UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
MAKALAH
OLEH :
WA ODE MIFTAHUL HAYAT
D061191039
GOWA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah tentang Analisis Kimia
Kualitatif dan Kuantitatif ini.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kimia
Analitik, kepada pihak yang telah berkontribusi dan meluangkan waktunya untuk
membantu saya, dan kepada Allah Swt berkatNya saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian kimia analitik
2. Mengetahui penggolongan kimia analitik
2
BAB II
PEMABAHASAN
3
yang dilakukan metode gravimetri adalah perubahan unsur berat
tetapnya. Berat senyawa selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan jenis
senyawa
b. Volumetri
Metode volumetri adalah analisa kuantitatif yang dilakukan dengan
cara menambahkan sejumlah larutan baru yang lebih diketahui
kadarnya. Dengan mengetahui jumlah larutan baru yang ditambahkan
dan reaksinya berjalan secara kuantitatif sehingga senyawa yang
dianalisis dapat dihitung jumlahnya
2. Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan
untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia
(anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat
kimia dan fisikanya.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi
basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan
digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
a. Reaksi Kering
Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat
dilakukan uji warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi kation
dengan reaksi kering. Untuk uji reaksi kering metode yang sering
dilakukan adalah:
1) Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam
HCL P. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat
nikrom yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar
diatas nyala oksidasi .
2) Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih
dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila
ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.
4
3) Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat
ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol,
kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan
timbul warna hijau.
b. Reaksi Basah
Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang
sering digunakan pada umumnya Senyawa NO3- hanya membentuk
cincin coklat jika direaksikan dengan senyawa Fero sulfatdan H2SO4.
Lain halnya dengan senyawa borat yang jika ditambahkan metanol
kemudian dipanaskan dengan nyala api, maka menghasilkan uap atau
asap berwarna hijau.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi
dimana hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk
menentukan ke arah mana reaksi berjalan.
Contoh : Reaksi redoks, reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi
pengendapan. Sedangkan analisis berdasarkan sifat fisikanya dapat
diamati langsung secara organoleptis, seperti bau, warna, terbentuknya
gelembung gas atau pun endapan yang merupakan informasi awal
yang berguna untuk analisis selanjutnya.
1) Reaksi Pengendapan
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan
kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku
sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan
sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag,
Hg(I), dan Pb dapatdilakukan dengan mengendapkan ketiganya
sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan
Hg(I) dengan memberikan air panas.Kenaikan suhuakan
memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut
sedangkan kedua kation lainnya tidak.
2) Reaksi Asam-Basa
5
Asam secara sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila
dilarutkan dalam air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion
hidrogen.,sedangkan basa mengalami disosiasi dengan
pembentukan ion hidroksil. Asam atau pun basa yang mengalami
disosiasi sempurna merupakan asam atau basa kuat, misalnya HCl,
HNO3, NaOH dan KOH. Sebaliknya bila asam atau basa hanya
terdisosiasi sebagian maka disebut asam atau basa lemah, misalnya
asam asetat, H2S dan amonium hidroksida. Dalam analisa kualitatif
H2S digunakan untuk mengendapkan sejumlah kation menjadi
garam sulfidanya.
c. Reaksi Redoks
Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa
kualitatif, baik sebagai pengoksidasi atau pun pereduksi. Contoh
penggunaan Reaksi redoks dalam analisis kualitatif:
d. Reaksi Pembentukan Kompleks
Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan
reaksi-reaksi yang melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion
atau molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan
yang terikat dengan atom pusat tersebut.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-
cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Analisis kimia
digolongkan menjadi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Analisis kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk menemukan dan
mengidentifikasi suatu zat. Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan cara
gravimetri dan titrimetri. Analisis kuantitatif berhubungan dengan unsur, ion, atau
senyawa apadalam suatu sampel. Analisis kualitatif adalah analisis yang
digunakan untuk menentukan jumlah /banyaknya zat dalam sampel. Analisis
kualitatif menggunakan dua macam uji yaitu iji reaksi basah dan uji reaksi kering
7
DAFTAR PUSTAKA
Dinata.Dessydonna.2012.http://dessdonndinn.wordpress.com/2012/05/20/analisa
kualitatif-kuantitatif/ ).
Pudjaatmaka, A.H. dan L. Setiono. 1994. Buku Ajar Vogel : KIMIA ANALISIS
KUANTITATIF ORGANIK. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Sumardjo. 2006. Pengantar Kimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Ulfah,Muthia.2012.http://muthiaura.wordpress.com/2012/03/06/analisis-kimia
kualitatif-i3/