,84

Methanol

0,38

CHCl3 : MeOH : H2O


4
( 16 : 6 : 1 )
0,76

n-butanol
0,07

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikum melakukan ekstraksi dengan

metode penyarian dengan alat sohxlet.Penyarian dengan alat ini masih

termasuk penyarian secara dingin, bahkan boleh dikatakan secara

“perkoksi” juga. Penyarian menggunakan alat sohxlet pada dasarnya

adalah penyari yang dipanaskan pada labu alat bulatnya menguap melalui

sifon (cabang yang berhubungan langsung dari labu ke kondensor) uap

penyari (kebanyakan pelarut organic) akan mengalami kondensasi

(pengembunan) di dalam kondensor (pendingin bola). Destilat pelarut

dingin ini menetes membasahi serbuk dalam ruang penyarian, jadi


penyarian serbuk dilakukan oleh penyari dingin oleh sebab itu penyarian

ini termasuk penyarian dingin.

Penyarian dengan alat sohxlet dilakukan dengan 21 siklus, dan

apabila telah mencapai 21 siklus maka ekstrak akan diuapkan Setelah

ekstrak menjadi kental dan tidak ada air, maka ekstrak diekstraksi kembali

dengan methanol, dietil eter dan kloroform. hasil ekstraknya dimasukkan

ke vial. Setelah diekstraksi maka hasil ektrak methanol, dietil eter serta n-

butanol dilakukan kromatografi lapis tipis dan dielusi dengan eluen

Kloroform-Methanol-Aquadest(16:6:1), Etil Asetat-Etanol-Aquadest

(10:2:1), Benzen-Etil Asetat (9:1), (8:2), (7:3), Hexana- Etil Asetat (9:1),

(8:2), (7:3), yang telah dijenuhkan terlebih dahulu dengan kertas saring di

dalam chamber. Pada saat isolasi zat aktif dengan menggunakan

kromatografi lapis tipis, ekstrak methanol bunga mianana, ekstrak dietil

eter bunga miana dan ekstrak kloroform bunga miana kemudian dilihat

dibawah sinar UV..

Alasan penjenuhan chamber sebelum digunakan yaitu untuk

menghilangkan uap air didalam chamber agar nantinya tidak

mempengaruhi perambatan noda pada lempeng..

Alasan digunakan sinar UV ialah untuk menempatkan nodanya

atau dikatakan untuk melihat flouresensi pada noda. Mekanisme kerja

lampu UV ialah terjadinya flouresensi pada noda atau penampakan pada

noda, ini disebabkan karena daya interaksi antara lampu UV dengan gugus
kromofor yang terdapat pada sampel merupakan emisi cahaya yang

dipancarkan oleh komponen tersebut. Sehingga ketika elektron tereksitasi

yakni perubahan suatu energi rendah ketingkat energi tinggi ini dapat

menyebabkan energi yang dihasilkan akan terlepas.

Ekstrak bunga miana diidentifikasikan dengan KLT maka

diperoleh hasil sebagai berikut : Ekstrak metanol dengan eluen (Hexana-

Etilasetat 7:3) diperoleh 8 noda pada penampak noda UV, ekstrak metanol

dengan eluen (Benzen-Etilasetat 8:2) diperoleh 5 noda pada penampak

sinar UV, ekstrak metanol dengan eluen (Etilasetat-Etanol-Air 10:2:1)

diperoleh 5 noda pada penampak sinar UV, ekstrak metanol dengan eluen

(Kloroform-Metanol-Air 16:6:1) diperoleh 2 noda pada penampak sinar

UV.

Ekstrak eter bunga miana secara KLT menggunakan eluen

(Benzena-Etilasetat 8:2) diperoleh 6 noda pada penampak noda UV dan

ekstrak eter (Heksana-EtilAsetat 7:3) diperoleh 6 noda penampak noda

UV.

Selanjutnya untuk identifikasi ekstrak n-butanol bunga miana

dengan eluen Ekstrak N-Butanol (Kloroform-Metanol-Air 16:6:1)

diperoleh 2 noda pada penampak noda UV dan ekstrak dengan eluen

Ekstrak N-Butanol (EtilAsetat-Etanol-Air 10:2:1) diperoleh 3 noda pada

penampak noda UV.


BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari praktikum diatas diketahui simplisia kering yang digunakan

sebanyak 8 g dan diperoleh ekstrak kering dengan metode sokletasi seberat

1,19 g. Sehingga diperoleh rendamen simplisia sebesar 19% dan rendamen

ekstrak sebesar 3,1315%

Dari praktikum juga diperoleh komponen kimia dalam ekstrak

metanol, eter dan n-butanol dipilih pada lempeng yang memiliki noda

terbanyak yaitu pada ekstrak metanol dengan eluen Benzene : EtOAc (8:2)

terdapat 8 noda, Pada ekstrak eter dengan eluen Benzene : EtOAc (8:2) 6

noda. Dan untuk ekstrak n-butanol dengan eluen EtOAc : EtOH : H2O

(10:2:1) 3 noda.

B. Saran

Pengawasan laboratorium lebih menjelaskan secara detail untuk

menambah pemahaman mahasiswa dalam praktikum.


Daftar Pustaka

Praktikum Kimia Organik.FMIPA: Universitas Laporan Praktikum KIMOR 1

SokletasiIndonesia

http://kakandaaramico.blogspot.co.id/2012/02/laporan-praktikum-sokletasi.html

https://dinailmikamila.wordpress.com/2015/01/02/pengertian-fitokimia/

Saleh, C. 2007. Isolasi dan Penentuan Struktur Senyawa Steroid dari Akar Tumbuhan
Cendana (Santalum album Linn).Disertasi. Medan: Universitas Sumatera Utara

2010b. Budidaya Bunga Miana.http://www.iptek.net.id.

2010c. Morfologi Bunga Miana.http://www.iptek.net.id.

2010d. Kandungan dan Manfaat Bunga Miana.http://www.iptek.net.id

Ismail,Ratnah ST,Tang M. 2019 Penuntun Praktikum Fitokimia, Kementrian Kesehatan

RI, Politeknik Kesehatan Makassar, Makassar.

.
Lampiran

(A) (B) (C)

(D) (E) (F)

Keterangan :

A. Simplisia kering yang akan diekstraksi

B. Proses ekstraksi sampel dengan metode sokletasi

C. Hasil dari ekstraksi/ekstrak kering

D. Proses pemisahan ekstrak dari pelarut dengan evaporator

E. Proses pemisahan filtrate dengan corong pisah

F. Hasil dari ekstraksi cair cair (pemisahan filtrate dengan corong pisah
1. Hasil identifikasi kromatografi lapis tipis ekstrak methanol

(A) (B) (C) (D)

A. Eluen Heksan : EtOAc ( 7 : 3 )

B. Eluen EtOAc : EtOH : H2O ( 10 : 2 : 1 )

C. Eluen Benzene : EtOAc ( 8 : 2 )

D. Eluen CHCl3 : MeOH : H2O ( 16 : 6 : 1 )

2. Hasil identifikasi kromatografi lapis tipis ekstrak eter

(A) (B)

A. Eluen Heksan : EtOAc ( 7 : 3 )

B. Eluen Benzene : EtOAc ( 8 : 2 )


3. Hasil identifikasi kromatografi lapis tipis ekstrak n-butanol

(A) (B)

A. Eluen CHCl3 : MeOH : H2O ( 16 : 6 : 1 )

B. Eluen EtOAc : EtOH : H2O ( 10 : 2 : 1 )

Lampiran perhitungan :
𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
1. Rendamen simplisia = 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ x 100%

38 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 200 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 100%

= 19%
𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
2. Rendamen ekstrak = 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 x 100%

1,19 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 38 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100%

= 3,1315%

Anda mungkin juga menyukai