Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH FARMAKOGNOSI

“Minyak atsiri”

Oleh

Kelompok 3 :

Suci Amelia Ramadhani (1801068)

Latyfa husna (1801073)

Jessika rouli (1801075)

Widia adi putri 1801076 )

Feliciya herfina (1801079)

Annisa rahmidasari (1801082)

Rahmawati yutari (1801085)

Monica putri pratiwi (1801086)

Dosen pembimbing : Aried Eriadi,M.Farm,Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya
kepada kita sekalian, sehingga dalam kehidupan kita dapat berkarya serta melaksanakan tugas
dan kewajiban di bidang masing – masing. Semoga kita semua selalu mendapat petunjuk dan
perlindungan – Nya sepanjang masa. Dan dalam pada itu dengan izin – Nya, Alhamdulillah niat
dan tekad penyusun untuk menyelesaikan penyusunan makalah Pengembangan Sediaan Farmasi
dapat tersusun dengan baik.
Makalah ini di susun dengan berdasarkan berbagai literature tertentu menggunakan bahasa yang
mudah untuk dipahami dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di
bahas. Kendati demikian, tak ada gading yang takretak. Penyusun menyadari bahwa dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
dan sumbangsih untuk kemajuan perkembangan wawasan mengenai Reseptor Estrogen.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian minyak atsiri
2.2 Manfaat minyak atsiri berkhasiat obat dan tanaman penghasil
2.3 Penggolongan minyak atsiri
2.4 Sifat fisika kimia minyak atsiri
2.5 Metode memperoleh minyak atsiri
2.6 Kegunaan minyak atsiri pada bidang farmasi
2.7 Menjelaskan contoh tanaman minyak atsiri golongan hidrokarbon
2.8 Menjelaskan contoh tanaman minyak atsiri golongan aldehid

BAB III PENUTUP


3.1 kesimpulan……………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

farmakognosi merupakan bidangilmu yang mempelajari tentangsumber-sumber bahan


obat alam, terutama dari tumbuh-tumbuhan (bentuk makroskopis dan mikroskopis sebagai
tumbuhan serta organisme lainnya yang dapat digunakan dalam pengobatan).

Minyak atsiri adalah zat berbau atau biasa disebut dengan minyak essential, minyak eteris
karena pada suhu kamar mudah menguap diudara terbuka tanpa mengalami penguraian. Istilah
essential atauminyak yang berbau wangi dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari
tanaman penghasilnya. Dalam keadaan murni dan segar biasanya minyak atsiri umumnya tidak
berwarna atau kekuning kuningan dengan rasa atau bau yang khas. Namun dalam penyimpanan
lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk reaksi serta warnanya berubah menjadi
lebih gelap.

Sumber minyak atsiri dapat diperoleh dari setiap bagian tanaman seperti daun, bunga,
buah, biji, batang, akar, ataupun rimpang. Selain itu dapat larut dalam etanol dan pelarut organik,
namun sukar larut dalam air dan kurang larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70%.
Umumnya zat organic pada minyak atsiri tersusun dari unsur CH dan O, berupa senyawa alfatis
atau aromatis meliputi kelompok hidrokarbon, ester, aldehid, keton, alcohol danasam.

Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari
berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiridari kelompok terpenoid dan fenil
profane. Pengelompokan tersebut berdasarkan pada awal terjadinya minyak atsiri didalam
tanaman.
1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu minyak atsiri?


b. Bagaimana sifat fisika dan kimia minyak atsiri?
c. Bagaimana metode isolasi minyak atsiri?
d. Apa komponen utama penyusun minyak atsiri?
e. Sebutkan penggolongan minyak atsiri secara umum?
f. Apa kegunaan minyak atsiri dalam bidang kefarmasian?
g. Sebutkan contoh simplisia minyak atsiri golongan hirokarbon?
h. Sebutkan contoh simplisia minyak atsiri golongan aldehid?

1.3 TUJUAN

a. Menjelaskan apa itu minyak atsiri


b. Menjelaskan sifat fisika dan kimia dari minyak atsiri
c. Menje laskan metode isolasi minyak atsiri
d. Menjelaskan komponen utama penyusun minyak atsiri
e. Menjelaskan penggolongan minyak atsiri secara umum
f. Menjelaskan kegunaan minyak atsiri dalam bidang kefarmasian
g. Menjelaskan contoh simplisia minyak atsiri golongan hirokarbon
h. Menjelaskan contoh simplisia minyak atsiri golongan aldehid
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Minyak Atsiri

Minyak atsiri( minyak menguap = minyak eteris = minyak essential = volatile oil) adalah
jenis minyak yang berasal dari bahan nabati, bersifat mudah mengguap pada suhu kamar tanpa
mengalam ipenguraian atau apa bila dibiarkan terbuka, dan memiliki bau seperti tanaman
asalnya (khas). Minyak atsiri biasanya tidak berarna, terutama bila masih segar ( bau saja di
peroleh dari isolasi ), tetapi makin lama akan berubah menjadi gelap, karena terjadi proses
oksidasi dan mengalami pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut antara lain simpan
dalam keadaan penuh dan tertutup rapat.

Minyak atsiri di definisikan sebaga iproduk penyulingan dengan uap dari bagian bagian
suatu tumbuahan. Minyak atisri dapat mengandung puluhan atau ratusan bahan campuran yang
mudah menguap( volatile ) dan bahan yang tidak menguap ( non volatile ) yang merupakan
penyebab karakteristik aroma dan rasanya. ( MacThafisdan D Haris, 2002 )

Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yaitu berarti bagian penting atau
perwujudan murni dari suatu material, dan pada kontek sini di tunjukkan pada aroma atau sence
yang dikeluarkan dari beberapa tumbuhan( misalnya rempah-rempah, daun-daunan, dan bunga).
Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk
mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahawa volatile oil yang secar aharifah berarti
minyak terbang atau minyak yg menguap, dapa tdilepaskan dari bahannya dengan bantuan di-
didihkan dalam air atau dengan mentrasmisikan uap melalui minyak yang terdapat didalam
bahan bakunya. ( Green. 2022 )

Minyak atsiri merupakan suatu produk yang memiliki bau khas sebagai perkembangan
proses hidup tanaman. Minyak atsiri dihasilkan oleh sel tanaman atau jaringan tertentu dari
tanaman secara terus menerus sehingga dapa tmemberi ciri tersendiri yang berbeda antara
tanaman satu dengan tanaman lainnya. Para ahli biologi menganggap minyak atsiri merupakan
metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan
hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam
mempertahankan ruang hidup .

Dalam bidang industry minyak atsiri digunakan dalam pembuatan kosmetik,parfum,


antiseptic, obat-obatan, flavouring agent dalam makanan atau minuman, serta sebagai bahan
antiseptic internal, bahanan algetik, hemolitik, atau sebagai antizimatik, serta sebagai sadativ dan
stimulasi untuk obat sakit perut.

B. Sifat Minyak Atsiri

1. Sifat Fisika
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat mempengaruhi manusia (terutama hidung) sehingga sering kali
membrikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek
tersendiri ,dancampuranyadapatmenghasilaknwarna yang berbeda.
a. Bau yang karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah
menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi
sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi
tidak larut dalam air.

b. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis menggunakan alat
piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180. Bobot jenis
merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan kemurnian minyak
atsiri. Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri sangat di pengaruhi dari ukuran
bahan dan lama penyulingan yang di lakukan.

c. Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan alat
Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang menembus dua macam
media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan (perubahan arah
sinar) akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna untuk identifikasi suatu zat
dan deteksi ketidakmurnian.
Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini
karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi minyak
atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri
dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli
alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.
Hal ini disebabkan karena penguapan minyak dari bahan berukuran kecil
berlangsung lebih mudah sehingga fraksi berat minyaknya lebih banyak terkandung
dalam minyak, yang mengakibatkan kerapatan molekul minyak lebih tinggi dan sinar
yang menembus minyak sukar diteruskan. Semakin sukar sinar diteruskan dalam suatu
medium (minyak) maka nilai indeks bias medium tersebut semakin tinggi.

d. Putaran Optik
Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi
cahaya ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan oleh
jenis minyak atsiri, konsentrasi senyawa, suhu, dan panjang gelombang cahaya yang
digunakan. Penentuan putaran optik menggunakan alat Polarimeter. Besar putaran optik
minyak merupakan gabungan nilai putaran optik senyawa penyusunnya.
Penyulingan bahan berukuran kecil akan menghasilkan minyak yang komponen
senyawa penyusunnya lebih banyak (lengkap) dibanding dengan bahan ukuran besar,
sehingga putaran optik yang terukur adalah putaran optik dari gabungan (interaksi)
senyawa-senyawa yang biasanya lebih kecil dibanding putaran optik gabungan senyawa
yang kurang lengkap (sedikit) yang dihasilkan bahan berukuran besar.

e. Kelarutan Dalam Alkohol


Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya minyak atsiri
yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri mempunyai nilai
kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa digunakan untuk
menentukan suatu kemurnian minyak atsiri. Minyak atsiri banyak yang mudah larut
dalam etanol dan jarang yang larut dalam air, sehingga kelarutannya mudah diketahui
dengan menggunakan etanol pada berbagai tingkat konsentrasi.
Untuk menentukan kelarutan minyak atsiri juga tergantung pada kecepatan daya
larut dan kualitas minyak atsiri tersebut. Kelarutan minyak juga dapat berubah karena
lamanya penyimpanan. Hal ini disebabkan karena proses polimerisasi menurunkan daya
kelarutan, sehingga untuk melarutkannya diperlukan konsentrasi etanol yang tinggi.
Kondisi penyimpanan kurang baik dapat mempercepat polimerisasi diantaranya
cahaya, udara, dan adanya air bisa menimbulkan pengaruh yang tidak baik.

f. Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga
coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna
menjadi kuning tua hingga coklat muda.
2. Sifat Kimia
Secara kimiawi minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa
,namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian
besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organic terpena dan terpenoid yang
bersifat larut dalam minyak/lifopil.Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa
tunggal tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari
kelompok terpenoid dan fenilpropana.
a. Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik
pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah.
Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak.

b. Bilangan Ester
Bilangan ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk
penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa minyak
tersebut mempunyai aroma yang baik. Minyak atsiri juga dapat mengalami kerusakan
yang mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak atsiri yaitu dengan proses oksidasi,
hidrolisa, dan resinifikasi.
1) Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap
dalam terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya
air, sehingga membentuk senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang
menyebabkan perubahan bau yang tidak dikehendaki
2) Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses
hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester
sehingga terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara
sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator.
3) Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang
merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan
(ekstraksi) minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama
penyimpanan. Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah
menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara
fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat
terjadi saat :
a) Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran bahan
mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan
secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu
cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada udara kering bersuhu
rendah.
b) Proses ekstraksi
Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu ekstraksi
terlalu tinggi.

c) Proses distilasi
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena
adanya air, uap air, dan suhu tinggi.

d) Proses pengepresan
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena
minyak atsiri berkontak dengan udara.

C. Metode Isolasi Minyak Atsiri

1. Metode Destilasi (Penyulingan)

Pembuatan minyak atsiri dengan cara penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu
besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul masing-masing komponen dalam minyak
dan kecepatan keluarnya minyak atsiri. Namun demikian pembuatan minyak atsiri dengan cara
penyulingan mempunyai beberapa kelemahan :

 tidak baik untuk beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya
panas dan air.
 minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisis oleh adanya air dan
panas .
 komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat tersuing.
 komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan
mempunyai daya ikat terhadap bau, sebagian tidak ikut tersuling dan tetap
tertinggi.

Jenis Destilasi ada 3 yaitu:

a. Destilasi dengan air

Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak langsung
dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung diatas air atau terendam secara sempurna,
tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Ciri khas metode ini yaitu
adanya kontak langsung antara bahan dan air mendidih. Simplisia di potong-potong,
digiling kasar atau digerus dididihkan dengan air, uap air yang dialirkan melalui
pendingin, suling berupa minyak yang beleum murni di tampung. Penyulingan dengan
cara ini sesuai untuk simplisia kering yang tidak rusak dengan pendidihan. Penyulingan
air bisa digunakan untuk mencari minyak atsiri yang tahan panas dari gabrahan maupun
bahan yang berkayu dan keras.
Keuntungannya : Kualitas minyak atsiri baik (jika diperhatikan suhu tidak terlalu tinggi),
alat sederhanadan mudah diperoleh, dan mudah pengerjaannya.

Kerugiannya : Tidak semua bahan dapat dilakukan dengan cara ini (terutama bahan yang
mengandung sabun, bahan yang larut dalam air , dan bahan yang mudah hangus ) adanya
air sering menyebaban terjadinya hidrolisis dan waktu penyulingan yang lama.

b. Destilasi uap dengan air

Penyulingan dengan cara ini memakai alat semacam dandang . simplisia diletakan
diatas yang berlubang-lubang sedangkan air dilapisan bawah uap yang dialirkan melalui
pendingin dan suling ditampung, minyak yang diperoleh belum murni. untuk simplisia
kering harus dimeserasi terlebih dahulu, sedangkan simplisia segar yang baru dipetik
tidak perlu dimeserasi.

Kerugiannya : hanya minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang dapat tersuling
sehingga hasil penyulingan tidak sempurna (masih banyak minyak yang tinggal di
ampas).

c. Destilasi uap

Penyulingan dengan uap memerlukan air, uap panas yang biasanya bertekanan
lebih dari 1 atmosfer dialirkan melalui pipa uap. Cara ini digunakan untuk membuat
minyak atsiri dari biji, akar, kayu yanng umumnya mengandung komponen minyak yang
bertitik tinggi.

Keuntungan : kualitas minyak yang dihasilkan cukup baik, tekanan dan suhu dapat diatur,
waktu penyukingan pendek

Kerugiannya: peralatan yang mahal dan digunakan terga ahli.

2. Enflurasi

Pengambilan minyak atsiri dari tanaman menggunakan lemak atau vaselin. seringkali
kandungan minyak aisiri bagian tanaman sangatlah kecil misalnya pasa mahkota bunga. Cara
yang dilakukan dengan menghamparkan lemak pada lapisan pelat kaca . Setelah minyak terserap
dalam lemak padat selanjutnya di ekstraksi dengan alkohol. Selanjutnya dipisahkan antara
alkohol dan minyak atsiri.

3. Ektraksi dengan pelarut minyak atsiri

Prinsip dari pelarut ini adalah melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam simplisia
dengan pelarut organik yang mudah menguap. Simplisia diektraksi dengan pelarut yang cocok
dalam suatu ekstraktor pasa suhu kamar, kemudian pelarut diuapkan dengan tekanan yang
dikurangi dengan cara ini diperlukan banyak pelarut sehingga biaya cukup mahal dan harus
dilakukan oleh tenaga ahli. Sebagai pelarut biasanya dipakai eter minyak tanah.
pelarut yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 melarutkan sempurna komponen dari minyak atsiri yang terdapat dalam tanaman
 mempunyai titik rendah
 tidak campur dengan air
 inert, tidak bereaksi dengan komponen minyak atsiri
 mempunyai satu titk didih, bila diuapkan tidak meninggalkan sisa
 harga murah
 bila mungkin tidak mudah terbakar

4. Metode Pengepresan

Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan
berupa biji, buah, atau kulit yang memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi . Akibat
tekanan pengepresan, maka sel-sel yang mengandung minyak atsiri akan pecah dan minyak atsiri
akan mengalir ke permukaan bahan. Minyak atsiri dari kulit jeruk dapat di peroleh dengan cara
ini.( ketaren, 1985)

5. Hidrolisis glikosida

Dilakukan hidrolisis uhintuk memecah menjadi aglikogennya (minyak atsirinya )contoh


minyak atsiri yang diperoleh dengan cara ini adalah minnyak mustar, diperoleh dengan hidrolisis
enzimatis dan glikosida .

D.Komponen penyusun utama minyak atsiri

Kerangka dasar komponen minyak atsiri adalah terpen yang terdiri dari satuan
isoprena.satuan isoprena yang berperan aktif secara biosintetik adalah isopentenil pirofosfat,
dimetil alil pirofosfat serta senyawa yang ternentuk dari asam asetat lewat jalur biosintesis asam
mevalonat. Geranil firufat adalah prekursor C 10 dari terpen dan berperan penting dalam
pembentukan monoterpen siklik serta dibentuk melalui kondensasi dari masing-masing satuan
isopentenil.

Prekursor pertama untuk komponen fenil propanoid dalam minyak atsiri adalah asam
siamat dan asam p-hidroksi sinamat yang juga dikenal sebagai asam p-kummarat. Dalam
tanaman, senyawa ini dibentuk dari asam amino aromatik fenillalanin dan tirosin yang akhirnya
disentesis lewat jalur asam sikimat yang dapat dibantu oleh scherrichia coli yang membutuhkan
asam amino aromatik untuk pertumbuhannya.

Asam sikimat selanjutnya akan menghasilkan asam korismat yang bisa menghasilkan
triptofan lewat jalur asam antranilat dan asam trefenat. Asam frefanat mengalami dehidrasi dan
dekarbiksilasi sehingga menghasilkan asam fenil firuvat (frekursopenilalanin), atau justru
mengalami dehidrogenasi dan dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroksifenil piruvat.
E.Penggolongan Minyak Atsiri

1. Minyak atsiri fenol

Golongan fenol dalam minyak atsiri merupakan golongan yang paling antiseptik dalam
tanaman. Golongan ini dapat merangsang tubuh dan dapat bermanfaat dalam dosis kecil, tetapi
dosis yang besar dapat menjadi racun pada system syaraf dan iritasi pada kulit serta ketidak
nyamanan dalam pencernaan.

Minyak atsiri fenol dibagi dalam 2 jenis senyawa fenol,yaitu:

 Yang terdapat dialam


 Yang terbentuk sebagai hasil penyulingan deskrutif dari bagian tanaman.
contohnya:thynol (dalam thymus) dan eugnol (dalam cengkeh).

a. Minyak cengkeh atau oleum caryophyli

Didapatkan dari destilasi cengkeh dengan air,karakteristik dari minyak cengkeh


ini setelah melalui proses destilasi tidak bewarna,namun setelah disimpan dengan waktu
tertentu udara akan berubah menjadi kuning kecoklatan.kandungan kimia dalam minyak
cengkeh antara 70-95 feugenol,2-3 leugenol asetat sesquierpene caryophyline dan metal
amin keton.kegunaan minyak cengkeh antara lain analgesik,obat mulas,sebagai penyegar
nafas,sebagai korigen pada obat-obatan lainnya.

Toksonomi tanaman cengkeh:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliopida

Ordo: Mytales

Famili: Myrtaceae

Genus: Syzygium

Spesies: Syzygium aromaticum L


b. Oleum thyme (mnyak thymi)

Olium thymi adalah minyak menguap yang dihasilkan dari proses destilasi
tanaman timus vulgaris linne dan mengandung tidak kurang dari 20% volume fenol.

Taksonomi tanaman thymus vulgaris:

Kingdom: Plantae

Divisi : Magniliopita

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Genus: Thymus

Spesies: Thymus vulgaris

2. Minyak atsiri fenol – eter

Dialam, minyak menguap yang termasuk eter fenolik mengandung senyawa-senyawa


seperti anetol dan safrol dapat juga di tentukan turunan safrol dalam minyak menguap seperti
miristin dan apriol. Tanaman yang mengandung eter fenolik, contohnya adalah tanaman adas
(voericukam vulgaremil).

Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil
penyulingan pimpinela anisam atau dari voeniculum vulgare. Minyak adas dikenal sebagai salah
satu penyedap yang cukup penting, diggunakan sebagai obat, bumbu masak, pewangi sabun,
deterjen, cream. Minyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk. Dibidang farmasi
minyak atsiri adas dimanfaatkan sebagai bahan baku industri minyak telon.
Klasifikasi tanaman adas:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magniliopita

Kelas: Magniliopida

Ordo: Apiales

Family: Apiaceae

Genus: Foeniculum

Spesies: Foeniculum vulgarimil

Sifat kimia dan efek farmakologis adas:

Buah adas: Buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas,
hangat, masuk kemeridian hati, ginjal, limfa dan lambung.

Daun: Berbau aromatik

Minyak dari buah: Minyak adas (fenel oil)

Kandungan kimia: Adas mengandung anetal tinggi 50-60%, ± 20% fercon, pinen,
lemonen, asam amisat dan 12% minyak lemak. akar mengandung bergapen. Akar
dan biji mengandung stikmalerim.

3. Minyak atsiri oksida

Senyawa minyak atsiri oksida salah satu contohnya adalah eukaliptol (sineol) terdapat
dalam tanaman eucalytus dan juga disebut kayu putol karena terdapat juga dalam tanaman kayu
putih. Senyawa oksida lain adalah askaridol yang merupakan dioksida dari semen, yang
merupakan isi aktif dari oleum chenopidili tanaman yang mengandung oksida.

Minyak kayu putih memiliki aktifitas stimulat dan relaksan memiliki fungsi sebagai
antiseptik, astrimegen, dan sedativ. Minyak kayu putih digunakan baik secara internal dan
eksternal. Secara tradisional minyak kayu putih digunakan untuk mengobati bronkitis, sinus, dan
radang tenggorokan. Minyak kayu putih sering di kombinasikan dengan minyak herbal lainnya
untuk mengobati bronkitis, batuk, peneumonia, dan flu.

Klasifikasi tanaman minyak kayu putih:

Nama tanaman asal: Melaleuca leucadendra ( L ) dan melaluca minor ( SM )

Family: Nirtaceae

Zat berkhasiat utama: Sineol ( kayu putol ) terpinol bebas atau sebagai ester
dengan asam cuka, asam mentega dan asam felerat.

Persyaratan kadar: Kadar sineol tidak kurang dari 50% dan tidak lebih dari 65%.

Penggunaan: Sebagai obat gosok pada sakit encok dan rasa nyeri lainnya.

Sediaan: Bakamum rubrum, nitilis salicilatis, linimentum,timolisolutio aromatik.

Cara memperoleh: Dengan penyulingan uap atau penyulingan air.

4. Minyak atsiri ester

Terdapat dalam minyak menguap sangat banyak jenisnya, tetapi yang umum terdapat
adalah ester dari terpineol, borneol, dan geraniol. Senyawa lain yang terdapat dalam minyak
mengua adalah senyawa alil – isotiosinat didalam minyak mostran metil salisilat didalam oleum
gaul teriae. Salah satu contoh tanaman yang mengandung minyak atsiri ester adalah tanaman
ganda pura ( gaul teria fragantissima).
Klasifikasi tanaman gandapura:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magniliopita

Kelas: Magniliopsida

Ordol: Ericales

Family: Ericaceae

Genus: Gaulteria

Spesies: Gaulteria fragantissima

Manfaat tanaman gandapura: Secara tradisional digunakan untuk analgesik,


karminatif, diuretik, mengobati rematik. dalam industri digunakan sebagai
campuran untuk pewangi dalam pembuatan minuman, parfum, obat, permen dan
pasta gigi.

F. kegunaan minyak atsiri dalam bidang kefarmasian

Dalam industri farmasi minyak atrsiri digunaka sebagai anti bakteri, anti fungi, anti
septik, pengobatan lesi, anti nyeri, dapat digunakan sangat luas dan spesifik khusunya dalam
berbagai bidang industri.

Bnayak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain:

 Bidang industri kosmetik: sabun, pasta gigi, sampo, dan lotion.


 Bidang industri makanan: bahan penyedap atau penambah cita rasa.
 Bidang industri parfum: sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi.
 Bidang industri bahan pengawet: digunakan pula sebagai insektisida.

G. Contoh simplisia minyak atsiri golongan hidrokarbon


1. CUBEBAE FRUCTUS ( Buah kemukus )

Simplisia: Cubebae fructus

Tanaman asal: Piper cubeba L

Family: Piperacea

Pemerian: Bau khas aromatik, rasa agak pedas dan pahit

Bagian yang digunakan: Buah yang sudah tua tapi belum masak

Kandungan: Minyak atsiri, asam kubebat, asam kubebin, piperin, minyak lemak

Kegunaan: Anti diare

Cara pengolahan: Buah sisa perhiasan bunga yang terdapat pada ujung karangan bunga
yang sudah luruh. Kemudian ibu gagang karangan bunga dipotong dengan pisau dibawah
paling bawah.

2. PIPER NIGRUM L ( Lada hitam )

Simplisia: Piperis nigri fructus

Tanaman asal: Piper nigrum L

Family: Piperaceae
Pemerian: Bau khas, aromatik, rasa pedas

Bagian yang digunakan: Buah yang belum masak

Kandungan: Amidasam, kavisin ( rasa pedas ), minyak atsiri, amilum, minyak lemak.

kegunaan: Stimulasia, aromatik, stomatikum dan karminatikum.

Cara pengolahan: Buah dipetik selagi masih hijau, dijemur atau dikeringkan diatas api
sampai menjadi hitam dan berkeriput. Pengeringan diatas api agak berbau asap, justru ini
banyak disukai.

3. PIPERIS ALBI FRUCTUS ( lada putih )

Simplisia: Piperis albi fructus

Tanaman asal: Piper nigrum

Family: Piperaceae

Pemerian: Bau aromatik, rasa pedas

Bagian yang digunakan: Buah yang hampir masak

Kandungan: Minyak atsiri dan pati

Kegunaan: Karminativa, bumbu masak

Cara pengolahan: Lada putih diperoleh dari buah-buah yang hampir masak, direndam air
dan dikupas kulit luarnya kemudian di jemur, kurang pedas tetapi lebih aromatik dari lada
hitam.

4. PIPERIS FOLIUM ( Daun sirih )


Simplisia: Piperis folium

Tanaman asal: Piper Batle

Family: Piperaceae

Pemerian: Bau aromatik khas, rasa pedas khas

Bagian yang digunakan: Daun

Kandungan: Minyak terbang ( betlablethenol ), pati, diatase, gula dan zat samak, kafikol
yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida.

Kegunaan: Anti sariawan, anti batuk, anti septik, obat kumur

Cara pengolahan: Untuk obat batuk dengan cara siapkan 15 lembar daun sirih dan 3 gelas
air. cuci bersih daun tersebut dan rebus sampai tersisa menjadi ¾ bagian. Minum bersama
madu.

5. OLEUM TEREBINTHYNAE (pinus)

Simplisia: Oleum terebinthynae

Tanaman asal: pinus palustris Miller

Family: Pinaceae
pemerian:

Bagian yang digunakan:

Kandungan: Minyak atsiri,terpinolen,bornil asetat

Kegunaan: Iritasi lokal,kounter,iritan,anti septik lemah,dalam industri (insektisida,pelarut lilin


untuk sepatu)

Cara pengolahan:

6.ZINGIBER RHIZOMA (Jahe)

Simplisia:Zingiber rhizoma

Tanaman asal: zingiber ficinale Roscoe

Family: Zingiberceae

pemerian: Bau aromatik dan rasa pedas

Bagian yang digunakan: Akar tunggal yang bagian kulitnya telah dikupas

Kandungan: Pati,damar,oleoresin,gingerin dan minyak atsiri (yang mengandung zingeron,


zingiberol,zingiberin,borneol,kamfer,sineol dan felandren)

Kegunaan: Karminativa atau stimulansia dan diaforetika

Cara pengolahan: pemilihan jahe bagus atau jahe yang sudah cukup tua , dirotasi untuk
memisahkan dari kotoran atau sisa tanah . lakukan pencucian sebanyak 3x pengulangan,
perajangan, pengeringan , rotasi kering dan pengepakan .

7. TERMINALIA CATAPPA L ( Daun ketapang)


Simplisia: Terminaliae folium

Tanaman asal: Terminalia catappa L

Family: Combretaceae

pemerian: batangnya memiliki bau yang tidak sedap .

Bagian yang digunakan: Daun

Kandungan: Senyawa oktadekana, n-heneikosana,n-dokosana, dan tetra kosana

Kegunaan: Menghambat pertumbuhan candida albicans pada wanita,obat kanker atau


tumor,paru-paru dan penambah darah.

Cara pengolahan: bersihkan kotoran yang menempel pada daun ketapang, rendam daun ketapang
tersebut dalam air garam selama 30 menit,angkat daun ketapang dari air garam, setealah itu
keringkan daun dibawah sinar matahari selama 2-3 hari , hingga daun benae-benar kering.

8. CENGKEH

Simplisia: Caryophylli flos

Tanaman asal: Eugenia caryophyllus ( spreng)

Family: Mirtaceae

pemerian: Bau aromatik kuat, rasa pedas


Bagian yang digunakan: Anak daun

Kandungan: mengandung eugenol, Zat serupa damar, tidak berasa, hablurnya berupa jarum yang
disebut kariofilin, zat penyamak dan Gom

Kegunaan: Stimulansia, obat mulas, antiemetikum

Cara pengolahan:

9. KENANGA

Simplisia: Canangae odoratae Flos

Tanaman asal: cananga odorata (Lamk.) Hook.

Family: Annonaceae

pemerian:

Bagian yang digunakan: bunga

Kandungan: mengandung minyak yang khas kenanga

Kegunaan: Malaria, asma, sesak napas, bronkhitis, jamu setelah melahirkan

Cara pengolahan:

10. LAVENDER
Simplisia: Lavandula angustifolia Flos

Tanaman asal: Lavandula angustifolia Mill.

Family: Lamiaceae

pemerian:

Bagian yang digunakan: bunga

Kandungan: Linalol asetat

Kegunaan: Bahan lotion anti nyamuk, aromaterapi,parfum, minyak gosok,ramuan untuk mandi,
dan obat-obatan.

Cara pengolahan:

11. MELATI

Simplisia: Jasmini Flos

Tanaman asal: Jasminum sambae (L)

Family: Oleaceae
pemerian:

Bagian yang digunakan: bunga

Kandungan: minyak atsiri, asam format, asam benzoat

Kegunaan: korigen odoris, penurun panas (antipiretik), penghenti ASI

Cara pengolahan:

11. TANAMAN KAYU PUTIH

Simplisia: Melaleuca folium

Tanaman asal: Melaleuca leucadendra

Family: Myrtaceae

pemerian:

Bagian yang digunakan: Daun

Kandungan: Minyak atsiri,sineol

Kegunaan: pendarahan stomachichum, spasmolika

Cara pengolahan:

12. STROBILE DENGAN RAMBUT KELENJER

Spesies : humulus lupulus L

Family :Moraceae

Simplisia :buah yang sudah masak

Kandungan : humulen ,lupulin,fraksi resin , ester mycenol

Kegunaan :sedative, CNS (central Nerve Sistem )


13. AKAR WANGI

Simplisia: vetiveriae Radix

Tanaman asal: Vetiveria zizanoides

Family: Poaceae

pemerian:

Bagian yang digunakan: akar

Kandungan: hars dan zat pahit

Kegunaan: bahan pewangi (dalam oleum), diaforetika

Cara pengolahan:

14. KUNYIT
Simplisia: Curcumae domesticae Rhizoma

Tanaman asal:Curcuma domestica

Family:Zingiberaceae

pemerian:s

Bagian yang digunakan: akar atau rhizom

Kandungan: zat warna kurkumin, pati, damar

Kegunaan: karminativa, antidiare,kolagoga, skabisida

Cara pengolahan:

15. KAYU CENDANA

Simplisia: Santali Lignum

Tanaman asal: Santalum album

Family: santalaceae

pemerian:

Bagian yang digunakan: cortex

Kandungan: harsa, zat penyamak

Kegunaan: Diuretika, karminativa,antispasmodik

Cara pengolahan:
H. Contoh simplisia minyak atsiri golongan aldehid

1.CITRI FRCTUS CORTEX ( Kulit buah jeruk )

Simplisia: Citri Fructus Cortex

Tanaman asal: Citrus Sinensis L.

Family: Rutaceae

pemerian: cairan kuning muda atau coklat kekuningan , bau khas aromatik.

Bagian yang digunakan: Kulit

Kandungan: Minyak atrsiri ,biasanya tidak mengandung zat pahit

Kegunaan: Aromatikum

Cara pengolahan: 1. cara sisilia : kulit buah diperas dengan tangan diantara bunga karang,
minyak yang menyerap dalam bunga karang dikumpulkan.

2. cara pracis: kulit buah diguling-guling kan dalam tong berduri, minyak yang keluar dari luka
kulit-kulit buah dikumpulkan.

3. cara guinea : kulit digaruk dengan sendok tajam , minyak yang akan keluar ditaruh dalam
panci.

4. cara lain yang khusus: buah diparut kulitnya atau kulit buahnya digiling antara dua slilimder.

2.AURANTI AMARI CORTEX


Simplisia: Auranti Amari CORTEX

Tanaman asal: Citrus aurantium L.

Family: Rutaceae

pemerian:

Bagian yang digunakan: Kulit

Kandungan: Minyak atsiri, biasanya mengandung zat pahit,minyak lemak, resin,tanin

Kegunaan: Flavourin agent, stimulansia, karminati stomacthikum

Cara pengolahan:

3.LIMONIS CORTEX (Lemon)

Simplisia: Limonis cortex

Tanaman asal: Citrus Lemon L

Family: Rutaceae

pemerian:

Bagian yang digunakan: Kulit

Kandungan: Minyak atsiri, reserpin, glikosida, vitamin C, kalsium oksalat

Kegunaan: Flavouring agent, stimulansia, stomacthikum


Cara pengolahan:

4. OLEUM AMIGDALAE AMARAE ( Bitter Almond Oil)

Simplisia:OLEUM AMIGDALAE AMARAE

Tanaman asal: Prunus amygdalus batsch

Family: Rosaseae

pemerian:

Bagian yang digunakan:

Kandungan: Minyak atsiri, protein, glikosida, amigdalin

Kegunaan: Sedatif

Cara pengolahan:

5.CINNAMOMI CORTEX ( kulit kayu manis)

Simplisia: Cinnamomi cortex


Tanaman asal: Cinnamomum zaylanicum nees

Family: Lauraceae

pemerian:

Bagian yang digunakan: Kulit

Kandungan: Sinamil aldehid, terpen-terpen, fenol-fenol (eugenol)

Kegunaan: Karminatif, aromatikum, flavoring againt

Cara pengolahan:

6.OLEUM CITROMILLAE (Minyak sereh)

Simplisia: Oleum citromillae

Tanaman asal: Andropogon nardas linne

Family: Graminae

pemerian:

Bagian yang digunakan: Daun

Kandungan: Graniol, oleum citronellal

Kegunaan: Parfum, sabun, obat nyamuk

Cara pengolahan: Diperoleh dengan cara penggulingan daun segar

7.VANILLA
Simplisia: Vanilla planlfolla andrews

Tanaman asal:vanilla tahitensis

Family: orchidaceae

pemerian: -warna: hijau hingga hijau kekuningan

-bau: bau enak khas

-rasa: tajam dan kelat

-ukuran:panjang 14-25cm,diameter 8-10cm

-permukaan: berkerut membujur

Bagian yang digunakan: buah tua yang telah difermentasi

Kandungan: Glukovanillin, Glukovanillat alkohol, gula 10%, minyak lemak 10%, kalsium
oksalat

Kegunaan: Corrigens, peraksi pembentuk warna dalam analisis farmasi, parfum, industri
makanan dan minuman.

Cara pengolahan: Buah tua yang segar dipetik kemudian dibiarkan menjadi layu, dihangatkan
dengan cara dibiarkan terkena sinar matahari beberapa jam atau dicelupkan cepat dalam air
panas.selanjutnya buah vanilla dibungkus dan dibiarkan beberapa jam.selama proses ini akan
terjadi fermentasi dan vanillin.

8.ANETHUM GRAVEOLNS (Adas)


Simplisia:Anethum graveolns L

Tanaman asal: Anethum graveolns

Family: Apiaceae

pemerian:

Bagian yang digunakan:

Kandungan: Minyak atsiri adas, anetol, limonene,alpha-pinene, beta-pinene, camphene

Kegunaan: -Buah:sakit perut,kembung,rasa penuh dilambung,mual, muntah, diare,

memperbanyak ASI.

-Daun: batuk, perut kembung, rasa haus, meningkatkan penglihatan

Cara pengolahan:
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Minyak atsiri merupakan suatu produk yang memiliki bau khas seperti perkembangan
proses hidup tanaman. Minyak atsiri dihasilakan oleh sel tanaman atau jaringan tertentu dari
tanaman secara terus menerus sehingga dapat menjadi ciri tersendiri yang berdeba-beda antara
tanaman satu dengan tanamna yang lainnya. Minyak atsiri merupakan metabolisme sekunder
yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri dari dimakan oleh hewan (hama) atau untuk
bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup.

Metode yang digunakan , namun yang sering digunakan untuk mengambil minyak atsiri
dengan metode destilasi dan penyulingan karena proses ini tidak begitu rumit,dan tidak
membutuhkan biaya yang terlalubanyak.

Minyak atsiri digolonhkan sebagai , minyak atsiri hidrokarbon, minyak atsiri alkohol,
minyak atsiri aldehid, minyak atsiri keton, minyak atsiri fenol, minyak atsiri eter-fenolik, minyak
atsiri oksida, dan minyak atsiri ester.

Manfaat minyak atsiri dalam bidang farmasi , kosmetik, parfum, nahan pengawat.
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha Setiawan, 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I. IKAP, Jakarta.

Green, Cinton . 2002. Export Development Of Essential Oils And Spesies By combodia. C.L

Najib. 2009. Minyak menguap . http:/nadjeeb.wordprees.com/minyak-menguap/,diakses pada


tanggal 12 september 2013.

Risfahesi , dan Ma’Mun .1998. Karakteristik Minyak Adas, Warta tu,buh obat Indonesia, volt04
No.01. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai