DISUSUN OLEH:
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas : 3G FARMASI
MEDAN
2020/2021
Kata Pengantar
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan “Makalah Kimia
Analisa Kuantitatif Dasar tentang Analisa Gravimetri” ini tepat pada waktunya. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena penulis
masih dalam tahap pembelajaran. Namun, kami tetap berharap agar tugas ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analisis adalah salah satu bagian dari ilmu kimia yang membahas masalah
pengenalan bentuk dan keadaan zat. Kimia analisis terbagi menjadi dua aspek yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.Analisis kualitatif adalah suatu kegiatan yang bertujuan
mengetahui jenis/identitas. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah
dan komposisi zat. Pada analisis kuantitatif terdapat sub pembahasan salah satunya yaitu
titrasi, terdapat beberapa bagian titrasi yaitu titrasi volumetric, titrasi pengendapan, titrasi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri dan titrasi asam basa. Pada makalah ini membahas
tentang titrasi kompleksometri. Dalam makalah ini membahas gravimetri adalah penetapan
kadar yang dilakukan dengan cara mengisolasi atau memurnikan zat yang hendak ditentukan
secara kuantitatif kemudian hasil isolasi atau hasil pemurnian senyawa yang telah diketahui
rumus kimianya tersebut ditimbang dengan seksama.
Analisis gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses pemisahan
dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang semurni mungkin.
Selain karena tuntutan kurikulum, analisis gravimetri ini juga sangat penting dalam dunia
kefarmasian, maka dari itu penulis membuat makalah yang berjudul “Analisis Gravimetri”
ini.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini, yaitu mahasiswa akan dapat menentukan suatu
senyawa dengan menggunakan metode analisis gravitmetri.
1.4 Manfaat
Analisis gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses pemisahan
dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang semurni mungkin.
Gravimetri adalah penetapan kadar yang dilakukan dengan cara mengisolasi atau
memurnikan zat yang hendak ditentukan secara kuantitatif kemudian hasil isolasi atau hasil
pemurnian senyawa yang telah diketahui rumus kimianya tersebut ditimbang dengan
seksama. Analisis gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses
pemisahan dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang semurni
mungkin.Metode gravimetri untuk analisa kuantitatif didasarkan pada stokiometri reaksi
pengendapan, Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang
mendekati nilaisebenarnya, harus dipenuhi 2 kriteria :
Dalam hal ini, endapan dapat terbentuk jika Dengan penambahan reagen sedikit berlebih
hingga pengendapan sempurna.Endapan yang terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan
kemudian ditimbang. Proses pengendapan yang baik akan menghasilkan endapan yang besar
dan murni sehingga mudah disaring. Tahapan pengendapan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Sempurna
Maksudnya semua ion yang diendapkan harus habis bereaksi dengan pereaksinya. Untuk
ini diperlukan pereaksi yang sedikit berlebih agar Ksp suatu senyawa juga mempengaruhi
kesempurnaan endapannya.Semakin kecil Ksp suatu senyawa,semakin mudah diendapkan
senyawa tersebut.
2. Murni
Yakni reaksi endapan itu harus bersih,tidak mengandung ion-ion atau molekul-molekul
yang lain yang disebut pengotor.
Endapan murni adalah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul
lain (zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan). Pengotor oleh zat-zat lain
mudah terjadi, karena endapan timbul dari larutan yang berisi macam-macam zat. Sedangkan
endapan kasar adalah endapan yang butir- butirnya tidak kecil, halus melainkan besar. Hal
penting untuk kelancaran penyaringan dan pencucian endapan. Adapun tujuan dari pencucian
endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang terabsorpsi pada permukaan endapan
maupun yang terbawa secara mekanis,
Endapan yang telah terjadi akan mengandung zat-za pengatur dan itu akan bergantung
pada sifat endapan dan pada kondisi kondisi dimana endapan itu terjadi, yang menyebabkan
terjadinya kontraminasi dapat terjadi karena adsorpsi pada permukaan kristal yang berbeda
dengan larutan, dan jika luas permukaannya besar maka juml zat yang terdsopsi bertambah
banyak. Kopresipitasi juga dapat terjadi secara oklusi yaitu zat-zat asing masuk kedalam
kristal pada proses pertumbuhan kristal.
Bila proses pertumbuhan kristal lambat, maka zat pengatur akan larut dan kristal yang
terjadi lebih besar dan murni. Kopresipitasi tidak dapat dihilangkan dengan pencucian dan
untuk mengatasinya dengan endapan itu di larutkan kembali dan kemudian di endapakan
kembali dank arena ion yang berkontaminasi sekarang konsentrasinya lebih rendah, sehingga
endapan lebih murni. Postpresipitasi yaitu terjadinya endapan kedua pada permukaan
endapan pertama. Hal ini terjadi dengan campuran garam yang sukar larut. Untuk
mendapatkan endapan yang besar dan murni, biasanya endapan di degrasi (didegest) atau
dimatangkan yaitu dengan endapan dibiarkan kontak dengan larutan induknya selama
beberapa jam pada temperature 60-70oC.
2. 3 Pemisahan Endapan
A. Penyaringan (Filtrasi)
Filtrasi adalah operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida dan partikel-
partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel-
partikel padatan. Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui
media berpori.Filtrasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Pemisahan kertas saring tanpa tekanan (sangat cocok untuk campuran heterogen
dimana jumlah cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya)
Cara: Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi
panjang atau persegi, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat
kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan
corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit,
kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan
berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya.
pemisahan dengan pompa vakum (sangat cocok dilakukan, jika jumlah partikel
padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya).
B. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan pemisahan padatan dari suatu suspense dengan cara mendiamkan.
Pemisahan ini berdasarkan perbedaan berat partikel dalam suspensi. Cara paling mudah
adalah dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya karena pengaruh gravitasi.
Setelah pengendapan dirasa sempurna, air yang jernih dapat dipisahkan dari endapan yang
tersuspensi di dasar bak pelarut. Kecepatan pengendapan dapat dipengeruhi oleh berat jenis,
viskositas serta bentuk dan ukuran partikel. Contoh pemisahan lumpur dari air sungai pada
proses pengolahan air.
C. Sentrifugasi
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya
dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya.
Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri,
karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Kristal dapat terbentuk karena
suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut
terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat
terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat
terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat
dicapai. Cara mencapai kondisi lewat jenuh:
Pendinginan
Yaitu mendinginkan larutan yang akan dikristalkan sampai keadaan lewat jenuh dimana
konsentrasi larutan lebih besar dari konsentrasi larutan jenuh pada suhu tersebut.
Penguapan Solvent
Larutan disiapkan dalam evaporator untuk dipekatkan, lalu dikristalkan dengan pendingin.
Cara ini digunakan untuk zat yang mempunyai kurva kelarutan agak dalam.
Evaporasi Adiabatis
Larutan dalam keadaan panas bila dimasukan ke dalam ruang vacum, maka terjadi
penguapan dengan sendirinya, sebab tekanan totalnya menjadi lebih rendah dari tekanan uap
solvent pada suhu itu. Penguapan dan turunnya suhu disertai kristalisasi. Penambahan zat
lain yang dapat menurunkan kelarutan zat yang akan dikristalisasi, misalnya larutan NaOH
ditambah gliserol, maka kelarutan NaOH menjadi turun dan larutan NaOH mudah
diendapkan.
2) Keuntungan kertas saring
Murah, mudah di dapat, efesiensi penyaringan tinggi di sebabkan antara lain karena
permukaannya yang luas , teknik dan peralatan penunjangnya sederhana.Untuk kecepatan
penyaringan tersedia kertas dengan pori- pori halus medium, dan kasar. Untuk menyaring di
gunakan corong dengan kerucut bersudut 60 derajat. Endapan yang akan dipijarkan harus di
saring dengan kertas saring tak berabu.
Tujuan dilakukannya pengeringan dan pemijaran adalah menghilangkan air yang masih
tersisa pada endapan. Pengeringan adalah pemanasan pada temperature kurang atau sama
dengan250o (dalam oven) dan dilakukan untuk endapan yang tidak tahan terhadap suhu
tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran dari makalah ini yaitu diharapkan makalah ini dapat dijadikan referensi dan
dipergunakan seperlunya dan diharapkan untuk pemakalah berikutnya agar lebih
mengembangkan isi dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA