Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM TEKNOLOGI OBAT BAHAN ALAM

ELIXIR DAUN BENALU MANGGA

OLEH:

Kelas: Transfer A

Kelompok IV

Chaya Nur Afni 16.01.249


Grace patanduk 16.01.260
Lia Nilawaty Umar 16.01.232
Mulyanti 16.01.210
Salman Al Ayyubi 16.01.220
Asnaeni 16.01.224
Sawitri Eka Budiasih 16.01.221
Widya Trisurani 16.01.215
Vingki Ananda 16.01.254
Sintha Nurhidayah 16.01.248
Nur Khalifah Milawati 16.01.219

Asisten : Maria R. A. Atulolon

LABORATORIUM FARMASETIKA

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Penggunaan obat alam di Indonesia telah dikenal secara turun
temurun sejak zaman nenek moyang hingga kini dan semakin berperan
dalam pola kehidupan masyarakat. Masyarakat semakin terbiasa
menggunakan sediaan bahan alam dan semakin percaya manfaatnya
bagi kesehatan. Banyak pertimbangan pada masyarakat sebagai
landasan penggunaan bahan alam antara lain bahan bakunya mudah
didapat, harga terjangkau dan lebih aman karena dipercaya telah
digunakan secara empiris sejak zaman dahulu hingga sekarang. Serta
banyaknya dampak negative dari sediaan sintetik menyebabakan
masyarakat cenderung untuk kembali ke bahan alam.
Salah satu sediaan obat bahan alam yang telah dikenal di Indonesia
yaitu benalu mangga. Benalu mangga digunakan sebagai obat kanker.
Kandungan kimia benalu mangga yaitu flavonoid, tannin, asam amino,
karbohidrat, alkaloid dan saponin. Berdasarkan berbagai penelitian
senyawa dalam benalu yang bermanfaat antikanker adalah flavonoid yaitu
kuersetin
Seiring dengan berkembangnya zaman, ilmu dan teknologi serta
pengobatan dibidang farmasi maka bentuk sediaan obatpun semakin
berkembang. Hal ini dapat dilihat dari cara pembuatan dan pengemasan
obat bahan alam yang telah menggunakan cara-cara modern.
Elixir adalah salah satu bentuk sediaan yang disenangi masyarakat
karena mudah digunakan serta bau dan rasa tak enak dapat ditutupi.
Selain itu absorbsi sediaan cair antara lain elixir lebih cepat dibanding
sediaan oral lain (tablet, kapsul, dll) sehingga cocok digunakan dalam
sediaan obat kanker yang diharapkan absorbsi obatnya cepat.

I.2 Maksud dan Tujuan


I.2.1 Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum ini untuk memformulasi elixir benalu
mangga.
I.2.2 Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa dapat mengetahi dan memahami cara menformulasi
sediaan elixir ekstrak benalu mangga dengan baik dan tepat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Deskripsi Tanaman


Dendroptoe petandra disebut juga Loranthus petandra L. Benalu ini
banyak tumbuh di negara-negara Asia Tenggara sebagai parasit pada
pepohonan. Batang berambut dan tunggal, berhadapan dan tanpa
tangkai daun, helai daun luas 3-5 cm x 3 mm. Karangan bunga tumbuh
pada ketiak daun. Buah berwarna merah dan sekuler.
a. Sistematika / Klarifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Santales
Family : Loanthaceae
Genus : Loranthus Jaca
Spesies : Dendrophtoe petandra
b. Gambar Tanaman

c. Uraian / Morfologi Tanaman


Merupakan pohon yang tinggi mencapai 3 meter. Tumbuh ditempat
basah seperti, daerah hutan basah dida, daerah jawa, tumbuh
ketinggian 10-105 mdph. Batang berbentuk tiang dan tidak mempunyai
biral akar dengan lajut tinggi. Daun berbentuk corong, besar memiliki
panjang 9.5-28 cm dan lebar 4-12 cm, tidak berbulu, permukaan akar
berrwarna hijau muda. Buah berbentuk bulat telur, panjang 5-20
cm,beruang 5, dinding buah berwarna kuning putih. Biji berbulu
banyak dan tajam, mengkilap serta keras seperti sikat.
d. Kandungan kimia
Kandungan kimia yang terdapat dalam benalu adalah flavanoid,
tannin, asam amino, karbohidrat, alkaloid dan saponin (Ritcher, 1992).
Benalu mangga mengandung flavanoid kuersetin, masuinoscol,
rutin dan tannin (Lastyonini, 2007).
Kuersetin merupakan kandungan utama dari flavanoid benalu,
kadar kuarsetin teridentifikasi dalam benalu yang didapat dari inang
dari masing-masing sebesar 2,7 mg/g dan 9,6 mg/g untuk macroselon
avenis dan seluruh oortiana, sedangkan kadar kuarsetin scurulla
parastica dan jure 5,1 mg/g : 3 crulla marotana dari cantigi ungu 8,4
mg/g. Scurulla femuginea dari kopi sebesar 9,1 mg/g, Dendropthoe
petandra dari puring sebesar 35,1 mg/g dan Dendropthoe petandra
dari residu sebesar 39,8 mg/g (Rosidah et al, 1999).
e. Kegunaan / Efek Farmakologi
Berdasarkan pengalaman, benalu yang menempel pada tumbuhan
telah digunakan sebagai obat campak, sedangkan benalu pada jeruk
nipis dimanfaatkan sebagai ramuan obat untuk penyakit amandel.
Benalu the dan benalu mangga sendiri digunakan untuk obat kanker
(Purnomo, 2000).
f. Mekanisme Kerja Kuarsetin
Kuarsetin merupakan molekul flavanol yang terdapat pada benalu
manga. Molekul flavanol merupakan salah satu jenis flavonoid yang
aktif sebagain antioksidan. Kuarsetin sebagai antioksidan dapat
mencegah terjadinya oksidasi pada fase inisiasi maupun propagasi.
Pada tahap inisiasi kuarsetin mampu menstabilkan radikal bebas yang
dibentuk oleh senyawa karsinogen seperti radikal oksigen peroksida
diubah menjadi bentuk yang lebih stabil sehingga tidak mampu
mengoksidasi DNA.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka kuarsetin yang banyak
terkandung dalam benalu manga sangat berpotensi dikembangkan
sebagai obat kanker. Pengembangan dan pembudidayaan lebih lanjut
benalu serta pengolahanya menjadi suatu produk yang memiliki
khasiat optimal perlu dilakukan sehingga didapatkan agen kemoterapi
yang menjanjikan.

I.2 Uraian Sediaan


1. Definisi
a. Menurut FI III
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa
dan bau sedap, mengandung selain obat juga zat-zat wangi dan
zat pengawet digunakan etanol yang di masukan untuk
mempertinggi kelarutan obat, dapat ditambahkan gliserol,
sorbitol dan propilenglikol sebagai pengganti gula dapat
digunakan sirup gula.
b. Menurut M. anief
Elixir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang
berfungsi sebagai kosolven.
c. Menurut Ansel
Elixir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis
dimaksudkan untuk penggunaan vital dan biasanya diberi rasa
untuk menambah kelezatan. Elixir bukan obat yang digunakan
sebagai pembawa terapi elixir obat untuk efek terapi dari
senyawa obat yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup,
elixir biasanya kurang manis dan kurang kental dan mengandung
kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif
dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun
demikian karena sifat hidroalkohol elixir lebih mampu
mempertahankan komponen larutan yang larut dalam air dan
yang larut dalam alkohol dari pada sirup.
2. Kelebihan dan kekurangan sediaan
a. Kelebihan
1) Mudah ditelan disbanding tablet/kapsul
2) Rasanya enak
3) Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi
b. Kekurangan
1) Alkohol kurang baik untuk anak
2) Karena mengandung bahan yang mudah menguap, maka
harus disimpan dalam botol tertutup kedap dan jauh dari
sumber api.
I.3 Evaluasi
1. Organoleptis
Diamati dengan cara pancra indera, apakah sediaan elixir
tersebut sudah sesuai dengan ketentuan sediaan elixir yang benar
yaitu bau dan rasa yang sedap, tidak ada partikel yang tidak larut.
2. Homogenitas
Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel
maupun distribusi ukuran partikelnya dengan pengambilan sampel
pada berbagai tempat (ditentukan menggunakan mikroskop untuk
hasil yang lebih akurat). Jika sulit dilakukan atau membutuhkan
waktu yang lama, homogenitas dapat ditentukan secara visual.
3. Uji Kejernihan
Dengan cara melihat langsung sediaan tersebut, apakah masih
ada atau tidak partikel yang tertinggal atau tidak larut.
4. Uji Viskositas
Viskositas adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat
dengan hambatan untuk mengalir. Viskositas didefinisikan sebagai
gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara
berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan
datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara
permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan
viskositasnya.

I.4 Zat Tambahan pada Sediaan Elixir


1. Alkohol 95%
2. Aquadest
3. Nipagin
4. Peppermint
5. Sirup Simplex
BAB III
METODE KERJA
II.1 Pembuatan Sediaan
1. Rancangan Formula
Tiap 60 mL mengandung:
Ekstrak daun benalu mangga 7,35%
Etanol 5%
Propilenglikol 5%
Nipagin 0,005%
Tartrazin 0,01%
Aquadest ad 100%
2. Formula yang disetujui
Ekstrak daun benalu mangga 6,465%
Alkohol 95% 5%
Nipagin 0,1%
Peppermint 0,1%
Sirup Simplex 5%
Aquadest ad 100%
3. Pre Formulasi
a. Alasan Pemilihan Bentuk sediaan
1) Menurut Ansel, hal 342
Sediaan elixir secara fisik obatnya homogeny, terdistribusi
dalah seluruh sediaan.
2) Menurut Anief, 2007
Sediaan elixir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga
obat baik yang larut dalam cair maupun etanol dan dalam
larutan elixir.
3) Menurut Riki, dkk, 2014
Ekstrak cair, kental maupun kering digunakan untuk
membuat sediaan cair seperti suspensi, elixir, drops,
sedangkan ekstraks padat digunakan dalam pembuatan
sediaan padat seperti tablet, kapsul dan lain-lain.
b. Alasan pemilihan zat aktif
Menurut Nurfaat Daintika L, dkk, 2016 indikasi daun benalu
mangga mengandung flavanoid, tannin, asam amino,
karbohidrat, alkaloid dan saponin. Flavanoid golongan aglikon
yaitu kuarsetin, kuarsetin sebagai penghambat pertumbuhan
kanker.
c. Alasan Pemilihan Bahan Tambahan
1) Etanol (Menurut exipien 6th hal 17)
Etanol digunakan luas pada formulasi farmsetik dan kosmetik.
Etanol primer digunakan sebagai pelarut.
Range : 5-24%
Kelebihan : -Melarutkan berbagai jenis zat oleh karena
itu lebih baik dipakai sebagai cairan penarik
untuk sediaan galenik yang mengandung zat
berkhasiat tertentu.
-Pelarut yang baik untuk alkaloid, glikosida,
dammar dan minyak atsiri.
- Menghalangi pertumbuhan jamur dan
sebagian keluar bakteri.
2) Propilenglikol (Exipient 6th hal 592)
Propilenglikol digunakan luas sebagai pelarut ekstraktan dan
pengawet pada sediaan farmasi
Range : 5%
3) Sirup Simplex (Parrot, hal 197)
Tujuan : sebagai pemanis
Range : 65-68%
4) Aquades
Air digunakan sebagai pelarut pada proses dan formulasi
produk farmasi.
I.2 Uraian Bahan
1. Etanol (Hope 6th edition: 17)
a. Sinonim: ethanolum (96%), ethyl alcohol, ethyl hydroxide,
grain alcohol, methyl carbinol.
b. RM/BM: C2H6O/46,07
c. Titik lebur: 112C
d. Pemerian: cairan bening tidak berwarna, mudah menguap,
bau yang khas, dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah
e. Kelarutan: larut dalam kloroform, eter, gliserin, dan dalam air
larut dalam etanol dapat disterilisasi dengan autoklaf atau
dengan filtrasi
f. Stabilitas: larut dalam etanol dapat disterilasi dengan autoklaf
dengan filtrasi
g. Inkompatibilitas: dalam keadaan asam, larutan etanol dapat
bereaksi dengan bahan oksidasi. Campuran dengan alkali
dapat berubah menjadi hitam karena reaksi dari aldehid.
Larutan etanol juga inkompatibel dengan wadah aluninium dan
dapat berinteraksi dengan beberapa obat.
h. Keterangan lain: alkohol juga digunakan sebagai anti mikroba,
pelarut desinfektan digunakan dalam formulasi farmasi dan
dalam kosmetik.
i. Penyimpanan: dalam wadah kedap udara dan ditempat sjuk.
j. Kadar penggunaan: pengawet antimikroba>100%, desinfektan
60-90%, extracting solvent in galenik manufacture 85%.
2. Aquadest (Hope 6th edition: 766)
Sinonim: Aqua, aqua puriferata, hydrogen oxide
RM: H2O
Titik lebur: 0C
Pemerian: Air adalah cairan bening, berwarna, tidak berbau, tidak
berasa
Kelarutan: larut dengan sebagian besar pelarut polar
Stabilitas: secara kimia air stabil disemua bentuk fisiknya yaitu
(uap, air, cairan)
Inkompatibilitas: Dalam formula farmasi, air dapat bereaksi
dengan obat-obatan dan eksipien lain yang rentan terhadap
hidrolisis pada saat suhu ditinggikan. Air bereaksi secara kuat
dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan alkali tanah
dengan oksidanya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida.
Air juga bereaksi dengan garam hidrat menjadi garam hidrat
berbagai komposisi dan bahan organik dan kalsium.
Keterangan lain: Air sebagai bahan mentah dan pelarut pada
suatu proses, formulasi dan pembuatan dari produk kefarmasian,
bahan aktif farmasi, perantara analisis bahan reaksi.
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat.
Kadar penggunaan: nilai khusus air yang digunakan untuk
aplikasi tertentu dalam konsentrasi hingga 100%.
3. Propilenglikol (Hope 6th edition: 529)
a. Sinonim: 1,2 Dihydroxypropane E 150, 2 hydroxypropanol, diol
methylethyleneglycol, methylglycol propylenglycolum
b. RM: C

4. Sirup Simplex (Farmakope Indonesia III hal 567)

II.2 Perhitungan Bahan


1. Perhitungan konversi
Dosis 0.500 mg/g BB mencit
Dosis = 0.500 x 387.9 = 387.9 mg
= 10 x 387.9 = 387.9 mg
3.879 g
x 100
= 60

= 6.645% (1 x pemakaian)
2. Perhitungan bahan
a. Ekstrak benalu mangga 6.465%
6.464
x 60=3.879 g
= 100

b. Alkohol 5%
5
x 60=3 g
= 100

c. Nipagin 0.1%
0.1
x 60=0.06 g
= 100

d. Sirup Simplex 5%
5
x 60=0.006 g
= 100

e. Peppermint 0.1%
0.1
x 60=0.006 g
= 100

f. Aquadest ad 100%
100% - (6.465% + 5% + 0.1% + 5% + 0.1%)
= 100% - 16.665%
= 83.335%
83.335
x 60=50
= 100 g

II.3 Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan, corong, Erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 50
mL dan 100 mL, kertas saring, sendok tanduk, timbangan analitik
dan wadah
2. Bahan yang digunakan, aquadest, ekstrak benalu mangga, etanol,
propilenglikol dan sirup simpleks.

I.4 Cara Kerja


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Ditimbang bahan sesuai pertimbangan
3. Ekstrak daun benalu mangga dimasukkan ke dalam etanol 90%
aduk ad homogen
4. Sirup simplex dimasukkan kedalam (campuran I)
5. Air ditambahkan kedalam campuran ad 60 mL
6. Peppermint ditambahkan aduk ad homogen
7. Dipindahkan kedalam botol diberi etiket dan brosur.

I.5 Evaluasi Elixir


1. Organoleptis
Diamati dengan cara pancra indera, apakah sediaan elixir tersebut
sudah sesuai dengan ketentuan sediaan elixir yang benar yaitu bau
dan rasa yang sedap, tidak ada partikel yang tidak larut.
2. Homogenitas
Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun
distribusi ukuran partikelnya dengan pengambilan sampel pada
berbagai tempat (ditentukan menggunakan mikroskop untuk hasil
yang lebih akurat). Jika sulit dilakukan atau membutuhkan waktu
yang lama, homogenitas dapat ditentukan secara visual.
3. Uji Kejernihan
Dengan cara melihat langsung sediaan tersebut, apakah masih ada
atau tidak partikel yang tertinggal atau tidak larut.
4. Uji Viskositas
Viskositas adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Viskositas didefinisikan sebagai gaya
yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan
suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam
kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi
dengan cairan yang akan ditentukan viskositasnya.

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

V.1Hasil Evaluasi Sediaan

No Jenis Evaluasi Hasil evaluasi


Bau: khas
1 Organoleptik
Warna: coklat kemerahan
2 Homogenitas Homogen
3 Kejernihan Jernih
4 Viskositas Rendah

V.2Pembahasan
Elixir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan
untuk penggunaan vital dan biasanya diberi rasa untuk menambah
kelezatan. Elixir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa terapi
elixir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya.
Dibandingkan dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan kurang
kental dan mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya
kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat.
Walaupun demikian karena sifat hidroalkohol elixir lebih mampu
mempertahankan komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut
dalam alkohol dari pada sirup.
Pada pembuatan elixir, pertama alat dan bahan disiapkan alat dan
bahan kemudian ditimbang sesuai dengan perhitungan. Dimasukkan
ekstrak benalu mangga kedalam etanol 90% aduk sampai homogen.
Selanjutnya ditambahkan sirup simplex ke dalam campuran (I). Kemudian
ditambahakn aquadest kedalam campuran hingga 60 mL. Ditambahkan
peppermint aduk hingga homogen. Kemudian dipindahkan kedalam botol,
diberi etiket dan brosur.
Ada beberapa alasan pembuatan sediaan elixir adalah karena
sediaan elixir obatnya secara homogen terdistribusi dalam seluruh
sediaan dan bertujuan agar absorbsinya dalam sistem saluran cerna
kedalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan terjadi lebih cepat dari pada
dalam bentuk sediaan padat dari zat obat lain. Elixir merupakan larutan
dengan alkohol sebagai pelarut utama. Alkohol sebagai pelarut utama
dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Elixir bersifat
hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air
maupun alkohol. Bahan yang larut air dilarutkan terpisah dengan zat yang
larut dalam pelarut alkohol. Larutan air ditambahkan kedalam larutan
alkohol agar penurunan kekuatan alkohol dalam larutan gradient mencgah
terjadinya pemisahan atau endapan.
Hasil evaluasi dari percobaan ini didapatkan hasil dengan bau khas,
warna cokelat kemerahan, homogen, kejernihan jernih dan viskositas
rendah.
BAB V
KESIMPULAN
.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa pada uji organoleptik didapatkan bau khas dan warna
cokelat kemerahan, homogenitas homogen, uji kejernihan jernih dan
viskositas rendah.

.2 Saran
Alangkah baiknya apabila sebelum melakukan praktikum dimulai
dengan membaca doa dan hendaknya mematuhi apa yang disampaikan
oleh asisten agar tujuan praktikum bermanfaat dan untuk menghindari
kecelakaan dalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB: Bandung.

Ansel, H. C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi 4. UI


Press: Jakarta.

BPOM RI. 2011. Acuan Sediaan Herbal vol. 6 edisi I . Badan


Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI.
Jakarta.

Felter, Harvey Wickes and John Uri llyod. 1989. Kings American
Dispensatory. The Ohiovalley Company. Ohio.

Harjanti, R. Parmadi, A. 2014. Elixir Of Extract Leaf Belimbing


Wuluh (Arrehoa bllimbi L) as Anti Hypertension with
Method Of Maserasi. Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo.
Sukoharjo.

Ikawati, M. Wibowo. A. E. Octa, N. S. U. Adelina, R. 2008.


Pemanfaatan Benalu sebagai anti kanker. Fakultas
Farmasi UGM. Yogyakarta.

Rowe, R. C. Sheskey, P. J. Owen, S.C. Handbook Of


Pharmaceutical Exipient Fifth Edition. Pharmaceutical
Press

Anda mungkin juga menyukai