Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS GRAVIMETRI

DISUSUN OLEH:

1. Ayu Wulandari (1901011257)


2. Ayumi Hikari Royelin Kamil (1901011258)
3. Fitria Humairah (1901011264)
4. Hindayani (1901011267)
5. Hotmarisi Sihombing (1901011268)
6. Irvan Goklas Sianturi (1901011269)
7. Muzni Hidayat (1901011277)
8. Yunela Aryati (1901011358)
9. Zuida Tampubolon (1901011294)

Kelompok : 1 (Satu)

Kelas : 3G FARMASI

Dosen pengampu : Rida Evalina Tarigan,M.Si,.Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2020/2021
Kata Pengantar
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan “Makalah Kimia
Analisa Kuantitatif Dasar tentang Analisa Gravimetri” ini tepat pada waktunya. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena penulis
masih dalam tahap pembelajaran. Namun, kami tetap berharap agar tugas ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih.

                                                                                        Medan, 12 Januari 2021

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Kimia analisis adalah salah satu bagian dari ilmu kimia yang membahas masalah
pengenalan bentuk dan keadaan zat. Kimia analisis terbagi menjadi dua aspek yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.Analisis kualitatif adalah suatu kegiatan yang bertujuan
mengetahui jenis/identitas. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah
dan komposisi zat. Pada analisis kuantitatif terdapat sub pembahasan salah satunya yaitu
titrasi, terdapat beberapa bagian titrasi yaitu titrasi volumetric, titrasi pengendapan, titrasi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri dan titrasi asam basa. Pada makalah ini membahas
tentang titrasi kompleksometri. Dalam makalah ini membahas gravimetri adalah penetapan
kadar yang dilakukan dengan cara mengisolasi atau memurnikan zat yang hendak ditentukan
secara kuantitatif kemudian hasil isolasi atau hasil pemurnian senyawa yang telah diketahui
rumus kimianya tersebut ditimbang dengan seksama.

Analisis gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses pemisahan
dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang semurni mungkin.
Selain karena tuntutan kurikulum, analisis gravimetri ini juga sangat penting dalam dunia
kefarmasian, maka dari itu penulis membuat makalah yang berjudul “Analisis Gravimetri”
ini.

1.2   Rumusan Masalah

1. Jelaskan teori pembentukan dan sifat-sifat pengendapan !


2.  Jelaskan tentang kemurnian endapan !
3.  Jelaskan tentang pemisahan endapan !
4.  Jelaskan tentang pengeringan dan pemijaran !

1.3  Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini, yaitu mahasiswa akan dapat menentukan suatu
senyawa dengan menggunakan metode analisis gravitmetri.

1.4 Manfaat

 Kita dapata mengetahui tentang teori pembentukan dan sifat-sifat endapan.


 Kita dapat mengetahui tentang kemurnian endapan.
 Kita dapat mengetahui tentang pemisahan endapan.
 Kita dapat mengetahui tentang pengeringan dan pemijaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Teori Pembentukan dan Sifat-Sifat Endapan

Analisis gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses pemisahan
dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang semurni mungkin.
Gravimetri adalah penetapan kadar yang dilakukan dengan cara mengisolasi atau
memurnikan zat yang hendak ditentukan secara kuantitatif kemudian hasil isolasi atau hasil
pemurnian senyawa yang telah diketahui rumus kimianya tersebut ditimbang dengan
seksama. Analisis gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses
pemisahan dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang semurni
mungkin.Metode gravimetri untuk analisa kuantitatif didasarkan pada stokiometri reaksi
pengendapan, Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang
mendekati nilaisebenarnya, harus dipenuhi 2 kriteria :

1) Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung


sempurna.
2) Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki
tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan zat pengotor.

Dalam hal ini, endapan dapat terbentuk jika Dengan penambahan reagen sedikit berlebih
hingga pengendapan sempurna.Endapan yang terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan
kemudian ditimbang. Proses pengendapan yang baik akan menghasilkan endapan yang besar
dan murni sehingga mudah disaring. Tahapan pengendapan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Pengendapan dilakukan saat pelarut atau larutan masih panas.


2.  Larutan zat dan reagen dibuat sender mungkin, dan dicampur dengan  pengadukan
konstan.
3. Pendinginan (membiarkan larutan kontak dengan larutan induknya) : aging pada
temperature kamar atau digestion pada temperature tinggi. Setelah terbentuk endapan,
edapan dibiarkan terlebih dahulu agar terjadi hubungan dengan larutan induknya.     
4. Pengendapan kembali untuk meningkatkan kemurnian endapan (jika memungkinkan).

Suatu endapan gravimetri, haruslah endapan yang :

1. Sempurna

Maksudnya semua ion yang diendapkan harus habis bereaksi dengan pereaksinya. Untuk
ini diperlukan pereaksi yang sedikit berlebih agar Ksp suatu senyawa juga mempengaruhi
kesempurnaan endapannya.Semakin kecil Ksp suatu senyawa,semakin mudah diendapkan
senyawa tersebut.
2.  Murni

Yakni reaksi endapan itu harus bersih,tidak mengandung ion-ion atau molekul-molekul
yang lain yang disebut pengotor.

3.   Susunannya tertentu dan pasti

Ialah suatu endapan gravimetric haruslah diketahui susunannya dengan pasti,yakni


mempunyai rumus molekul tertentu baik sebelum maupun sesudah dipanaskan atau
dipijarkan. Sebagai contoh ialah endapan Fe(OH)3 senyawa ini mempunyai susunan tetap
dan tertentu, namun sebagai endapan selalu berbentuk hidroksida yang berarti kristal
Fe(OH)3nH2O.Jelas bahwa jumlah molekul H2O yang tidak tentu yaitu n .Endapan ini kalau
hanya dikeringkan saja akan berakibat terjadinya kesalahan.Namun bila dipijarkan pada suhu
1000oC akan d diubah menjadi Fe2O2 yang rumus molekulnya pasti.

2.2   Kemurnian Endapan

Endapan murni adalah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul
lain (zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan). Pengotor oleh zat-zat lain
mudah terjadi, karena endapan timbul dari larutan yang berisi macam-macam zat. Sedangkan
endapan kasar adalah endapan yang butir- butirnya tidak kecil, halus melainkan besar. Hal
penting untuk kelancaran penyaringan dan pencucian endapan. Adapun tujuan dari pencucian
endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang terabsorpsi pada permukaan endapan
maupun yang terbawa secara mekanis,

Endapan yang telah terjadi akan mengandung zat-za pengatur dan itu akan bergantung
pada sifat endapan dan pada kondisi kondisi dimana endapan itu terjadi, yang menyebabkan
terjadinya kontraminasi dapat terjadi karena adsorpsi pada permukaan kristal yang berbeda
dengan larutan, dan jika luas permukaannya besar maka juml zat yang terdsopsi bertambah
banyak. Kopresipitasi juga dapat terjadi secara oklusi yaitu zat-zat asing masuk kedalam
kristal pada proses pertumbuhan kristal.

Bila proses pertumbuhan kristal lambat, maka zat pengatur akan larut dan kristal yang
terjadi lebih besar dan murni. Kopresipitasi tidak dapat dihilangkan dengan pencucian dan
untuk mengatasinya dengan endapan itu di larutkan kembali dan kemudian di endapakan
kembali dank arena ion yang berkontaminasi sekarang konsentrasinya lebih rendah, sehingga
endapan lebih murni. Postpresipitasi yaitu terjadinya endapan kedua pada permukaan
endapan pertama. Hal ini terjadi dengan campuran garam yang sukar larut. Untuk
mendapatkan endapan yang besar dan murni, biasanya endapan di degrasi (didegest) atau
dimatangkan yaitu dengan endapan dibiarkan kontak dengan larutan induknya selama
beberapa jam pada temperature 60-70oC.
2. 3  Pemisahan Endapan

Dalam melakukan pemisahan endapan, kita harus mengetahui teknik-teknik pemisahan


endapan itu sendiri. Adapun tehnik-tehnik pemisahan endapan, yaitu:

A. Penyaringan (Filtrasi)

Filtrasi adalah operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida dan partikel-
partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel-
partikel padatan. Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui
media berpori.Filtrasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:     

 Pemisahan kertas saring tanpa tekanan (sangat cocok untuk campuran heterogen
dimana jumlah cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya)

Cara: Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi
panjang atau persegi, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat
kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan
corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit,
kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan
berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya.        

 pemisahan dengan pompa vakum (sangat cocok dilakukan, jika jumlah partikel
padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya).

B. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan pemisahan padatan dari suatu suspense dengan cara mendiamkan.
Pemisahan ini berdasarkan perbedaan berat partikel dalam suspensi. Cara paling mudah
adalah dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya karena pengaruh gravitasi.
Setelah pengendapan dirasa sempurna, air yang jernih dapat dipisahkan dari endapan yang
tersuspensi di dasar bak pelarut. Kecepatan pengendapan dapat dipengeruhi oleh berat jenis,
viskositas serta bentuk dan ukuran partikel. Contoh pemisahan lumpur dari air sungai pada
proses pengolahan air.

C. Sentrifugasi

Metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan


memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Pemisahan sentrifugal menggunakan
prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di
dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut
dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang
berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya
sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tabung dan
terakumulasi membentuk endapan.
D. Kristalisasi

Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya
dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya.
Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri,
karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Kristal dapat terbentuk karena
suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut
terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat
terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat
terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat
dicapai. Cara mencapai kondisi lewat jenuh:

 Pendinginan

Yaitu mendinginkan larutan yang akan dikristalkan sampai keadaan lewat jenuh dimana
konsentrasi larutan lebih besar dari konsentrasi larutan jenuh pada suhu tersebut.

 Penguapan Solvent

Larutan disiapkan dalam evaporator untuk dipekatkan, lalu dikristalkan dengan pendingin.
Cara ini digunakan untuk zat yang mempunyai kurva kelarutan agak dalam.

 Evaporasi Adiabatis

Larutan dalam keadaan panas bila dimasukan ke dalam ruang vacum, maka terjadi
penguapan dengan sendirinya, sebab tekanan totalnya menjadi lebih rendah dari tekanan uap
solvent pada suhu itu. Penguapan dan turunnya suhu disertai kristalisasi. Penambahan zat
lain yang dapat menurunkan kelarutan zat yang akan dikristalisasi, misalnya larutan NaOH
ditambah gliserol, maka kelarutan NaOH menjadi turun dan larutan NaOH mudah
diendapkan.

1) Kelemahan kertas saring adalah:


 Dapat rusak oleh asam dan basa kuat               
  Kekuatan mekanisnya kurang dan mudah sobek jika terkena pengaduk sehingga
bocor dan mengotori endapan karena serat-seratnya terbawa, terutama untuk
penyaringan vakum agak menyulitkan
 Dapat mengadsorbsi bahan-bahan dari larutan yang disaring
 Untuk gravimetric perlu di bakar habis karena tidak dapat di keringkan sampai
mencapai bobot tetap

2) Keuntungan kertas saring

Murah, mudah di dapat, efesiensi penyaringan tinggi di sebabkan antara lain karena
permukaannya yang luas , teknik dan peralatan penunjangnya sederhana.Untuk kecepatan
penyaringan tersedia kertas dengan pori- pori halus medium, dan kasar. Untuk menyaring di
gunakan corong dengan kerucut bersudut 60 derajat. Endapan yang akan dipijarkan harus di
saring dengan kertas saring tak berabu.

2.4  Pengeringan dan Pemijaran

Tujuan dilakukannya pengeringan dan pemijaran adalah menghilangkan air yang masih
tersisa pada endapan. Pengeringan adalah pemanasan pada temperature kurang atau sama
dengan250o (dalam oven) dan dilakukan untuk endapan yang tidak tahan terhadap suhu
tinggi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Ciri-ciri dari endapan gravimetri, yaitu haruslah murni, sempurna, susunannya


tertentu dan pasti.
b.  Endapan murni adalah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-
molekul lain (zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan).
c. Tehnik-tehnik pemisahan endapan yaitu, filtrasi, sedimentasi, sentrifugasi dan
kristalisasi.
d. Tujuan dilakukannya pengeringan dan pemijaran adalah menghilngkan air yang masih
tersisa pada endapan

3.2  Saran

Adapun saran dari makalah ini yaitu diharapkan makalah ini dapat dijadikan referensi dan
dipergunakan seperlunya dan diharapkan untuk pemakalah berikutnya agar lebih
mengembangkan isi dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

 Harjadi.W,1993. Ilmu kimia Analitik Dasar. Gramedia ;Jakarta


 Khopkar S.M,2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.
 Prof.Dr.Ibnu Gholib,2009. Kimia Farmasi Analis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai