1. Etanol
Banyak digunakan terutama pada injeksi
glikosida digitalis
Injeksi yang mengandung etanol bila disuntikkan
secara intramuskular akan menimbulkan rasa
nyeri; secara sub kutan akan menimbulkan nyeri
yang diikuti dengan anastesia; jika disuntikkan
pada daerah yang dekat syaraf maka dapat
mengakibatkan degenerasi syaraf dan neuritis;
secara intravena (tidak disarankan) harus hati-
hati karena pemberian yang terlalu cepat akan
PELARUT NON AIR YANG DAPAT
BERCAMPUR DENGAN AIR :
2. Propilen glikol
Banyak digunakan dalam pembuatan
sediaan injeksi senyawa golongan barbiturat,
beberapa alkaloida dan antibiotika.
Sediaan yang mengandung propilen glikol
dapat menimbulkan rasa nyeri dan iritasi pada
tempat penyuntikan, sehingga perlu
ditambahkan lokal anastetik seperti benzil
alkohol.
PELARUT NON AIR YANG DAPAT
BERCAMPUR DENGAN AIR :
3. Polietilen glikol
Ko solven dalam pembuatan sediaan injeksi
adalah yang mempunyai bobot molekul rendah
(300-400) dan berbentuk cairan.
Penggunaan kosolven senyawa glikol (propilen
atau polietilen) dalam pembuatan injeksi
senyawa golongan barbiturat dapat
meningkatkan stabilitas senyawa tersebut.
PELARUT NON AIR YANG DAPAT
BERCAMPUR DENGAN AIR :
4. Gliserin
Merupakan cairan yang jernih dan kental, titik
didih tinggi, dapat bercampur dengan air maupun
alkohol dan merupakan pelarut yang baik untuk
beberapa zat.
Penggunaan dalam dosis tinggi dapat
menimbulkan efek konvulsi dan gejala paralitik
karena kerja langsung gliserin terhadap susunan
syaraf pusat. Pada dosis rendah (5%) tidak terlihat
adanya efek toksik.
PELARUT NON AIR YANG TIDAK
DAPAT BERCAMPUR DENGAN AIR
1. Kosolven
• Seringkali zat lebih larut dalam campuran
pelarut daripada dalam satu pelarut saja
• Gejala itu disebut cosolvency
• Pelarut yang dlm kombinasi
meningkatkan kelarutan zat terlarut
disebut cosolvent
• Mekanisme: pelarut campur mengatur
polaritas pelarut pada harga yang
diinginkan zat terlarut
2. SURFAKTAN
SURFAKTAN
Surfaktan merupakan suatu molekul yang
sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan
gugus lipofilik sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari
air dan minyak.
Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan
dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air,
minyak-air dan zat padat-air, membentuk
lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik
berada pada fase air dan rantai hidrokarbon
ke udara, dalam kontak dengan zat padat
ataupun terendam dalam fase minyak.
SURFAKTAN
1. Struktur Molekul
Kelarutan suatu zat juga
bergantung pada struktur
molekulnya seperti perbandingan
gugus polar dan gugus non polar
dari molekul. Semakin panjang
rantai non polar dari alkohol alifatis,
semakin kecil kelarutannya dalam
air.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN OBAT
3. Pengaruh Suhu
Endotermik T naik Kelarutan naik
Eksoterm T naik Kelarutan turun
Contoh Kasus
Natrium sulfat bentuk hidrat (endotermik),
bentuk anhidrat (eksotermik)
kelarutannya berbeda
Natrium klorida tdk menyerap atau
melepaskan panas ??????
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN OBAT
4. Pengaruh pH
- Banyak obat bersifat asam lemah atau basa
lemah jika bereaksi dgn as. atau basa kuat
serta dlm jarak pH tertentu berada sebagai ion
yg biasanya larut dalam air
- Asam lemah (as karboksilat, as hidroksi, asam
aromatik, fenol) larut dlm NaOH encer,
karbonat dan bikarbonat
- Basa lemah (mengandung Nitrogen basa
alkaloid) larut dalam asam encer
CARA MEMPERBAIKI
KUALITAS AIR
1. Reverse Osmosis
REVERSE OSMOSIS
(LANJUTAN..)
Osmosis merupakan proses perpindahan zat
cari dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih
rendah melalui membran semipermeabel.
Proses ini terus berlangsung hingga
konsenstrasi kedua tempat sama. Sistem
Reverse Osmosis menggunakan pompa untuk
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari
tekanan osmosis untuk "mendorong" air dari
tekanan tinggi melalui membran
semipermeabel menuju ke daerah yang
mempunyai tekanan yang lebih rendah.
2. DESTILASI
Untuk menghasilkan Water for Injection,
Purified Water hasil dari proses Water
Softener ditampung di tangki penyimpanan.
Dari Tangki penyimpanan ini PW dilakukan
enam tingkat destilasi untuk menghasilkan
Water for Injection (WFI). Untuk menguapkan
air pada stage pertama digunakan plant
steam dengan suhu 150oC. Air dipanaskan
sampai suhunya sama dengan plant steam,
uap yang dihasilkan dikondensasikan dan
masuk ke dalam kolom kedua. Pirogen yang
tertinggal di bawah kolom pertama dan
proses ini berulang sampai kolom destilator
ke 6. Proses di atas menghasilkan Water for
3. IONIC EXCHANGE
Ion exchange atau resin penukar ion dapat
didefinisi sebagai senyawa hidrokarbon
terpolimerisasi, yang mengandung ikatan
hubung silang (crosslinking) serta gugusan-
gugusan fungsional yang mempunyai ion-ion
yang dapat dipertukarkan.
IONIC EXCHANGE
(LANJUTAN..)
Penggunaannya dalam analisis kimia
misalnya untuk menghilangkan ion-ion
pengganggu, memperbesar konsentrasi
jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air
atau demineralisasi air, memisahkan ion-ion
logam dalam campuran dengan kromatografi
penukar ion.
IONIC EXCHANGE
(LANJUTAN..)
Ada 2 macam resin penukar ion, yaitu :
a. Anion exchange resin (resin penukar anion),
yaitu resin yang mempunyai kemampuan
menyerap/menukar anion-anion yang ada dalam
air. Resin ini biasanya berupa gugus amin aktif.
Misalnya : R – NH2 (primary amine), R – R1NH
(secondery amine), R – R21N (tertiary amine), R –
R31 NOH ( quartenary amine). Dalam notasi diatas R
menunjukan polimer hidrokarbon dan R1
menunjukkan gugus tertentu misalnya CH2.
b. Cation exchange resin (resin penukar
kation), yaitu resin yang mempunyai kemampuan
menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg,
Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh : Hidrogen
zeolith (H2Z), resin organic yang mempunyai gugus
aktif SO3H(R.SO3H), dan sulfonated coal.
WATER FOR INJECTION
Water for Injection : adalah air bebas pyrogen yang
dibuat dari proses depirogenasi purified water
menggunakan water for Injection generator. Air
jenis ini dipakai sebagai pelarut obat tetes mata
ataupun sebagai air untuk sanitasi mesin- mesin
untuk proses steril. Persyaratan dari air ini adalah
harus bebas bacterial endotoxin dan harus steril.
PENYIMPANAN
Untuk penyimpanan water for injection
harus didalam tanki dan dijaga pada panas
lebih dari 80ºC dan diputar dengan looping
system, secara periodik dilakukan proses
sterilisasi pada pipa- pipa yang dilalui oleh
air jenis ini dengan menggunakan clean
steam (pyrogen free steam) pada
temperatur tidak kurang dari 121ºC selama
tidak kurang dari 20 menit.
PORTABLE WATER
Portable water digunakan untuk bahan baku
pembuatan purified water (PW), Highly
purified water (HPW) dan water for injection
(WFI).
Untuk pencucian awal alat-alat yang kontak
produk tetapi pembilasan akhir harus dg PW
atau WFI Untuk pendingin atau pemanas
pada HE atau DJ Tank dll.
Mutunya harus selalu memenuhi syarat
PORTABLE WATER
Dilakukan pemeriksaan kimia maupun mikrobiologi
Sumbernya : Well water, surface water
Dipengaruhi oleh musim, shg validasi water system
harus melewati semua musim (minimal 1 tahun)
Ditetapkan alert limit (batas waspada) dan action
limit (batas ambil tindakan)
Misalnya Action limit mikrobiologi ditetapkn 500
cfu/ml, maka jika hasil pemeriksaan 500 cfu/ml
harus segera diambil tindakan sesuai SOP (misalnya
disanitasi)
HIGH PURITY WATER
HPW dimaksudkan untuk digunakan dalam
penyusunan produk medis dimana air
berkualitas biologis tinggi diperlukan kecuali
WPI diperlukan. (BP 2003)
Diproduksi dengan cara : double passed RO
dikombinasikan dengan ultrafiltrasi atau
deionisasi.
Spesifikasi HPW
HIGH PURITY WATER
Pemerian : jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa.
Nitrat : max 0.2 ppm
Aluminium : 10 ug/L (untuk dialysis solution)
Heavy metal : max 0.1 ppm
Endotoksin : kurang dari 0.25 IU/ml
Conductivity : 1.1 uS/cm pada 20C
Action limit : 10 CFU/100 ml dengan membran
filtration minimum sampel 200 ml
WATER FOR INJECTION
Water For Injections merupakan air yang digunakan
untuk produksi sediaan injeksi. Dengan demikian,
syaratnya sangat ketat. Water for Injection
bukanlah air steril dan bukan final dosage form. WFI
merupakan produk ruah intermediet (intermediate
bulk product).
WATER FOR INJECTION
International pharmacopoeia dan European
Pharmacopoeia mengharuskan Destilasi sebagai
tahap final purifikasi. (Bebas pyrogen, bebas
endotoxin, bebas microba, bebas kandungan
kimia, dan bebas partikel, serta menggunakan
destilasi sebagai tahap akhir pemurnian
Di dalam pharmacopoeial WPU, Water For
Injection merupakan kualitas paling tinggi dari
jenis air – air lainnya untuk industri farmasi.
Cara/teknik pemurnian termasuk bagian dari
spesifikasi dari WFI.
WATER FOR INJECTION
Diproduksi dengan cara destilasi dari PW
Spesifikasi WFI :
Pemerian : jernih, tidak berwarna, tidak
berbau tidak berrasa
Nitrat maksimum 0.2 ppm
Aluminium maksimum 10 ug/l (untuk dialysis
solution)
Logam berat maksimum 0.1 ppm
WATER FOR INJECTION
Conductivity : maks 1.1 us/cm pada 20 C
Conductivity : 1.1 uS/cm pada 20C
Action limit : 10 CFU/100 ml dengan
membran filtration
minimum sampel 200 ml
BACTERIOSTATIC WFI
(USP)
Uji pirogenitas :
Dengan mengukur peningkatan suhu tubuh kelinci percobaan
yang disuntikan dengan sediaan uji pirogenitas secara
intravena
CARA MENYEDIAKAN UAP AIR BERSIH
PADA UNIT PRODUKSI STERIL
V = w. E. V’
W=
• Osmolalitas
Larutan molal adalah jika 1 mol zat terlarut terdapat
dalam 1 kg zat pelarut.
Osmolalitas : molal x jumlah ion dalam larutan
• Osmolaritas
Osmolaritas : Molar x jumlah partikel yang terdisosiasi
Osmolaritas 1 mol/L larutan natrium klorida adalah :
1 (jumlah mol) x 2 (jumlah partikel) = 2 osmol/L
Osmolaritas 1 mol/L larutan glukosa adalah 1 x 1 = 1
osmol/ L
MENGATUR TONISITAS LATURAN
PARENTERAL