Anda di halaman 1dari 14

Kimia Larutan

DISUSUN OLEH:
KELMPOK 7

Anggota : Suryana Dewi ( 06101381823042 )


Astry Lestari ( 06101381823055 )
Rianda Marta Derici (06101381823060 )

Dosen Pengampu : Dr. Effendi Nawawi, M.SI.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini dengan lancar. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia larutan dan ingin mengenal lebih jauh mengenai
proses pemisahan campuran dalam kimia.

Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
teman-teman serta orang tua penyusun yang telah memberikan bimbingannya serta dukungan
hingga selesainya makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan penyusun pada khususnya, penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih

Palembang, 12 Agustus 2019

Penyusun

i
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii

BAB I. Pendahuluan .......................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II Pembahasan ......................................................................................... 3
2.1. Pengertian Destilasi ....................................................................... 3
2.2. Prinsip Kerja Destilasi ................................................................... 3
2.3. Tujuan Destilasi ............................................................................. 3
2.4. Macam-Macam Destilasi ............................................................... 4
2.5. Pembuatan Alkohol Murni dari 60% Menjadi 95% ...................... 7
2.6. Pengertian Elektrolisis .................................................................. 8
2.7. Prinsip Kerja Sel Elektrolisis. ........................................................ 8
2.8. Pembuatan Natrium Murni dari Lelehan NaCl dan CaCl2............ 8
BAB III Penutup ................................................................................................. 9
3.1. Kesimpulan .................................................................................... 9
Daftar Pustaka.............. ....................................................................................... 10

ii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia
yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala labolatorium maupun skala industri.
Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari
suatu campuran. Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran yang
menggunakan prinsip perbedaan titik didih untuk pemisahannya. Destilasi memiliki prinsip
kerja utama dimana terjadi pemanasan dan salah satu komponen campurannya akan
menguap setelah mencapai titik didihnya, yang paling dahulu menguap merupakan yang
bersifat volatil atau mudah menguap. Uap tersebut akan masuk ke dalam pipa pada
kondensor (terjadi proses pendinginan) sehingga terjadi tetesan yang turun ke erlenmeyer
yang disebut juga destilat.
Elektrolisis yaitu peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang telah dilaliri
oleh aurs listrik searah. Sedangkan sel di mana terjadinya reaksi tersebut disebut sel
elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat menghantarkan listrik yang
disebut elektrolit, dan dua buah elektroda yang berfungsi sebagai katoda. Reaksi-reaksi
elektrolisis bergantung pada potensial electrode, konsentrasi,dan over potensial dari spesi
yang terdapat dalam sel elektrolisis. Pada sel elektrolisis katode bermuatan negative,
sedangkan anode bermuatan positif. Kemudian kation direduksi di katode, sedangkan anion
diosidasi di anode. Elektrolisis mempunyai banyak keguanaan, di antaranya yaitu dapat
memperoleh unsur-unsur logam, halogen, gas hidrogen dan gas oksigen, kemudian dapat
menghitung konsentrasi ion logam dalam suatu larutan, digunakan dalampemurnian
suatu logam, serta salah satu proses elektrolisis yang popular adalahpenyepuhan, yaitu
melapisi permukaan suatu logam dengan logam lain.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian destilasi?
1.2.2 Bagaimana prinsip kerja destilasi?

1.2.3 Apa tujuan destilasi?

1.2.4 Apa macam-macam destilasi?

1.2.5 Bagaimana pembuatan alkohol murni dari alkohol 60% menjadi alkohol 95%?

1.2.6 Apa pengertian elektrolisis?

1.2.7 Bagaimana prinsip kerja elektrolisis?

1.2.8 Bagaimana pembuatan natrium murni dari lelehan NaCl dan CaCl2?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian destilasi

1.3.2 Memahami prinsip kerja destilasi

1.3.3 Mengetahui tujuan destilasi

1.3.4 Mengetahui macam-macam destilasi

1.3.5 Memahami pembuatan alkohol murni

1.3.6 Mengetahui pengertian elektrolisis

1.3.7 Memahami prinsip kerja elektrolisis

1.3.8 Memahami pembuatan natrium murni dari lelehan NaCl dan CaCl2

2
BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Destilasi

Destilasi merupakan cara pemisahan antara zat cair terhadap campurannya menurut
perbedaan titik didih ataupun kemampuan zat guna menguap. Destilasi adalah suatu metode
pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan tingkat volatilitas (kemudahan suatu
zat untuk menguap) pada suhu dan tekanan tertentu. Destilasi merupakan proses fisika dan
tidak terjadi adanya reaksi kimia selama proses berlangsung. Dalam penyulingan,
campuran zat dididikan sehingga menguap, dan uanp ini kemudian didinginkan kembali
ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan. Masing-masing komponen
akan menguap pada titik didinya (titik didih ethanol 78°C). Distilasi dilakukan untuk
memisakan ethanol dari bear (sebagaian bear (sebagiaan besar adalah air dan ethanol). Titik
didih ethanol murni adalah 78°C, sedangkan air adalah 100°C (kondisi standar). Dengan
memanaskan larutan pada suhu 78-100°C akan mengakibatkan sebagaian ethanol
menguap, dan melalui unit kondensor akan bisa dihasilkan ethanol dengan konsentrasi
95% volume.

2.2. Prinsip Kerja Destilasi

Prinsip kerja destilasi ialah:” bila suatu zat pada larutan tak sama-sama menguap,
berarti uap larutan akan mempunyai komponen yang beda dengan larutan yang aslinya”. Jika
salah satu dari zat menguap, berarti pemisahannya akan terjadi secara sempurna. Tapi jika
kedua zat itu menguap, proses pemisahannya hanya terjadi secara sebagian tapi destilat ataupun
produk akan memiliki kaya dapa dari komponen dibandingkan larutan aslinya.

2.3. Tujuan Destilasi

Tujuan destilasi ialah untuk memurnikan bentuk cair di titik didihnya serta memisahkan
cairan terhadap zat padatnya. Uap tersebut akan dikeluarkan terhadap campurannya sebagai
uap bebas. Adapun konsentrat yang jatuh juga sebagai destilat serta bagian cair yang tak

3
menguap merupakan residu. Bila yang diinginkan dibagian campuran yang tak teruapkan,
berarti proses tersebut disebut menjadi pengentalan dengan evaporasi.

2.4. Macam-Macam Destilasi

Pada destilasi juga memiliki macam-macam jenis destilasi, yakni:

1. Destilasi Sederhana

Jenis destilasi yang pertama adalah destilasi biasa ataupun destilasi sederhana. Jenis
destilasi sederhana umumnya dengan cara menaikan suhu, sehingga tekanan uapnya ada diluar
cairan ataupun tekanan atmosfer ataupun titik didih normal.

Dalam destilasi biasa ini, dasar pemisahannya merupakan perbedaan titik didihnya
yang jauh ataupun salah satu komponennya bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan,
komponen yang mempunyai titik didih yang lebih rendah juga akan menguap lebih dulu.
Disamping perbedaan titik didih tersebut, ada pula perbedaan kevolatilan yakni kecendrungan
suatu substansi menjadi gas. Proses destilasi ini dapat dilakukan terhadap tekanan atmosfer.
Proses distilasi tersebut juga digunakan guna memisahkan antara campuran air dengan alkohol.

Dibawah ini susunan rangkaian peralatan destilasi biasa:

Keterangan:

1. Tempat air

2. Ada labu distilasi

3. Ada sambungan

4. Alat Termometer

4
5. Kondensor

6. Adanya aliran yang masuk berupa air dingin

7. Aliran keluar berupa air dingin

8. Labu distilat

9. Ada lubang udara

10. Wadah keluarnya distilat

13. Penangas

14. Ada air penangas

15. Adanya larutan zat

16. Tempat labu distilat.

2. Destilasi Bertingkat

Berikutnya adalah fungsi destilasi fraksionasi ataupun destilasi bertingkat/ destilasi


berfraksi. Jenis destilasi ini nantinya akan memisahkan komponen cair, sebanyak dua ataupun
lebih dari larutannya menurut perbedaan titik didihnya. Proses destilasi ini juga sapat
digunakan sebagai campuran dengan beda titik didih yang kurang 20°C serta bekerja di tekanan
atmosfer ataupun dengan tekanan rendah. Teknis destilasi tersebut dapat di aplikasikan pada
industri minyak mentah yakni untuk memisahkan antara komponen yang berada pada minyak
mentah.

Beda antara destilasi fraksionasi dengan destilasi biasa ialah ada kolom fraksionasi. Di
kolom tersebut akan terjadi pemanasan yang bertahap pada suhu yang beda pula pada setiap
platnya. Proses pemanasan yang beda bertujuan memurnikan distilat lebih dari plat yang ada
dibawahnya.

5
3. Destilasi Uap

Proses destilasi ini digunakan terhadap campuran senyawa dan titik didih 200°C hingga
lebih. Jenis destilasi ini akan menguapkan senyawa pada suhu yang mendekati 100°C pada
tekanan atmosfer disertai uap ataupun air yang mendidih.

Sifat fundamental pada jenis destilasi ini ialah bisa mendistilasi campuran senyawa yang
ada dibawah titih didih setiap senyawa campuran. Disamping itu, distilasi itu juga dapat
digunakan sebagai campuran yang tak terlarut kedalam air pada seluruh temperatur, tapi dapat
didistilasi dengan air.

Jenis destilasi ini biasanya pengaplikasiannya ialah untuk mengekstrak sejumlah produk
alami. Contohnya ialah minyak sitrus yang berasal dari jeruk ataupun lemon, kemudian minyak
ecalyptus yang berasal dari ecaluyptus serta minyak parfum yang berasal dari tumbuhan.

Kemudian campuran akan dipanaskan oleh uap air yang telah dialirkan pada campuran
serta kemungkinan besarnya akan ditambah dengan pemanasan. Sehingga uap campuran akan
naik menuju kondensor sehingga masuk pada labu distilat.

4. Destilasi Vakum

Berikutnya ada destilasi vakum yang umumnya dipakai jika senyawa yang mau didistilasi
tak stabil terhadap pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
maupun campuran bertitik didih melebihi 150°C. Jenis destilasi ini digunakan tak dapat
digunakan oleh pelarut pada titik didih yang lebih rendah jika kondensornya memakai air
dingin disebabkan komponen yang menguap tak dapat dikondensasi air. Cara mengurangi
tekanan tersebut digunakan oleh pompa vakum ataupun aspirator yang berfungsi penurun
tekanan dalam sistem distilasi diatas.

5. Destilasi Azetrop

Yang terakhir ada destilasi azetrop yang menguapkan berbentuk zat cair tanpa ada perubahan
komposisinya.

6
2.5. Pembuatan Alkohol Murni dari 60% Menjadi 95%

Proses yang dilakukan dalam pross distilasi ini adalah sebagai berikut :

a. Memasang thermocontrol pada kompor listrik untuk mengatur suhu

b. Menyiapkan labu distilasi dengan kapasitas 1000 ml dan labu penampung hasil distilasi serta
condesor liebing sebagai pendingin pada proses penguapa.

c. Hasil fermentasi dimasukan kedalam labu distilasi, kemudian proses distilasi dimulai
dengan memanaskan pada suhu 78°C atau mengunakan titik didih alkohol.

d. Pengambilan data kadar ethanol dilakukan 50 ml pertama hasil destilasi, kemudian

dilakukan pengujian kadar ethanol mengunakan alcoholmeter

e. Untuk proses pengujian karakteristik bioethanol, maka proses destilasi harus mencapai kadar
ethanol diatas 90%.

f. Langkah destilasi kedua, langkah yang dilakukan hampir sama dengan destilasi
pertama,namun ada sedikit tambahan yang boleh dilakukan agar kadar ethanol lebih maksimal,
yaitu menambakan garam kedalam cairan dan silika gel ke dalam destilator. Silika gel yang
dipasang pada condensor liebing berfungsi sebagai penyerap kelembaban air.

g. Proses destilasi selanjunya sama dengan prosess destilasi kedua sampai mengasilkan kadar

ethanol diatas 90%.

Titik didih ethanol murni adalah 78°C, sedangkan air adalah 100°C (kondisi standar).
Dengan memanaskan larutan pada suhu 78-100°C akan mengakibatkan sebagaian ethanol
menguap, dan melalui unit kondensor akan bisa dihasilkan ethanol dengan konsentrasi
95% volume.

dari proses destilasi bertingkat sampai 4 kali untuk mencapai kadar ethanol yang optimal di
atas 90 %. Destilasi keempat menghasilkan kadar ethanol 92 %. Ethanol dan air sangat susah
dipisahkan, oleh sebab itu untuk pemisahan ethanol dan air harus dilakukan destilasi berulang
kali . Hasil analisa yang diperoleh adalah kadar 92,19 %.

7
2.6. Pengertian Elektrolisis

Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia di mana energi listrik digunakan untuk
menjalankan reaksi redoks tidak spontan. Reaksi elektrolisis dapat didefinisikan sebagai reaksi
peruraian zat dengan menggunakan arus listrik.

2.7. Prinsip Kerja Sel Elektrolisis

Prinsip kerja sel elektrolisis adalah menghubungkan kutub negatif dari sumber arus
searah ke katode dan kutub positif ke anode sehingga terjadi overpotensial yang menyebabkan
reaksi reduksi dan oksidasi tidak spontan dapat berlangsung. Elektron akan mengalir dari
katode ke anode. Ion-ion positif akan cenderung tertarik ke katode dan tereduksi, sedangkan
ion-ion negatif akan cenderung tertarik ke anode dan teroksidasi.

2.8. Pembuatan Natrium Murni dari Lelehan NaCl dan CaCl2

Pada gambar di atas, terlihat rangkaian sel elektrolisis lelehan NaCl. Sel elektrolisis tidak
memerlukan jembatan garam seperti halnya sel Volta. Elektrode yang digunakan dapat berupa
elektrode inert seperti platina atau grafit yang tidak teroksidasi ataupun tereduksi dalam sel.
Proses elektrolisis dimulai dengan dialirkan arus listrik searah dari sumber tegangan listrik.
Elektron dari kutub negatif akan mengalir menuju ke katode. Akibatnya, ion-ion positif Na+
dalam lelehan NaCl akan tertarik ke katode dan menyerap elektron untuk tereduksi menjadi Na
yang netral. Sementara itu, ion-ion negatif Cl− dalam lelehan akan tertarik ke anode di kutub
positif. Ion-ion Cl− akan teroksidasi menjadi gas Cl2 yang netral dengan melepas elektron.
Elektron tesebut kemudian dialirkan anode dan diteruskan ke kutub positif sumber tegangan

8
listrik. Jadi, reaksi redoks yang terjadi pada sel elektrolisis lelehan NaCl dapat ditulis sebagai
berikut.
 Katode (reduksi) : 𝑁𝑎+ (l) + e− → Na(l)
 Anode (oksidasi) : 2C𝑙 − (l) → Cl2 (g) + 2e−
 Reaksi sel (redoks) : 2Na+ (l) + 2Cl− l) → 2Na(l) + Cl2 (g)

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik
pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Destilasi dibagi berdasarkan
prosesnya (Kontinyu dan Batch), berdasarkan tekanan operasinya (atmosferis, vakum, dan
destilasi tekanan), berdasarkan komponen penyusunnya (biner dan multi komponen),
berdasarkan system operasinya (single-stage operation dan multi stage operation).

Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain menyebutkan macam – macam
destilasi, yaitu destilasi sederhana, destilasi bertingkat (fraksional),destilasi azeotrop,
/destruksi, destilasi uap. Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah
pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll.

Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan


bereaksi;elektroda tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda. Pada elektrolisis lelehan, kation
pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi dianoda. Pada elektrolisis larutan, bila
larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium, maupun ion mangan (II),
maka air yang mengalami reduksi di katoda. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung
ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda.

9
Daftar Pustaka

https://dokumen.tips/documents/makalah-elektrolisis-563dbd4d33bff.html

https://www.academia.edu/9880678/Makalah_Destilasi_Sederhana

10

Anda mungkin juga menyukai