MINYAK ATSIRI
SAHRUL GUNAWAN
ANAWINTA KATMAS
ZIPORA FATEM
AMELIA SAFLESSA
SORONG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya
sehingga kami telah berhasil menyusun tugas makalah Farmakognosi yang
memuat materi “ MINYAK ATSIRI ” dari berbagai referensi buku agar lebih
mudah dipelajari. Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat
membantu kelancaran proses belajar pada mata kuliah Farmakognosi.
Kami menyadari keterbatasan, kelemahan, dan masih banyak kekurangan
kami dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami berharap ada saran
maupun kritik yang membangun untuk kami dari pembaca dan pemerhati makalah
ini sebagai acuan agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dan menarik
untuk tugas mau pun pekerjaan kami selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1.............................................................................................................Latar
Belakang............................................................................................ 1
1.2.............................................................................................................Perumusan
Masalah.............................................................................................. 1
1.3.............................................................................................................Tujuan
Penulisan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
2.1.............................................................................................................Definisi
Minyak Atsiri..................................................................................... 3
2.2.............................................................................................................Sejarah
Minyak Atsiri..................................................................................... 4
2.3.............................................................................................................Syarat
Minyak Atsiri..................................................................................... 6
2.4.............................................................................................................Persebaran
dan Kandungan Kimia Minyak Atsiri................................................ 7
2.5.............................................................................................................Identifikas
i Minyak Atsiri .................................................................................. 9
2.6.............................................................................................................Khasiat
dan Contoh Minyak Atsiri................................................................. 11
2.7.............................................................................................................Kadar
Minyak Atsiri dalam Tanaman.......................................................... 13
ii
3.1.............................................................................................................Kesimpula
n.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sifat-Sifat Minyak Atsiri :
1. Mudah menguap.
2. Rasa yang tajam.
3. Wangi yang khas.
4. Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organic.
5. Minyak atsiri yang segar tidak berwarna, sedikit kuning muda.
Minyak atsiri itu berupa cairan jernih, tidak berwarna, tetapi
selama penyimpanan akan mengental dan berwarna kekuningan atau
kecokelatan. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh oksidasi dan
resinifikasi (berubah menjadi damar atau resin). Untuk mencegah atau
memperlambat proses oksidasi dan resinifikasi tersebut, minyak atsiri
harus di lindungi dari pengaruh sinar matahari yang dapat merangsang
terjadinya oksidasi dan oksigen udara yang akan mengoksidasi minyak
atsiri.
Minyak atsiri tersebut sebaiknya di simpan dalam wadah berbahan
dasar kaca yang berwarna gelap (misalnya, botol berwarna cokelat atau
biru gelap) untuk mengurangi sinar yang masuk.Selain itu, botol
penyimpanan minyak atsiri harus terisi penuh agar oksigen udara yang ada
dalam ruang udara tempat penyimpanan tersebut kecil. Apabila minyak
atsiri di dalam botol hampir habis maka minyak tersebut perlu dituang
kedalam botol lain yang lebih kecil ukurannya untuk menghindari volume
ruang udara yang terlalu besar dalam botol sebelumnya.
4
Sejak zaman dahulu, penggunaan minyak esenial di Indonesia
masih sangat terbatas dan masih bersifat tradisional. Nenek moyang kita
memperkenalkan berbagai macam tanaman aromatik seperti bunga mawar,
melati, kenangan, dab daun pandan untuk berbagai ritual, seperti
keagamaan maupun ritual adat. Pemakaian minyak sari tumbuhan secara
tradisional di lakukan dengan cara merendam tanaman aromatik dengan
air untuk keperluan mandi kembang atau merendamnya dalam minyak
kelapa sebagai ramuan untuk perawatan rambut agar tumbuh subur, hitam,
dan mengilap.
Setelah di ketahui memiliki banyak manfaat seperti minyak
esensial untuk kesehatan, minyak atsiri kemudian menyebar ke berbagai
wilayah seperti Yunani, Romawi, bahkan sampai ke Inggris.Sampai pada
akhirnya, pada abad ke-19 terjadi perkembangan pesat ilmu kimia untuk
pembuatan parfum, yaitu di temukannyan minyak esensial
sintetis.Pembuatan parfum pun menggunakan bahan dasar minyak sintetis
tersebut karena harganya lebih murah dibandingkan dengan minyak
esensial yang alami yang jauh lebih mahal.Dan, seiring dengan
berkurangnya minyak esensial alami, pengobatan alami dengan minyak
tersebut pun mulai ditinggalkan.
Pada awal tahun 1920-an, ahli kimia Perancis Rene Maurice
Gattefosse memperkenalkan metode pengobatan alami dengan minyak
esensial yang biasa disebut aromaterapi.Penemuan ini diawali ketika dia
mengoleskan minyak lavender pada luka bakar yang dideritanya ketika
berada di laboratorium.Setelah diolekan, ternyata lukanya cepat
sembuh.Berkat pengalaman ini, minyak lavender ini banyak diterapkan
prajurir-prajurit yang mengalami luka pada Perang Dunia I. ternyata
hasilnya angat mencengangkan karena luka mereka cepat sembuh.
Pada tahun 1950-an, seorang ahli kecantikan bernama Madame
Margueirete Maury memperkenalkan pemakaian minyak atsiri untuk
bidang kecantikan.Ia mendirikan klinikaromaterapi dan mengembangkan
5
pelatihan teknik pemijatan yang metodenya banyak dipraktikan oleh
dokter neuropati di seluruh dunia.
6
2.4. Persebaran dan Kandungan Kimia Minyak Atsiri
Dalam dunia tumbuhan minyak atsiri banyak terkandung dalam
beberapa suku antara lain Labiatae (Mentha sp.), Myrraceae (Eucalyptus
sp), Umbelliferae/Apiaceae (Pimpinella sp., Careum sp.), Compositae
(Matricaria sp.), Rutaceae (Citrus sp.).
Minyak atsiri dapat ditemukan pada berbagai organ tuimbuhan,
contohnya dalam bunga (Syzygium aromaticum, Lavandula officinalis),
kulit kayu (Cinnamamum zeylanicum), daun (Eucalyptus spp., Piper betle,
Mentha arneniti), akar (Vetireria zizanoides), rimpang (Curcuma
xanthiriza), buah (Myristica fragani, Piper cubiba), biji (Coriandrum
sativum, Foeniculun vulgare). Pada berbagai organ tumbuhan, minyak
atsiri dapat ditemukan dalam rambut kelenjar (suku Labiatae), sel
parenkim (suku Piperaceae), saluran minyak (Umbelliferae), dan/atau
dalam rongga skizogen, lisogen (Pinaceae, Rutaceae) atau bahkan dapat di
temukan pada semua jaringan (Coniferae).
Kandungan minyak atsiri dalam satu organ dengan organ lain, atau
jaringan satu dengan yang lain tidak selalu sama, contohnya kandungan
minyak atsiri yang terdapat pada kuntum bunga berbeda dengan yang
terdapat pada bagian daun atau kulit kayubaik secara kualitas atau
kuantitas. Kemampuan tanaman untuk mengakumulasi minyak atsiri
cukup tinggi terutama pada Gimnospermae dan Angiospermae.Komoditas
minyak atsiri dalam perdagangan sebagian besar terdapat pada tanaman
aromatik, dari suku Lamiaceae, Umbelliferae dan Compositae.
Minyak atsiri tersusun bukan hanya dari suatu senyawa, tetapi
berupa campuran dengan komposisi berlainan untuk tiap jenis tanaman.
Meskipun kimiawi penyusun minyak atsiri berbeda satu sama lain, mereka
mempunyai beberapa sifat fisik yang serupa. Mereka mempunyai bau yang
khas, indeks bias yang tinggi, erta kebanyakan mempunyai aktivitas optik
dan rotasi spesifik tertentu. Oleh karena itu, sifat ini sering dijadikan
kualifikasi dari suatu minyak atsiri.
7
Kelarutan minyak atsiri dalam air sangat kecil, tetapi sudah cukup
besar untuk memberikan bau kepada air.Air yang mengandung sedikit
minyak atsiri juga mempunyai bau harum, biasanya disebut aromatic
water. Minyak atsiri larut dalam eter, alcohol, dan beberapa pelarut
organik lainnya.
Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya
terpenoid itu terdapat pada fraksi atsiri yang tersuling-uap. Zat inilah
penyabab wangi, harum, atau bau yang khas pada banyak tumbuhan.
Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar wewangian alam
dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa cita-rasa didalam
industry makanan. Suku tumbuhan yang kaya akan minyak atsiri ialah
suku Compositae, Matricaria, Labiatae ; misalnya Mentha spp.,
Myrtaceae, Eucalyptus, Pinaceae, Pinus, Rosaceae, bunga mawar,
Rutaceae, Citrus, dan Umbelliferae, Pimpinella anisum, Carvum carvi,
Cuminum cyminum, Anethum, dll. Golongan senyawa lainnya mungkin
terdapat bersama-sama dengan terpena di dalam minyak atsiri. Misalnya,
bau senyawa yang mengandung belerang sudah merupakan hal umum
pada tumbuhan suku Cruciferae dan dalam Alium, Liliceae.
Secara kimia terpena minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua
golongan, yaitu monoterpena dan seskuiterpena, berupa isoprenoid C 10 dan
C15 yang jangka titik didihnya berbeda (titik didih monoterpena 140-
180˚C, titik didih seskuiterpena > 200˚C).
Komponen penyusun kimia minyak atsiri dibagi menjadi beberapa
golongan, yaitu:
a. Hidrokarbon, seperti yang terdapat dalam minyak terpentin
(sebagian besar berupa asam-asam resin dan ester-ester dari asam
lemak), banyak terdapat pada suku Pinaceae dan Piperaceae.
Dalam dunia farmasi, bahan ini banyak digunakan untuk obat luar,
antiseptik, dan melebarkan pembuluh darah kapiler.
8
b. Aldehid, seperti minyak sinamon, berasal dari tanaman jenis
Cinnamomum. Bahan ini berkhasiat sebagai karminativumdan
penambah cita rasa.
c. Fenol, misalnya eugenol dalam minyak cengkeh dari Eugenia
caryophyllata (Myrtaceae). Bahan ini banyak dimanfaatkan untuk
menghilangkan rasa sakit setempat.
d. Alkohol, misalnya mentol dalam minyak peppermint dari Mentha
piperita. Bahan ini banyak digunakan untuk menghilangkan rasa
mulas perut dan sebagai antiseptikum.
e. Fenol eter, pada minyak adas yang diperoleh dari Pimpinella
anisum atau dari Foeniculum vulgare. Bahan ini banyak
dimanfaatkan untuk obat batuk dan karminativum.
f. Oksida, contohnya sineol dalam minyak kayu putih yang berasal
dari tanaman Melaleuca leucadendron, dan minyak yang diperoleh
dari tanaman Chenopodium ambrosoider. Bahan ini digunakan
sebagai obat cacing.
g. Keton, misalnya dalam kamfora dari tanaman Cinnamomum
camphora. Bahan ini banyak digunakan sebagai obat luar.
h. Ester, contohnya metal silsilat dari tanaman Gaultheria
procumbens. Bahan ini banyak digunakan untuk obat luar dan
minyak wangi.
9
atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan untuk minyak atsiri
yang tidak tahan pemanasan. Contoh: minyak jeruk.
2. Cara penyulingan (destilasi)
a. Cara langsung (menggunakan api langsung)
Bahan yang akan diolah dimasukkan kedalam sebuah
bejana diatas pelat yang berlubang dan bejana berisi air.
Uap air yang naik melalui lubang dan melalui sebuah
pendingin, kemudian minyak yang keluar dengan uap air
ditampung. Cara ini hanya dapat digunakan untuk jumlah
bakal (bahan yang terkandung dalam simplisia, dalam hal
ini adalah minyak atsiri) yang sedikt, karena jumlah air
yang akan menjadi uap dan membawa serta minyak terbatas
jumlahnya.
b. Cara tidak langsung (destilasi uap)
Bahan yang akan diolah dimasukkan kedalam sebuah
bejana dan ditambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap
air yang berasal dari bejana lain. Cara ini dapat digunakan
untuk bahan bakal dalam jumlah yang besar terutama bahan
bakal yang mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah.
Dari ke dua cara di atas, pada bejana penampungan akan terdapat
dua lapisan, yaitu air dan minyak atsiri.
Letak minyak atsiri dan air tergantung pada bobot jenisnya.Jika BJ
minyak atsiri > BJ air, minyak atsiri berada di bawah dan sebaliknya.
Kedua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa air
dapat dikeringkan dengan menggunakan zat-zat pengering, contoh:
Na2SO4 eksikatus. Pengeringan sisa air ini perlu dilakukan sebab dengan
adanya sisa air tersebut minyak atsiri cepat rusak atau menjadi tengik.Jika
lapisan minyak atsiri dan air sukar dipisahkan, NaCl jenuh dapat
ditambahkan untuk menarik airnya.
10
3. Cara enfleurage
Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun bunga
yang digunakan untuk kosmetik. Daun bunga disebarkan diatas
keeping gelas yang lebih dulu dilapisi dengan lemak atau
gemuk kemudian dibiarkan beberapa lama, tergantung pada
jenis daun yang diolah, contoh : bunga melati selama 24 jam.
Kemudian daun bunga diangkat, diganti dengan yang segar
sampai beberapa kali, sampai lemak itu benar-benar jenuh
dengan minyak atsiri. Biasanya lemak itu dapat digunakan
untuk 30 kali.
Kemudian lapisan lemak dikerok dilarutkan dalam alkohol
absolut, minyak atsiri akan larut, sedangkan lemaknya tidak
larut sehingga lemaknya dapat dipisahkan dari minyak atsiri.
Minyak atsiri yang ada dalam alkohol disuling secara vakum
(dengan alat evaporator vakum). Alkohol yang digunakan
bukan alkohol fortiori sebab waktu diuapkan uap air akan
membawa minyak atsiri.
Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dengan
kandungan minyak atsiri yang rendah dan tidak tahan
pemanasan.
11
atsiri telah diketahui memiliki kemampuan sebagai antimikroba dengan
kekuatan yang berbeda.
12
atau spesies yang diinginkan (E. globules, E. fruticetorum,
E. polybractea, E. smithii).
7. Oleum Menthae piperitae (minyak permen)
Adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari
bagian di atas tanah tanaman berbunga Mentha piperita yang
segar dan telah dimurnikan.
8. Oleum Cinnamomumi (minyak kayu manis)
Cara pembuatan: penyulingan uap kulit batang dan kulit
cabang Cinnamomum zeylanicum Blume.
9. Oleum Citronellae (minyak sereh)
Cara pembuatan: penyulingan uap daun Cymbopogon nardus.
10. Oleum Rosae (minyak mawar)
Cara pembuatan: penyulingan uap bunga segarRosa galica
alba.
13
penetapan kadar minyak atsiri, tersdiri dari labu bulat, kolom pendingin
dan bulet.
Simplisia (yang diperkirakan mengandung 0,3 ml minyak atsiri)
ditempatkan dalam labu bulat yang diisi dengan larutan penyuling hingga
sekitar setengah bagian labu. Bagian buret diisi penuh dengan air, dan
penyulingan dilakukan pada suhu hingga 250˚C. Setelah penyulingan
selesai, alat dibiarkan dingin (sekitar 15 menit) dan volume minyak atsiri
dapat dibaca pada buret. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengisi
bagian buret dengan 0,2 ml xilena P. volume minyak atsiri dihitung
dengan mengurangkan volume yang dibaca dengan volume xilena. Kadar
minyak atsiri yang diperoleh dinyatakan dalam % v/b.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari materi di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Minyak atsiri adalah salah satu kandungan tanaman
yang sering di sebut “ Minyak Terbang” . Minyak atsiri
dinamakan demikian karena minyak tersebut mudah
menguap. Selain itu minyak atsiri juga disebut essential
oil (dari kata essence) karena minyak tersebut
memberikan bau pada tanaman. Minyak atsiri diperoleh
dari tumbuh-tumbuhan.
2. Sifat-Sifat Minyak Atsiri :
Mudah menguap.
Rasa yang tajam.
Wangi yang khas.
Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut
organic.
Minyak atsiri yang segar tidak berwarna, sedikit
kuning muda.
15
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : EGC
Yuliani, Sri dan Satuhu, Suyanti. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Jakarta :
Penebar Swadaya
16
LAPORAN HASIL DISKUSI
1. Kelompok 1
Pertanyaan dari Yohana Asmuruf : Apa manfaat dan kegunaan dari
Oleum Rosae (minyak mawar) ?
2. Kelompok 3
Pertanyaan dari Fransiska Telaubun : Jelaskan maksud dari penyembuhan
penyakit secara empiris dan ilmiah dengan menggunakan
minyak atsiri ?
Jawaban: Maksud dari penyembuhan penyakit secara empiris dan
ilmiah dengan menggunakan minyak atsiri adalah Kata
empiris berarti suatu cara atau metode yang dilakukan yang
dapat diamati oleh indra manusia, sehingga cara atau metode
yang digunakan tersebut dapat diketahui dan diamati juga
oleh orang lain. Contohnya : Minyak cengkeh yang
digunakan untuk pijat dan aroma terapi, sedangkan ilmiah
berarti segala sesuatu yang bersifat keilmuan, didasarkan
pada ilmu pengetahuan, atau memenuhi syarat atau kaidah
ilmu pengetahuan. Contohnya : Diketahui bahwa salah satu
kegunaan dari alcohol dalam ilmu kesehatan adalah dapat
17
digunakan sebagai antiseptic. Kandungan dalam minyak kayu
putih salah satunya adalah Sineol yang merupakan turunan
dari alcohol. Jadi, minyak kayu putih dapat juga digunakan
sebagai antiseptic.
3. Kelompok 6
Pertanyaan dari Firdha Meturan : Apakah bisa dalam identifikasi minyak
atsiri menggunakan larutan lain selain NaCl?
Jawaban : Dalam identifikasi minyak atsiri dapat menggunakan larutan
lain selain NaCl yaitu larutan garam lainnya. Contoh :
Ca(NO3). Karena dalam identifikasi minyak atsiri
menggunakan sebuah larutan hanya untuk melihat apakah
volume dari campuran minyak atsiri dan larutan tersebut
bertambah atau tidak. Jika tidak maka minyak tersebut adalah
minyak atsiri atau yang biasanya disebut minyak menguap.
1. Kelompok 2
Pertanyaan dari Rosydah Suryatum : Kandungan-kandungan senyawa apa
sajakah yang terdapat dalam minyak atsiri?
Jawaban : Hidrokarbon, Aldehid, Fenol, Alkohol, Fenoleter, Oksida,
Keton, dan Ester.
2. Kelompok 7
Pertanyaan dari Yopi Karoba: Telah di jelaskan bahwa sifat minyak atsiri
yaitu larut dalam pelarut organik. Apa contoh dari pelarut organik?
Jawaban : Pelarut organic merupakan pelarut yang umumnya mengandung
atom karbon dalam molekulnya. Pelarutorganic juga dapat diartikan
sekelompok senyawa kimia yang mudah menguap.
Contohnya :Alkohol, eter, ester, etilasetat, dan keton.
18
3. Kelompok 7
Pertanyaan dari Frengki : Bagaimanakah contoh cara penggunaan minyak
atsiri dalam keagamaan ?
Jawaban : Contohnya adalah tradisi umat islam saat berdzikir atau pada
acara tahlilan. Mereka membakar kemenyan sehingga minyak essesial
yang terdapat dalam kemenyan akan mengharumkan ruangan atau
pakaian. Jadi, penggunaan minyak atsiri dalam keagamaan contohnya
tradisi umat muslim saat berdzikir atau tahlilan hanya untuk
mengharumkan ruangan atau pakaian.
19