METODE EKSTRAKSI
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
Dinda Riyanti (1913016169)
Ferawati Salempang Putri (1913016157)
Gaby Fidya Nurwahida (1913016088)
Indriyani Rahayu (1913016103)
Noor Saputro Wibowo (1913016154)
Novia Dwi Ribatul (1913016018)
Nur Rahmi Yuni Maulida (1913016181)
Shalsabilla Yasmin (1913016124)
Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman
Samarinda
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Pemisahan dan Analisis
Kimia ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Salam serta shalawat
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas untuk mata kuliah
Pemisahan dan Analisis Kimia. Adapun judul makalah ini adalah “Metode
Ekstraksi”.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………...................…... i
DAFTAR ISI
………………………………………………………..................………... ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
a. Maserasi
Maserasi ialah metode ekstraksi yang paling sederhana dan
kuno. Meskipun demikian, metode ini masih secara luas digunakan
karena beberapa kelebihan seperti biaya yang murah, peralatan
yang sederhana, serta tanpa perlakuan panas sehingga menjadi
pilihan tepat untuk ekstraksi senyawa-senyawa yang tidak tahan
panas (termolabile). Maserasi merupakan salah satu metode
ekstraksi yang dilakukan dengan cara merendam simplisia nabati
menggunakan pelarut tertentu selama waktu tertentu dengan
sesekali dilakukan pengadukan atau penggojokan.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari maserasi adalah proses melarutnya zat
aktif berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu pelarut (like
dissolved like). Ekstraksi zat aktif dilakukan dengan cara
merendam simplisia nabati dalam pelarut yang sesuai selama
beberapa hari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Pelarut
yang digunakan, akan menembus dinding sel dan kemudian masuk
ke dalam sel tanaman yang penuh dengan zat aktif. Pertemuan
antara zat aktif dan pelarut akan mengakibatkan terjadinya proses
pelarutan dimana zat aktif akan terlarut dalam pelarut. Pelarut yang
berada di dalam sel mengandung zat aktif sementara pelarut yang
berada di luar sel belum terisi zat aktif, sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam dengan
konsentrasi zat aktif yang berada di luar sel. Perbedaan konsentrasi
ini akan mengakibatkan terjadinya proses difusi, dimana larutan
dengan konsentrasi tinggi akan terdesak keluar sel dan digantikan
oleh pelarut dengan konsentrasi rendah. Peristiwa ini terjadi
berulang-ulang sampai didapat suatu kesetimbangan konsentrasi
larutan antara di dalam sel dengan konsentrasi larutan di luar sel.
Cara Kerja
Prosedur maserasi adalah dengan merendam bahan baku
yang telah disiapkan (dikeringkan dan digiling) ke dalam pelarut
yang sesuai pada suatu bejana dan ditempatkan pada suhu ruang
dan ditunggu untuk beberapa waktu. Pengadukan secara kontinyu
atau berkala juga dapat dilakukan untuk mempercepat proses
ekstraksi. Proses ekstraksi dapat dihentikan jika telah diperoleh
titik jenuh (equilibrium) antara konsentrasi senyawa metabolit pada
larutan ekstrak dengan konsentrasi senyawa metabolit pada bahan.
Setelah selesai maka larutan ekstrak dapat disaring dengan kertas
saring untuk memisahkan dengan bahan asalnya.
Untuk meningkatkan rendemen, maka prosedur di atas
dapat diulangi hingga dua atau tiga kali dengan menggunakan
sisa/ampas bahan hasil ekstraksi tahap pertama. Hal ini
dimungkinkan karena pada ekstraksi tahap pertama, tepatnya pada
saat titik equilibrium di mana kesetimbangan konsentrasi tercapai,
masih ada sisa senyawa metabolit yang tertinggal pada bahan dan
masih berpeluang untuk diambil kembali dalam rangka
meningkatkan rendemen totalnya.
Menurut Farmakope Indonesia, pelarut yang dapat
digunakan pada maserasi adalah air, etanol, etanol-air atau eter.
Pilihan utama untuk pelarut pada maserasi adalah etanol karena
etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut diantaranya
yaitu:
b. Metode Perkolasi
Perkolasi merupakan proses ekstraksi dengan
menggunakan pelarut yang selalu baru atau wadah tempat pelarut
lebih dari satu kontinu yang dilakukan pada suhu kamar dan tidak
terkena matahari. Pelarut yang lebih dari satu tempat digunakan
untuk mengatasi metode maserasi jika suatu larutan sudah jenuh
maka tidak dapat melakukan pelarutan lagi, sehingga perlu pelarut
baru. Tujuan perkolasi adalah semua zat aktif dapat keluar
keseluruhan. Umumnya digunakan untuk simplisia yang panas
maupun yang tidak tahan panas.
Keterangan :
A : Perkolator
B : Botol Perkolat
C : Keran
Prinsip Refluks
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut yang digunakan
akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah
reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
Selanjutnya, larutan disaring dengan menggunakan kain saring.
Filtrat diuapkan menggunakan rotary evaporator dan selanjutnya
dikeringkan dalam oven dengan suhu 50oC selama 2 hari,
sehingga diperoleh ekstrak kering. Hal ini dilakukan agar pelarut
yang digunakan tidak tersisa sehingga pelarut tidak
mempengaruhi efektifitas dari sampel yang diuji. Selanjutnya
ekstrak dikering didalam oven kurang lebih 5 hari untuk
mengurangi kadar air yang terdapat pada ekstrak. Rendemen yang
didapatkan berupa ekstrak kering.
Cara kerja
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama
dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat,
akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat,
demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan
sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
b. Metode Soxhletasi
Soxhletasi adalah (metode untuk mendapatkan senyawa
dari sistem campuran) padat-cair atau memisahkan suatu
komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu
pelarut cair. Soxhletasi ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang
selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu
dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
Prinsip Soxhletasi
Prinsip soxhletasi ini yaitu penyaringan yang berulang
ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang
digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka
pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari.
Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat
pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak
diinginkan.
A. Kesimpulan
Ekstraksi terbagi menjadi metode dingin dan metode panas. Metode dingin
terbagi atas maserasi yang dimana proses melarutnya zat aktif
berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu pelarut dan metode perkolasi
serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori. Metode panas terbagi atas refluks,
soxhlet, destilasi uap, dekok, dan infus. Refluks pelarut yang digunakan
akan menguap pada suhu tinggi, soxhlet penyaringan yang berulang ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna, destilasi proses yang sama dan
biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial, dekok proses
infusa, maka kita harus mempersiapkan 1 unit panci yang terdiri dari 2
buah panci yang saling bisa ditumpuk (panci-tim) .
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hartanti, Hermi. 2016. Ekstraksi Dingin Dan Panas. Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tulang Bawang : Lampung.
Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Marjoni, R. 2016, Dasar-Dasar Fitokimia. CV. Trans Info Media: Jakarta Timur.
Nugroho, Agung. 2017. Buku Ajar : Teknologi Bahan Alam. Lambung Mangkurat
University Press.
Susanty Dan Fairus Bachim. 2016. Perbandingan Metode Ektraksi Maserasi Dan
Refluk Terhadap Kadar Fenolik Dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea Mays
L). Konversi Vol.5 No.2. ISSN 2252-7311.
Zerona, Diki. 2018. Sistem Dan Cara Kerja Refluk. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadyah Jakarta.