Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PEPINDAHAN MASSA 1
“EKSTRAKSI”

Disusun Oleh : Herlisya Diana


Kelas : 4 KIA
NIM : 061540421602

DOSEN PEMBIMBING : Selastia Yulianti, M.Si.

TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2016-2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“EKSTRAKSI”
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapuan
tujuan kami menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu yang
membimbing kami dalam mata kuliah PERPINDAHAN MASSA. Di sisi lain, kami menulis
makalah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai EKSTRAKSI.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari keempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan makalah Kami untuk ke
depannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Perpindahan Massa.

Palembang, 09 Juni 2017

Penyusun
DARTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………
……………
1.1. Latar
Belakang…………………………………………………………………………………………
…..
1.2. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………………….
1.3. Tujuan
Penulisan…………………………………………………………………………………………

BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………
…………….
2.1.Definisi
Ekstraksi………………………………………………………………………………………….
2.2.Tujuan
EKstraksi………………………………………………………………………………………….
2.3.Jenis-Jenis
Ekstraksi……………………………………………………………………………………..
a.Ekstraksi Cara
Dingin………………………………………………………………………….
b.Ekstraksi Cara
Panas………………………………………………………………………….
2.4.Ekstraksi Berdasarkan
Campurannya…………………………………………………………..
2.5.Faktor-Faktor Yang Menguntungkan
Ekstraksi…………………………………………….
2.6.Reagensia Untuk
Ekstraksi………………………………………………………………………….
2.7.Beberapa Pertimbangan Untuk
Ekstraksi…………………………………………………….
2.8.Beberapa Bahan Alam yang DapatDi
Ekstraksi……………………………………………

BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………………………
…………
3.1.Kesimpilan……………………………………………………………………………
……………………
3.2.Saran…………………………………………………………………………………
………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi
yang terdapat di alam berupa campuran.Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran,
kita harus melakukan pemisahan.Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk
memisahkan campuran.Perusahaan air minum, memperoleh air jernih dari air sungai melalui
penyaringan pasir dan arang.
Pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada teknik pemisahan ekstraksi. Ekstraksi
pelarut pada umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan.Teknik
pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung gugus yang
bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik diusahakan agar kedua jenis pelarut (dalam hal
ini pelarut organik dan air) tidak saling tercampur satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan
dilakukan dalamcorong pemisah dengan jalan pengocokan beberapa kali. Partisi zat-zat terlarut
antara dua cairan yang tidak dapat campur (immiscible).
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air
merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa
pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro.Seseorang tidak
memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah.Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang
tidak saling bercampur seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform.Batasannya adalah
zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut.Teknik ini dapat
digunakan untuk preparative dan pemurnian.Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia
analisis.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.Apa yang dimaksud dengan ekstraksi? .
2.Apa tujuan dari ekstraksi?.
3.Jelaskan masing-masing jenis ekstraksi?.
4.Apa saja reagensia yang digunakan untuk ekstraksi?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca khususnya mahasiswa/mahasiswi
tentang “EKSTRAKSI” yang dilakukan didalam melakukan analisa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.DEFINISI EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

2.2.TUJUAN EKSTRAKSI
untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini
didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan
mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme.Dalam kasus ini,
prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk
mengembangkan proses atau menyesuaikan dengankebutuhanpemakai.
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid,
flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan
keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan
untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti dengan uji
kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu.
3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya dibuat
dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba
yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat. Proses ini harus
ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut,
khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun. Situasi ini
(utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji
organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk
mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan
proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antarakonsentrasi
cairanzataktifdidalam dan di luar sel.
2.3.JENIS-JENIS EKSTRAKSI
A.Ekstraksi secara dingin
1.Metode meserasi
Istilah meceration berasal dari bahasa latin macerare yang artinya “merendam”. meserasi
adalah mencari zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan.
2.Metode Soxhletes
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan
dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam
simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun
kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna
ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah
mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
3.Metode Perkolasi
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin, per yang artinya “memulai” dan colare yang
artinya”merembes”.
Pencarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam,
kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari
akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke
bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler
yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
B.Ekstraksi secara panas
1.Metode refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam
labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun
kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat,
demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.

2.Metode Destilasi uap


Pencarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil
mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap
yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa
alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan
memisah antara air dan minyak atsiri.

3.Metode Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat
oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih
pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum,
uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.

2.4.EKSTRAKSI BERDASARKAN CAMPURANNYA


 Ekstraksi Cair-cair

Ekstraksi cair(ekstraksi pelarut) adalah zat yang di ekstraksi di dalam csmpuran berbentuk cair
yang di gunakan untuk memeisahkan zat seperti iod atau logam tertentu di dalam air. Ekstraksi
cair-cair Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan
azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-
cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara
intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin.
Pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ekstraksi cair-cair.
Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute dipisahkan dari cairan pembawa
(diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven ini adalah heterogen (
immiscible, tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase

diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu
fasadengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan
(pelepasan) solute dari larutanyang ada. Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan
terjadinya proses ekstraksi dapatditentukan dengan mengukur jarak system dari kondisi
setimbang.

Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.

Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.

(a)

(b)

Gambar 1. (a)Proses ekstraksi cair-cair dan (b) aplikasi ekstraksi cair-cair.

Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair dicampur berulangkali dengan
pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya dengan saluran keluar di bagian
bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan
(pengaruh gaya berat).

Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan pernisahan adalah
tangki yang bagian bawalmya runcing (yang dilengkapi dengan perkakas pengaduk, penyalur
bawah, maupun kaca Intip yang tersebar pada seluruh ketinggiannya).

Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah bahan dalam
jurnlah kecil,atau bila hanya sekali-sekali dilakukan ekstraksi. Untuk Pemisahan
Yang dapat dipercaya antara fasa berat dan fasa ringan, sedikit-sedikitnya diperlukan sebuah
kaca intip pada saluran keluar di bagian bawah tangki ekstraksi.

Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara elektronik (dengan perantara
alat ukur konduktivitas),secara optik (dengan bantuan detektor cahaya 289 hatas) atau secara
mckanik (dengan pelampung atau benda apung). Peralatan ini mudah digabungkan dengan
komponen pemblokir dan perlengkapan alarm, yang akan menghentikan aliran keluar dan/atau
memberikan alarm, segera setelah lapisan tersebut melampaui kedudukan tertentu.Agar fasa
ringan (yang kebanyakan terdiri atas pelarut organik) tidak masuk ke dalam saluran
pembuangan air,pencegahan yang lebih baik dapat dilakukan dengan memasang bak
penampung (bak penyangga) dibelakang ekstraktor.

Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan
dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk
memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi dan
garam-garam. logam. Proses ini pun digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan
ekstrak hasil ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan
aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti halnya pada
proses ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu
sesempurna mungkin.

Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang
pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat
ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut (atau hanyadalam daerah yang
sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti p erformansi ekstraksi yang
besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluasmungkin di antara kedua
cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjaditetes-tetes kecil (misalnya
dengan bantuan perkakas pengaduk). Tentu saja pendistribusian initidak boleh terlalu jauh,
karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagiatau sukar sekali dipisah.
Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi
sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah
terlarutkan sedapat

mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah
terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan
berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.
Kecepatan pembentukan fasa homogen yang diikuti dengan menentukan output sebuah
ekstraktor cair-cair. Kuantitas pemisahan persatuan waktu dalam hal ini semakin besar jika
permukaan lapisan antar fasa di dalam alat semakin luas. Sama haInya seperti pada ekstraksi
padat-cair,alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu yang akan dibahas berikut ini seringkali
merupakan bagian dari suatu instalasi lengkap. Instalasi tersebut biasanya terdiri atas ekstraktor
yang sebenarnya (dengan zone-zone pencampuran dan pemisahan) dan sebuah peralatan
yangdihubungkan di belakangnya (misalnya alat penguap, kolom rektifikasi) untuk mengisolasi
ekstrak atau memekatkan larutan ekstrak dan mengambil kembali pelarut.

Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain:

 Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan jika digunakan distilasi meskipun


padakondisi vakum

 Titik didih komponen-komponen dalam campuran berdekatan


 Kemudahan menguap (volatility) komponen-komponen hampir sama.

Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan harus memenuhi
kriteria sebagai berikut (Martunus & Helwani, 2004;2005):

1. kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut di dalam campuran.

2. kemampuan tinggi untuk diambil kembali.

3. perbedaan berat jenis antara ekstrk dan rafinat lebih besar.

4. pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.

5. tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi.

6. tidak merusak alat secara korosi.

7. tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah.

Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2 sistem :

1. immiscible extraction, solven (S) dan diluen (D) tidak saling larut.

1. partially miscible, solven (S) sedikit larut dalam diluen (D) dan sebaliknya , meskipun
demikian, campuran ini heterogen, jika dipisahkan akan terdapat fase diluen dan fase
solven.

Skema sistem itu :

Gambar 2. Skema sistem ekstraksi.

Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan solven agar dapat digunakan kembali (
solvent recovery unit), seperti gambar di bawah ini:
Gambar 3. Skema unit ekstraksi yang diikuti unit pemungutan solven.

Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Kontak kontinyu ( continuous contactor) seperti Rotary Disc Contactor, Packed bed
extractor, spray tower.

2. Kontak bertingkat ( stage wise contactor) seperti menara plat/tray, mixer-settler.

(a) (b) (c) (d)

(e)

Gambar 4. (a)(b) Spray tower, (c)(d) Baffle-plate coloumn, dan (e) Sieve tray extractor.
Menara kontak kontinyu sering disebut menara transfer massa, sedangkan menara platsering
disebut menara stage keseimbangan. Oleh karena itu, pada menara kontak kontinyuharus
diperhatikan kecepatan perpindahan massa solut dari fase pembawa ke fase pelarut.

Tujuan perancangan alat ekstraksi dengan kontak bertingkat adalah menentukan jumlah stage
seimbang/ideal/teoritis yang dibutuhkan.Jumlah stage sesungguhnya merupakan rasio stage
ideal dengan efisiensi alatnya.

Di dalam menganalisis alat ekstraksi, seseorang harus mengetahui dan menentukan :

1. kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida umpan,
komposisi.

2. banyak solut yang harus dipisahkan,

3. jenis solven yang akan digunakan,

4. suhu dan tekanan alat,

5. kecepatan arus solven minimum dan kecepatan arus solven operasi,

6. Diameter menara,

7. Jenis alat kontak,

8. Jumlah stage ideal, aktual, dan tinggi menara,

9. Pengaruh panas.

Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan pelarut yang digunakan adalah:

 Selektifitas (factor pemisahan = β)

 = fraksi massa solut dalam ekstrak/fraksimassa diluant dalam ekstrak

fraksi massa solut dalam rafinat/fraksimassa diluent dalam rafinat

Agar proses ekstraksi dapat berlangsung, harga β harus lebih besar dari satu. Jika nilai β =1
artinya kedua komponen tidak dapat dipisahkan.

 Koefisien distribusi

K = konsentrasi solut dalam fasa ekstrak, Y konsentrasi solut dalam fasa rafinat, X

Sebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang besar, sehingga jumlah solvent
yangdibutuhkan lebih sedikit.

 Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)

Pemisahan solute dari solvent biasanya dilakukan dengan cara distilasi, sehingga diharapkan
harga “relative volatility” dari campuran tersebut cukup tinggi.

 Densitas
Perbedaan densitas fasa solvent dan fasa diluent harus cukup besar agar mudah terpisah.
Perbedaan densitas ini akan berubah selama proses ekstraksi dan mempengaruhi laju
perpindahan massa.

 Tegangan antar muka (interfasia tension)

Tegangan antar muka besar menyebabkan penggabungan (coalescence) lebih mudahnamun


mempersulit proses pendispersian. Kemudahan penggabungan lebih dipentingkansehingga
dipilih pelarut yang memiliki tegangan antar muka yang besar.

 Chemical reactivity

Pelarut merupakan senyawa yang stabil dan inert terhadap komponen-komponen dalamsystem
dan material (bahan konstruksi).

 Viskositas

tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan penanganan dan
penyimpanan.

 Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar.

Koefisien distribusi

Pada percobaan ini menentukan koefisien distribusi untuk system tri kloro etilen-asamasetat-air,
dan menunjukkan ketergantungannya terhadap konsentrasi. Pada campuran ketigazat ini
dianggap bahwa fasa berada pada kesetimbangan. Pada konsentrasi rendah, koefisiendistribusi
tergantung pada konsentrasi, sehingga Y = K.X

Y = konsentrasi solute dalam fasa ekstrak

X = konsentrasi solute dalam fasa rafinat

K = koefisien distribusi

Neraca massa dan koefisian perpindahan massa

Pada percobaan ini mendemonstrasikan bagaimana kelakuan neraca massa padakolom ekstraksi
dan mengukur koefisien perpindahan massa dan variasinya terhadap laju

alir dengan fasa air sebagai media kontinu. Symbol dan rumus-rumus yang digunakan dalam
perhitungan ditunjukkan sebagai berikut. Untuk system tri kloro etilen-air-asam asetat,

Vw = Laju alir air (L/s)

Vo = Laju alir TCE (L/s)

 = konsentrasi asam asetat dalam fasa organic (kg/L)

 = konsentrasi asam asetat dalam fasa air (kg/L) Indeks 1: pada puncak kolom

Indeks 2: pada dasar kolom


1.Neraca Massa

Asam asetat yang terekstraksi dari fasa organic (rafinat) = Vo(X1-X2)

Asam asetat yang terekstraksi dari fasa air (ekstrak) = Vw(Y1-0)

Maka: Vo(X1-X2) = Vw(Y1-0)

2.Efisiensi Ekstraksi

Koef mass transfer = laju perpindahan massa/(volume packing X gaya dorong rata-rata)

Log rata-rata gaya dorong = (ΔX1 – ΔX2)/ ln (ΔX1/ΔX2)

ΔX1: gaya dorong pada puncak kolom = X2 – 0

ΔX2: gaya dorong pada dasar kolom = X1 – X1*

X1*: konsentrasi asam di dalam fasa organic yang berkesetimbangan dengan konsentrasi Y1 di
dalam fasa air. Harga kesetimbangan ini didapatkan dari kurva koefisien distribusi

Ada tiga faktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan karakteristik hasil dalam ekstraksi
cair-cair yaitu (Martunus dkk., 2006; Martunus & Helwani, 2004; 2005; 2006):

1. Perbandingan pelarut-umpan (S/F).

Kenaikan jumlah pelarut (S/F) yang digunakan akan meningkatan hasil ekstraksi tetapi harus
ditentukan titik (S/F) yang minimum agar proses ekstraksi menjadi lebih ekonomis.

2. Waktu ekstraksi.

Ekstraksi yang efisien adalah maksimumnya pengambilan solut dengan waktu ekstraksi yang
lebih cepat.

3. Kecepatan pengadukan.

Untuk ekstraksi yang efisien maka pengadukan yang baik adalah yang memberikan hasil
ekstraksi maksimum dengan kecepatan pengadukan minimum, sehingga konsumsi energy
menjadi minimum.

Ekstraktor cair-cair kontinu

Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan sederhana, karena tidak saja
pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair secara mudah dapat dialirkan dengan bantuan
pompa. Dalam hal ini bahan ekstraksi berulang kali dicampur dengan pelarut atau larutan
ekstrak dalam arah berlawanan yang konsentrasinya senantiasa meningkat.

Setiap kali kedua fasa dipisalikan dengan cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarut terus
menerus diumpankan ke dalam alat, sedangkan rafinat dan larutan ekstrak dikeluarkan secara
kontinu.Ekstraktor yang paling sering digunakan adalah kolom-kolom ekstraksi ,di samping itu
juga digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer settler). Alat-alat ini terutama digunakan
bila bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada dalam kuantitas yang besar, atau bila bahan
tersebut diperoleh dari proses-proses sebelumnya secara terus menerus.

Senyawa organik lebih larut dalam pelarut air dibandingkan dalam pelarut organik (koefisien
distribusi antara pelarut organik dan air kecil). Ekstraksi senyawa dengan koefisien campuran
rendah antara pelarut organik dan air biasanya memerlukan pelarut organik dalam jumlah yang
banyak. Penggunaan pelarut yang besar ini bisa diatasi dengan ekstraksi kontinyu dimana hanya
relative kecil volume pelarut yang dibutuhkan

(vogel, 1989 : 156). Teknik ekstraksi cair-cair kontinyu, pelarutnya dapat didaur ulang menjadi
campuran yang mengandung air sehingga penyusunnya dapat diekstraksi dengan pelarut lain.
(Ralph J. Fessenden, 1993 : 84).

Gambar 5. Alat ekstraksi cair-cair kontinyu

Gambar 5. menunjukkan alat ekstraksi kontinyu menggunakan pelarut yang lebih encer dari air
(ekstraktor yang lain dapat dirancang untuk pelarut yang lebih kental dari air). Larutan yang
diekstraksi ditem-patkan pada tabung panjang. Pelarut ditempatkan di labu destilasi, seperti
ditunjukkan pada gambar. Ketika pelarut didestilasi, uap hasil kondensasi masuk pada pipa
sempit yang ada dalam dasar tabung besar.Ketika pipa sempit itu diisi pelarut, gelembung-
gelembung kecil pelarut naik melalui pipa dan keluar sebagai uap air.

Ekstraksi senyawa organik di atas dengan air akan keluar kembali pada botol penyulingan,
dimana lebih banyak lagi pelarut yang didestilasi. Ekstraksi cair-cair kontinyu ini membutuhkan
waktu beberapa jam atau beberapa hari tetapi operator bebas beraktivitas dimana ekstraksi
bekerja sendiri. Ketika ekstraksi sudah lengkap, ekstraks organik kering dan komponen organik
bebas dari pelarut

 Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)


Ekstraksi padat cair adalah zat yang diekstraksi di dalam campuran yang berbentuk padat.
digunakan untuk mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan alam.
Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat pelarut. Proses ini
dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan atau untuk memurnikan
padatan dari cairan yang membuat padatan terkontaminasi, seperti pigmen.

Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan ditentukan oleh banyaknya zat yang larut,
penyebarannya dalam padatan, sifat padatan dan besarnya partikel. Jika zat terlarut menyebar
merata di dalam padatan, material yang dekat permukaan akan pertama kali larut terlebih
dahulu. Pelarut, kemudian akan menangkap bagian pada lapisan luar sebelum mencapai zat
terlarut selanjutnya, dan proses akan menjadi lebih sulit dan laju ekstraksi menjadi turun.

Biasanya proses leaching berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:

1. Pertama perubahan fase dari zat terlarut yang diambil pada saat zat pelarut meresap masuk.
2. Kedua terjadi proses difusi pada cairan dari dalam partikel padat menuju keluar.
3. Ketiga perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat pelarut.
Perpindahan massa pada operasi leaching

Laju perpindahan massa di dalam rongga-rongga partikel sukar untuk diketahui karena
sulitnya menentukan bentuk dari lorong tempat perpindahan terjadi. Tetapi masih mungkin
dilakukan untuk menentukan laju perpindahan secara pendekatan dari partikel zat pelarut.
Dengan menggunakan teori lapisan tipis sebagai penghalang pada proses perpindahan.

Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan
padat dengan bantuan pelarut.

Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar terutama dibidang, industri bahan alami
dan makanan, misalnya untuk memperoleh

- bahan-bahan aktif dari tumbuhan atau organ-organ binatang untuk keperluan farmasi

- gula dari umbi

- minyak dari biji-bijian

- kopi dari biji kopi

Pengambilan garam-garam logam dari pasir besi adalah juga ekstraksi padat-cair
(disebut leaching). Proses ini merupakan ekstraksi yang digabungkan dengan reaksi kimia.
Dalam hal ini ekstrak, dengan bantuan suatu asam anorganik misalnya, dikonvesikan terlebih
dahulu ke dalam bentuk yang larut.

Pembilasan kue filter dan pelarutan pada proses rekristalisasi bahan padat juga dianggap
sebagai ekstraksi padat-cair dalam arti yang luas. Ekstrak yang akan dipisahkan, berbentuk
padat atau cair, dapat terkurung dalam bahan ekstraksi atau berada dalam sel-sel (khususnya
pada bahan-bahan nabati dan hewani). Dalam keadaan-keadaan tersebut bahan ekstraksi bukan
merupakan substansi yang homogen, melainkan berpori dan berkapiler banyak.

Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut menembus kapiler-kapiler
dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi
terbentuk dibagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan
konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan diluar bahan padat.

Karena adanya gaya adhesi setelah pemisahan larutan ekstrak, akan selalu tertinggal
larutan ekstrak dalam kuantitas tertentu didalam bahan ekstraksi. Untuk memperoleh efisiensi
yang tinggi pada tiap tahap ekstraksi, pelu diusahakan agar kuantitas cairan yang tertinggal
sekecil mungkin. Biasanya hal ini dapat dilakukan dengan membiarkannya menetes keluar
(jarang dengan cara penekanan atau sentrifugasi). Karena alasan ekonomi dan pelestarian
lingkungan, seringkali sisa pelarut yang tertinggal dalam rafinat dipisahkan (misalnya dengan
pemanasan langsung menggunakan kukus) dan diambil kembali pada akhir proses ekstraksi.

Untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada
ekstraksi padat-cair, syarat-syarat brikut harus dipenuhi :

- Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa padat dan fasa cair,
maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin. Ini dapat dicapai dengan
memperkecil ukuran bahan ekstraksi. Dalam hal itu lintasan-lintasan kapiler, yang harus
dilewati dengan cara difusi, menjadi lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Pada
ekstrak terkurung dalam sel-sel sering kali perlu dibentuk kontak langsung dengan pelarut
melalui dinding sel yang dipecahkan. Pemecahan dapat dilakukan misalnya dengan menekan
atau menggerus bahan ekstraksi. Untuk alat-alat ekstraksi tertentu harus dijaga agarpada
pengecilan bahan ekstraksi, ukuran partikel yang diperoleh tidak menjadi terlalu kecil. Bila hal
itu terjadi,tidak dapat dipastikan bahwa bahan ekstraksi cukup permeabel untuk pelarut.

- Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan ekstraksi,
agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari permukaan bahan padat. tergantung
pada jenis ekstrakto yang digunakan, hal tersebut dapat dicapai baik dengan pengadukan secara
turbulen, atau dengan pemberian laju alir pelarut yang tinggi.

- Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar) pada
umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.

Alat-alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu berikut ini biasanya merupakan bagian dari suatu
instalasi lengkap, yang misalnya terdiri atas.

- alat untuk pengolahan awal (pengecilan ukuran, pengeringan) bahan ekstraksi

- ekstraktor yang sebenarnya

- perlengkapan untuk memisahkan (dengan penjernihan atau penyaringan) larutan ekstrak dari
rafinat (seringkali menyatu dengan ekstraktor)

- peralatan untuk mengisolasi ekstrak atau meningkatkan konsentrasi larutan ekstrak dan
memperoleh kembali pelarut (dengan cara penguapan).

3.1 Ekstraktor padat-cair tak kontinu

Dalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat dicampur beberapa kali dengan
pelarut segar di dalam sebuah tangki pengaduk. Larutan ekstrak yang terbentuk setiap kali
dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat) atau penyaringan (dalam sebuah alat
yang dihubungkan dengan ekstraktor). Proses ini tidak begitu ekonomis, digunakan misalnya di
tempat yang tidak tersedia ekstraktor khusus atau bahan ekstraksi tersedia dalam bentuk serbuk
sangat halus, sehingga karena bahaya penyumbatan, ekstraktor lain tidak mungkin digunakan.

Ekstraktor yang sebenarnya adalah tangki-tangki dengan pelat ayak yang dipasang di
dalamnya. Pada alat ini bahan ekstraksi diletakkan di atas pelat ayak horisontal. Dengan bantuan
suatu distributor, pelarut dialirkan dari atas ke bawah. Dengan perkakas pengaduk (diatas pelat
ayak) yang dapat dinaikturunkan. Pencampuran seringkali dapat disempurnakan atau rafinat
dapat dikeluarkan dari tangki setelah berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor semacam ini hanya
sesuai untuk bahan padat dengan partikel yang tidak terlalu halus.

Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa ekstraktor yang dipasang seri dan
aliran bahan ekstraksi berlawanan dengan aliran pelarut. Dalam hal ini pelarut dimasukkan
kedalam ekstraktor yang berisi campuran yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak.
Pada setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak. Pelarut akan
dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi campuran yang mengalami
proses ekstraksi paling sedikit. dengan operasi ini pemakaian pelarut lebih sedikit dan
konsentrasi akhir dari larutan ekstrak lebih tinggi.

Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat ayak ke
sebuah ketel destilasi, menguapkan pelarut disitu, mengembunkan dalam sebuah kondenser dan
segera mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan ekstraksi. Dalam
ketel destilasi konsentrasi larutan ekstrak terus-menerus meningkat. dengan metode ini jumlah
total pelarut yang diperlukan relatif kecil. Meskipun demikian, selalu terdapat perbedaan
konsentrasi ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi dan pelarut. Kerugiaanya adalah
pemakaian banyak energi karena pelarut harus diuapkan secara terus-menerus.

Pada ekstraksi bahan-bahan yang peka terhadap suhu terdapat sebuah bak penampung
sebagai pengganti ketel destilasi. dari bak tersebut larutan ekstrak dialirkan kedalam alat
penguap vakum (misalnya alat penguap pipa atau film). Uap pelarut yang terbentuk kemudian
dikondensasikan, pelarut didinginkan dan dialirkan kembali kedalam ekstraktor dalam keadaan
dingin.

3.2 Ekstraktor padat-cair kontinu

Cara kerja ekstraktor ini serupa dengan ekstraktor-ekstraktor yang dipasang seri, tetapi
pengisian, pengumpanan pelarut dan juga pengosongan berlangsung secara otomatik penuh dan
terjadi dalam sebuah alat yang sama. Oleh karena itu dapat diperoleh output yang lebih besar
dengan jumlah kerepotan yang lebih sedikit. Tetapi karena biaya untuk peralatannya besar,
ekstraktor semacam itu kebanyakan hanya digunakan untuk bahan ekstraksi yang tersedia dalam
kuantitas besar (misalnya biji-bijian minyak, tumbuhan). Dari beraneka ragam konstruksi alat
ini, berikut akan di bahas ekstraktor keranjang (bucket-wheel extractor) dan ekstraktor sabuk
(belt extractor).

3.2.1 Ekstraktor keranjang

Pada ekstraktor keranjang (keranjang putar = rotary extractor), bahan ekstraksi terus-menerus
dimasukkan ke dalam sel-sel yang berbentuk jaring (sektor) dari sebuah rotor yang berputar
lambat mengelilingi poros vertikal, Bagian bawah sel-sel ditutup oleh sebuah pelat ayak.
Selama satu putaran, bahan padat dibasahi dari arah berlawanan oleh pelarut atau larutan ekstrak
yang konsentrasinya meningkat, Pelarut atau larutan tersebut dipompa dari sel ke sel dan
disiramkan ke atas bahan padat. Akhirnya bahan dikeluarkan dan keseluruhan proses ini
berlangsung secara otomatik.

3.2.2 Ekstraktor sabuk

Pada ekstraktor ini, bahan ekstraksi diumpankan secara kontinu di atas sabuk ayak yang
melingkar. di sepanjang sabuk bahan dibasahi oleh pelarut atau larutan ekstrak dengan
konsentrasi yang meningkat dan arah aliran berlawanan. Setelah itu bahan dikeluarkan dari
ekstraktor.

2.5.FAKTOR-FAKTOR YANG MENGUNTUNGKAN DARI EKSTRAKSI


o Kekuatan basa dari gugus penyempit(pengelat). kestabilann kompleks sepit yang terbentuk oleh
suatu ion logam tertentu, umumnya bertambah dengan bertambahnya kekuatan basa zat
penyempit sepeti di ukur dari nilai pK -nya.
o Sifat dari atom donor(penyumbang)dalam zat penyempit. ligan-ligan yang mengandung atom-
atom dari jenis basa lunak,membentuk kompleks-kompleks mereka yang paling stabil dengan
ion-ion logam dari grup klas(b) yang relatif sedikit itu, (yaitu:asam-asam lunak), maka
merupakan reagensia yang lebih selektif.
o Ukuran cincin. cincin sepit-terkonjugasi yang beranggota-lima atau eman, adalah yang paling
stabil, karena zatini mempunyai regangangan yang minimum. gugus fungsional dari ligan harus
terletak sedemikian sehingga mereka memungkinkan terbentuknya sebuah cincin yang stabil.
o Efek resonansi dan sterik. kestabialn stuktur sepit meninggkat oleh sumbangan berupa struktur-
stuktur resonansi pada cincin sepit itu.

2.6.REAGENSIA UNTUK EKSTRAKSI


Banyak kompleks logam bewarna dalam larutan air, bila di ekstraksi dengan sebuah pelarut
alami, ekstrak yang bewarna itu dapat dipakai langsung untuk menetapkan konsentrasi logam
itu dengan teknik kolorimetri, atau spektrofotometri.
 Asetilaseton(pentana-2,4-dion).
 Tenoiltrifluoroaseton(TTA=Thenoyltrifluoroacetone)
 8-hidroksikuinolina (oksina)
 dimetilglioksim
 1-nitroso-2-naftol
 kupferon (garam amonium dari N-nitosol-N-fenilhi8droksilamina)
 difeniltiokarbazon (ditizon)
 natrium dietilditiokarbamat
 toluena-3,4-ditiol (ditiol)
 tri-n-butil fosfat
 tri-n-oktifosfina oksida
2.7. BEBERAPA PERTIMBANGAN PRAKTIS UNTUK EKSTRAKSI
Ekstraksi pelarut digunakan dalam analisis untuk memisahkan suatau zat terlarut yang dianggap
penting dari zat yang mengganggu dalam analisis kuantitatif terakhir tehadap bahan.
Pemilihan pelarut untuk ekstraksi ditentukan oleh pertimbangan-pertimbang sebagai berikut :
1. angka banding distribusi yang tinggi untuk zat terlarut,angka banding rendah untuk zat
pengotor yang tidak diinginkan.
2. kelarutan yang rendah dalam fase air
3. viskositas yang cukup rendah, dan rapatan yang cukup besar dari fase air untuk mencegah
terbentuknya emersi
4. keberacunan (toksisitas) yang rendah, tidak mudah terbakar
5. mudah mengambil zat terlarut dari zat pelarut untuk analisis berikutnya.

2.8 BEBERAPA BAHAN ALAM YANG DAPAT DI EKSTRAKSI


 Kunyit
 Kayu Manis
 Cengkeh
 Temulawak
 Daun Jambu Biji
 Kopi
 Daun Jeruk, dll.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
1. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
2.Jenis-jenis Ekstraksi dibagi menjadi dua macam yaitu:
1.Ekstraksi cara Dingin
a.Metode Meserasi
b.Metode Soxhlet
c.Metode Perkolasi
2.Ekstraksi Cara Panas
a.Metode refluks
b.Metode Destilasi Uap
c.Metode Retavapor

3. Reagensia Untuk Ekstrasi adalah Asetilaseton(pentana-2,4


dion),Tenoiltrifluoroaseton(TTA=Thenoyltrifluoroacetone),8-hidroksikuinolina
(oksina),dimetilglioksim,1-nitroso-2-naftol,kupferon (garam amonium dari N-nitosol-N-
fenilhi8droksilamina),difeniltiokarbazon (ditizon),natrium dietilditiokarbamat,toluena-3,4-ditiol
(ditiol),tri-n-butil fosfat,tri-n-oktifosfina oksida.

4.Beberapa Bahan Alam yang Dapat DIgunakan Dalam Ekstraksi adalah seperti Kunyit,Kayu
Manis,Cengkeh,Temulawak,Daun Jambu Biji,Kopi,Daun Jeruk, dll.

3.2. SARAN
Perlu diadakannya pelatihan atau praktek langsung tentang ekstraksi agar para
mahasiswa/mahasiswi dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan dari berbagai sumber agar
lebih memahami lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2006-pratamahan-
3156&PHPSESSID=c34db467217d4bf62464647cb4e34245

Ghozali,Mukhtar,dkk.1996.Operasi Teknik Kimia.Pusat Pengembangan Pendidikan


Politeknik:Bandung

http://andhy58.wordpress.com/

http://fatysahinknowledge.wordpress.com/

http://www.blogger.com/feeds/8828284874982581336/posts/default

Anda mungkin juga menyukai