“EKSTRAKSI PANAS”
S1 FARMASI
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya karena kita dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah “Fitokimia” secara teknis dan juga untuk
menambah ilmu pengetahuan baik penulis maupun pembaca nantinya.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
“Fitokimia” Bapak Apt. Choirul Huda., M. Farm dan juga semua pihak yang membantu
atas terselainya makalah ini. Makalah yang berjudul “Ekstraksi Panas” ini membahas
segala hal yang berhubungan dengan ekstraksi panas, misanya sokhletasi, reflux, dan
digesti. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca khususnya
mahasiswa Farmasi.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karenanya, segala kritik dan saran akan kami terima dengan senang hati guna
tercapainya kesempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya, kepada semua pihak
penulis ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Cover
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
ii
II.3.3 Prinsip kerja metode refluks ................................................................. 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang
terdapat pada bahan alam. Bahan-bahan aktif seperti senyawa antimikroba dan
antioksidan diekstrak dengan menggunakan pelarut tertentu.
Jenis ektraksi yang sering digunakan terdapat dua macam, yaitu ekstraksi
dingin dan ekstraksi panas. Ekstraksi dingin adalah ekstraksi yang tidak melibatkan
proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari
rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena pemanasanan. Ekstraksi dingin
meliputi maserasi dan perkolasi. Sedangkan ekstraksi panas adalah ekstraksi yang
melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis akan
mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah
sokhletasi, refluks, dan digesti. Pada makalah ini akan dibahas mengenai ekstraksi
dingin, yaitu sokhletasi, refluks, dan digesti.
1
didalam refluks (menguap, didinginkan, kondensasi, kemudian menetes kembali ke
menstrum (campuran pelarut dan simplisia) di dalam alat). Umumnya dilakukan
pengulangan pada residu pertama, hingga didapat sebanyak 3-5 kali hingga didapat
proses ekstraksi sempurna (exhaustive extraction). Digesti adalah maserasi kinetik
(maserasi dengan pengadukan konstan) yang dilakukan pada suhu temperatur yang
lebih tinggi, umumnya 40-50o Celcius.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Senyawa polar hanya akan larut pada pelarut polar, seperti etanol, metanol,
butanol dan air. Senyawa non-polar juga hanya akan larut pada pelarut non-
polar, seperti eter, kloroform dan n-heksana (Gritter et al., 1991). Pelarut non
polar (n-heksana, aseton) dapat mengekstrak likopen, triterpenoid dan sebagian
kecil karotenoid, sedangkan senyawa xanthin dan senyawa polar lainnya akan
terekstrak ke dalam pelarut polar (metanol, etanol) (Arifulloh, 2013).
Sedangkan pelarut semi polar mampu menarik senyawa termasuk likopen, b-
karoten, vitamin C, padatan terlarut dan total fenol (Ma’sum dkk., 2014).
Pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan zat yang diinginkannya,
mempunyai titik didih yang rendah, murah, tidak toksik dan mudah terbakar
(Harborne, 1987).
3. Banyaknya simplisia yang digunakan.
4
II.2 Macam-Macam Ekstraksi
II.2.1 Berdasarkan prosesnya
Berdasarkan prosesnya, ekstraksi dibedakan menjadi:
1. Ekstraksi cair-cair, yaitu proses pemisahan cairan dari suatu larutan dengan
menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.
2. Ekstraksi padat-cair, yaitu proses pemisahan cairan dari padatan dengan
menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.
5
II.3.2 Kelebihan dan kekurangan metode refluks
Kelebihan dari metode refluks, antara lain:
Prinsip kerja pada rangkaian refluks ini terjadi empat proses, yaitu :
6
4. Cooling, terjadi di dalam ember, di dalam ember kita masukkan batu es dan air,
sehingga ketika kita menghidupkan pompa, air dingin akan mengalir dari
bawah menuju kondensor luar, air harus dialirkan dari bawah kondensor bukan
dari atas agar tidak ada turbulensi udara yang menghalangi dan agar air terisi
penuh.
Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau bahannya
dimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang magnet stirer
setelah kondensor pendingin air terpasang campuran di aduk dan di refluks selama
waktu tertentu sesuaidengan reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air,
minyak atau pasir sesuai dengan kebutuhan reaksi. Pelarut akan mengekstraksi dengan
panas, terus akan menguap sebagai senyawa murni dan kemudian terdinginkan dalam
kondensor, turun lagi ke wadah, pengekstraksi lagi. Demikian seterusnya berlangsung
secara berkesinambungan sampai penyaringan sempurna. Gas N2 dimasukkan pada
salah satu leher dari labu bundar.
1. proses pemanasan
2. penguapan
3. pendinginan
4. pengembunan.
Heating terjadi terjadi pada saat feed dipanaskan dipanaskan di labu didih.
Evaporating (penguapan) terjadi ketika feed mencapai titik didih dan berubahfase
menjadi uap yang kemudian uap tersebut masuk ke kondensor dalam.
7
Cooling, terjadi di dalam ember, di dalam ember kita masukkan batu es dan air,
sehingga ketika kita menghidupkan pompa, air dingin akan mengalir dari bawah
menuju kondensor luar, air harus dialirkan dari bawah kondensor bukan dari atas agar
tidak ada turbulensi udara yang menghalangi dan agar air terisi penuh.
8
II.4.2 Kelebihan dan kekurangan metode sokhletasi
Kelebihan sokletasi:
Kekurangan sokletasi:
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah
rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi
penguraian.
2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi
meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.
9
sampel tidak alami lagi. Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena
ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi
dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
10
II.5.3 Contoh penerapan ekstraksi digesti
Contoh penerapan ekstraksi digesti yaitu uji efektivitas ektraksi antara meserasi dengan
digesti terhadap kadar flavonoid buah naga putih (Hylocereus undagus).
Tujuan dari ekstraksi ini adalah Untuk mengeluarkan senyawa bioaktif
(antioksidan) yang ada di dalam daging buah dapat dilakukan melalui metode ekstraksi.
Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas ekstraksi antara maserasi
dengan digesti yang paling tepat untuk mendapatkan kadar flavonoid tertinggi dari
buah naga putih (Hylocereus undatus).
Adapun alat yang digunakan dalam ekstraksi ini, yaitu labu ukur, timbangan
analitik, cawan timbang, gelas ukur, gelas arloji, mikropipet, pipet tetes, volume pipet,
matpipet, vortex, beker glass, pengaduk, neraca analitik, kertas saring dan
spektrofotometer UV – Vis beserta kuvet, rotary evaporator, dan hot plate.
Tahap-Tahap Ekstraksi maserasi digesti terhadap kadar flavonoid buah naga
putih (Hylocereus undagus), antara lain:
1. Persiapan Sampel
2. Tahap ekstraksi maserasi
Sebanyak 50 gram buah naga putih yang telah dihancurkan, dimaserasi dengan
etanol 96% sebanyak 250 mL selama 24 jam. Setelah itu campuran disaring
dengan kertas saring untuk memisahkan ampas dan filtratnya. Filtrat yang
didapat diuapkan dan dipekatkan kembali dengan rotary evaporator pada suhu
600 – 700C.
3. Tahap ekstraksi digesti
Sebanyak 50 gram buah naga putih yang telah dihancurkan, didigesti dengan
etanol 96% sebanyak 250 mL. Campuran diuapkan dengan hot plate pada suhu
400 –500C selama 3 jam. Setelah itu campuran disaring dengan kertas saring
untuk memisahkan ampas dan diambil filtratnya. Filtrat yang telah dihasilkan
disebut sebagai hasil ekstrak digesti.
11
BAB III
KESIMPULAN
III.1 Kesimpulan
Ekstraksi adalah penguraian zat zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman,
hewan, dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa senyawa yang
mudah larut dalam pelarut organik. Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik
komponen kimia yang terdapat pada bahan alam. Bahan-bahan aktif seperti senyawa
antimikroba dan antioksidan diekstrak dengan menggunakan pelarut tertentu. Jenis
ektraksi yang sering digunakan terdapat dua macam, yaitu ekstraksi dingin dan
ekstraksi panas. Dari semua jenis metode ekstraksi masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan sendiri, maka dari itu, pemilihan teknik atau metode ekstraksi yang
tepat merupakan bagian yang penting untuk mencapai hasil ekstraksi yang maksimal.
III.2 Saran
Pada makalah “Ektraksi Panas”, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami selaku penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya juga segala kritik dan saran akan senantiasa kami terima dengan hati yang
terbuka. Sekian dari kami, atas perhatiannya dari semua pihak, kami sampaikan terima
kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Hasrianti, dkk ; 2016 ; Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah Dan Asam Asetat Sebagai
Pengawet Alami Bakso ; Jurnal Dinamika ; Vol. 07 No.1
13