MINYAK ATSIRI
Disusun Oleh :
1. Suaeba
2.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas
petunjuk dan kekuatan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah
Farmakognosi dan materi tentang Minyak Atsiri dengan lancar tanpa kendala
yang berarti.
Tugas ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan kami sebagai
mahasiswa untuk menambah pengetahuan kami tentang mata kuliah ini. Dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan, yang nantinya dapat
bermanfaat bagi semua untuk mengatasi kesulitan belajar dalam mempelajari mata
kuliah ini.
Dalam penyelesaian makalah ini tentunya banyak melibatkan berbagai pihak.
Untuk itu ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini.
Tentunya dalam penyusunan tugas ini kami belumlah cukup sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan isi makalah ini
menjadi lebih baik dan menjadi tolak ukur bagi kami untuk menyusun makalah
yang sesuai dengan harapan kita semua yang bermanfaat untuk sekarang dan masa
depan. Semoga segala ikhtiyar kita diridhoi Allah SWT, Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
a. Nilam
Minyak nilam digunakan sebagai fiksasif atau pengikat bahan-bahan
pewangi lain dalam komposisi parfum dan kosmetik. Selain digunakan
dalam bentuk minyak, daun nilam juga berguna untuk bahan pelembab
kulit, menghilangkan bau badan, pengawet mayat dan obat gatal-gatal
pada kulit.
b. Kemuning
Daun kemuning bisa digunakan untuk melancarkan haid, menghaluskan
kulit, mengobati rematik sendi, dan mengobati sakit gigi.
c. Cengkeh
Manfaat minyak cengkeh bagi kesehatan bisa dikaitkan dengan
antimikroba, antijamur, antiseptik, antivirus, serta afrodisiak. Minyak
esensial ini bisa untuk mengobati berbagai macam gangguan kesehatan
seperti sakit gigi, gangguan pencernaan, batuk, asma, sakit kepala, stres
dan darah kotor. Paling penting dan umum dari penggunaan minyak
cengkeh adalah sebagai bahan perawatan gigi.
d. Cendana
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana
dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan
dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka).
e. Jeruk Purut
Minyak atsiri yang berasal dari kulit jeruk purut pada indutri banyak
digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik, parfum, antiseptik, dan lain-
lain.
f. Daun salam
Mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan dalam industri
obat-obatan, makanan dan parfum. Lingkungan yang berbeda berpengaruh
terhadap rendemen minyak yang dihasilkan.
Selama ini pohon salam digunakan sebagai peneduh, sedangkan
daunnya dapat digunakan sebagai penyedap masakan maupun obatobatan
(diare, diabetes dan darah tinggi). Daun salam apabila diremas-remas
dapat menghasilkan minyak atsiri yang memiliki aroma harum dan dapat
digunakan sebagai penyedap masakan. Kulit batang, akar dan daun dapat
digunakan sebagai obat gatal-gatal, sedangkan kayunya untuk bahan
bangunan.
2.3 Penggolongan minyak atsiri
1. Minyak Atsiri Fenol
Golongan fenol dalam minyak atsiri merupakan golongan yang paling
antseptik dalam tanaman. Golongan ini dapat merangsang tubuh dan dapat
bermanfaat dalam dosis kecil, tetapi dosis yang besar dapat menjadi racun
pada system syaraf dan iritasi pada kulit serta ketidaknyamanan dalam
pencernaa. Minyak atsiri fenol dibagi dalam dua jenis senyawa fenol, yaitu:
Yang terdapat di alam
Yang terbentuk sebagai hasil penyulingan destruktif dari bagian
tanaman, contoh : thymol (dalam thymus ) dan eugenol (dalam
cengkeh ) .
Divisi : Magniliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiiacae
Genus : Thymus
Struktur Eugenol
Kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiacae
Genus : Foeniculum
Struktur Anetol
Kandungan Kimia :
Adas mengandung
anetol
tinggi
50
60% , lebih kurang 20% fenkon, pinen, lemonen, dipenten,
felandren , metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12%
minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas
menegluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif . Akar
mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin
(Serposterin)
3. Minyak Atsiri Oksida
Senyawa minyak atsiri oksida salah satu contohnya adalah
Eukaliptol (sineol) terdapat dalam tanaman eucalyptus dan juga disebut
kayu putol oleh karena terdapat juga dalam tanaman kayu putih . Senyawa
oksida lain adalah askaridol yang merupakan dioksida dari semen, yang
merupakan isi aktif dari oleum chenopodii.Tanaman yag mengandung
oksida , misalnya : eucaliptii folium , oleum cayuputi , dan chenopodii
ambrosioidis herba.
Minyak katu putih memiliki aktivitas stimulant dan relaksan serta
memiliki fungsi sebagai antiseptik, astringen dan sedatif (penenanag ).
Minyak kayu putih digunakan baik secara internal maupun eksternal.
Secara tradisional minyak kayu putih digunakan untuk mengobati
bronchitis, sinus dan radang tenggorokan, selai itu beberapa penyakit
yang dapat diobati dengan minyak atsiri kayu putih adalah jerawat,
memar, diare, sakit telingan, eksim, sakit kepala, cegukan peradangan,
malaria, psoriasis, rematik, sakit gigi, kelainan tulang dan pesendian, luka
bakar serta kram. Minyak kayu putih sering dikombinasikan dengan
minyak herbal lainnya untuk mengobati bronchitis, batuk, pneumonia dan
flu.
Keluarga
:
Myrtaceae
Tanaman Gandapura
Kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Ericaceae
Genus : Gaultheria
Kandungan Kimia :
Kandungan kimia dari tanaman ini terdapat senyawa este, yaitu metil
salisilat. Komponen utama dalam minyak gandapura adalah senyawa
metilsalisilat yang kandungannya dapat mencapai 98%. Metil salisilat dapat
juga dibuat secara sintesis melalui reaksi esterifikasi anatara methanol dan
asam salisilat dengan bantuan katalis H2SO4 pekat. Hasil sintesis ini
diperdagangkan sebagai minyak gandapura sintetis.
3. Sifat Biologi
Dalam keadaan segar dan murni ,minyak atsiri umumnya tidak
berwarna . Namun dalam penyimpanan lama minyak atsiri dapat
teroksidasi . Untuk mencegahnya ,minyak atsiri harus disimpan dalam
bejana gelas yang berwarna gelap ,diisi penuh, ditutup rapat, serta
disimpan di tempat yang sejuk.
4.5 Metode Memperoleh Minyak Atsiri
1. Destilasi (penyulingan )
Pembuatan minyak atsiri dengan cara penyulingan dipengaruhi
oleh 3 faktor , yaitu :besarnya tekanan uap yang digunakan , bobot
molekul masing masing komponen dalam minyak dan kecepatan
keluarnya minyak atsiri . Namun demikian pembuatan minyak atsiri
dengan cara penyulingan mempunyai beberapa kelemahan :
Tidak baik untuk beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan
oleh adanya panas dan air .
Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisis oleh
adanaya air dan panas .
Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat tersuing .
Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau
wangi dan mempunyai daya ikat terhadap bau , sebagian tidak ikut
tersuling dan tetap tertinggal dalam bahan .
Jenis destilasi ada 3 ,yaitu :
a. Destilasi air
Pada destilasi air terjadi kontak langsung antara simplisia dengan air
mendidih . Simplisia yang telah di potong potong, digiling kasar, atau
digerus halus dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin,
sulingan berupa minyak yang belum murni ditampung. Penyulingan
dengan cara ini sesuai utuk simplisia kering yang tidak rusak dengan
pendidihan .Penyulingan air biasa digunakan untuk mencari minyak atsiri
yang tahan panas dari gabrahan maupun bahan yang berkayu dan keras.
c. Destilasi uap
Penyulingan dengan uap memerlukan air ,uap panas yang biasanya
bertekanan lebih dari 1 atmosfer dialirkan melalui pipa uap . Cara ini
digunakan untuk membuat minyak atsiri dari biji, akar, kayu yang
umumnya mengandung komponen minyak yang bertitik didih tinggi.
Keuntungan : Kualitas minyak yang dihasilkan cukup baik ,tekanan
dan suhu dapat di atur ,waktu penyukingan pendek
Kerugian : Peralatan yang mahal dan digunakan tenaga ahli
2. Enflurasi
Enflurasi yaitu pengambilan minyak atsiri dari tanaman menggunakan
lemak atau vaselin. Seringkali kandungan minyak atsiri bagian tanaman
sangatlah kecil misalnya pada mahkota bunga .Cara yang dilakukan dengan
menghamparkan lemak pada lapian tipis pelat kaca .Setelah minyak terserap
dalam lemak padat selanjutnya di ekstrasi dngan alcohol . Selanjutnya
dipisahkan antara alcohol dan minyak atsiri .
3. Ekstraksi dengan pelarut minyak atsiri
Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atisiri yang terdapat
dalam simplisia dengan pelarut organik yang mudah menguap. Simplisia
diekstraksi dengan plarut yang cocok dalam suatu ekstraktor pada suhu
kamar, kemudian pelarut diuapkan dengan tekanan yang dikurangi. Dengan
cara ini diperlukan banyak pelarut sehingga biaya cukup mahal dan harus
dilakukan oleh tenaga ahli. Sebagai pelarut biasanya dipakai eter minyak
tanah.
Pelarut yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Melarutkan sempurna komponen dari minyak atsiri yang terdapat dalam
tanaman.
b. Mempunuyai titik didih rendah.
c. Tidak campur dengan air.
d. Inert, tidak bereaksi dengan komponen minyak atsiri.
e. Mempunyai satu titik didih, bila diuapkan tidk meninggalkan sisa.
f. Harga murah.
g. Bila mungkin tidak mudah terbakar.
Pelarut yang paling banyak digunakan adalah eter minyak tanah.
Alkohol tidak baik digunakan karena alkohol melarutkan air yang terdapat
dalam tanaman. Untuk simplisia tertentu alkohol menghasilkan bau yang
tidak enak. Alkohol baik digunakan untuk simplisia kering. Sari yang
diperoleh dikenal dengan nama tingtur yang banyak digunakan untuk sediaan
farmasi. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, banyak banyak
digunakan di berbagai negara dan secara umum dapat dipakai untuk sediaan
farmasi. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, banyak digunakan di
berbagai negara dan secara umum dapat dipakai untuk bermacam simplisia
dan diperoleh minyak atsiri sesuai dengan aslinya.
Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk
mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap
dan air. Cara ini baik untuk mengekstraksi minyak dari bunga-bungaan,
misal: bunga cempaka, melati, mawar, dll.
Cara kerja ekstraksi dengan pelarut menguap cukup sederhana, yaitu
dengan cara memasukkan bahan yang akan diekstraksi ke dalam ketel
ekstraktor khusus dan kemudian ekstraksi berlangsung secara sistematik pada
suhu kamar, dengan menggunakan petroleum eter sebagai pelarut. Pelarut
akan berpenetrasi ke dalam bahan dan melarutkan minyak bunga beserta
beberapa jenis lilin dan albumin serta zat warna. Larutan tersebut selanjutnya
dipompa ke dalam evaporator dan minyak dipekatkan pada suhu rendah.
Setelah semua pelarut diuapkan dalam keadan vakum, maka diperoleh
minyak bunga yang pekat. Suhu harus tetap dijaga tidak terlalu tinggi selama
proses ini. Dengan demikian uap aktif yang terbentuk tidak akan merusak
persenyawan minyak bunga. Jika dibandingkan dengan mutu minyak bunga
hasil penyulingan, maka minyak bunga hasil ekstraksi menggunakan pelarut
lebih mendekati bau bunga alamiah. Semua minyak yang diekstraksi dengan
pelarut menguap mempunyai warna gelap, karena mengandung pigmen
alamiah yang bersifat tidak dapat menguap. Sebaliknya hasil penyulingan
uap, umumnya berwarna cerah dan bersifat larut dalam alkohol 95%.
Dalam industri parfum, sebagian besar produksi minyak atsiri
modern dilakukan dengan ekstraksi, dengan menggunakan sistem pelarut
yang berdasar pelarut yang mudah menguap seperti eter minyak tanah.
Keuntungan utama ekstraksi adalah suhu yang bisa dipertahankan kurang
lebih 50oC selama proses. Hasilnya minyak atsiri yang didapat mempunyai
bau yang lebih alami yang tidak dapat ditandingi minyak suling. Hal ini
karena selama penyulingan, dengan suhu yang tinggi, dapat mengubah
konstituen minyak atsiri. Namun demikian, metode penyulingan
operasionalnya lebih murah dibandingkan dengan proses ekstraksi.
Simplisia dimasukkan ke dalam ekstraktor dan selanjutnya pelarut
oraganik murni dipompakan ke dalam ekstraktor. Pelarut organik akan
menembus ke dalam ekstraktor. Pelarut organik akan menembus ke dalam
jaringan simplisia dan akan melarutkan minyak serta bahan lainnya seperti
dmar dan lilin. Komponen tersebut merupakan pengotor, dan dipisahkan
dengan cara penyulingan pada suhu rendah dan tekanan rendah. Dengan cara
penyulingan ini diperoleh campuran pelarut dan minyak atsiri disebut
concrete.
Pemurnian concrete (pelarut + minyak atsiri) ini dilakukan dengan
melarutkan dalam alcohol, diambil fase alcohol. Fase alcohol ini didinginkan
0oC, diperoleh minyak atsiri dalam alcohol dan lilin. Dilakukan
penyaringan terhadap campuran ini, diambil fase minyak atsiri dalam
alkohol. Untuk memisahkan alkohol dan minyak atsiri, dilakukan
penyulingan pada tekanan dan suhu rendah, akan diperoleh alkohol dan
minyak atsiri murni.
4. Pengepresan
Pembuatan minyak atsiri dengan cara pengepresan (ekspresi ) dilakukan
terhadap bahan berupa biji ,buah atau kulit buah yang dihasilkan dari
tanaman yang termasuk jenis Sitrus ,karena minyak atsiri dari jenis tanaman
tersebut akan mengalami kerusakan bila dibuat dengan cara penyulingan .
Cara ini digunakan untuk mengambil minyak atsiri dari biji .
5. Hidrolisis glikosida
Dilakukan hidrolisis untuk memecah menjadi aglikonnya (minyak atsirinya )
Contoh minyak atsiri yang diperoleh dengan cara ini adalah minyak mustar ,
diperoleh dengan hidrolisis enzimatis dan glikosida
6. Ecuelle
Di Amerika Serikat , metode umum mendapat citrus oil meliputi menusuk
kelenjar minyak dengan menggulingkan buah di atas sebuah bak yang
dilapis dengan duri duri yang tajam guna untuk merembeskan kulit arid an
menembus kelenjar minyak yang ditempatkan dibagian luar kulit . Cara ini
disebut metode Ecuelle .Langkah menekan pada buah menghilangkan
minyak atsiri dari kelenjar dan semprotan air membasuh minyak yang masih
melekat pada kulit sementara ampas tersaring melalui tabung pusat yang
membuang bagian tengah buah . Emulsi minyak air yang dihasilkan
dipisahkan dengan sentrifugasi .
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Minyak atsiri merupakan suatu produk yang memiliki bau khas seperti
perkembangan proses hidup tanaman. Minyak atsiri dihasilkan oleh sel
tanaman atau jaringan tertentu dari tanaman secara terus menerus sehingga
dapat menjadi cirri tersendiri yang berbeda-beda antara antara tanaman satu
dengan tanaman lainnya . Minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang
biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh
hewan(hama) atau untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam
mempertahankan ruang hidup .
2. Manfaat Minyak Atsiri dalam farmasi sebagai antirematic, Pengawet mayat,
dan aromaterapi. Contoh tanamannya yaitu Kayu Putih ( Melaleuca
laeucadendra),Minyak Nilam, cengkeh dll.
3. Minyak atsiri digolongkan sebagai berikut yaitu :
a. Minyak atsiri hidrokarbon
b. Minyak atsiri alcohol
c. Minyak atsiri aldehid
d. Minyak atsiri keton
e. Minyak atsiri fenol
f. Minyak atsiri eter-fenolik
g. Minyak atsiri oksida
h. Minyak atsiri ester
4. Susunan kimia dari minyak atsiri sangatlah rumit dengan sifat mudah
menguap.
5. Ada beberapa metode yang digunakan, namun yang sering digunakan untuk
mengambil minyak atsiri dengan metode destilasi dan penyulingan. Karena
proses yang tidak begitu rumit, dan tidak membutuhkan biaya yang terlalu
banyak.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha Setiawan,1999,Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I ,IKAPI,Jakarta