Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FITOKIMIA

MATERI MAKALAH : PENYARIAN BERKESINAMBUNGAN

Dosen Pengampu : EVA DEWI ROSMAWATI PURBA, M.KES

DISUSUN OLEH :

DELA RIZKI FAJRI

FIFI FATMALA

MUTIA

RHEAMANDA DEVINA

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PANGKALPINANG

JURUSAN FARMASI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami
kesehatan, serta limpahan nikmat, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Tidak lupa kami panjatkan puja dan puji syukur kita atas kehadiran nabi
besar kita, Muhammad S.A.W.
Pada paper ini, kami membahas tentang "Penyarian Berkesinambungan".
Sehingga dapat memberikan informasi bagi pembaca paper ini, Semoga paper ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun paper ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.

Pangkalpinang, 17 Februari 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Bagian Cover ............................................................................................................................ 1

Kata Pengantar ......................................................................................................................... 2

Daftar Isi................................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4

1.2 Tujuan .............................................................................................................................. 5

1.3 Manfaat ............................................................................................................................. 5

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Soxhletasi ......................................................................................................... 6

2.2 Prinsip Kerja Soxhletasi ..................................................................................................... 6

2.3 Alat Soxhletasi ................................................................................................................. 10

2.3 Kelebihan & Kekurangan Soxhletasi ............................................................................... 10

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 12

3.2 Saran ................................................................................................................................ 12

Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikenal luas baik di negara
berkembang maupun negara maju. Di Asia dan Afrika 70-80% populasi mash
tergantung pada obat tradisional sebagai pengobatan primer. Penggunaan obat
tradisional disebabkan kepercayaan masyarakat bahwa obat tradisional berbahan
alami, lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping. Indonesia merupakan
negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Contoh dari kekayaan
alam tersebut adalah banyaknya jenis spesies tanaman di Indonesia. Kurang lebih
terdapat 30.000 – 40.000 spesies tanaman ada di Indonesia. Berbagai tanaman
tersebut sebagian telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat.
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air
dan yang lainnya pelarut organik. Sedangkan ekstrak (Extracta) adalah sediaan
kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani
menurut cara yang cocok diluar pengaruh matahari langsung ekstrak kering harus
mudah digerus menjadi serbuk.
Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan hewan terdapat di dalam sel
namun sel tanaman dan hewan berbeda begitu pula ketebalan masing-masing
berbeda sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu dalam
mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam sel tanaman adlaah
pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik tersebut
sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan
pelarut organik di luar sel, maka larutan terpakat akan terdistribusi ke luar sel dan
proses ini terulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan
zat aktif di dalam sel dan di luar sel. Salah satu netode ekstraksi adalah
Soxhletasi.

4
Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda soxhletasi, yakni sejenis
ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan
menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soxhlet.
Metoda soxhletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri (distilasi uap), tidak dapat
digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau
yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan
untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan
untuk pemisahan ini adalah sokletasi.

1.2.TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari soxhletasi
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari soxhletasi
3. Untuk menegtahui bagaimana alat soxhletasi
4. Untuk mengetahui kelebihan & kekurangan dari soxhletasi

1.3.MANFAAT
1. Agar dapat mengetahui pengertian soxhletasi.
2. Agar dapat mengetahui prinsip kerja dari soxhletasi
3. Agar dapat mengetahui bagaimana alat soxhletasi
4. Agar dapat mengetahui kelebihan & kekurangan dari soxhletasi

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Soxhletasi
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapatdalam sampel padat dengan cara penyarian berulang–ulang dengan
pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel
terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu heksana
(C6H14) untuk sampel kering dan metanol (CH3OH) untuk sampel basah. Jadi,
pelarut yang dugunakan tergantung dari sampel alam yang digunakan. Nama lain
yang digunakan sebagai pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang–
ulang (continous extraction) dari sampel pelarut (Rahman, 2012).
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan,
cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi
menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia
dalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah
melewati pipa sifon.
(Rene,2011).

2.2.Prinsip Kerja Soxhletasi


Bahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantung ekstraksi
(kertas, karton, dan sebagainya) dibagian dalam alat ekstraksi dari gelas yang
bekerja kontinyu. Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan antara labu
penyulingan dengan labu pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu
melalui pipa. Labu tersebut berisi bahan pelarut, yang menguap dan mencapai ke
dalam pendingin aliran balik melalui pipet, berkondensasi di dalamnya, menetes
ke atas bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi.
Larutan berkumpul di dalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi
maksimalnya, secara otomatis dipindahkan ke dalam labu. Dengan demikian zat
yang terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut murni
berikutnya. Pada cara ini diperlukan bahan pelarut dalam jumlah kecil, juga

6
simplisia selalu baru artinya suplai bahan pelarut bebas bahan aktif berlangsung
secara terus-menerus (pembaharuan pendekatan konsentrasi secara kontinyu).
Keburukannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup lama
(sampai beberapa jam) sehingga kebutuhan energinya tinggi (listrik, gas).
Selanjutnya, simplisia di bagian tengah alat pemanas langsung berhubungan
dengan labu, dimana pelarut menguap. Pemanasan bergantung pada lama
ekstraksi, khususnya titik didih bahan pelarut yang digunakan, dapat berpengaruh
negatif terhadap bahan tumbuhan yang peka suhu (glikosida, alkaloida).
Demikian pula bahan terekstraksi yang terakumulasi dalam labu mengalami
beban panas dalam waktu lama. Meskipun cara soxhlet sering digunakan pada
laboratorium penelitian untuk pengekstraksi tumbuhan, namun peranannya dalam
pembuatan sediaan tumbuhan kecil artinya. (Anonim: 2011).
Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit.
Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan
sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut
yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada
bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi
dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak
dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan
atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang
diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang
didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi
sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan
membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah
membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran

7
organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida
dann alcohol
2. Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut


organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut
heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa –
senyawa trepenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan
etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun
demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna dari
senyawa – senyawa yang diekstraksi.

Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang


sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi
harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar
matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian
atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut
senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.

Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada
kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi
dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya. Dibanding dengan
cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih efisien, karena:

1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara
berulang kali.

8
2. Waktu yang digunakan lebih efisien.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau
perkolasi.

Sokletasi dihentikan apabila :

1. Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.


2. Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3. Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang
spesifik.

9
2.3.Alat ekstraksi Soxhletasi

Gambar 4. Alat Soxhletasi

Nama-nama instrumen dan fungsinya adalah: 1) Kondensor berfungsi sebagai


pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan, 2) Timbal/klonsong
berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya, 3) Pipa F/vapor
berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan, 4)
Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh
kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus, 5) Labu alas bulat
berfungsi sebagai wadah bagi ekstrak dan pelarutnya, 6) Hot plate atau penangas
berfungsi sebagai pemanas larutan, 7) Water in sebagai tempat air masuk, dan 8)
Water out sebagai tempat air keluar (Azam Khan, 2012).

2.4.Kelebihan dan Kekurangan Soxhletasi


Metode soxhletasi memiliki kelebihan dan kekurangan pada proses ekstraksi.
Kelebihan:
a. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung
b. Digunakan pelarut yang lebih sedikit
c. pemanasannya dapat diatur

10
Kekurangan:
Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh
panas. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya
dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan
volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. Bila dilakukan dalam skala
besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu
tinggi (Keloko, 2013).

11
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

1. Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam
sampel padat dengan cara penyarian berulang–ulang dengan pelarut yang sama,
sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan
sempurna.
2. Prinsip dari sokletasi ini yaitu Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil
yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila
penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan
tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.
3. Alat dari soxhletasi memiliki beberapa bagian yang memiliki fungsinya masing-
masing.
4. Adapun kelebihan dari metode sokletasi ini salah satunya adalah dapat digunakan
untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan
secara langsung. Sedangkan kekurangannya adalah karena pelarut didaur ulang,
ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan
sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rene Nursaerah M. L. 2011. Mempelajari Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Kulit


Manggis dengan Berbagai Jenis Pelarut. Bandung: Universitas Pasundan.
Anonim. 2011. Prinsip Ekstraksi dengan Cara Soxhletasi. (Online).
http://nurfaisyah.web.id. Diakses tanggal 17 Februari 2018, pukul 10.25
WIB.
Azam Khan. 2012. Prinsip Kerja Ekstraktor Soxhlet. (online). http://khoirulazam8
9.blogspot.com/2012/01/prinsip-kerja-ekstraktor-soxhlet.html .Diakses tanggal
17 Februari 2018, pukul 11.15 WIB.
Keloko. 2013. Ekstraksi. (Online). http://rajukeloko.blogspot.com. Diakses
tanggal 17 Februari 2018, pukul 11.43 WIB.
Rahman, D. 2012. Soxhletasi. (online). Http://rdunggiochm.blogspot.com/.
Diakses tanggal 17 Februari 2018, pukul 12.15 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai