METODE MASERASI
Dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Fitokimia yang
dibimbing oleh Bapak Dosen Nur Aji,M.Farm.,Apt, Ibu Dosen Rani Rubiyanti,
M.Farm., Apt. dan Bapak Irvan Herdiana M.farm,.Apt
Oleh : Kelompok 1
D3 Farmasi
1
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa, ilmu dan
amal. Berkat rahmat dan karunia-Nya pula, penyusun dapat menyelesaikan tugas
Laporan Praktikum Fitokimia yang insyaallah tepat pada waktunya.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
A. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………1
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………….2
1.4 Manfaat Makalah……………………………………………………...2
B. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Morfologi Kapulaga…………………..……………………………….3
2.2 Klasifikasi Kapulaga…………………..………………………………4
2.3 Kandunga Kimia buah Kapulaga…………………..…………………5
2.4 Khasiat Kapulaga…………………..……………………………….…7
2.5 Ekstraksi…………………..……………………………….…………10
2.6 Pelarut…………………..……………………………………………14
C. BAB III PENUTUP
3.1 Alat dan Bahan.....................................................................................16
3.2 Prosedur Kerja......................................................................................16
D. BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan…………………..………………………………...18
4.2 Pembahasan …………………..……………………………….……..20
E. BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan…………………..……………………………….………….22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemurnian suatu senyawa dapat dilakukan dengan ekstraksi.
Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan
(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut
kedua(biasanya organik), yang pada dasaranya tidak saling bercampur dan
menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam
pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapat dilakukan dengan merendam
campuran tersebut selama beberapa hari.
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang baik dan popular
dibanding kebanyakan metode lain. Alasan utamanya adalah bahwa
pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro.
Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarutdengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur
seperti alcohol, benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya
adalah zat terlarut dapat ditransfer dalam jumlah yang berbeda dalam
kedua fase terlarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan
preparatif,pemurnian, memperkaya pemisahan serta analisis pada semua
skala kerja.
Untuk itu kami melakukan sebuah kegiatan praktikum
untukmengelola dan memanfaatkan sebuah sumber daya alam yang
adasehingga dapat digunakan dalam waktu jangka panjang. Praktikum
yangdilakukan ialah mengekstrak simplisia buah kapulaga (Amomum
compactum) dengan metode maserasi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana metode ekstraksi simplisia buah kapulaga (Amomum
compactum) menggunakan metode maserasi?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan kali ini adalah untuk
mengekstraksi sampel dengan metode maserasi.
D. Manfaat
Mengetahui metode ekstraksi dengan maserasi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Klasifikasi buah kapulaga
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Amomum
4
2.3 Kandungan Kimia Buah Kapulaga
1. Terpenoida
5
(Harborne,1996).Terpenoida merupakan senyawa utama pada tumbuhan
yang menyusun minyak atsiri.
2. Saponin
3. Flavonoid
6
2.4 Khasiat Dan Manfaat Buah Kapulaga
Air rebusan seluruh bagian tanaman digunakan untuk obat kuat bagi
orang yang merasa lemas atau lemah akibat kecapaian. Juga berguna bagi
orang yang berpenyakit encok atau rematik. Kadang-kadang juga digunakan
sebagai afrodisiaka (untuk meningkatkan libido). Air rebusan batang
digunakan sebagai obat menurunkan panas (demam). Buahnya dipergunakan
untuk bahan penyedap dan penyegar makanan dan minuman.
Buah juga berkhasiat menghilangkan rasa gatal pada tenggorokan, sebagai
obat batuk, dan obat sakit perut (Abuanjeli, 2017).
Kandungan Kimia
7
sikloheksen-1-metanol, 12-klorobisiklo, 9-oktadekenal, 9,12-asam
oktadekadienoat, metil ester dari asam risinoleat, 4Hsiklopentasiklookten-4-
on (Rosmainar, 2017)
Manfaat
Air rebusan seluruh bagian tanaman digunakan untuk obat kuat bagi
orang yang merasa lemas atau lemah akibat kecapaian. Juga berguna bagi
orang yang berpenyakit encok atau rematik. Kadang-kadang juga digunakan
sebagai afrodisiaka (untuk meningkatkan libido). Air rebusan batang
digunakan sebagai obat menurunkan panas (demam). Buahnya dipergunakan
untuk bahan penyedap dan penyegar makanan dan minuman.
Buah juga berkhasiat menghilangkan rasa gatal pada tenggorokan, sebagai
obat batuk, dan obat sakit perut (Abuanjeli, 2017).
8
Semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan mulai dari batang, buah,
hingga rimpang. Buah Amomum cardamomum berkhasiat sebagai obat batuk
dan obat perut kembung.
3. Perut kembung : 5 biji kapulaga dicuci, 5 iris jahe dicuci sebelum diiris.
Rebus dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah. Setelah dingin
diminum satu kali sehari.
beberapa hari.
6. Bau mulut : 8 buah kapulaga, 1 cangkir daun pegagan dicuci lalu diseduh
hangat-hangat (Abuanjeli, 2017).
9
2.5 Ekstraksi
2. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut membentuk
fase ekstrak.
Metode ekstraksi
10
1. Maserasi atau dispersi Maserasi
2. Perkolasi Perkolasi
11
b) Ekstraksi cara panas
1. Ekstraksi refluks
12
3. Infusa
4. Digesti
5. Dekoktasi
6. Destilasi
13
7. Refluks
2.6 Pelarut
Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau
gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum
digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga
disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih
mudah menguap, 13 meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk
membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya
terdapat dalam jumlah yang lebih besar (documents.tips).
Klasifikasi Pelarut
Pemilihan Pelarut
14
Pemilihan pelarut merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses
ekstraksi. Jenis pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi mempengaruhi
jenis komponen aktif bahan yang terekstrak karena masing-masing pelarut
mempunyai selektifitas yang berbeda untuk melarutkan komponen aktif
dalam bahan. Menurut Perry (1984), berbagai syarat pelarut yang digunakan
dalam proses ekstraksi, yaitu sebagai berikut:
a. Memiliki daya larut dan selektivitas terhadap solute yang tinggi. Pelarut
harus dapat melarutkan komponen yang diinginkan sebanyak mungkin dan
sesedikit mungkin melarutkan bahan pengotor.
e. Tidak korosif.
f. Tidak beracun.
k. Murah dan mudah didapat, serta tersedia dalam jumlah yang besar.
BAB III
METODE
15
3.1 ALAT DAN BAHAN
A. Alat
B. Bahan
1. Simplisia Kapulaga
2. Alkohol 96%
16
ekstrak kental. (Cara tersebut dilang 2x dan pelarut hasil eksrak
digunakkan kembali)
9. Masukan hasil ektrak ke dalam botol kaca. Lalu simpan dalam lemari
pendingin.
BAB IV
17
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Perhitungan
= 12,82 gr – 9,76 gr
= 3, 06 gr
2. Rendemen
18
R = Bobot ekstrak x 100 %
Bobot simplisia
R = 3,06 gr x 100 %
50 gr
R = 0,0612 gr x 100 %
R = 6,12 %
3. Volume Piknometer
Kerapatan air
Kerapatan air = Mair
Vair
= Pk+air – Pk kosong
10
= 26,025 – 16,027
10
= 0,9998 gr/mL
= 26,025 – 16,027
= (26,025 – 16,027)
0,998
= 10 ml
19
Berat piknometer+ekstrak = berat piknometer kosong + ekstrak
= 16,027 + 3,06
= 19,087 gr
5. Kerapatan ekstrak
Kerapatan ekstrak = M
= 3,06 gr
360 mL
= 0,0085 gr/mL
= 0,0085
4.2 Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menarik zat yang dapat
larut (kandungan kimia) dari bahan yang tidak dapat larut (serbuk simplisia)
dengan menggunakan pelarut cair tertentu dari tanaman yang dapat digunakan
sebagai obat-obatan. Hasil dari ekstraksi disebut dengan ekstrak. Ekstrak
adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai
(etanol 96%), kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
menggunakan evaporator dan serbuk yang tersisa ditambahkan kembali pelur
yang telah terevaporator. Adapun prinsip ekstraksi yaitu osmosis dan difusi.
Dimana osmosis merupakan proses perpindahan pelarut dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel, sedangkan
difusi merupakan proses perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi
kekonsentrasi rendah. Dengan osmosis dan difusi, pelarut yang memasuki sel
tumbuhan yang berisi senyawa kimia atau zat akan bercampur dengan pelarut
20
yang tidak bercampur dengan zat tumbuhan maka terjadilah kesetimbangan
(jenuh).
21
BAB V
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, P. M., dan Mickey E. Parish. 1993. Methods for Evaluation. Di dalam
Davidson, P. M., dan Alfred, L. B. (eds.). Antimicrobials in Foods 2
nd edition. Marcel Dekker, Inc. New York.
Maryani, H. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Penyakit pada Usia Lanjut.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Poeloengan, M dan Praptiwi. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah
Manggis (Garcinia mangostana Linn). Media Litbang Kesehatan.
Sumardi . 1998. Isolasi dan identifikasi Minyak Atsiri dari Biji Kapulaga
(Amonium Cardamomum).Undergraduate thesis, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro. Semarang. Tidak
diterbitkan.