Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMISAHAN DAN ANALISIS KIMIA

METODE EKSTRAKSI

Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
Dinda Riyanti (1913016169)
Ferawati Salempang Putri (1913016157)
Gaby Fidya Nurwahida (1913016088)
Indriyani Rahayu (1913016103)
Noor Saputro Wibowo (1913016154)
Novia Dwi Ribatul (1913016018)
Nur Rahmi Yuni Maulida (1913016181)
Shalsabilla Yasmin (1913016124)

Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman
Samarinda
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Pemisahan dan Analisis
Kimia ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Salam serta shalawat
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas untuk mata kuliah
Pemisahan dan Analisis Kimia. Adapun judul makalah ini adalah “Metode
Ekstraksi”.

Kami menyadari di dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya.

Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi kita semua.

Samarinda, 19 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………...................…... i

DAFTAR ISI
………………………………………………………..................………... ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………......


………………………………………1
1.2. Rumusan Masalah ………………………..............
………………………………………. 2
1.3. Tujuan Penulisan ………………………............
………………………………………... 3

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ekstraksi


............................................................................................................... 4
2.2. Metode Dingin
.............................................................................................................. 5
a. Maserasi
.................................................................................................. 6
b. Perkolasi
.................................................................................................. 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan


menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai
kesetim-bangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan
konsentrasi dalam sel tanaman.
Metode ekstraksi adalah proses pemisahan bahan dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode ekstrasi terbagi menjadi
dua yaitu ektraksi secara dingin dan ekstraksi secara panas.
Metode Dingin tidak dilakukan pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung. Ekstraksi secara dingin di bagi menjadi 2 yaitu maserasi dan
perkolasi. Maserasi ialah metode ekstraksi yang paling sederhana dan kuno.
Perkolasi merupakan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang
selalu baru atau wadah tempat pelarut lebih dari satu kontinu yang dilakukan
pada suhu kamar dan tidak terkena matahari. Metode Reflux merupakan
metode ektraksi cara panas (membutuhkanpemanasan pada prosesnya).
Soxhletasi adalah metode untuk mendapatkan senyawa dari sistem
campuran. Destilasi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan
komposisi antara campuran cairan dan uap yang terbentuk. Infudasi adalah
proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan
aktif

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakanng di atas, maka penulis merumuskan


masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari metode ektraksi?


2. Apa saja macam-macam metode ektraksi?
3. Bagaimana prinsip dan cara kerja metode ektraksi?
1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami akan memberikan


beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, diantaranya adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari metode ektraksi


2. Untuk mengetahui macam-macam metode ektraksi
3. Untuk mengetahui prinsip dan cara kerja metode ektraksi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ekstraksi


Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan
ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut
dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut
dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan
melalui teknik pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal.
Oleh karena itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang
memiliki polaritas dan uku-ran molekul yang sama.
Identifikasi golongan senyawa dilakukan dengan uji warna,
penentuan kelarutan, bilangan Rf dan ciri spectrum UV. Identifikasi yang
paling penting dan digunakan secara luas ialah pengukuran spektrum
serapan dengan menggunakan spektrofotometer. Metode panas terdiri dari
refluks, soxhlet, destilasi uap, dekok, dan infus.

2.2. Metode Ekstraksi


Metode ekstraksi adalah proses pemisahan bahan dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode ekstrasi
terbagi menjadi dua yaitu ektraksi secara dingin dan ekstraksi secara
panas. Ekstraksi secara dingin di bagi menjadi 2 yaitu maserasi dan
perkolasi sedangkan ekstraksi secara panas terdiri dari refluks, soxhlet,
destilasi uap, dekok, dan infus.

2.2.1. Metode Dingin


Pada metode ini tidak dilakukan pemanasan selama proses
ekstraksi berlangsung dengan tujuan agar senyawa yang diinginkan
tidak menjadi rusak. Beberapa jenis metode ekstraksi cara dingin,
yaitu:

a. Maserasi
Maserasi ialah metode ekstraksi yang paling sederhana dan
kuno. Meskipun demikian, metode ini masih secara luas digunakan
karena beberapa kelebihan seperti biaya yang murah, peralatan
yang sederhana, serta tanpa perlakuan panas sehingga menjadi
pilihan tepat untuk ekstraksi senyawa-senyawa yang tidak tahan
panas (termolabile). Maserasi merupakan salah satu metode
ekstraksi yang dilakukan dengan cara merendam simplisia nabati
menggunakan pelarut tertentu selama waktu tertentu dengan
sesekali dilakukan pengadukan atau penggojokan.

Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari maserasi adalah proses melarutnya zat
aktif berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu pelarut (like
dissolved like). Ekstraksi zat aktif dilakukan dengan cara
merendam simplisia nabati dalam pelarut yang sesuai selama
beberapa hari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Pelarut
yang digunakan, akan menembus dinding sel dan kemudian masuk
ke dalam sel tanaman yang penuh dengan zat aktif. Pertemuan
antara zat aktif dan pelarut akan mengakibatkan terjadinya proses
pelarutan dimana zat aktif akan terlarut dalam pelarut. Pelarut yang
berada di dalam sel mengandung zat aktif sementara pelarut yang
berada di luar sel belum terisi zat aktif, sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam dengan
konsentrasi zat aktif yang berada di luar sel. Perbedaan konsentrasi
ini akan mengakibatkan terjadinya proses difusi, dimana larutan
dengan konsentrasi tinggi akan terdesak keluar sel dan digantikan
oleh pelarut dengan konsentrasi rendah. Peristiwa ini terjadi
berulang-ulang sampai didapat suatu kesetimbangan konsentrasi
larutan antara di dalam sel dengan konsentrasi larutan di luar sel.

Cara Kerja
Prosedur maserasi adalah dengan merendam bahan baku
yang telah disiapkan (dikeringkan dan digiling) ke dalam pelarut
yang sesuai pada suatu bejana dan ditempatkan pada suhu ruang
dan ditunggu untuk beberapa waktu. Pengadukan secara kontinyu
atau berkala juga dapat dilakukan untuk mempercepat proses
ekstraksi. Proses ekstraksi dapat dihentikan jika telah diperoleh
titik jenuh (equilibrium) antara konsentrasi senyawa metabolit pada
larutan ekstrak dengan konsentrasi senyawa metabolit pada bahan.
Setelah selesai maka larutan ekstrak dapat disaring dengan kertas
saring untuk memisahkan dengan bahan asalnya.
Untuk meningkatkan rendemen, maka prosedur di atas
dapat diulangi hingga dua atau tiga kali dengan menggunakan
sisa/ampas bahan hasil ekstraksi tahap pertama. Hal ini
dimungkinkan karena pada ekstraksi tahap pertama, tepatnya pada
saat titik equilibrium di mana kesetimbangan konsentrasi tercapai,
masih ada sisa senyawa metabolit yang tertinggal pada bahan dan
masih berpeluang untuk diambil kembali dalam rangka
meningkatkan rendemen totalnya.
Menurut Farmakope Indonesia, pelarut yang dapat
digunakan pada maserasi adalah air, etanol, etanol-air atau eter.
Pilihan utama untuk pelarut pada maserasi adalah etanol karena
etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut diantaranya
yaitu:

a) Etanol bersifat lebih selektif


b) Dapat menghambat pertumbuhan kapang dan kuman
c) Bersifat non toksik (tidak beracun)
d) Etanol bersifat netral
e) Memiliki daya absorbsi yang baik
f) Dapat bercampur dengan air pada berbagai perbandingan
g) Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit
h) Etanol dapat melarutkan berbagai zat aktif dan
meminimalisir terlarutnya zat pengganggu seperti lemak.

Kelemahan metode maserasi adalah kurang efisien dari


segi waktu dan rendemen. Satu kali ekstraksi memerlukan waktu
sekitar 1 hari sampai dengan satu minggu, tergantung pada jenis
bahan yang diekstrak, semakin kuat jaringan dan dinding sel pada
bahan maka membutuhkan waktu yang lebih panjang. Selain itu,
maserasi juga membutuhkan pelarut dengan volume yang lebih
banyak, dan peluang hilangnya senyawa metabolit selama proses
juga lebih banyak, karena menempel pada bahan, menempel pada
kertas saring, menempel pada bejana, dll. Ada kemungkinan
terjadinya perubahan struktur kimia dari metabolit yang tidak
stabil karena lamanya proses dan kontak dengan air atau pelarut.
Sedangkan untuk kelebihannya sendiri, yaitu peralatan
yang digunakan sangat sederhana, teknik pengerjaan relative
sederhana dan mudah dilakukan, biaya operasionalnya relative
rendah, dapat digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang
bersifat termolabil karena maserasi dilakukan tanpa pemanasan,
proses ekstraksi lebih hemat penyari.

b. Metode Perkolasi
Perkolasi merupakan proses ekstraksi dengan
menggunakan pelarut yang selalu baru atau wadah tempat pelarut
lebih dari satu kontinu yang dilakukan pada suhu kamar dan tidak
terkena matahari. Pelarut yang lebih dari satu tempat digunakan
untuk mengatasi metode maserasi jika suatu larutan sudah jenuh
maka tidak dapat melakukan pelarutan lagi, sehingga perlu pelarut
baru. Tujuan perkolasi adalah semua zat aktif dapat keluar
keseluruhan. Umumnya digunakan untuk simplisia yang panas
maupun yang tidak tahan panas.

Prinsip Metode Perkolasi


Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan
dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel
yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah
disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di
atasnya., dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk
menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain gaya
berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,
adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih
baik dibandingkan dengan cara maserasi karena :
a) Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian
larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya
lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi.
b) Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk
saluran tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya
saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup
untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat
meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Cara Kerja Metode Perkolasi


Menurut Farmakope Indonesia, cara kerja dengan metode
perkolasi dilakukan sebagai berikut :
a) Membasahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia
dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai
5 bagian cairan penyari
b) Dimasukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya
3 jam
c) Kemudian massa dipindahkan sedikit-demi sedikit kedalam
perkolator sambil tiap kali ditekan-tekan hati-hati
d) Setelah itu, dituangi dengan cairan penyari secukupnya
sampai cairan penyari mulai menetes dan diatas simplisia
masih terdapat selapis cairan penyari.
e) Perkolator ditutup dan biarkan selama 24 jam
f) Selanjutnya, cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan
1ml/menit
g) Tambahkan cairan penyari berulang-ulang secukupnya,
hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas
simplisia, hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir
diuapkan, tidak meninggalka sisa.
h) Perkolat kemudian disuling atau diuapkan dengan tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga konsistensi
yang dikehendaki.

Contoh Gambar Alat Metode Perkolasi

Keterangan :
A : Perkolator
B : Botol Perkolat
C : Keran

2.2.2. Metode Panas


a. Rufluks
Metode Reflux merupakan metode ektraksi cara panas
(membutuhkanpemanasan pada prosesnya), secara umum
pengertian refluks sendiriadalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktutertentu dan jumlah
pelarut yang ralatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi
berkesinambungan. Metode ini umumnya digunakan untuk
mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguapatau volatile.
Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut
akan menguapsebelum reaksi berjalan sampai selesai.

Prinsip Refluks
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut yang digunakan
akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah
reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
Selanjutnya, larutan disaring dengan menggunakan kain saring.
Filtrat diuapkan menggunakan rotary evaporator dan selanjutnya
dikeringkan dalam oven dengan suhu 50oC selama 2 hari,
sehingga diperoleh ekstrak kering. Hal ini dilakukan agar pelarut
yang digunakan tidak tersisa sehingga pelarut tidak
mempengaruhi efektifitas dari sampel yang diuji. Selanjutnya
ekstrak dikering didalam oven kurang lebih 5 hari untuk
mengurangi kadar air yang terdapat pada ekstrak. Rendemen yang
didapatkan berupa ekstrak kering.

Cara kerja
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama
dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat,
akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat,
demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan
sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.

Contoh Gambar Alat Metode Refluks

b. Metode Soxhletasi
Soxhletasi adalah (metode untuk mendapatkan senyawa
dari sistem campuran) padat-cair atau memisahkan suatu
komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu
pelarut cair. Soxhletasi ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang
selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu
dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.

Prinsip Soxhletasi
Prinsip soxhletasi ini yaitu penyaringan yang berulang
ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang
digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka
pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari.
Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat
pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak
diinginkan.

Cara Kerja Soxhletasi


Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi
kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam
labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang
jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan
jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh
cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler
hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di
sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.

Contoh Gambar Alat Metode Refluks

c. Metode Destilasi Uap Air


Metode Destilasi adalah proses pemisahan berdasarkan
perbedaan komposisi antara campuran cairan dan uap yang
terbentuk. Perbedaan dalam komposisi ini disebabkan oleh
perbedaan tekanan uap efektif dari komponen pada campuran
cairan. Lalu uap terkondensasi menjadi cair (distilat). Pada
destilasi uap, uap digunakan untuk menurunkan suhu destilasi
pada senyawa organik yang bertitik didih tinggi yang bercampur
dengan air..Umumnya, metode ini digunakan untuk mengetahui
kandungan minyak atsiri dalam suatu bahan.

Prinsip Destilasi Uap Air


Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya
digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial (campuran
berbagai senyawa menguap). Selama pemanasan, uap
terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak
saling bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung
dengan kondensor.

Cara Kerja Destilasi Uap Air


Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air
ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan
menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil
mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia,
uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju
kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa
alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam
corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.

Contoh Gambar Alat Metode Destilasi Uap Air


d. Metode Infudasi / Dekok
Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya
digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air
dari bahan-bahan nabati. Infus adalah sediaan cair yang dibuat
dengan menyari simplisia dengan air, pada suhu 90°C selama 15
menit. Sedangkan dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan
menyari simplisia nabati dengan pelarut air pada suhu 90°C
selama 30 menit.

Prinsip Infudasi / Dekok


Untuk melakukan proses infusa, maka kita harus
mempersiapkan 1 unit panci yang terdiri dari 2 buah panci yang
saling bisa ditumpuk (panci-tim). Panci yang diatas digunakan
untuk menaruh bahan yang akan diekstraksi (tentu bersama
pelarutnya, yaitu air, masing-masing dengan takaran tertentu),
sementara panci bawah diisi air, maksudnya digunakan sebagai
pemanas panci atas, sehingga panas yang diterima panci atas tidak
langsung berhubungan.

Cara Kerja Infudasi / Dekok


Membasahi baku / simplisia dengan air ekstra, biasanya
dengan air 2x bobot bahan, untuk bungan 4x bobot bahan dan
untuk karagen 10x bobot bahan. Dipanaskan bahan dalam
aquadest (10x bobot bahan + air ekstra) selama 15 menit pada
suhu 90°C sampai 98°C.

Contoh Gambar Alat Infudasi / Dekok


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekstraksi terbagi menjadi metode dingin dan metode panas. Metode dingin
terbagi atas maserasi yang dimana proses melarutnya zat aktif
berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu pelarut dan metode perkolasi
serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori. Metode panas terbagi atas refluks,
soxhlet, destilasi uap, dekok, dan infus. Refluks pelarut yang digunakan
akan menguap pada suhu tinggi, soxhlet penyaringan yang berulang ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna, destilasi proses yang sama dan
biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial, dekok proses
infusa, maka kita harus mempersiapkan 1 unit panci yang terdiri dari 2
buah panci yang saling bisa ditumpuk (panci-tim) .
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Dea, Marzella. 2016. Destilasi Uap Air. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Febryanto Adiyaksa Muhammad. 2017. Studi Ekstraksi Dengan Metode


Soxhletasi Pada Bahan Organik. Surabaya. Jurusan Teknik material Dan
Metalurgi Fakultas Teknologi Industri .

Hartanti, Hermi. 2016. Ekstraksi Dingin Dan Panas. Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tulang Bawang : Lampung.
Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Marjoni, R. 2016, Dasar-Dasar Fitokimia. CV. Trans Info Media: Jakarta Timur.

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.


Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2 Hal. 361-367.

Natsir, Muhammad Halim, dkk. 2019. Teknologi Pengolahan Bahan Pakan


Ternak. UB. Press : Malang.

Nugroho, Agung. 2017. Buku Ajar : Teknologi Bahan Alam. Lambung Mangkurat
University Press.

Pramita P, 2013. ADVANCED PHARMACOGNOSILES. Universitas Tadolako :


Palu

Susanty Dan Fairus Bachim. 2016. Perbandingan Metode Ektraksi Maserasi Dan
Refluk Terhadap Kadar Fenolik Dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea Mays
L). Konversi Vol.5 No.2. ISSN 2252-7311.

Zerona, Diki. 2018. Sistem Dan Cara Kerja Refluk. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadyah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai