Anda di halaman 1dari 17

BIOFARMASI

EDIAAN MELALUI PARENTAL


 
Kelompok 9 :
1. Musriyanda (1901011276)
2. Rosnelly Sriwahyuni Sitompul
(1901011357)
3. Sulistiani (1901011287)
4. Yeni Octaria Ritonga (1901011293)
5. Yunela Aryati (1901011359)
Defenisi Biofarmasi dan
Sediaan Parental
Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari
hubungan anatara sifat fisiko kimia obat, bentuk
sediaan yang mana obat diberikan dan rute
pemakaian terhadap laju dan absorpsi obat
sistemik.
Jadi, bioframasetika juga mencakup faktor-
faktor yang mepengaruhi (1) stabilitas obat
dalam produk obat, (2) pelepasan obat dari
produk obat, (3) laju disolusi/pelepasan obta
pada site obsorbsi, dan (4) absorbs sitemik obat.
 Sediaan Parental
 Sediaan parenteral adalah sediaan yang
digunakan tanpa melalui mulut atau dapat
dikatakan obat dimasukkan ke dalam tubuh selain
saluran cerna (langsung ke pembuluh darah)
sehingga memperoleh efek yang cepat dan
langsung sampai sasaran. Misal suntikan atau
insulin.
Tujuan Umum Peberian Obat Secara Parenteral :

• Untuk menjamin penyampaian obat yang masih belum


banyak diketahui sifat-sifatnya kedalam suatu jaringan yang
sakit atau daerah target dalam tubuh dalam kadar yang
cukup, khususnya jika diantisipasi bahwa senyawa obat
yang bersangkutan sulit mencapai sasaran tersebut jika
diberikan melalui rute yang lain.
• Untuk memungkinkan pengendalian langsung terhadap
beberapa parameter farmakologi tertentu, seperti waktu
tunda, kadar puncak dalam darah, kadar dalam jaringan.
 Persyaratan Sediaan
Parenteral
1. Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada
didalam sediaan dengan pernyataan tertulis pada
etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas
selama penyimpanan akibat kerusakan obat
secara kimiawi dan sebagainya.
2. Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak
hanya memungkinkan sediaan tetap steril, tetapi
juga mencegah terjadinya interaksi antara bahan
obat dengan material dinding wadah.
3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi.
4. Bebas kuman, bebas pirogen, bebas partikel
melayang
5. Isotonis, Isohidris.
 Rute Pemberian
• Subkutan (s.c) atau dibawah kulit.
– Tempat penyuntikan dibagian
tubuh yang sedikit lemak dan
masuk ke jaringan di bawah kulit,
volume tidak lebih dari 1 ml.
• Intramuskular (i.m)
– Disuntikan ke dalam jaringan otot,
umumnya di otot pantat atau paha,
volume sediaan umumnya 2 ml
• Intravena (i.v)
– Disuntikan ke dalam pembuluh
darah i.v
• Intraspinal, Intraperitoneal,
Intraartikular dan Intradermal
– Intraspinal, disuntikan ke
dalam susmsum tulang
belakang.
• Peritoneal (i.p), yaitu kateter
dimasukan dalam perut dengan
operasi untuk memasukan cairan
steril dialisis.
• Intraartikular, yaitu disuntikan
ke dalam sendi, larutan isotonis
dan isohidris (Lukas, 2006)
Intradermal/ intrakutan (i.c),
disuntikan ke dalam kulit.
• Pemberian Subkutis (Subkutan)
Lapisan ini letaknya persis
dibawah kulit, yaitu lapisan lemak
(lipoid) yang dapat digunakan
untuk pemberian obat antara lain
vaksin, insulin, skopolamin, dan
epinefrin atau obat lainnya. Injeksi
subkutis biasanya diberikan
dengan volume samapi 2 ml (PTM
membatasi tak boleh lebih dari 1
ml) jarum suntik yang digunakan
yang panjangnya samapi ½ sampai
1 inci (1 inchi = 2,35 cm).
Keuntungan & Kerugian
Sediaan Parental
Keuntungan :
• Menghindari obat dirusak atau menjadi inaktif
dan saluran Gastro intestinal (GI)
• Bila obat sedikit diabsorpsi dalam saluran
gastro intestinal hingga obat tidak cukup untuk
meninggalkan respon.

• Dikehendaki efek obat yang cepat dalam keadaan


gawat
• Diperoleh kadar obat yang ditentukan krean tidak
ada obat atau sedikit sekali dosis obat yang
berkurang secara intramuscular atau subcutan
secara intravena.
• Dapat diberikan pada pasien yang sulit menelan
atau tidak suka diberi obat melalui mulut.
Kerugian :
• Efek toksisnya sulit sekali
dinetralkan bila terjadi
kesalahan pemberian obat.
• Karena dikehendaki steril maka
sediaan injeksi lebih mahal dari
pada obat yang diberikan
melalui mulut.
 Biotransformasi Obat

Fase Farmasetik
Fase ini meliputi waktu mulai penggunaan
obat melalui parenteral,
(intravena,intramuscular, intradermal,
subcutan) hinnga pelepasan zat aktifnya
kedalam aliran darah.
• Fase Farmakokinetik
- Absorpsi
Obat dapat masuk ke dalam aliran darah dengan dua
macam cara, yaitu cara langsung (intravaskuler = iv),
misalnya disuntikkan intravena dan cara tidak langsung
(ekstravaskuler = ev), misalnya melalui mulut
(peroral) atau disuntikkan intramuskular. Pada cara
tidak langsung obat mengalami peristiwa absorspi
terlebih dahulu, yaitu perpindahan obat dari tempat
pemberian (aplikasi) ke dalam aliran darah (sirkulasi
sistemik)
- Distribusi
• Peristiwa penyebaran ini disebut distribusi, yaitu perpindahan
obat dari darah ke dalam cairan tubuh lainnya (limfa dan
cairan ekstravaskuler), jaringan serta organ-organ. Dalam
jaringan, obat terikat secara reversibel dengan komponen-
komponen jaringan, misalnya protein dan lemak jaringan. Jika
dalam distribusi ini, obat dapat mencapai tempat kerjanya,
maka obat itu akan bekerja dan kemudian menimbulkan efek
yang sering disebut efek farmakologik atau respon biologik.
Efek ini dapat terjadi sebagai akibat interaksi antara obat dan
reseptornya. Biotransformasi di dalam hati ini dapat terjadi setelah
obat diabsorpsi dari saluran cerna sebelum mengalami distribusi
ke seluruh tubuh.
Obat + reseptor - kompleks - EFEK
-Ekskresi
Ekskresi pada ginjal akan berkuarang jika terdapat
gangguan fungsi ginjal lain halnya dengan
pengurangan fungsi hati yang tidak dapat dihitug,
pengurangan fungsi ginjal dapat dihitung berdasarkan
pengurangan klirens kreatinin. Dengan demikian,
pengurangan dosis obat pada gangguan fungsi ginjal
dapat dihitung. Ekskresi obat yang kedua penting
adalah empedu kedalam usus dan keluar bersama
feses.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai