DESTILASI
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Destilasi”.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Destilasi yaitu metode pemisahan zat
kimia.
Penulis sadar bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan
iringan doa semoga makalah ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan
dan wacana berpikir kita bersama. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa, dan
termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya.
Model ideal dari destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat
menggambarkan apa yang terjadi selama destilasi, yaitu menggambarkan
perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih selama proses
destilasi.
Pada proses pemisahan secara destilasi, fasa uap akan segera terbentuk setelah
campuran dipanaskan. Uap dan sisa cairannya dibiarkan saling kontak sedemikian
hingga pada suatu saat, semua komponen yang terdapat dalam campuran akan
terdistribusi dalam kedua fasa membentuk keseimbangan, Setelah keseimbangan
dicapai, uap segera dipisahkan dari cairannya, kemudian dikondensasikan
membentuk destilat (kondensasi uap menjadi cairan), dan residu.
Terdapat berbagai macam cara destilasi, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksi,
destilasi tekanan rendah, destilasi uap air, dan microscale destilasi. Dalam
prakteknya pemilihan prosedur destilasi tergantung pada sifat cairan yang akan
dimurnikan dan sifat pengotor yang ada di dalamnya. Sedangkan komponen dari
alat destilasi yaitu tabung reaktor, kondensor, pipa penyalur, dan burner.
Secara teori, hasil destilasi dapat mencapai 100% dengan cara menurunkan
tekanan hingga 1/10 tekanan atmosfer, dapat pula dengan menggunakan destilasi
azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut organik dan dua destilasi
tambahan dengan menggunakan penggunaan cornmeal yang dapat menyerap air
baik dalam bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun, secara praktek tidak
ada destilasi yang mencapai 100%.
Salah satu penerapan terpenting dari metode destilasi adalah pemisahan minyak
mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, dan pemanas.
B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian destilasi?
2) Apakah prinsip kerja dari destilasi?
3) Bagaimanakah cara kerja dari metoda destilasi?
4) Apa sajakah alat yang digunakan dalam proses destilasi?
5) Apakah keuntungan dan kerugian dari metode destilasi?
C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian destilasi
2) Mengetahui prinsip kerja destilasi
3) Mengetahui cara kerja dari metode destilasi
4) Mengetahui alat yang digunakan dalam proses destilasi
5) Mengetahui keuntungan dan kerugian metode destilasi
BAB II
PEMBAHASAN
Destilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah
menguap. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara
memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan, disebut
dengan destilat. Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian destilasi adalah
sebagai berikut :
a. Menurut Mc.Cabe (1999), destilasi adalah suatu proses pemisahan dua atau
lebih komponen dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih dari
masing-masing komponen dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah.
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad pertama
masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaanakan spritus Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia Islam pada
masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Raazi pada pemisahan alkohol
menjadi senyawa yang relative murni melalui alat alembik , bahkan desain ini
menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro.
Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa
padat yaitu suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan
memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan
ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair
yang murni.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan
tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari suatu
campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode
yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam
salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-
komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi
pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap
harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-
larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap.
a. Tabung reaktor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku (oli
bekas). Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang direkatkan
dengan menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
b. Kondensor (Pendingin)
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.
c. Pipa penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk menghubungkan
dan menyalurkan gas dari tabung reaktor ke condenser.
d. Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku
didalam tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak
ataupun juga tungku menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan mudah
mendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor gas yang menggunakan bahan
bakar LPG.
Pada dasarnya distilasi menurut penggunaan uapnya dibagi menjadi dua cara,
yaitu:
a. Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang mudah menguap dari
sejumlah bahan masukan.
b. Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada bahan yang
mempunyai titik didih tinggi.
c. Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah kecil impuritas
yang mempunyai titik didih lebih tinggi.
a. Distilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana
juga merupakan Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada
tekanan atmosfer.
b. Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi
ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari
20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan
membentuk cairan. Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap
darimana dia berasal dan diperkaya dengan cairan dengan titik didih rendah.
Cairan terkondensasi tersebut akan ditahan pada kolom dan menetes secara
pelahan-lahan.
Uap campuran akan terus terbentuk dan bergerak ke arah bagian atas
kolom. Ketika uap tersebut bertemu dengan tetesan cairan, maka uap akan
terkondensasi dan mentransfer energi panasnya pada cairan. Energi panas ini
dapat menyebabkan tetesan cairan mendidih, membentuk uap baru. Uap yang baru
terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik didih rendah dibanding uap
pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan berkondensasi lagi.
Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir pada kolom fraksi. Uap cairan
yang keluar pada bagian atas kolom sebagain besar mengandung cairan dengan
titik didih rendah, kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang kolom. Uap
ini berkondensasi dan ditampung.
c. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap
adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi
dengan air.
d. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi
ini.
Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Destilasi Normal
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor
lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar
murni atau biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair
yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
2. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan.
Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor
yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki
perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan
kimia yang lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak.
3. Distilasi Azeotrop
Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran
dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau
dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Refluks / Destruksi
Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak
akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi
senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi
biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil
reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan
pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya dapat dilakukan secara refluks.
5. Distilasi Kering
Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia. Dalam proses
distilasi kering, bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produk-
produk berupa cairan ataugas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan).
Produk-produk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan
mereka berkondensasi dan dikumpulkan. Distilasi kering biasanya membutuhkan
suhu yang lebih tinggi dibanding distilasi biasa. Prinsipnya memanaskan material
padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Contohnya untuk mengambil
cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku,
baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel
penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel
dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang
merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan
ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan
dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa
digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati.
Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok
dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel
terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis
aluminium.
a. Keuntungan
b.Kekurangan
Kesimpulan
1. Destilasi adalah metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah
menguap. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara
memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan, disebut
dengan destilat.
2. Metode destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-
masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi
didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
3. komponen dari alat destilasi yaitu tabung reaktor, kondensor, pipa penyalur,
dan burner.
4. Macam- Macam Destilasi diantaranya yaitu destilasi sederhana, destilasi
fraksi, destilasi uap, dan destilasi vakum.
5. Pengaplikasian dari metode destilasi yang paling umum dijumpai adalah
pembuatan minyak atsiri.
DAFTAR PUSTAKA