“Minyak atsiri”
Oleh
Kelompok 3 :
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian minyak atsiri
2.2 Manfaat minyak atsiri berkhasiat obat dan tanaman penghasil
2.3 Penggolongan minyak atsiri
2.4 Sifat fisika kimia minyak atsiri
2.5 Metode memperoleh minyak atsiri
2.6 Kegunaan minyak atsiri pada bidang farmasi
2.7 Menjelaskan contoh tanaman minyak atsiri golongan hidrokarbon
2.8 Menjelaskan contoh tanaman minyak atsiri golongan aldehid
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak atsiri adalah zat berbau atau biasa disebut dengan minyak essential, minyak eteris
karena pada suhu kamar mudah menguap diudara terbuka tanpa mengalami penguraian. Istilah
essential atauminyak yang berbau wangi dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari
tanaman penghasilnya. Dalam keadaan murni dan segar biasanya minyak atsiri umumnya tidak
berwarna atau kekuning kuningan dengan rasa atau bau yang khas. Namun dalam penyimpanan
lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk reaksi serta warnanya berubah menjadi
lebih gelap.
Sumber minyak atsiri dapat diperoleh dari setiap bagian tanaman seperti daun, bunga,
buah, biji, batang, akar, ataupun rimpang. Selain itu dapat larut dalam etanol dan pelarut organik,
namun sukar larut dalam air dan kurang larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70%.
Umumnya zat organic pada minyak atsiri tersusun dari unsur CH dan O, berupa senyawa alfatis
atau aromatis meliputi kelompok hidrokarbon, ester, aldehid, keton, alcohol danasam.
Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari
berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiridari kelompok terpenoid dan fenil
profane. Pengelompokan tersebut berdasarkan pada awal terjadinya minyak atsiri didalam
tanaman.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
Minyak atsiri( minyak menguap = minyak eteris = minyak essential = volatile oil) adalah
jenis minyak yang berasal dari bahan nabati, bersifat mudah mengguap pada suhu kamar tanpa
mengalam ipenguraian atau apa bila dibiarkan terbuka, dan memiliki bau seperti tanaman
asalnya (khas). Minyak atsiri biasanya tidak berarna, terutama bila masih segar ( bau saja di
peroleh dari isolasi ), tetapi makin lama akan berubah menjadi gelap, karena terjadi proses
oksidasi dan mengalami pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut antara lain simpan
dalam keadaan penuh dan tertutup rapat.
Minyak atsiri di definisikan sebaga iproduk penyulingan dengan uap dari bagian bagian
suatu tumbuahan. Minyak atisri dapat mengandung puluhan atau ratusan bahan campuran yang
mudah menguap( volatile ) dan bahan yang tidak menguap ( non volatile ) yang merupakan
penyebab karakteristik aroma dan rasanya. ( MacThafisdan D Haris, 2002 )
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yaitu berarti bagian penting atau
perwujudan murni dari suatu material, dan pada kontek sini di tunjukkan pada aroma atau sence
yang dikeluarkan dari beberapa tumbuhan( misalnya rempah-rempah, daun-daunan, dan bunga).
Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk
mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahawa volatile oil yang secar aharifah berarti
minyak terbang atau minyak yg menguap, dapa tdilepaskan dari bahannya dengan bantuan di-
didihkan dalam air atau dengan mentrasmisikan uap melalui minyak yang terdapat didalam
bahan bakunya. ( Green. 2022 )
Minyak atsiri merupakan suatu produk yang memiliki bau khas sebagai perkembangan
proses hidup tanaman. Minyak atsiri dihasilkan oleh sel tanaman atau jaringan tertentu dari
tanaman secara terus menerus sehingga dapa tmemberi ciri tersendiri yang berbeda antara
tanaman satu dengan tanaman lainnya. Para ahli biologi menganggap minyak atsiri merupakan
metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan
hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam
mempertahankan ruang hidup .
1. Sifat Fisika
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat mempengaruhi manusia (terutama hidung) sehingga sering kali
membrikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek
tersendiri ,dancampuranyadapatmenghasilaknwarna yang berbeda.
a. Bau yang karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah
menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi
sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi
tidak larut dalam air.
b. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis menggunakan alat
piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180. Bobot jenis
merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan kemurnian minyak
atsiri. Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri sangat di pengaruhi dari ukuran
bahan dan lama penyulingan yang di lakukan.
c. Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan alat
Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang menembus dua macam
media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan (perubahan arah
sinar) akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna untuk identifikasi suatu zat
dan deteksi ketidakmurnian.
Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini
karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi minyak
atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri
dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli
alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.
Hal ini disebabkan karena penguapan minyak dari bahan berukuran kecil
berlangsung lebih mudah sehingga fraksi berat minyaknya lebih banyak terkandung
dalam minyak, yang mengakibatkan kerapatan molekul minyak lebih tinggi dan sinar
yang menembus minyak sukar diteruskan. Semakin sukar sinar diteruskan dalam suatu
medium (minyak) maka nilai indeks bias medium tersebut semakin tinggi.
d. Putaran Optik
Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi
cahaya ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan oleh
jenis minyak atsiri, konsentrasi senyawa, suhu, dan panjang gelombang cahaya yang
digunakan. Penentuan putaran optik menggunakan alat Polarimeter. Besar putaran optik
minyak merupakan gabungan nilai putaran optik senyawa penyusunnya.
Penyulingan bahan berukuran kecil akan menghasilkan minyak yang komponen
senyawa penyusunnya lebih banyak (lengkap) dibanding dengan bahan ukuran besar,
sehingga putaran optik yang terukur adalah putaran optik dari gabungan (interaksi)
senyawa-senyawa yang biasanya lebih kecil dibanding putaran optik gabungan senyawa
yang kurang lengkap (sedikit) yang dihasilkan bahan berukuran besar.
f. Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga
coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna
menjadi kuning tua hingga coklat muda.
2. Sifat Kimia
Secara kimiawi minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa
,namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian
besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organic terpena dan terpenoid yang
bersifat larut dalam minyak/lifopil.Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa
tunggal tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari
kelompok terpenoid dan fenilpropana.
a. Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik
pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah.
Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak.
b. Bilangan Ester
Bilangan ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk
penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa minyak
tersebut mempunyai aroma yang baik. Minyak atsiri juga dapat mengalami kerusakan
yang mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak atsiri yaitu dengan proses oksidasi,
hidrolisa, dan resinifikasi.
1) Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap
dalam terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya
air, sehingga membentuk senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang
menyebabkan perubahan bau yang tidak dikehendaki
2) Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses
hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester
sehingga terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara
sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator.
3) Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang
merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan
(ekstraksi) minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama
penyimpanan. Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah
menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara
fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat
terjadi saat :
a) Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran bahan
mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan
secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu
cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada udara kering bersuhu
rendah.
b) Proses ekstraksi
Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu ekstraksi
terlalu tinggi.
c) Proses distilasi
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena
adanya air, uap air, dan suhu tinggi.
d) Proses pengepresan
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena
minyak atsiri berkontak dengan udara.
Pembuatan minyak atsiri dengan cara penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu
besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul masing-masing komponen dalam minyak
dan kecepatan keluarnya minyak atsiri. Namun demikian pembuatan minyak atsiri dengan cara
penyulingan mempunyai beberapa kelemahan :
tidak baik untuk beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya
panas dan air.
minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisis oleh adanya air dan
panas .
komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat tersuing.
komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan
mempunyai daya ikat terhadap bau, sebagian tidak ikut tersuling dan tetap
tertinggi.
Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak langsung
dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung diatas air atau terendam secara sempurna,
tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Ciri khas metode ini yaitu
adanya kontak langsung antara bahan dan air mendidih. Simplisia di potong-potong,
digiling kasar atau digerus dididihkan dengan air, uap air yang dialirkan melalui
pendingin, suling berupa minyak yang beleum murni di tampung. Penyulingan dengan
cara ini sesuai untuk simplisia kering yang tidak rusak dengan pendidihan. Penyulingan
air bisa digunakan untuk mencari minyak atsiri yang tahan panas dari gabrahan maupun
bahan yang berkayu dan keras.
Keuntungannya : Kualitas minyak atsiri baik (jika diperhatikan suhu tidak terlalu tinggi),
alat sederhanadan mudah diperoleh, dan mudah pengerjaannya.
Kerugiannya : Tidak semua bahan dapat dilakukan dengan cara ini (terutama bahan yang
mengandung sabun, bahan yang larut dalam air , dan bahan yang mudah hangus ) adanya
air sering menyebaban terjadinya hidrolisis dan waktu penyulingan yang lama.
Penyulingan dengan cara ini memakai alat semacam dandang . simplisia diletakan
diatas yang berlubang-lubang sedangkan air dilapisan bawah uap yang dialirkan melalui
pendingin dan suling ditampung, minyak yang diperoleh belum murni. untuk simplisia
kering harus dimeserasi terlebih dahulu, sedangkan simplisia segar yang baru dipetik
tidak perlu dimeserasi.
Kerugiannya : hanya minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang dapat tersuling
sehingga hasil penyulingan tidak sempurna (masih banyak minyak yang tinggal di
ampas).
c. Destilasi uap
Penyulingan dengan uap memerlukan air, uap panas yang biasanya bertekanan
lebih dari 1 atmosfer dialirkan melalui pipa uap. Cara ini digunakan untuk membuat
minyak atsiri dari biji, akar, kayu yanng umumnya mengandung komponen minyak yang
bertitik tinggi.
Keuntungan : kualitas minyak yang dihasilkan cukup baik, tekanan dan suhu dapat diatur,
waktu penyukingan pendek
2. Enflurasi
Pengambilan minyak atsiri dari tanaman menggunakan lemak atau vaselin. seringkali
kandungan minyak aisiri bagian tanaman sangatlah kecil misalnya pasa mahkota bunga. Cara
yang dilakukan dengan menghamparkan lemak pada lapisan pelat kaca . Setelah minyak terserap
dalam lemak padat selanjutnya di ekstraksi dengan alkohol. Selanjutnya dipisahkan antara
alkohol dan minyak atsiri.
Prinsip dari pelarut ini adalah melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam simplisia
dengan pelarut organik yang mudah menguap. Simplisia diektraksi dengan pelarut yang cocok
dalam suatu ekstraktor pasa suhu kamar, kemudian pelarut diuapkan dengan tekanan yang
dikurangi dengan cara ini diperlukan banyak pelarut sehingga biaya cukup mahal dan harus
dilakukan oleh tenaga ahli. Sebagai pelarut biasanya dipakai eter minyak tanah.
pelarut yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
melarutkan sempurna komponen dari minyak atsiri yang terdapat dalam tanaman
mempunyai titik rendah
tidak campur dengan air
inert, tidak bereaksi dengan komponen minyak atsiri
mempunyai satu titk didih, bila diuapkan tidak meninggalkan sisa
harga murah
bila mungkin tidak mudah terbakar
4. Metode Pengepresan
Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan
berupa biji, buah, atau kulit yang memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi . Akibat
tekanan pengepresan, maka sel-sel yang mengandung minyak atsiri akan pecah dan minyak atsiri
akan mengalir ke permukaan bahan. Minyak atsiri dari kulit jeruk dapat di peroleh dengan cara
ini.( ketaren, 1985)
5. Hidrolisis glikosida
Kerangka dasar komponen minyak atsiri adalah terpen yang terdiri dari satuan
isoprena.satuan isoprena yang berperan aktif secara biosintetik adalah isopentenil pirofosfat,
dimetil alil pirofosfat serta senyawa yang ternentuk dari asam asetat lewat jalur biosintesis asam
mevalonat. Geranil firufat adalah prekursor C 10 dari terpen dan berperan penting dalam
pembentukan monoterpen siklik serta dibentuk melalui kondensasi dari masing-masing satuan
isopentenil.
Prekursor pertama untuk komponen fenil propanoid dalam minyak atsiri adalah asam
siamat dan asam p-hidroksi sinamat yang juga dikenal sebagai asam p-kummarat. Dalam
tanaman, senyawa ini dibentuk dari asam amino aromatik fenillalanin dan tirosin yang akhirnya
disentesis lewat jalur asam sikimat yang dapat dibantu oleh scherrichia coli yang membutuhkan
asam amino aromatik untuk pertumbuhannya.
Asam sikimat selanjutnya akan menghasilkan asam korismat yang bisa menghasilkan
triptofan lewat jalur asam antranilat dan asam trefenat. Asam frefanat mengalami dehidrasi dan
dekarbiksilasi sehingga menghasilkan asam fenil firuvat (frekursopenilalanin), atau justru
mengalami dehidrogenasi dan dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroksifenil piruvat.
E.Penggolongan Minyak Atsiri
Golongan fenol dalam minyak atsiri merupakan golongan yang paling antiseptik dalam
tanaman. Golongan ini dapat merangsang tubuh dan dapat bermanfaat dalam dosis kecil, tetapi
dosis yang besar dapat menjadi racun pada system syaraf dan iritasi pada kulit serta ketidak
nyamanan dalam pencernaan.
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliopida
Ordo: Mytales
Famili: Myrtaceae
Genus: Syzygium
Olium thymi adalah minyak menguap yang dihasilkan dari proses destilasi
tanaman timus vulgaris linne dan mengandung tidak kurang dari 20% volume fenol.
Kingdom: Plantae
Divisi : Magniliopita
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Lamiales
Genus: Thymus
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil
penyulingan pimpinela anisam atau dari voeniculum vulgare. Minyak adas dikenal sebagai salah
satu penyedap yang cukup penting, diggunakan sebagai obat, bumbu masak, pewangi sabun,
deterjen, cream. Minyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk. Dibidang farmasi
minyak atsiri adas dimanfaatkan sebagai bahan baku industri minyak telon.
Klasifikasi tanaman adas:
Kingdom: Plantae
Divisi: Magniliopita
Kelas: Magniliopida
Ordo: Apiales
Family: Apiaceae
Genus: Foeniculum
Buah adas: Buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas,
hangat, masuk kemeridian hati, ginjal, limfa dan lambung.
Kandungan kimia: Adas mengandung anetal tinggi 50-60%, ± 20% fercon, pinen,
lemonen, asam amisat dan 12% minyak lemak. akar mengandung bergapen. Akar
dan biji mengandung stikmalerim.
Senyawa minyak atsiri oksida salah satu contohnya adalah eukaliptol (sineol) terdapat
dalam tanaman eucalytus dan juga disebut kayu putol karena terdapat juga dalam tanaman kayu
putih. Senyawa oksida lain adalah askaridol yang merupakan dioksida dari semen, yang
merupakan isi aktif dari oleum chenopidili tanaman yang mengandung oksida.
Minyak kayu putih memiliki aktifitas stimulat dan relaksan memiliki fungsi sebagai
antiseptik, astrimegen, dan sedativ. Minyak kayu putih digunakan baik secara internal dan
eksternal. Secara tradisional minyak kayu putih digunakan untuk mengobati bronkitis, sinus, dan
radang tenggorokan. Minyak kayu putih sering di kombinasikan dengan minyak herbal lainnya
untuk mengobati bronkitis, batuk, peneumonia, dan flu.
Family: Nirtaceae
Zat berkhasiat utama: Sineol ( kayu putol ) terpinol bebas atau sebagai ester
dengan asam cuka, asam mentega dan asam felerat.
Persyaratan kadar: Kadar sineol tidak kurang dari 50% dan tidak lebih dari 65%.
Penggunaan: Sebagai obat gosok pada sakit encok dan rasa nyeri lainnya.
Terdapat dalam minyak menguap sangat banyak jenisnya, tetapi yang umum terdapat
adalah ester dari terpineol, borneol, dan geraniol. Senyawa lain yang terdapat dalam minyak
mengua adalah senyawa alil – isotiosinat didalam minyak mostran metil salisilat didalam oleum
gaul teriae. Salah satu contoh tanaman yang mengandung minyak atsiri ester adalah tanaman
ganda pura ( gaul teria fragantissima).
Klasifikasi tanaman gandapura:
Kingdom: Plantae
Divisi: Magniliopita
Kelas: Magniliopsida
Ordol: Ericales
Family: Ericaceae
Genus: Gaulteria
Dalam industri farmasi minyak atrsiri digunaka sebagai anti bakteri, anti fungi, anti
septik, pengobatan lesi, anti nyeri, dapat digunakan sangat luas dan spesifik khusunya dalam
berbagai bidang industri.
Family: Piperacea
Bagian yang digunakan: Buah yang sudah tua tapi belum masak
Kandungan: Minyak atsiri, asam kubebat, asam kubebin, piperin, minyak lemak
Cara pengolahan: Buah sisa perhiasan bunga yang terdapat pada ujung karangan bunga
yang sudah luruh. Kemudian ibu gagang karangan bunga dipotong dengan pisau dibawah
paling bawah.
Family: Piperaceae
Pemerian: Bau khas, aromatik, rasa pedas
Kandungan: Amidasam, kavisin ( rasa pedas ), minyak atsiri, amilum, minyak lemak.
Cara pengolahan: Buah dipetik selagi masih hijau, dijemur atau dikeringkan diatas api
sampai menjadi hitam dan berkeriput. Pengeringan diatas api agak berbau asap, justru ini
banyak disukai.
Family: Piperaceae
Cara pengolahan: Lada putih diperoleh dari buah-buah yang hampir masak, direndam air
dan dikupas kulit luarnya kemudian di jemur, kurang pedas tetapi lebih aromatik dari lada
hitam.
Family: Piperaceae
Kandungan: Minyak terbang ( betlablethenol ), pati, diatase, gula dan zat samak, kafikol
yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida.
Cara pengolahan: Untuk obat batuk dengan cara siapkan 15 lembar daun sirih dan 3 gelas
air. cuci bersih daun tersebut dan rebus sampai tersisa menjadi ¾ bagian. Minum bersama
madu.
Family: Pinaceae
pemerian:
Cara pengolahan:
Simplisia:Zingiber rhizoma
Family: Zingiberceae
Bagian yang digunakan: Akar tunggal yang bagian kulitnya telah dikupas
Cara pengolahan: pemilihan jahe bagus atau jahe yang sudah cukup tua , dirotasi untuk
memisahkan dari kotoran atau sisa tanah . lakukan pencucian sebanyak 3x pengulangan,
perajangan, pengeringan , rotasi kering dan pengepakan .
Family: Combretaceae
Cara pengolahan: bersihkan kotoran yang menempel pada daun ketapang, rendam daun ketapang
tersebut dalam air garam selama 30 menit,angkat daun ketapang dari air garam, setealah itu
keringkan daun dibawah sinar matahari selama 2-3 hari , hingga daun benae-benar kering.
8. CENGKEH
Family: Mirtaceae
Kandungan: mengandung eugenol, Zat serupa damar, tidak berasa, hablurnya berupa jarum yang
disebut kariofilin, zat penyamak dan Gom
Cara pengolahan:
9. KENANGA
Family: Annonaceae
pemerian:
Cara pengolahan:
10. LAVENDER
Simplisia: Lavandula angustifolia Flos
Family: Lamiaceae
pemerian:
Kegunaan: Bahan lotion anti nyamuk, aromaterapi,parfum, minyak gosok,ramuan untuk mandi,
dan obat-obatan.
Cara pengolahan:
11. MELATI
Family: Oleaceae
pemerian:
Cara pengolahan:
Family: Myrtaceae
pemerian:
Cara pengolahan:
Family :Moraceae
Family: Poaceae
pemerian:
Cara pengolahan:
14. KUNYIT
Simplisia: Curcumae domesticae Rhizoma
Family:Zingiberaceae
pemerian:s
Cara pengolahan:
Family: santalaceae
pemerian:
Cara pengolahan:
H. Contoh simplisia minyak atsiri golongan aldehid
Family: Rutaceae
pemerian: cairan kuning muda atau coklat kekuningan , bau khas aromatik.
Kegunaan: Aromatikum
Cara pengolahan: 1. cara sisilia : kulit buah diperas dengan tangan diantara bunga karang,
minyak yang menyerap dalam bunga karang dikumpulkan.
2. cara pracis: kulit buah diguling-guling kan dalam tong berduri, minyak yang keluar dari luka
kulit-kulit buah dikumpulkan.
3. cara guinea : kulit digaruk dengan sendok tajam , minyak yang akan keluar ditaruh dalam
panci.
4. cara lain yang khusus: buah diparut kulitnya atau kulit buahnya digiling antara dua slilimder.
Family: Rutaceae
pemerian:
Cara pengolahan:
Family: Rutaceae
pemerian:
Family: Rosaseae
pemerian:
Kegunaan: Sedatif
Cara pengolahan:
Family: Lauraceae
pemerian:
Cara pengolahan:
Family: Graminae
pemerian:
7.VANILLA
Simplisia: Vanilla planlfolla andrews
Family: orchidaceae
Kandungan: Glukovanillin, Glukovanillat alkohol, gula 10%, minyak lemak 10%, kalsium
oksalat
Kegunaan: Corrigens, peraksi pembentuk warna dalam analisis farmasi, parfum, industri
makanan dan minuman.
Cara pengolahan: Buah tua yang segar dipetik kemudian dibiarkan menjadi layu, dihangatkan
dengan cara dibiarkan terkena sinar matahari beberapa jam atau dicelupkan cepat dalam air
panas.selanjutnya buah vanilla dibungkus dan dibiarkan beberapa jam.selama proses ini akan
terjadi fermentasi dan vanillin.
Family: Apiaceae
pemerian:
memperbanyak ASI.
Cara pengolahan:
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Minyak atsiri merupakan suatu produk yang memiliki bau khas seperti perkembangan
proses hidup tanaman. Minyak atsiri dihasilakan oleh sel tanaman atau jaringan tertentu dari
tanaman secara terus menerus sehingga dapat menjadi ciri tersendiri yang berdeba-beda antara
tanaman satu dengan tanamna yang lainnya. Minyak atsiri merupakan metabolisme sekunder
yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri dari dimakan oleh hewan (hama) atau untuk
bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup.
Metode yang digunakan , namun yang sering digunakan untuk mengambil minyak atsiri
dengan metode destilasi dan penyulingan karena proses ini tidak begitu rumit,dan tidak
membutuhkan biaya yang terlalubanyak.
Minyak atsiri digolonhkan sebagai , minyak atsiri hidrokarbon, minyak atsiri alkohol,
minyak atsiri aldehid, minyak atsiri keton, minyak atsiri fenol, minyak atsiri eter-fenolik, minyak
atsiri oksida, dan minyak atsiri ester.
Manfaat minyak atsiri dalam bidang farmasi , kosmetik, parfum, nahan pengawat.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha Setiawan, 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I. IKAP, Jakarta.
Green, Cinton . 2002. Export Development Of Essential Oils And Spesies By combodia. C.L
Risfahesi , dan Ma’Mun .1998. Karakteristik Minyak Adas, Warta tu,buh obat Indonesia, volt04
No.01. Bogor.