DISTILASI
Disusun oleh
Kelompok 2 :
1. Irma Kurnia Sari (122017001)
2. Larasati Okka Widhanny (122017022)
3. M.Dzaki Muzhaffar (122017029)
4. Leni Marlina (122017009)
5. Deden Agil Sanjaya (122017020)
6. Intan Vandini (122017021)
7. Adjie Satrio ( 122017002)
8. Zelika Melania (122017037)
9. Derry Yulianzah (122017066)
KELAS : VA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya,
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Berdasarkan informasi yang
penulis peroleh dari berbagai sumber dan literatur, penulis berhasil menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul “ DISTILASI” . Makalah ini disusun guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Operasi Perpindahan Massa. Melalui
makalah ini diharapkan pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan berkenaan
dengan prinsip kerja destilasi, kegunaan destilasi, dan keunggulan serta kekurangan
dari masing-masing teknik destilasi.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Meskipun
banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi
kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan
dosen pembimbing agar ke depan kami dapat membuat makalah yang lebih baik.
Semoga makalah ini bermanfaat sebagai penambah wawasan pengetahuan kepada
pembaca, khususnya bagi mahasiswa Univeritas Muhammadiyah Palembang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................1
KATA PENGANTAR…………………………………….……............................2
DAFTAR ISI…………………………………………….………...........................3
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................... 6
2.1 Pengertian Distilasi ......................................................................................6
2.2 Metode Distilasi ........................................................................................... 6
2.3 Prinsip kerja ............................................................................................... 7
2.4 Macam-macam Distilasi...............................................................................8
2.5 Aplikasi Metode Distilasi...........................................................................20
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................23
3.1 Simpulan ...................................................................................................23
3.2 Saran ...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad pertama
masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaanakan spritus Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia Islam pada
masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Raazi pada pemisahan alkohol
menjadi senyawa yang relative murni melalui alat alembik , bahkan desain ini
menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro.
Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801 - 873).
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak
mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa,
dan termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses
ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya.
Model ideal dari destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat
menggambarkan apa yang terjadi selama destilasi, yaitu menggambarkan
perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih selama proses
destilasi.
Pada proses pemisahan secara destilasi, fasa uap akan segera terbentuk setelah
campuran dipanaskan. Uap dan sisa cairannya dibiarkan saling kontak sedemikian
hingga pada suatu saat, semua komponen yang terdapat dalam campuran akan
terdistribusi dalam kedua fasa membentuk keseimbangan, Setelah keseimbangan
Terdapat berbagai macam cara destilasi, yaitu destilasi sederhana, distilasi
fraksi, distilasi tekanan rendah, distilasi uap air, dan microscale distilasi. Dalam
prakteknya pemilihan prosedur destilasi tergantung pada sifat cairan yang akan
dimurnikan dan sifat pengotor yang ada di dalamnya. Sedangkan komponen dari
alat destilasi yaitu tabung reaktor, kondensor, pipa penyalur, dan burner.
4
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian distilasi?
2) Bagaimana cara penetapan metode distilasi?
3) Bagaimana penjelasan prinsip kerja distilasi?
4) Bagaimana penjelasan mengenai komponen alat distilasi ?
5) Bagaimana penjelasan bebarapa macam pembagian distilasi?
6) Bagaimana bentuk pengaplikasian distilasi dalam lingkungan sekitar?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
PA = PAmurni . XA (1)
Sedang tekanan uap totalnya adalah,
Ptot = PAmurni . XA + PBmurni . XB (2)
Dari persamaan tersebut di atas diketahui bahwa tekanan uap total suatu
campuran cairan biner tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi
molnya dalam campuran.
Menurut hukum dalton adalah tekanan gas total suatu campuran biner, atau
tekanan uap suatu cairan (P), adalah jumlah tekanan parsial dari masing-masing
komponen A dan B (PA dan PB)
P = PA + PB (3)
7
ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair
yang murni.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan
tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari suatu
campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan cara
pendinginan dan pengembunan.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah
satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen
tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan
komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda
dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan
komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Beberapa teknik destilasi lebih cocok untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif di
laboraturium dan industri. Sebagai contoh adalah pemurnian alkohol, pemisahan
minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya, pembuatan minyak atsiri dan sebagainya.
Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara penguapan.
Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat di dalam
campuran bersifat mudah menguap (volatil). Tingkat penguapan (volatilitas)
masing-masing komponen berbeda-beda pada suhu yang sama. Pemisahan senyawa
dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang
kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
2.4 Komponen Alat Distilasi
Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai berikut :
a. Tabung reactor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku (oli
bekas). Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang direkatkan
dengan menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
8
b. Kondensor (Pendingin)
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.
c. Pipa penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk menghubungkan dan
menyalurkan gas dari tabung reaktor ke condenser.
d. Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku
didalam tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak ataupun
juga tungku menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan
mudahmendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor gas yang menggunakan
bahan bakar LPG.
9
ini membuat luas permukaan menjadi besar. Namun, untuk membersihkannya harus
menghentikan operasi distilasi. Reboiler dipanaskan oleh steam pemanas.
Selanjutnya, ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :
Penjelasan gambar :
1. Klem dan Statif ; berfungsi untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan
destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang.
2. Labu destilasi atau labu alas bulat ; berfungsi sebagai wadah untuk
menempatkan sampel yang akan didestilasi.
3. Kondensor ; berfungsi untuk mendinginkan uap destilat yang melewati
kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang
digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari
bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka
air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin
sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir
10
lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air
masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi
dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang
melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
4. Termometer ; berfungsi untuk mengamati suhu dalam proses destilasi
sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk
memperoleh destilat murni.
5. Labu penampung atau erlenmeyer ; berfungsi sebagai wadah untuk
menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi.
6. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan
wadah penampung destilat (erlenmeyer).
7. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas
bulat.
8. Penggunaan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk
mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau
menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada
ke seluruh bagian sampel sehingga tidak terjadi bumping.
11
didih yang rendah akan masuk ke dalam pipa pada kondensator (terjadi proses
pendinginan) sehingga akan turun berupa tetesan-tetesan yang turun ke dalam
penampung atau disebut juga destilat. Dalam hal ini alkohol yakni etanol dan
methanol yang masing-masingnya dicampur dengan air, akan terdestilasi
dahulu.
Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase, yakni gas
menjadi fase cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih
dan tekanan uap membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi
tekanan uap maka titik didih cairan tersebut semakin tinggi. Penguapan
dipengaruhi oleh titik cairan tersebut. Cairan yang memiliki titik didih
teredah, maka lebih cepat untuk mendidih. Dalam destilasi sederhana, uap
campuran diambil dan dikondensasiseluruhnya, tetesan merupakan cairan
dengan komposisi yang lebih banyakmengandung minyak atsiri dari pada
cairan semula (Atkins, 1999). Secara umum proses yang terjadi pada destilasi
sederhana atau biasa yaitu :
12
2.4.1.2 Kegunaan Distilasi Sederhana
Destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih
nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak. Hasil
dari destilasi ini tidak benar-benar murni.
13
komponen-komponennya (Walarange dkk, 2013:2). Dalam destilasi uap,
uap yang keluar setelah kontak dengan bahan yang didestilasi merupakan
campuran uap dari masing-masing komponen sebanding dengan volumenya
(Soebagio dkk, 2002: 32).
Distilasi uap adalah suatu proses di mana steam dikontakkan
langsung, dengan sistem distilasinya (open steam). Salah satu kasus khusus
adalah pengambilan cairan yang tidak bercampur dengan air (immiscible)
dari padatan, misalnya pengambilan minyak cengkeh dari daun cengkeh.
Dalam hal ini, daun cengkeh dikontakkan dengan steam. Karena minyak
cengkeh dan air bersifat immiscible, maka kedua zat tersebut akan mendidih
bersama pada suhu yang lebih rendah dari titik didih minyak cengkeh dan
air. Hal ini sangat menguntungkan karena suhu operasi menjadi rendah
sehingga kerusakan bahan bisa lebih sedikit. Uap yang terbentuk
diembunkan sehingga terbentuk dua cairan yaitu air dan minyak cengkeh
yang immiscible dan mudah dipisahkan. Apabila dikembangkan dengan
baik, distilasi uap ini akan sangat bermanfaat untuk mengambil minyak-
minyak atsiri dari hasil tumbuh-tumbuhan Indonesia. Umumnya minyak
atsiri berharga mahal (Sediawan, 2000). Prinsip kerja destilasi uap
ditunjukkan pada Gambar 1.
14
2.4.2.2 Kegunaan Distilasi Uap
Cara distilasi uap dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang
tidak mudah menguap atau senyawa yang tidak dikehendaki misalnya, ter;
campuran berair yang mengandung garam-garam anorganik terlarut;
senyawa yang secara tidak langsung menguap dalam uap air, misalnya orto
nitrofenol dan para nitrofenol. Destilasi uap juga dapat digunakan untuk
memisahkan hasil samping tertentu yang teruapkan oleh pengaruh uap air
(Soebagio dkk, 2002:32). Sistem penyulingan ini baik digunakan untuk
mengekstrak minyak dari biji-bijian, akar dan kayu-kayuan yang umumnya
mengandung komponen minyak yang bertitik didih tinggi (Ketaren, 1987).
2.4.2.3 Keunggulan dan Kekurangan Distilasi Uap
Keuntungan dari metode ini adalah tekanan uap maupun suhu
pemanasan dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan bahan. Pada dasarnya
semua senyawa penyusun minyak atsiri tidak stabil atau peka terhadap suhu
tinggi. Itulah sebabnya untuk memperoleh kualitas minyak atsiri
diupayakan pada suhu pemanasan yang rendah. Namun, kekurangan dari
metode ini yaitu bila suhu pemanasan tinggi maka panas penyulingan
diusahakan dalam waktu sesingkat mungkin (Ketaren, 1987).
15
2.4.3.1 Prinsip Kerja Distilasi Bertingkat
Menurut Shadily (1984) destilasi diartikan sebagai proses pemanasan
suatu bahan pada berbagai temperatur, tanpa kontak dengan udara luar untuk
memperoleh hasil tertentu. Sistem kerjanya sama dengan destilasi sederhana,
perbedaannya adalah adanya kolom fraksinasi. Di kolom ini terjadi pemanasan
secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya.
Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian destilat yang
lebih baik daripada plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak
volatil cairannya (Lando, J.B. dan Maron, S.H., 1974). Pada tahapan
pemisahannya, destilasi ini menggunakan kolom vigreux. Sedangkan zat yang
dapat dipisahkan melalui alat dstilasi fraksinasi adalah zat yang mudah
menguap dan memiliki perbedaan titik didih yan saling berdekatan. Fungsi
kolom vigeux ini adalah sebagai penyambung atau penghubung tempat
terjadinya pengembunan dan penguapan secara bertingkat, atau sebagai tempat
yang dilalui oleh uap dan kondensat untuk menjadi destilat. Kolom vigreux
juga dapat mengatur keseimbangan suhu. Prinsip kerja dari destilasi bertingkat
(fraksional) ditunjukkan pada Gambar 3.
16
Gambar 3. Rangkaian Alat Distilasi Fraksional
2.4.3.2 Kegunaan Distilasi Bertingkat
Proses destilasi bertingkat (fraksinasi) ini digunakan untuk komponen
yang memiliki titik didih yang berdekatan (Syukri, S. 1999).
17
secara berulang-ulang. Sedangkan kekurangan dari destilasi fraksinasi adalah
hanya berlaku untuk fase cair dan gas.
18
dimana proses tersebut untuk menguapkan komponen yang mudah
menguap dan uap air dipermudah pada destilasi sistem vakum. Tangki
destilasi tidaklah terhubung ke atmosfer, tetapi pompa vakum untuk
menjaga sistem tekanan agar tetap dibawah tekanan atmosfer. Berikut
rangkaian alat distilasi vakum.
19
Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Distilasi Normal
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor
lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar
murni atau biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair
yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
2. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan.
Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor
yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki
perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan
kimia yang lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak.
3. Distilasi Azeotrop
Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran
dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi.
4. Refluks / Destruksi
Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak
akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi
senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi
biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil
reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan
pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya dapat dilakukan secara refluks.
5. Distilasi Kering Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa
uap dan cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau
batu bara.
20
telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan
pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap
air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah.
Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah
minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling
minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar,
melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi.
Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless
steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.
2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini
sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak
bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini adalah
yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan
sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa
dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk
kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air.
Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi
lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses
hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air
panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan
dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation). Metode penyulingan
dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena
tekanan uap yang konstan.
3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation).
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun
hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip
kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian
uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap
yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang
berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis
minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang
membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman,
misalnya gaharu, cendana, dll.
21
Penerapan penggunaan ketiga metode tersebut didasarkan atas beberapa
pertimbangan seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi
minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi
dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan dan perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu.
2. Distilasi ada 4 macam yaitu destilasi sederhana, distilasi uap, distilasi
bertingkat (fraksional), dan distilasi vakum.
3. Distilasi sederhana adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau
lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih jauh.
4. Distilasi uap digunakan untuk memisahkan senyawa yang tidak mudah
menguap, mengekstrak minyak dari biji-bijian, akar dan kayu-kayuan yang
umumnya mengandung komponen minyak bertitik didih tinggi..
5. Distilasi bertingkat digunakan untuk komponen yang titik didihnya
berdekatan..
6. Destilasi vakum digunakan untuk menurunkan titik didih pada minyak
berat.
3.2 Saran
1. Sebaiknya dalam pemisahan suatu komponen murni dari campuran
menggunakan teknik destilasi yang sesuai dengan memperhtikan keadaan
bahan, keunggulan, dan kekurangan teknik destilasi.
2. Sebaiknya masyarakat Indonesia mengembangkan isolasi minyak cengkeh
dari daun cengkeh dengan teknik destilasi uap karena suhu operasi yang
lebih rendah, sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan bahan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Achols, J.M., dan Shadily, H. 1984. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Cet. XII.
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Kendari: Unhalu.
Atkins. 1999. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Fahmi, Doni.dkk. 2014. “Pemurnian Etanol Hasil Fermentasi Kulit Nanas (Ananas
comosus L. Merr) dengan Menggunakan Distilasi Vakum”. Jurnal
Keteknikan Tropis dan Biosistem. Vol. 2 No. 2.
Ketaren, S. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Lando JB, Maron SH. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York:
Macmillan Publising.
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari: Unhalu.
Sediawan, W. B. 2000. Berbagai Teknologi Proses Pemisahan. Prosiding
Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V, Hal 1-15. Jakarta: P2TBDU
dan P2BGN-BATAN.
Soebagio, dkk. 2002. Kimia Analitik II. Malang: JICA.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB.
Wahyuni, I. 2012. “Studi Pemisahan Campuran Azeotrop Etanol-Air dan Isopropil
Alkohol Melalui Proses Pervaporasi Dengan Membran Thin Film
Composite Komersial”. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Walangare, K.B.A, A. S. M. Lumenta, J. O. Wuwung,dan B. A. Sugiarso. 2013.
Rancang Bangun Alat Konversi Air laut menjadi air minum dengan proses
destilasi sederhana menggunakan pemanas listrik. E-Jurnal Teknik Elektro
Dan Komputer, Hal 1-11. Manado: Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT.
24