Anda di halaman 1dari 41

BIOFARMASETIKA-FARMAKOKINETIKA

STUDI BIOFARMASETIKA SEDIAAN INHALASI

Oleh:
Yedhit Kurniawan Sjahrul
(917312906201.011)

Dosen Pengampuh:
apt. Hesti Trisnianti Burhan, S.Farm., M.Farm.
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan memiliki berbagai fungsi penting bagi tubuh.
Fungsi utamanya adalah untuk menyediakan oksigen,
mengeliminasi karbondioksida, regulasi pH, untuk pembentukan
suara dan pertahanan tubuh terhadap mikroba.
Fungsi lain dari sistem pernafasan adalah dapat mempengaruhi
konsentrasi kimia arterial dengan menghilangkan bahan tertentu
dari kapiler paru dan memproduksi dan menambahkan bahan
lainnya ke dalam darah. Terdapat dua buah paru-paru yang
utamanya terdiri dari jutaan alveolus (kantong tipis berisi udara).
Alveolus ini merupakan tempat dari pertukaran gas antara paru-paru
dan darah. Aliran udara agar dapat sampai ke alveolus adalah
melalui saluran nafas dan udara dapat masuk/keluar paru karena
adanya mekanisme inspirasi
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan terdiri dari saluran nafas dan parenkim paru.
Saluran nafas dibagi menjadi 3 regio yaitu:
saluran nafas atas
zona konduksi
zona respirasi.
aluran nafas atas terdiri dari hidung atau mulut, faring (yang
bercabang menjadi saluran makanan dan saluran nafas), dan laring
(dimana terdapat pita suara). Zona konduksi dimulai dari trakea,
bronkus, dan bronkiolus terminalis, dan zona respirasi terdiri dari
bronkiolus respiratorius, duktus alveolus, dan kantong alveolus
Pada dinding trakea dan bronkus terdapat cincin kartilago (tulang
rawan), yang memberikan bentuk silindris dan mempertahankan
saluran ini agar tidak kolaps.
PENGERTIAN INHALASI
Menurut Farmakope Indonesia Edisi V

Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas
satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas
hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik.
TERAPI INHALASI
Terapi inhalasi merupakan suatu jenis terapi yang diberikan melalui saluran
nafas yang bertujuan untuk mengatasi gangguan atau penyakit pada paru
paru.

Tujuan dari terapi inhalasi ini adalah untuk menyalurkan obat langsung ke
target organ yaitu paru-paru, tanpa harus melalui jalur sistemik terlebih
dahulu. Dalam terapi inhalasi, pada prinsipnya sediaan obat yang diberikan
dibentuk menjadi partikel-partikel aerosol terlebih dahulu dengan
penggunaan generator aerosol. Penggunaan obat-obatan secara inhalasi
memiliki keuntungan dan kerugian dalam hal terapi penyakit paru
KEUNTUNGAN TERAPI INHALASI
a. Onset kerja lebih cepat dibandingkan obat oral
b. Dosis yang diberikan kecil
c. Obat langsung menuju paru-paru, sehingga paparan sistemik minimal.
d. Efek samping sistemik lebih jarang dan lebih ringan dibandingkan obat
yang diberikan secara sistemik.
e. Terapi dengan obat inhalasi cenderung tidak menimbulkan nyeri,
dibandingan obat yang diberikan melalui injeksi, dan lebih nyaman.
f. Rangsangan oral inhalasi dapat menggantikan kebiasaan merokok
KELEMAHAN TERAPI INHALASI
a. Beberapa variabel (pola nafas yang benar, tatacara penggunaan alat atau
generator aerosol) dapat mempengaruhi deposisi paru dan reproduktifitas
dosis.
b. Dosis yang tepat sering tidak tercapai sehingga dapat terjadi kekurangan
atau sebaliknya.
c. Deposisi orofaringeal dapat menyebabkan absorbsi sistemik d. Iritasi
orofaringeal menyebabkan penyumbatan, nausea, vomitus, dan aerofagi.
d. Membutuhkan peralatan khusus dan mahal.
e. Kesulitan koordinasi antara gerakan tangan dan inhalasi dengan pMDI
yang dapat menurunkan keefektifan
f. Ketersediaan berbagai macam jenis alat akan membingungkan pasien
dan klinisi.
g. Keterbatasan informasi tentang standarisasi teknik inhalasi kepada klinisi
akan mengurangi keefektifan.
h. Pemberian secara inhalasi lebih kompleks dibandingkan oral.
AEROSOL
Aerosol  adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung
zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.

Aerosol digunakan untuk memasukkan obat ke dalam alveolus pulmonari


melalui saluran napas atas tanpa disertai hambatan yang berarti saat melewati
saluran napas.

Dalam hal Aerosol Inhalasi, ukuran partikel obat harus dikontrol dan ukuran
rata-rata partikel harus lebih kecil dari 10 μm. Sediaan ini juga dikenal
sebagai inhaler dosis terukur. (FI Ed. IV)
AEROSOL
KOMPONEN KOMPONEN DASAR SISTEM AEROSOL

1. WADAH
2. PROPELAN »» gas yang dicairkan atau gas dimampatkan, umumya
mempunyai tekanan uap lebih besardari tekanan atmosfer. Contoh
hidrokarbon.
3. KONSENTRAT mengandung zat aktif
4. KATUP »» mengaturaliran zat terapetik dan propelan dari wadah. Sediaan
farmasi untuk inhalasi oral atau inhalasi nasal sering menggunakan
katupdosis terukuryang harus memberikan jumlah semprotan seragam jika
katup ditekan
5. PENYEMPROT (aktuator)
AEROSOL
Ditinjau dari sudut sistemnya, aerosol merupakan suatu sistem dispersi yang
terdiri dar 2 fase, yaitu:
Fase pendispersi (fase penyebar), berupa campuran udara dan gas.
Fase terdispersi (fase yang tersebar), umumnya berupa larutan dalam air dan
kadang-kadang berupa serbuk, walau tidak tercantum dalam Farmakope.
AEROSOL
Terdapat tiga jenis aerosol berdasarkan jumlah fase dispersinya yaitu:

Aerosol sejati atau aerosol mono dispersi, terdiri dari partikel-partikel yang sangat
halus, berdiameter sekitar 1 (satu) mikro meter, dengan penyebaran ukuran partikel
yang merata.

Aerosol polidispersi, terdiri dari partikel-partikel dengan ukuran yang lebih besar
dan beragam. Aerosol tipe ini lebih kurang stabil karena partikelnya berat dan
karena fenomena koalesen antara partikel-partikel kecil dengan yang besar.
Penenmbusan dan penahanan partikel ini hanya terjadi pada saluran napas bagian
atas, dan dalam hal ini jumlah pembawa zat aktif sangat berpengaruh, dan setelah
terjadi penyerapan setempat maka obat dapat memberikan efek sistemik.

Aerosol sejati dilengkapi dengan alat penyemprot klinis, sedangkan aeosol


polidispersi dikemas dengan wadah gelas dan dengan bahan pendorong gas.
 
AEROSOL
Terdapat 2 (dua) jenis alat pendispersi sediaan yaitu :
alat aerosol klinis (dalam farmakope disebut aerosol obat), dan alat yang berisi gas
pendorong atau pseudoaerosol atau yang disebut juga bentuk sediaan farmasetik
bertekanan. Walaupun kedua jenis alat tersebut mempunyai elemen-elemen yang
sejenis, namun dispersi yang dihasilkan mempunyai sifat fisiko-kimia dan
efektivitas klinis berbeda.
AEROSOL
Seperti pada semua sistem dispersi, sediaan aerosol harus stabil, partikel-partikel
tidak boleh membasahi dinding dan tidak boleh melarut secara tak beraturan dalam
cairan pendukungnya. Stabilitas sediaan aerosol dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
• Muatan partikel
Tiap partikel aerosol memiliki muatan listrik bertanda sama dengan
demikian partikel-partikel tersebut akan saling tolak menolak
• Kehalusan partikel
• Aerosol harus berbentuk kabut halus yang kering dan memiliki gerak brown
• Penyebaran ukuran pertikel
• Perbandingan bobot jenis gas/cairan.
PENGHIRUPAN DAN PERPINDAHAN
Aerosol memulai pejalanan dari alat generator sampai titik
fiksasinya di epitel pernapasan.
☻ Tetesan aerosol mula-mula mencapai cavum bucallis,
kemudian menuju trakea, bronkus, bronkiolus, kanal
alveoli dan akhirnya ke alveoli paru.
☻ Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan
partikel :
Ukuran partikel, pernapasan dan laju pengaliran udara,
jenis aliran, kelembaban, suhu dan tekanan.
PENANGKAPAN ATAU DEPO
Pada tahap kedua dimana terjadi penahanan atau depo,
partikel aerosol ditahan oleh epitel oleh broncho-alveoli.
Hanya sebagian partikel yang diteruskan sedang bagian
lainnya ditolak. ☻ Cara Penahanan :
1. Tumbukan karena kelembaban
2. Pengendapan karena gaya tarik bumi
3. Difusi (gerakan brown)
PENAHANAN DAN PEMBERSIHAN
Setelah penangkapan zat aktif yang dihirup dari aerosol maka
partikel akan tertahan di permukaan tempat depo.
☻ Aktivitas partikel aerosol ditentukan oleh laju pelarutan dan
difusi melintasi selaput mukosa, perubahan laju perjalanan dan
peniadaannya dari lapisan mukosa tersebut.
☻ Pada mekanisme pembersihan paru (makrofag alveoler), maka
peniadaan partikel oleh mukosilia adalah lebih penting. Lamanya
pembersihan ini adalah sekitar 100 jam untuk partikel yang
dibersihkan oleh selaput mukosilia, 30-40 % dikeluarkan pada 24
jam pertama
PENYERAPAN
Pada tahap penyerapan, sebagian bahan yang dihirup dalam bentuk
aerosol akan terikat dalam saluran napas dan selanjutnya diserap
oleh mukosa saluran.
☻ Untuk bahan dalam jumlah yang sangat besar kadarnya di dalam
darah dan air kemih perlu ditentukan.
☻ Penyerapan ini dapat terjadi pada berbagai tempat yang berbeda
dan kadang-kadang selektif untuk beberapa zat aktif tertentu. »» di
hidung, mulut, trakea, bronkus, alveoler, dan di saluran cerna
ZAT AKTIF AEROSOL
Bahan Aktif Beraksi Sistemik yang Digunakan Dalam Sediaan
Aerosol
1. Vasokonstriktor » » epinefrin, benzedrina
2. Vasodilator » » kolin ester
3. Kardiotonik » » digitalin, kuobaina
4. Diuretika » » kafeina, teobrimina
5. Konvulsan » » striknin
6. Penekan sistem syaraf » » barbiturat pusat
7. Hormon » » estrogen, insulin
8. 8. Antibiotika
9. 9. Salisilat dll
ZAT AKTIF AEROSOL
Pemilihan bahan obat didasarkan atas prinsip berikut ini :
• Penggunaan bentuk aerosol hanya menguntungkan bila konsentrasi zat aktif
saat kontak lebih besar dari konsentrasi setelah pemberian lewat jalur
pemberian lainnya.
• Zat aktif harus benar-benar beraksi pada permukaan saluran nafas.
• Oleh sebab itu zat aktif harus memenuhi 2 syarat utama yaitu :
• Pelarutan zat aktif dalama cairan pembawa harus setinggi
mungkin.
• Aktivitas terapetik harus tampak pada dosis kecil, dengan kata
lain dosis per oral juga kecil.
• Zat aktif dengan pososlogi 24jam dalam jumlah berbilang gram, bila diberikan
dalam bentuk aerosol maka efektivitasnya lebih rendah dibandingkan bila
diberikan lewat oral, karena tidak mungkin untuk menyerbuk halus sejumlah
besar bahan obat hingga mencapai ukuran aktif. 
CONTOH SEDIAAN INHALASI
1. MDI
2. Dry powder inhaler
3. Nebulizer
4. Turbohaler
5. Rotahaler
MDI (Metered Dose Inhaler)
PENGGUNAAN MDI YANG BENAR
PENGGUNAAN MDI YANG BENAR
PENGGUNAAN MDI YANG BENAR
PENGGUNAAN MDI YANG BENAR
DRY POWDER INHALER
Penggunaan obat dry powder (serbuk kering)
pada DPI memerlukan hirupan yang cukup
kuat. Pada anak yang kecil, hal ini sulit
dilakukan. Pada anak yang lebih besar,
penggunaan obat serbuk ini dapat lebih mudah,
karena kurang memerlukan koordinasi
dibandingkan MDI. Deposisi (penyimpanan)
obat pada paru lebih tinggi dibandingkan MDI
dan lebih konstan. Sehingga dianjurkan
diberikan pada anak di atas 5 tahun.
NEBULIZER
Alat nebulizer dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi
aerosol secara terus-menerus, dengan tenaga yang berasal dari udara
yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik. Aerosol yang terbentuk
dihirup penderita melalui mouth piece atau sungkup.
Bronkodilator yang diberikan dengan nebulizer memberikan efek
bronkodilatasi (pelebaran bronkus) yang bermakna tanpa
menimbulkan efek samping. Hasil pengobatan dengan nebulizer lebih
banyak bergantung pada jenis nebulizer yang digunakan. Ada
nebulizer yang menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga
yang dapat diatur sehingga aerosol hanya timbul pada saat penderita
melakukan inhalasi, sehingga obat tidak banyak terbuang
TURBOHALER
ROTAHALER
ROTAHALER
ROTAHALER
EVALUASI KETERSEDIAAN HAYATI SEDIAAN
PER INHALASI
Tujuan:
Efek sistemik: untuk memperkirakan aktivitas farmakologik atau terapetik, atau
menentukan kadar obat dalam darah dan membandingkannya dengan kadar yang
didapat dari cara pemberian intravena (bioavaiabilitas absolut) atau jika mungkin cara
pemberian lainnya.
Efek lokal (setempat): untuk melaksanakan studi ketersediaan hayati relatif dengan
membandingkan berbagai formulasi yang berbeda untuk memilih formula yang lebih
aktif secara lokal, efeknya lebih lama, lebih spesifik, lebih cepat sebagai fungsi dari
ukuran partikel yang harus sehomogen mungkin.
EVALUASI KETERSEDIAAN HAYATI SEDIAAN
PER INHALASI
Yang mempengaruhi ketersediaan hayati sediaan aerosol:

• Stabilitas fisiko-kimia dan stabilitas terapetik partikel aerosol.


• Daerah depo dan perannya untuk menghasilkan efek terapeutik yang sesuai dan
terukur.
• Laju penyerapan, metabolisme dan atau pembersihan untuk menghindari efek
sekunder.
• Bahan tambahan dalam sediaan terhadap partikel.
• Metode pembuatan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai