Anda di halaman 1dari 29

Aroma Terapi

Kelompok 1
KRISTALISASI DAN
PEMURNIAN MINYAK
ESENSIAL
 Dinda Sahrani (1909200448201002)
 Sumarni P. (1909200448201017)

Dosen Pengampuh
apt. Hesti Trisnianti Burhan, S.Farm., M.Farm.
Latar Belakang
Menurut data yang diperoleh dari Indonesian Essential
Indonesia merupakan Negara yang terletak
Oil: The Scents of Natural Life terdapat sekitar 40 jenis
di wilayah tropis dan memiliki
tanaman yang diproduksi di Indonesia yang berpotensi
keanekaragaman flora dan fauna yang
sebagai sumber aromaterapi dan sekitar 12 tanaman
perlu dilestarikan dan dikembangkan. Salah
penghasil minyak atsiri lainnya masih dalam tahap
satunya adalah keanekaragaman tanaman
pengembangan skala industri. Tanaman-tanaman
yang memiliki banyak dampak yang
tersebut merupakan tanaman yang memiliki variasi
menguntungkan, baik bagi manusia,
aromatik karena terdapatnya kandungan minyak
hewan, maupun lingkungan
esensial yaitu minyak atsiri.

Referensi :
Sofiani, V., Pratiwi, R., Raya, J., Sumedang, B., &
Jatinangor, K. (2017). Review artikel: pemanfaatan minyak
atsiri pada tanaman sebagai aromaterapi dalam sediaan-
sediaan farmasi. Farmaka, 15(2), 119-131.
Tanaman-tanaman penghasil minyak atsiri yang masih dalam
tahap pengembangan di antaranya adalah nilam (patchouli),
akar wangi (vetiver), kenanga (cananga), kayu putih (cajuput),
sereh dapur (lemon grass), jeruk nipis (citrus auranifolia),
cengkeh (clove), cendana (sandalwood), pala (nutmeg), kayu
manis (cinnamon), lada (pepper), dan kemukus (cubeb atau
Javanese pepper).

Referensi :
Sofiani, V., Pratiwi, R., Raya, J., Sumedang, B., &
Jatinangor, K. (2017). Review artikel: pemanfaatan minyak
atsiri pada tanaman sebagai aromaterapi dalam sediaan-
sediaan farmasi. Farmaka, 15(2), 119-131.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, banyak produk
minyak esensial dari tanaman Indonesia yang belum dimanfaatkan secara
maksimal. Kebanyakan dari minyak esensial tersebut diekspor ke negara-negara
lain daripada dipergunakan di dalam negara sendiri, Selain itu, pemanfaatan
minyak esensial yang tidak kalah penting sebagai produk aromaterapi.

Seiring dengan perkembangan zaman, maka telah banyak peneliti yang


melakukan penelitian tentang terapi alternatif dan komplementer, salah satunya
yaitu dengan menggunakan aromaterapi

Referensi
Ali B, et al.Essential Oils Used In
Aromatherapy: A Systemic Review. Asian Pac
J Trop Biomed.2015; 5(8):601-11
Kristalisasi dapat terbentuk melalui dua tahapan, yaitu
tahap nukleasi atau pembentukan inti kristal dan tahap
pertumbuhan kristal

Pada proses kristalisasi, supersaturasi atau kondisi lewat jenuh sangat besar
perannya, karena menginisiasi terbentuknya inti kristal (nukleasi) dan
mempengaruhi perubahan inti kristal menjadi kristal (pertumbuhan kristal). Secara
umum, supersaturasi dapat diciptakan dengan berbagai cara, seperti pendinginan,
penguapan pelarut, penambahan pelarut ketiga dan reaksi kimia.

Referensi
Rahmadina, E., Nurjanah, S., & Nurhadi, B. (2020, November).
PENGGANDAAN SKALA PROSES PENGADUKAN
TERHADAP RENDEMEN PATCHOULI ALCOHOL PADA
KRISTALISASI MINYAK NILAM. In Prosiding Seminar
Nasional Agribisnis (Vol. 1, No. 1).
01
Minyak Esensial
Minyak atsiri adalah produk cair hasil distilasi uap air dari
bagian tanaman tertentu yang mengandung senyawa
alkaloid dengan aroma khas sebagai zat kimia khusus
pembentuk rasa/aroma. Minyak atsiri didefinisikan sebagai
produk hasil penyulingan dengan uap dari bagian-bagian
suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan
atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap
(volatile) dan bahan campuran yang tidak mudah menguap
(non-volatile), yang merupakan penyebab karakteristik aroma
dan rasanya .
Kegunaan minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan
yang diambil hasil sulingannya. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan
baku dalam perisa (penyedap rasa/flavour) maupun pewangi. Industri
kosmetik dan parfum menggunakan minyak atsiri kadang sebagai bahan
pewangi pembuatan sabun, pasta gigi, sampo, lotion dan parfum. Industri
makanan menggunakan minyak atsiri setelah mengalami 2 pengolahan
sebagai perisa atau menambah cita rasa. Industri farmasi
menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, dan pembunuh
bakteri. ( SKKNI, NO 37 THN 2019)

Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu: (1)
pengempaan (pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent
extraction), dan (3) penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan
metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri.
Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel
suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak
atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke
dalam ketel penyulingan.
Cengkeh

Sereh wangi
Pala

Jahe
02
Kristalisasi
Kristalisasi memegang peranan yang sangat penting dalam industri kimia. Hal ini
mengingat kurang lebih 70 % dari produk-produk kimia dihasilkan dalam bentuk
padatan/kristal. keuntungan dari menghasilkan produk dalam bentuk padatan
Kristalisasi dikatagorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien.
Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan
pemurnian.

Pada proses kristalisasi kristal dapat diperoleh dari lelehan (melt crystallization)
atau larutan (crystallization from solution). Dari kedua proses ini yang paling
banyak dijumpai di industri adalah kristalisasi dari larutan. (Setyopratomo, 2015)
Mekanisme Kristalisasi

Kristalisasi dari larutan terdiri dari dua phenomena yang berbeda : pembentukan
inti kristal/nukleasi (nucleation) dan pertumbuhan kristal (crystal growth). Baik
nukleasi maupun pertumbuhan kristal memerlukan kondisi supersaturasi dari
larutannya. Supersaturasi didefinisikan sebagai perbedaan antara konsentrasi
aktual dalam larutan dan konsentrasi dimana fasa cair secara termodinamik
berkesetimbangan dengan fasa padat (kelarutan).

Pada diagram konsentrasi terhadap suhu , kelarutan suatu bahan digambarkan


sebagai kurva kelarutan (solubility). Kelarutan suatu bahan ada yang naik terhadap
kenaikan suhu (gradien positif), tetapi ada juga yang turun terhadap kenaikan suhu
(gradien negatif). Ada bahan yang gradien kurva kelarutannya sangan besar, tetapi
juga ada yang gradien kurva kelarutannya kecil. Semua sifat-sifat tadi ikut
menentukan pemilihan metode kristalisasi yang akan digunakan. (Setyopratomo,
2015)
Nukleasi (nucleation)
Nukleasi adalah terbentuknya inti kristal yang muncul dari larutan.
Teori nukleasi menyatakan bahwa ketika kelarutan dari larutan telah
dilewati (supersaturated), molekul-molekul mulai mengumpul dan
membentuk cluster. Cluster tersebut akhirnya akan mencapai
ukuran tertentu yang disebut critical cluster. Penambahan molekul
lebih lanjut ke critical cluster akan melahirkan inti kristal (nucleus).
Untuk menjadi inti kristal yang stabil maka cluster harus mempunyai
ketahanan terhadap kecenderungan unutk melarut kembali dan
terorientasi pada lattice tertentu (setyopratomo, 2015).
Pengotor (Impurities)
Pengotor yang ada pada kristal terdiri dari dua katagori, yaitu pengotor yang ada pada
permukaan kristal dan pengotor yang ada di dalam kristal. Pengotor yang ada pada
permukaan kristal berasal dari larutan induk yang terbawa pada permukaan kristal pada
saat proses pemisahan padatan dari larutan induknya (retention liquid). Pengotor pada
permukaan kristal ini dapat dipisahkan hanya dengan pencucian .Cairan yang digunakan
untuk mencuci harus mempunyai sifat dapat melarutkan pengotor tetapi tidak melarutkan
padatan kristal. Salah satu cairan yang memenuhi sifat diatas adalah larutan jenuh dari
bahan kristal yang akan dicuci,namun dapat juga dipakai pelarut pada umumnya yang
memenuhi kriteria tersebut. Adapun pengotor yang berada di dalam kristal tidak dapat
dihilangkan dengan cara pencucian.
03
TAHAPAN KRISTALISASI DAN
PEMURNIAN MINYAK ESENSIAL
Pemurnian eugenol pada minyak cengkeh
Minyak cengkeh adalah sebuah komoditas hasil pertanian yang
bernilai ekonomi. Minyak cengkeh sendiri merupakan minyak
atsiri yang diperoleh dari tanaman cengkeh (Eugenia
caryophyllata Thunb). Minyak atsiri ini dapat diperoleh dari
bunga, batang, dan daun tanaman cengkeh. Kualitas
minyaknya dievaluasi dari kandungan fenol, terutama eugenol.
Kualitas minyak cengkeh ditentukan oleh eugenol.

Eugenol adalah komponen utama minyak cengkeh berupa


cairan tidak berwarna, beraroma khas, dan mempunyai rasa
pedas yang banyak dimanfaatkan dalam industri fragrance dan
flavor karena memiliki aroma yang khas dan industri farmasi
karena bersifat antiseptik. Sedangkan pada β-Caryophyllene
adalah impuritis yang harus dihilangkan karena menurunkan
kadar kemurnian minyak cengkeh.
Pemurnian eugenol dapat dilakukan melalui beberapa jenis proses pemurnian.
Pemurnian dapat dilakukan secara kimia (ekstraksi) dan fisika (destilasi fraksinasi
vakum). Selama ini, telah dilakukan pengambilan eugenol hanya dengan proses
ekstraksi menggunakan NaOH dan menghasilkan kadar eugenol sebesar 82,6%,
Selain itu juga telah peningkatan euenol dapat dilakukan dengan penambahan
asam sitrat atau zeolit, dimana proses hanya mencapai kadar eugenol sekitar
86%, Pemurnian minyak cengkeh dengan destilasi fraksinasi dapat meningkatkan
eugenol dari 93% menjadi 97%. . (Rahmawan, A. 2015).
Kristalisasi dan pemurnian minyak nilam
Minyak nilam merupakan minyak atsiri yang didapatkan dari
hasil ekstraksi atau penyulingan daun nilam (Pogostemon
cablin Benth). Minyak nilam menjadi salah satu komoditas
minyak atsiri andalan di Indonesia karena sangat dibutuhkan
dalam industri farmasi, pangan, parfum, sabun, dan
kosmetik. Keunggulan dari minyak nilam yaitu mampu
membentuk aroma yang harmonis dalam suatu campuran,
bahkan minyak nilam telah dapat dikatakan sebagai parfum
(sofiani, 2015).
Distilasi fraksinasi
adalah distilasi dengan memperhatikan titik didih setiap komponen
penyusunnya. Dalam kolom distilasi fraksionisasi, komponen penyusun
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu baru
kemudian disusul oleh komponen yang memiliki titik didih yang lebih
tinggi. Distilasi fraksinasi ini dilakukan sebagai upaya untuk pemurnian
dan peningkatan kualitas minyak atsiri
Kristalisasi
Kristalisasi atau penghabluran adalah peristiwa pembentukan
partikel-partikel zat padat di dalam suatu fase homogen. Kristalisasi
dapat terjadi sebagai pembentukan partikel padat di dalam uap,
seperti dalam pembentukan salju sebagai pembekuan
(solidification) di dalam lelehan cair (Pinalla, 2011).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang


dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Proses distilasi fraksinasi dapat meningkatkan kualitas minyak
nilam.
2. Semakin tinggi kadar patchouli alcohol yang terkandung dalam
minyak nilam, maka akan semakin baik kualitas minyak nilam.
(Rahmadina E, 2020)
Kristalisasi Patchouli Alcohol dari Minyak Nilam
 
Metode yang umum digunakan adalah ekstraksi dan fraksinasi. Beberapa peneliti
sebelumnya telah mengembangkan metode kristalisasi sebagai metode isolasi
senyawa PA dari minyak nilam. PA sendiri merupakan senyawa yang memiliki nilai
komersil tinggi karena memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber obat –
obatan baru seperti anti inflammatory dan anti influenza Beberapa metode purifikasi
PA yaitu metode distilasi molekuler dan distilasi fraksinasi Selain itu, kombinasi
metode distilasi fraksinasi dengan kristalisasi mampu menghasilkan kristal PA
dengan kemurnian tinggi (Rahmadine, E 2020)
Distilasi Fraksinasi Vakum
Pada tahap ini minyak nilam sebanyak 8.000 ml
(dilakukan 8 batch dengan masing – masing 1.000 ml)
dimasukkan ke dalam labu distilasi. Kemudian
menghidupkan pompa vakum. Lalu menghidupkan
heating mantle untuk memanaskan labu distilasi. Setelah
distilat menetes, dilakukan pengambilan distilat sesuai
fraksi suhu yang diinginkan, yaitu fraksi I (165 – 175 oC),
fraksi II (175 – 185 oC), fraksi III (185 – 195 oC) dan
fraksi IV (195 – 205 oC). Kemudian menganalisa
densitas dan kadar PA distilat – distilat tersebut
menggunakan gas chromatography (GC).
Kristalisasi
Distilat minyak nilam fraksi IV dari tahap fraksinasi sebanyak
40 gram, dimasukkan ke dalam kristalizer. Sebelum dilakukan
pendinginan, distilat dipanaskan hingga mencapai suhu 60 oC
selama 10 menit menggunakan waterbath. Kemudian distilat
didinginkan dengan menggunakan sistem pendinginan chiller.
Proses pendinginan dilakukan hingga mencapai suhu 0 oC
selama 2 hari dan dengan kecepatan pengadukan 40 rpm.
Pada saat suhu distilat minyak nilam mencapai suhu seeding
(10 dan 20 oC), ke dalam kristalizer dimasukkan sejumlah seed
dengan ratio massa (1 dan 2 %).
Kristalisasi PA dari distilat minyak nilam adalah proses pemurnian
atau isolasi PA dari minyak nilam dengan proses pendinginan. Di
dalam tahap ini, seed PA yang ditambahkan akan mengalami
pertumbuhan seiring dengan lamanya waktu operasi dan penurunan
suhu minyak nilam dalam kristalizer. Dengan bertumbuhnya seed
menjadi kristal PA, maka juga akan meningkatkan berat seed
tersebut menjadi kristal yang utuh. Dalam proses ini, mekanisme
pertumbuhan kristal (crystal growth) lebih berperan dibandingkan
dengan nukleasi dikarenakan driving force supersaturasi hanya
“dikonsumsi” oleh seed untuk bertumbuh menjadi kristal PA. ( Bangkit
Gotama, M. 2015)
Kesimpulan
Metode ekstraksi yang paling banyak digunakan
adalah metode penyulingan dengan uap air atau
dengan uap panas (Nurjanah, dkk., 2017)
Indonesia merupakan Negara yang terletak di
wilayah tropis dan memiliki keanekaragaman flora
dan fauna yang perlu dilestarikan dan
dikembangkan.

Menurut data yang diperoleh dari Indonesian


Essential Oil: The Scents of Natural Life terdapat
sekitar 40 jenis tanaman yang diproduksi di
Indonesia yang berpotensi sebagai sumber
aromaterapi dan sekitar 12 tanaman penghasil
minyak atsiri lainnya masih dalam tahap
pengembangan skala industri.
Semakin banyak industri kimia yang memasarkan
hasilnya dalam bentuk kristal karena kristal
memiliki bentuk yang menarik dan mudah dalam
pengepakan dan transportasi.

Pada proses kristalisasi, supersaturasi atau


kondisi lewat jenuh sangat besar perannya,
karena menginisiasi terbentuknya inti kristal
(nukleasi) dan mempengaruhi perubahan inti
kristal menjadi kristal (pertumbuhan kristal).
Daftar Pustaka
Ali B, et al.Essential Oils Used In Aromatherapy: A Systemic Review. Asian Pac J Trop Biomed.2015;
5(8):601-11

Bangkit Gotama, M. 2015, Pengaruh Teknik Seeding terhadap Yield Kristal pada Kristalisasi Patchouli
Alcohol dari Minyak Nilam.

Rahmawan, A. (2015). Pengaruh Jenis Packing dan Tekanan Vakum dalam Peningkatan Mutu Minyak
Cengkeh.

Rahmadina, E., Nurjanah, S., & Nurhadi, B. (2020, November). PENGGANDAAN SKALA PROSES
PENGADUKAN TERHADAP RENDEMEN PATCHOULI ALCOHOL PADA KRISTALISASI MINYAK NILAM. In
Prosiding Seminar Nasional Agribisnis (Vol. 1, No. 1).

Setyopratomo, P., Siswanto, W., & Ilham, H. S. (2013). Studi eksperimental pemurnian garam NaCl dengan
cara rekristalisasi. Unitas, 11(2), 17-28.

uryelita, S., Etika, S. B., & Kurnia, N. S. (2017). Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Steroid Dari Daun
Cemara Natal (Cupressus funebris Endl.). Eksakta: Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-ISSN: 2549-7464),
18(01), 86-94.

Sofiani, V., Pratiwi, R., Raya, J., Sumedang, B., & Jatinangor, K. (2017). Review artikel: pemanfaatan
minyak atsiri pada tanaman sebagai aromaterapi dalam sediaan-sediaan farmasi. Farmaka, 15(2), 119-131.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai