TEKNIK
GEOLOGI
ILMU PALEONTOLOGI DASAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
Buku Panduan ilmu paleontology dasar fakultas ilmu dan teknologi kebumian jurusan
teknik geologi. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari disusunnya buku ini adalah supaya para mahasiswa dapat mengetahui
konsep dasar ilmu paleontology .
Tersusunnya buku ini tentu bukan dari usaha penulis seorang. Dukungan moral dan
material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya buku ini. Untuk itu, penulis
ucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan, dan pihak-pihak lainnya yang
membantu secara moral dan material bagi tersusunnya buku ini.
Buku yang tersusun sekian lama ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar buku ini bisa lebih baik nantinya.
Penulis,
2
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………………2
Daftar isi……………………………………………………………………………………..3
Daftar pustaka……………………………………………………………………………...46
3
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
DAFTAR GAMBAR
4
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
BAB
1
FILUM BRYOZOA
1.1 Pengertian
Dahulu Bryozoa dianggap oleh masyarakat awam sebagai salah satu jenis tumbuhan
yang hidup di perairan. Namun, setelah dilakukan beberapa penelitian diketahui bahwa
Bryozoa merupakan sekumpulan hewan yang berukuran mikroskopis yang hidup berkoloni
di perairan. Dalam bahasa Yunani, Bryozoa, bryon berarti lumut dan zoon berarti hewan.
Sehingga Bryozoa dikatakan juga sebagai sekumpulan hewan yang menyerupai lumut.
Selain disebut dengan Bryozoa, hewan ini biasa disebut juga Polyzoa yang berarti binatang
laut atau air tawar yang membentuk koloni dari zooid dan Ectroprocta yang berarti hewan
dengan anus berada di luar.
Bryozoa dapat ditemukan di laut dan beberapa jenis dapat ditemukan di perairan
dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa hidup dengan cara menempelkan diri pada batu,
benda, atau tumbuhan lain yang berada di perairan.
1.2 Klasifikasi
Phylactolaemata adalah salah satu kelas dari filum Bryozoa yang memiliki bentuk
lophophore seperti tapal kuda dan salah satu jenis Bryozoa yang hidup di air tawar. Selain
itu, kelas ini hanya memiliki satu ordo yaitu Plumatellina. Ciri lain yang dimiliki kelas
Phylactolaemata adalah :
a. Memiliki epistoma
b Dinding tubuh berotot
Kelas Phylactolaemata membentuk koloni atas bentuk yang sama. Hal ini
disebabkan kelas Phylactolaemata dapat menghasilkan statoblast yang berfungsi untuk
menghasilkan spesies yang sama.
5
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Bryozoa merupakan hewan mikroskopis yang hidup berkoloni. Setiap koloni terdiri
atas beberapa individu yang disebut dengan zooid. Zooid memiliki bentuk yang bermacam
– macam, seperti kotak, jembangan, dan lonjong. Dalam satu koloni dikatakan polimorfik
jika koloni tersebut terdiri lebih dari satu macam zooid, autozooid, ovicell dan heterozooid.
Autozooid berfungsi untuk makan dan pencernaan. Sedangkan Heterozooid merupakan
modifikasi dari zooid untuk keperluan koloni, misalnya membentuk seperti tangkai atau
stolon, akar, avikularium dan vibraculum. Avicularum (jamak: avicularia) berbentuk seperti
kapala burung, untuk menghalangi parasit atau pengganggu. Vibraculum berbentuk seperti
cambuk untuk membersihkan tubuh dari detritus dan parasit. Ovicell ialah zooid untuk
6
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
mengerami telur. Tubuh Bryozoa diselubungi oleh sebuah lapisan khitin yang tersusun atas
kalsium karbonat.
Bryozoa memiliki rongga tubuh yang sempurna, tetapi Bryozoa tidak memiliki
pembuluh darah dan organ pernapasan. Bryozoa dapat menggerakan mulut yang tertutup
oleh tentakel dan anus dengan menggunakan saraf ganglion. Letak anus berada di sebelah
mulut sehingga Bryozoa dikatakan hewan dengan pencernaan berbentuk “U”.
`1.4 Fisiologis
a. Sistem Reproduksi
Bryozoa memiliki dua cara untuk melakukan reproduksi, yaitu dengan cara seksual
dan aseksual. Reproduksi seksual dilakukan di luar tubuh, yaitu dengan cara sperma
dikeluarkan kemudian sel telur. Kadang kala Bryozoa bersifat protandri, yaitu alat
pembiakan jantan lebih dahulu muncul daripada betina. Testis pada Bryozoa terletak di
bagian funiculus sedangkan ovari terletak pada bagian lophophore. Beberapa spesies
Bryozoa laut dapat mengerami telurnya, misalnya dalam saluran pencernaan yang
mengalami degenerasi yang disebut ovicell.
Bentuk larva Bryozoa laut bervariasi, namun semua larva Bryozoa memiliki corona,
yaitu semacam lingkaran silia sebagai alat renang, dan serumpun silia panjang di anterior,
serta sebuah kantung penempel di posterior. Larva Bryozoa akan menempel di substrat
dan tumbuh menjadi zooid awal yang disebut ancestrula. Reproduksi aseksual Bryozoa
dilakukan dengan jalan pertunasan. Reproduksi dengan jalan pertunasan dilakukan dengan
cara ancerstrula membentuk beberapa zooid yang kemuadian akan membentuk koloni baru.
Selain dengan jalan pertunasan, Bryozoa dapat menghasilkan statoblast pada bagian
funiculus. Sturktur dan bentuk statoblast dapat digunakan untuk mengidentifikasi genus dan
spesies dari Bryozoa.
b. Sistem Pencernaan
Proses pencernaan makanan pada Bryozoa dilakukan dengan proses yang sama
dengan hewan lain yakni makanan diambil oleh tentakel yang kemudian dimasukkan ke
dalam mulut dan melewati pharinx, lalu dicerna di dalam lambung kemudian makanan
diserap di usus
Pada hewan Bryozoa tidak ditemukan sistem peredaran darah yang lazimnya
didapati pada mahkluk hidup atau organisme lain.
7
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
d. Sistem Syaraf
Syaraf yang mengendalikan segala aktivitas dari Bryozoa adalah saraf ganglion.
Saraf ganglion akan menggerakan tentakel yang akan mengambil makanan dan
menggerakan otot pencernaan yang ada dianus untuk mengeluarkan sisa makanan.
e. Sistem Ekskresi
Pada hewan Bryozoa proses eksresi sama seperti pada hewan lain yakni hasil sisa
pencernaan yang sudah tidak dapat digunakan akan dikeluarkan melalui saluran yang
disebut anus, pada Bryozoa anus terletak di luar lophopore, sebagaimana telah disebutkan
bahwa Bryozoa bisa disebut juga Ectoprocta.
f. Sistem Respirasi
Pada hewan Bryozoa tidak ditemukan organ pernafasan (respirasi) yang lazimnya
ada pada semua makhluk hidup. Namun Bryozoa melakukan proses pernapasan dengan
cara difusi.
Bryozoa termasuk organisme yang memiliki warna mencolok dan tidak memiliki
duri (spine) serta tidak dilindungi oleh cangkang sebagai penutup tubuh, sehingga
organisme ini rawan terhadap predator. Cara yang dilakukan untuk membebaskan diri dari
serangan predator, secara alamiah organisme ini mengembangkan suatu mekanisme
pertahanan diri dengan memproduksi senyawa aktif yang membuat predator menjauhinya.
Invertebrata laut yang mempunyai struktur pergerakan fisik lebih terbatas
dibandingkan dengan vertebrata laut, mampu mengembangkan sistem pertahanan diri
dengan memproduksi senyawa kimia (chemical defense). Senyawa kimia yang dihasilkan
oleh invertebrata laut ini berguna untuk mencegah dan mempertahankan diri dari serangan
predator, media kompetisi, mencegah infeksi bakteri, membantu proses reproduksi dan
mencegah sengatan sinar ultra violet.
8
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
1 Bryozoa dapat digunakan sebagai sumber pakan ikan alami bagi Turbelaria, siput,
Oligochaeta, larva Trichoptera dan ikan kecil lainnya.
2. Spesies dari kelas Stenolaemata dapat menghasilkan zat kapur sehingga
spesiestersebut membantu menciptakan lapisan batu kapur pada terumbu karang.
3. Fosil Bryozoa dapat digunakan sebagai penentu umur batuan dan sebaga tanda untuk
uji pengeboran minyak.Akan tetapi, Bryozoa dapat menimbulkan kerugian misalnya pada
spesies air tawar dengan contoh Paludicella adakalanya tumbuh dalam pipa air minum yang
tidak diberi klor (Cl) sehingga mengganggu aliran air, atau tumbuh pada jaring apung
sehingga mengganggu ikan di dalamnya. Sekitar 130 spesies laut hidup sebagai epifit, oleh
manusia dianggap sebagai pengganggu, misalnya Bugula banyak menempel pada dinding
kapal yang terendam air.
Classes
Ada lebih 4.000 spesies bryozoa yang hidup dan telah teridentifikasi. Pembagian kelas
Bryozoa:
a. Gymnolaemata
Kelas Gymnolaemata
Ordo Cheilostomata
Spesies Electra Pilosa
Source: inaturalist.org
9
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Kelas Gymnolaemata
Ordo Ctenostomata
Spesies Victorella Pavida
Source: Key.lucidcentral
Kelas Gymnolaemata
Ordo Cryptostomata
Source: Hiveminer.com
b. Phylactolaemata
Phylactolaemata adalah kelas dari filum bryozoa yang anggotanya hanya hidup di
lingkungan air tawar. Seperti bryozoa lainnya mereka menyaring makanan dengan
menggunakan mahkota yang dapat diperluas dari tentakel bersilia yang disebut lofofor.
Mereka hidup berkoloni, yang masing masing terdiri dari klon anggota pendiri. Tidak
seperti beberapa bryozoa laut, koloni phylactolaemata hanya terdiri dari satu jenis zooid.
Koloni phylactolaemata bereproduksi secara seksual dan masing masing anggota adalah
hermaprodit simultan yang berfungsi baik sebagai jantan atau betina. Mereka juga
10
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
bereproduksi secara aseksual dengan metode yang unik diantara bryozoa dan
memungkinkan keturunan koloni bertahan dalam kondisi variabel dan ketidakpastian
lingkungan air tawar. Kelas phylactolaemata hanya berisi satu ordo yang masih ada, yaitu
Plumatellida
Kelas Phylactolaemata
Ordo Plumatellida
Spesies Pectinatella Mignifica
Source: Jomegat's
c. Stenolaemata
Stenolaemata adalah kelas dari filum bryozoa. Kelas ini berawal dari periode Ordovisium
dan anggota yang masih hidup sampai sekarang yaitu semua spesies yang berada dalam
ordo Cyclostomatida. Hewan ini adalah pengumpan suspensi stasioner yang hidup didasar
laut. Individu di koloni ini berbentuk tubular, berbentuk kerucut atau berbentuk kantung.
Setiap individu atau zooid, dapat meluas dari koloni pada suatu sudut, memperluas
tentakelnya untuk diberi makan. Stenolaemata adalah kelompok bryozoa yang dominan
selama era Paleozoic. Beberapa tumbuh sebagai berenda atau seperti kipas koloni, jumlah
mereka sangat berkurang pada saat terjadinya kepunahan Permian yang memusnahkan
hampir 96 % dari semua spesies laut, hanya ordo Cyclostomatida yang bertahan hingga saat
ini.
11
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Kelas Stenolaemata
Ordo Cryptostomata
Source: Ordovicianatlas
Kelas Stenolaemata
Ordo Cryptostomida
Source: Fossiilid
12
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Kelas Stenolaemata
Ordo Cyclostomatida
Spesies Exidmonea Atlantica
Source: Seawater.no
Kelas Stenolaemata
Ordo Cystoporata
Source: Fossilmall
13
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Kelas Stenolaemata
Ordo Cystoporida
Source: Fossiilid
Kelas Stenolaemata
Ordo Fenestrata
Source: Safossils
14
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Kelas Stenolaemata
Ordo Trepostomata
Source: Wikiwand
15
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
BAB
2
FILUM ARTHROPODA
2.1 Pengertian
2.2 klasifikasi
1. Kelas Crustacea
Pada umumnya hidup di air laut, mulai dari pantai hingga di laut dalam. Namun,
ada juga yang hidup di air tawar dan di darat terutama di tempat-tempat yang
lembab.
Tubuhnya memiliki kepala yang menyatu dengan dada, disebut cephalothoraks.
Cephalothoraks memiliki 5 pasang kaki dan terdapat 2 pasang antenna di anterior.
Abdomen mempunyai segmentasi yang jelas dan terdapat telson pada ujungnya.
Telson adalah suatu segmen terakhir tubuh Crustacea setelah abdomen, membentuk
ekor kipas. Ada yang menganggap bahwa telson adalah segmen terakhir dari tagma
abdomen, tetapi ada pula yang menganggap bahwa telson bukan bagian dari tagma
abdomen.
Alat geraknya mengalami modifikasi, sesuai dengan fungsinya.
Contoh hewan dari Kelas Crustacea adalah udang windu (Penaeus monodon), lobster
(Panulirus humarus), dan kepiting bakau (Scylla cerata).
16
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
2. Kelas Myriapoda
a. Subkelas Diplopoda
Subkelas Diplopoda adalah hewan dari Kelas Myriapoda yang sering disebut sebagai si
kaki seribu (millipedes), karena memiliki jumlah kaki yang sangat banyak.
Ciri-ciri Subkelas Diplopoda antara lain :
Umumnya memiliki 30 pasang kaki atau lebih.
Tubuhnya bulat memanjang (silindir), beberapa segmen menyatu, pada setiap
segmen terdapat 2 pasang kaki.
Hidupnya sebagai herbivora, banyak dijumpai di bawah serasah, bebatuan, atau di
dalam tanah, dan selalu menghindar dari cahaya.
Gerakannya sangat lambat dan jika ada getaran, tubuhnya akan melingkar
membentuk spiral atau bola.
Pada kepalanya terdapat sepasang antena, dua pasang mata tunggal, dan alat mulut
tanpa taring bisa.
Contoh hewan dari Subkelas Diplopoda adalah Polyxenus sp., Sigmoria sp., dan luwing
(Spirobolus sp.).
b. Subkelas Chilopoda
Subkelas Chilopoda adalah hewan dari Kelas Myriapoda yang sering disebut sebagai si
kaki seratus (centipedes).
17
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Mulut dilengkapi sepasang taring bisa, yaitu modifikasi alat gerak dari segmen tubuh yang
pertama (kaki depan).
Contoh hewan dari Subkelas Chilopoda adalah kelabang atau lipan (Scolopendra sp.) dan
Lithobius forficatus.
Ordo Scorpionida merupakan anggota Arthropoda darat yang paling tua. Ciri-ciri Ordo
Scorpionida antara lain :
Memiliki pedipalpus yang berbentuk seperti catut yang besar.
Memiliki chelisera yang kecil.
Mempunyai sengat.
Contohnya Ordo Scorpionida adalah Scorpio sp.
a. Ordo Araneida
18
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Ordo Araneida adalah anggota Arthropoda yang mampu membentuk sarang (jaring) dengan
benang-benang sutera karena mempunyai spinneret. Spinneret adalah organ yang terdapat
di depan anus. Araneida juga memiliki karapaks dibagian anterior.
Contohnya Ordo Araneida adalah Argyope sp.
b. Ordo Acarina
Ordo Acarina adalah anggota Arthropoda yang ukuran tubuhnya kecil dan tidak
bersegmen-segmen, serta abdomennya bersatu dengan cephalothoraks. Contoh Ordo
Acarina adalah caplak (Dermacentor sp.) (Gambar 2)
4. Kelas Insecta
Kelas Insecta adalah hewan dari Filum Arthropoda yang sering kita sebut sebagai serangga.
Ciri-ciri Kelas Insecta antara lain memiliki 3 pasang kaki, sehingga disebut juga heksapoda.
Kelas Insecta merupakan kelas dengan keanekaragaman tertinggi di antara kelas-kelas yang
lain. Penyebaran Insecta sangat luas, dari perairan hingga puncak gunung, dari khatulistiwa
hingga ke kutub. Jumlah spesiesnya juga cukup banyak. Di dunia ini sedikitnya ditemukan
750.000 jenis yang dikelompokkan ke dalam 100 suku dan 26 ordo. Cabang ilmu biologi
yang khusus mempelajari hewan-hewan anggota kelas ini adalah Entomologi.
19
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
a. Subkelas Apterygota
Subkelas Apterygota adalah serangga yang tidak bersayap. Subkelas Apterygota terdiri atas
4 ordo yaitu Protura, Diplura, Collembola, Thysanura. Ordo-ordo tersebut merupakan
kelompok serangga yang tidak mengalami metamorfosis (Ametabola), contohnya adalah
kutu buku (Lepisma sp.). Perhatikan Gambar 3.
b. Subkelas Pterygota
Subkelas Pterygota adalah kelompok Insecta yang memiliki sayap. Kelompok bersayap ini
bisa dibagi-bagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan sifat- sifat tertentu.
20
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Berdasarkan tipe mulutnya, anggota Pterygota terbagi menjadi beberapa tipe (Gambar 4).
4.2.1. Tipe mulut penjilat Contoh hewan tipe mulut penjilat adalah Ordo Diptera, misalnya
lalat (Musca sp.).
Contoh hewan tipe mulut pengisap adalah Ordo Lepidoptera, misalnya Attacus sp.
Contoh hewan tipe mulut penggigit-pengisap adalah Ordo Hymenoptera, misalnya lebah
madu (Apis mellifera).
Contoh hewan tipe mulut penggigit-pengunyah adalah Ordo Orthoptera, misalnya belalang
(Valanga sp.).
Tipe-tipe mulut tersebut merupakan penyesuaian dari fungsinya, yaitu berkaitan dengan
jenis makanan yang mereka makan.
a. Hemimetabola
b. Holometabola
21
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Perbedaan antara proses metamorfosis sempurna dan tidak sempurna ditunjukkan oleh
Gambar 5-6.
22
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
BAB
3
BRACHIOPODA
3.1 Pengertian
Phylum Brachiopoda berasal dari bahasa latin, yaitu Bracchium yang berarti lengan (arm)
dan Poda yang berarti kaki (foot). Jadi, Phylum Brachiopoda adalah hewan yang
merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan. Brachiopoda
adalah bivalvia yang berevolusi pada zaman awal periode Cambrian yang masih hidup
hingga sekarang. Mereka seringkali disebut dengan “lampu cangkang” yang merupakan
komponen penting organisme benthos pada zaman Palaeozoic.
Phylum ini merupakan salah satu phylum kecil dari benthic invertebrates. Hingga saat ini
terdapat sekitar 300 spesies dari phylum ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000
fosilnya telah dinamai. Phylum Brachiopoda mempunyai 2 buah cangkang yang mirip
Pelecypoda, tetapi perbedaannya bahwa cangkang Brachiopoda tidak sama satu dengan
yang lain.
Brachiopoda mempunyai 2 cangkang (valve), yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan
Brachial atau Dorsal Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang
lainnya ke arah ventral. Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Cangkang dilapisi
oleh mantle yang dibentuk oleh pertumbuhan dinding tubuh dan membentuk rongga
mantle. Cangkang Brachiopoda tersusun oleh senyawa karbonat, atau khitin dan kalsium
fosfat. Cangkangnya biasanya mempunyai hiasan, berupa garis tumbuh, costae atau
costellae. Kedua buah cangkang dihubungkan oleh gigi pertautan (pada Brachiopoda
artikulata) atau sistem otot (Brachipoda inartikulata).
Pada pertangkupan kedua cangkang terdapat lubang tempat keluarnya pedicle yaitu Pedicle
opening atau Forament. Pedicle merupakan juluran otot yang berfungsi untuk
menempelkan tubuhnya pada tempat hidupnya. Bagian lain pada cangkang adalah
Lophophore, berupa dua buah tentakel berbulu getar, berfungsi untuk menggerakkan air di
sekitarnya. Lophophore mebentuk kumparan dengan atau tanpa didukung oleh skeletal
internal. Usus Brachiopoda berbentuk U. Sistem peredaran darahnya terbuka.
23
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
24
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Secara umum, cara hidup Brachiopoda meliputi tempat atau lingkungan dia tinggal,
cara dia beradaptasi atau hidup dengan lingkungannya, cara makannya, dan cara
reproduksinya. Berbagai macam poin yang mencirikan cara hidup dari Brachiopoda adalah
sebagai berikut
a. Brachiopoda hidup tertambat (benthos secyl) di dasar laut, lewat suatu juluran otot yang
disebut pedicle.
25
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Gambar 5. Lophophore
a. Brachiopoda Inartikulata
Ciri-cirinya adalah tidak mempunyai gigi pertautan (hinge teeth) dan garis pertautan (hinge
line). Cangkang atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot dan terdapat socket
dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat. Pertautan kedua cangkangnya
dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah mati cangkang langsung terpisah. Cangkang
umumnya berbentuk membulat atau seperti lidah, tersusun oleh senyawa fosfat atau
khitinan. Mulai muncul sejak Jaman Cambrian awal hingga masa kini.
Contoh : Lingula
26
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Gambar 6. Lingula
b. Brachiopoda Artikulata
Ciri-cirinya adalah cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket. Cangkang umumnya
tersusun oleh material karbonatan. Tidak mempunyai lubang anus. Mempunyai
keanekaragaman jenis yang besar. Banyak yang berfungsi sebagai fosil index. Dan mulai
muncul sejak zaman Kapur hingga kini.
Contoh : Terebratulid
Gambar 7. Terebratulid
Macam-macam ordo dari Brachiopoda Artikulata adalah sebagai berikut :
a. Ordo Orthida
Ciri-ciri :
- Umur Ordovician
27
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
c. Ordo Strophomenida
- Umur Ordovician.
- Bentuk pipih, hinge line lurus, hiasan radial berupa costellae halus.
Contoh genus : Sowerbyella dan Rafinesquina.
d. Ordo Spiriferida
- Umur Devon.
- Bentuk sperti kumparan/spiral, tersusun oleh material gampingan mengelilingi
lophophore.
Contoh genus : Muscrospirifer dan Platyrachella.
e. Ordo Rhynchonellida
- Cangkang berbentuk segitiga atau bulat, hinge line pendek, beak kuat disertai lipatan
bentuk accordeon.
Contoh genus : Pugnoides dan Rhynchotreta.
f. Ordo Terebratulida
- Permukaan cangkang halus.
- Lubang pedicle terletak pada beak yg menggantung.
Contoh genus : Terebratula dan Dielasma.
Valve Brachiopoda
28
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Pada akhir jaman Perm, terjadi kepunahan massal yang melibatkan hampir semua
golongan Brachiopoda. Hanya sedikit takson yang selamat, seperti golongan Trebratulid
dan Lingula, dan masih terdapat hingga masa kini (Holosen). Brachiopoda ditemukan
melimpah pada kurun Paleozoik (543 hingga 248 juta tahun lalu). Brachiopoda masa kini
selalu ditemukan dalam keadaan tertambat dengan menggunakan pedikelnya, baik pada
batuan keras maupun cangkang binatang yang telah mati.
Rekaman Phylum brachiopoda dalam kurun waktu geologi adalah seperti di bawah ini :
29
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Kegunaan fosil Brachiopoda ini yaitu sangat baik untuk fosil indeks (index fossils)
untuk strata pada suatu wilayah yang luas. Contoh kegunaan fosil brachiopoda dalam
geologi :
Brachiopoda dari Klas Inarticulata ; Genus Lingula merupakan penciri dari jenis
brachiopoda yang paling tua, yaitu Lower Cambrian. Jenis ini ditemukan pada batuan
Lower Cambrian dengan kisaran umur 550 juta tahun yang lalu. Secara garis besar, jenis
Phylum Brachiopoda ini merupakan hewan-hewan yang hidup pada Masa Paleozoikum,
sehingga kehadirannya sangat penting untuk penentuan umur batuan sebagai Index Fossils.
30
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
BAB
4
FILUM MULUSCA
4.1. Pengertian
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi
Filum Mollusca adalah kelompok hewan invretebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh
lunaknya itu dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang.
Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu
Mollusca yang teramsuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan
perutnya. Mollusca muncul sejak zaman Kambrium hingga sekarang. Saat ini diperkirakan
ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil.
Mollusca memiliki tiga bagian tubuh yang utama, yaitu kaki yang berfungsi sebagai alat
gerak; massa visera; tempat terdapatnya organ dalam; dan mantel, yang membentuk rongga
berisi cairan tempat lubang insang dan anus.
1. Mollusca yang hidup di perairan bernapas menggunakan insang, sedangkan yang hidup
di daratan menggunakan rongga mantel berpembuluh darah sebagai pengganti paru-
paru.
2. Mollusca merupakan hewan heterotrof. Hewan ini memakan hewan kecil lainnya, seperti
ganggang, udang, dan Mollusca lainnya.
3.Mollusca makan dengan menggunakan struktur seperti lidah yang memiliki gigi untuk
menggerus makanannya. Lidah bergigi ini disebut radula.
4.Mollusca dapat ditemukan secara luas di laut, air tawar, dan daratan. Akan tetapi,
Mollusca paling banyak terdapat di laut. Mollusca merupakan hewan triploblastik selomata.
31
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
6. Mollusca ada yang berumah satu, yaitu jantan dan betina dalam satu individu. Akan
tetapi, ada pula yang berumah dua, yaitu jantan dan betina terpisah.
7. Selain bertubuh lunak, hewan ini ditandai dengan tubuh yang simetri bilateral dan tubuh
yang tidak beruas-ruas.
8. Pada umumnya, tubuh Mollusca juga ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari zat kapur
(kalsium karbonat), berfungsi melindungi organ-organ dalam.
1. Kelas Amphyneura
2. Kelas Scaphopoda
3. Kelas Pelecypoda
4. Kelas Gastropoda
5. Kelas Chepalopoda
Kelas Amphyneura
Contoh spesiesnya Chiton (Cryptochiton sp.) adalah hewan laut dengan bentuk
oval dan cangkang yang terbagi menjadi delapan lempengan dorsal (namun demikian,
tubuhnya sendiri tidak bersegmen). Biasanya chiton ini yang melekat ke batuan di
sepanjang pantai pada saat pasang surut. chiton dengan kakinya, yang bertindak
sebagai mangkuk penyedot, begitu kuat dan hebat menjerat batuan. Menggunakan kaki
berotot tersebut, chiton dapat merangkak secara perlahan-lahan di atas permukaan
batuan. Chiton menggunakan radulanya untuk memotong dan menelan alga.
Saluran Pencernaan makanan: terdiri atas mulut yang dilengapi dengan lidh
parut, yaitu lidah dengan gigi tersusun dari zat kitin. Lidah ini disebut radula. Dari
mulut, saluran pencernaan masuk ke lambung(ventrikulus), usus(intestium), dan anus.
Sistem peredaran darah: dipompa menuju insang melalui aorta dan sinus. Hewan ini
memiliki dua ginjal untuk membuang zat sisa. Hewan ini berkembangbiak dengan cara
fertilisasi secara eksternal. Larva trokofor.
32
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Kelas Scaphopoda
Hewan ini hanya mempunyai anggota kira-kira dua ratus spesies. Scaphopoda hidup
di laut pada pantai-pantai yang berlumpur. Cangkoknya berbentuk taring atau terompet
dengan kedua ujung yang terbuka. Jika kita berkaryawisata ke pantai, kita sering
menemukan cangkoknya. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 – 5 cm. Dekat mulut terdapat
tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan
mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia,
sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan ini mempunyai kelamin terpisah.
Kelas Pelecypoda
Berasal dari kata “Pelekys” yaitu kapak kecil dan “Pous” yaitu kaki. Jadi Pelecypoda
adalah binatang yang mempunyai kaki mirip kapak kecil disebut juga Lamellibranchia
( lempeng kecil ).
Binatang dari phylum ini memiliki insang, test dari kulit kerang (bivalve) dimana dua valve
ini dihubungkan dengan sistem engsel yang terdiri dari gigi dan socket. Bagian dalam test
ini dilapisi oleh membran yang tipis dimana kearah posteior kulit mantel dapat membentuk
saluran – saluran. Pada umumnya Pelecypoda yang hidup di lumpur mempunyai siphon
yang lebih besar dibandingkan yang hidup di laut.
Klasifikasi Pelecypoda:
a. Ordo Taksodonta
Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen, mempunyai gigi yang hampir sama
besar dan berjumlah 35 buah
b. Ordo Anisomyaria
Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen. Mempunyai dua muscle scar,
dimana muscle scar bagian belakang (posterior) lebih besar dari anterior, serta mempunyai
gigi dan socket dua buah
c. Ordo Eulamellibranchiata
Mempunyai anterior muscle scar yang lebih kecil dari posterior muscle scar, tetapi
umumnya sama besar dimana gigi dan susunan giginya tidak sama besar
Kelas Gastropoda
33
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Gastropoda berasal dari kata “gaster” yaitu perut dan “podos” yaitu kaki. Jadi
Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini
disebut kaki. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan
autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air
tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis
(Lemnaea trunculata).
Klasifikasi Gastropoda:
Subclass Protogastropoda
Ordo Cynostraca
Ordo Cochliostracea
Subclass Prosobranchia
Ordo Archaeogastropoda
Ordo Mesogastropoda
Ordo Neogastropoda
Subclass Opisthobranchia
Ordo Pleurocoela
Ordo Pteropoda
Ordo Acoela
Subclass Pulmonata
34
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Ordo Basommatophora
Ordo Stylommatophora
Kelas Cephalopoda
Chepalopoda berasal dari kata “cephale” yaitu kepala dan “podos” yaitu kaki.
Chepalopoda adalah mollusca yang berkaki di kepala. Cumi-cumi dan gurita adalah
Cephalopoda yang cukup dikenal. Pada cumi-cumi, rangka dalam tubuhnya dihasilkan
dari zat hasil sekresi internal oleh mantel. Adapun, gurita tidak memiliki rangka sama
sekali. Cephalopoda memakan hewan-hewan kecil dan invertebrata lainnya.
Di samping itu, semua anggotanya tidak memiliki cangkang, kecuali spesies
Nautilus. Cephalopoda merupakan Mollusca dengan kepala yang jelas dan mata yang
besar. Kaki otot dimodifikasi menjadi tangan, tentakel sekeliling mulut, dan corong
yang merupakan saluran keluar dari rongga mantel. Pada Cephalopoda, kaki telah
berevolusi menjadi lengan yang panjang dekat kepala. Cumi-cumi memiliki 10 lengan,
sedangkan gurita memiliki 8 lengan. Cephalopoda menggunakan lengannya ini untuk
menangkap mangsanya dan memasukkannya ke dalam mulut. Semua Cephalopoda
adalah karnivor. Dalam mulutnya, terdapat beberapa pasang struktur seperti gigi yang
digunakan untuk menggigit dan merobek mangsanya.
35
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
BAB
5
TEKNIK PENGAMBILAN DATA PALEONTOLOGI
A. Fosil Makro
B. Fosil Mikro
Karena fosil mikro mempunyai ukuranyang sanga kecil, sehingga pengamatan di
lapangan sulit dilakukan, sehingga pengamatan di lapanglebih di fokuskan kepada
deskripsi batuan di lapangan yang meliputi: warna batuan, tekstur batuan, struktur
batuan serta komposisinya secara megaskopis. Selanjutnya adalah pencatatan secara
lengkap lokasi tempat & sampel batuannya, meliputi : hari, tanggal, nomer sampel, nama
batuan dll.
36
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
1. SAMPLING
Sampling adalah pengambilan sampel batuan di lapangan untuk dianalisis
kandungan mikrofaunanya. Fosil mikro yang terdapat dalam batuan mempunyai
bahan pembentuk cangkang dan morfologi yang berbeda, namun hampir seluruh
mikrofosil mempunyai satu sifat fisik yang sama, yaitu ukurannya yang sangat kecil dan
kadang sangat mudah hancur, sehingga perlu perlakuan khusus dalam pengambilannya.
Sangat diperlukan ketelitian serta perhatian dalam pengambilan sampel, memisahkan
dari material lain, lalu menyimpannya di tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan
secara kimiawi dan fisika
Prosedur sampling pada berbagai sekuen sedimentasi dapat dilakukan,
seperti:
37
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Pasti, apabila sampel terkemas dengan baik dalam suatu kemasan kedap air
yang ditandai dengan tulisan tahan air, yang mencakup segala hal keterangan
tentang sampel tersebut seperti nomer sampel, lokasi, jenis batuan dan waktu
pengambilan, maka hasil analisis sampel pasti akan bermanfaat.Ketidakhati-
hatian kita dalam memperlakukan sampel batuan akan berakibat fatal dalam
paleontologi maupun stratigrafi apabila tercampur baur, terkontaminasi ataupun
hilang. Ketidakhati-hatian kita dalam memperlakukan sampel batuan akan
berakibat fatal dalam paleontologi maupun stratigrafi apabila tercampur baur,
terkontaminasi ataupun hilang
1. Jenis sampel
9
Jenis sampel disini ada 2 macam, yaitu :
38
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
2. Fosil Mikro
Karena fosil mikro terdapat dalam masa batuan, sehingga dalam penyajian fosilnya
harus dipisahkan dari masa batuan yang ada. Penyajian fosil mikro
meliputi tahap-tahap:
a. Proses Penguraian batuan, meliputi : Penguraian
batuan (fisika/kimia), pengayakan & pengeringan
b. Proses Pemisahan Fosil
c. Determinasi Fosil
39
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
Proses penguraian secara kimia Bahan-bahan larutan kimia yang biasa digunakan
dalam penguraian batuan sedimen antara lain : asam asetat, asam nitrat dan hydrogen
piroksida. Penggunaan larutan kimia sangat tergantung dari macam butir pembentuk
batuan dan jenis semen. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan penguraian batuan tersebut
perlu diteliti jenis butirannya, masa dasar dan semen. Hal ini dikerjakan dengan seksama
agar fosil mikro yang terkandung didalamnya tidak rusak atau ikut larut bersama zat
pelarut yang digunakan
Contoh :
-. Batulempung dan Lanau : penguraian batuan dilakukan
dengan menggunakan larutan Hydrogen Pyroksida (H2O2).
B. proses pengayakan
3. Proses Pengayakan
Dasar proses pengayakan adalah bahwa fosil-fosil dan butiran lain hasil
penguraian terbagi menjadi berbagai kelompok berdasarkan ukuran butirnya masing-
masing yang ditentukan oleh besar lubang. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak
semua butiran mempunyai bentuk bulat, tetapi ada juga yang panjang yang hanya
bisa lolos dalam kedudukan vertikal. Oleh karena itu, pengayakan harus digoyang
sehingga dengan demikian berarti bahwa yang dimaksudkan dengan besar butir adalah
diameter yang kecil / terkecil
a. Cara kering
Keringkan seluruh contoh batuan yang telah terurai
Masukkan kedalam ayakan paling atas dari unit ayakan yang telah tersusun baik
sesuai denagn keperluan
Mesin kocok dijalankan selama + 10 menit
40
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
b. Cara basah
Cara ini pada prinsipnya sama dengan cara kering, tetapi pada umumnya
menggunakan ayakan yang kecil. Pengayakan dilakukan dalam air sehingga contoh batuan
yang diperoleh masih harus dikeringkan terlebih dahulu
41
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
D. determinasi fosil
42
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
BAB
6
TEKNIK PEGOLAHAN DATA PALEONTOLOGI
43
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
BAB
7
MANFAAT PALEONTOLOGI DALAM ILMU GEOLOGI
7.1 Manfaat
Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu
geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil. Organisme
berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai
periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi
tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi
untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia. Kegunaan fosil antara
lain:
A. Untuk menentukan umur batuan atau fosilFosil yang ditemukan dalam batuan
mempunyai selang waktu tertentu.dengan membandingkan urutan perlapisan(batuan
sedimen)dan kandungan fosilnya dapat ditentukan umur relatif suatu lapisan terhadap
yang lain.untuk menentukan umurbatuan kita gunakan plankton.
B. Untuk mengkorelasi batuan Korelasi adalah prinsip menghubungkan lapisan yang sama
pada batuan.dengan melihat kumpulan fosil yang sama pada satu lapisan yang lain,maka
dapat dihubungkan suatu garis kesamaan waktu pembentukan batuan tersebut.
C. Menentukan lingkungan pengendapanBeberapa binatang dapat dipelajari lingungan
hidupnya(misalnya laut dalam,air payau,darat,dsb)hal ini akan membantu didalam
merekonstruksi paleografi dan pembentukan batuannya.untuk menentukan lingkungan
pengendapan kita gunakan benkton. Fosil juga berperan dalam menentukan arus purba
(paleocurrent). Penentuan arah arus purba (paleocurrent) dapat dilakukan dengan
beberapa metode, diantaranya dengan memanfatkan keberadaan suatu fosil dalam suatu
lapisan sedimen, serta ada cara lain yaitu dengan metode AMS (Anisotropy of Magnetic
Suscaptibility).
Fosil yang terdapat dalam lapisan sedimen ini sangat berguna dalam menentukan arah
arus purba. Hal ini didasarkan pada konsep dimana pada lingkungan yang berarus, baik itu
lingkungan sungai, rawa, basin biasanya hidup suatu jenis makhluk hidup, sehingga ketika
makhluk hidup itu ada mati, arus air dalam lingkungan itu akan membawa dan
mengendapkan jasad maupun cangkang atau bagian tubuh makhluk hidup yang mati tadi
44
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
dengan suatu pola aliran arus tertentu. Arus itu dapat berupa arus turbidit, arus gravity,
ataupun arus pekat. Selanjutnya karena tertimbun oleh material sedimen yang terbawa
oleh arus maka bagian tubuh makhluk yang mati dapat menjadi fosil. Sedangkan karena
bagian tubuh makhluk itu terendapakan bersaamaan dengan suatu aliran arus, sehingga
fosil memiliki posisi dan penyebaran tertentu, maka bagian tubuh itu akan menunjukkan
suatu arah arus yang dulu pernah mengalir, atau dapat dikatakan sebagai arus purba.
Lapisan yang mengandung beberapa fosil yang menjajar dapat dijadikan sebagai
45
ILMU PALEONTOLOGI DASAR 2018
DAFTAR PUSTAKA
46