Anda di halaman 1dari 24

Bab 2

Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah


Kabupaten Banjarnegara

2.1 PROFIL UMUM

2.1.1 Kondisi Geografis dan Admistrasi Wilayah

Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7012’ – 7031’ Lintang Selatan dan 109029’ –
109045’50” Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa
Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur.

Batas wilayah administrasi Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :


• Sebelah Utara : Kab. Pekalongan dan Kab. Batang
• Sebelah Timur : Kab. Wonosobo
• Sebelah Selatan : Kab. Kebumen
• Sebelah Barat : Kab. Purbalingga dan Kab. Banyumas

Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10% dari luas
seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari 20 kecamatan, 266 desa dan 12
kelurahan, serta terbagi dalam 953 dusun, 1.312 Rukun Warga (RW) dan 5.150 Rukun
Tetangga (RT) yang secara rinci dapat dilihat pada tabel II.1 di bawah ini.

Tabel II.1
Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara Per Kecamatan

Luas Prosentase Jumlah


No. Kecamatan Wilayah Luas Wilayah
Kelurahan Desa Dusun
(Ha) (%)
1. Susukan 5.265,67 4,923 15 43
Purworejo 2.186,67 2,044
2. 8 35
Klampok
3. Mandiraja 5.261,58 4,919 16 50
4. Purwonegoro 7.386,53 6,905 13 60
5. Bawang 5.520,64 5,161 18 61
6. Banjarnegara 2.624,20 2,453 9 4 18
7. Pagedongan 8.055,24 7,530 9 42
8. Sigaluh 3.955,95 3,698 1 14 37
9. Madukara 4.820,15 4.506 2 18 60
10. Banjarmangu 4.635,61 4,334 17 51
11. Wanadadi 2.827,41 2,643 11 35
12. Rakit 3.244,62 3,033 11 52
13. Punggelan 10.284,01 9,614 17 79
14. Karangkobar 3.906,94 3,652 13 41

2-1
Luas Prosentase Jumlah
No. Kecamatan Wilayah Luas Wilayah
Kelurahan Desa Dusun
(Ha) (%)
15. Pagentan 4.618,98 4,318 16 58
16. Pejawaran 5.224,97 4,884 17 56
17. Batur 4.717,10 4,410 8 37
18. Wanayasa 8.201,13 7,667 17 49
19. Kalibening 8.377,56 7.832 16 57
20. Pandanarum 5.856,05 5,474 8 32
Jumlah 106.971 100,00 12 266 953
Sumber : Banjarnegara Dalam Angka 2011

2.1.2 Bentang Alam dan Topografi

Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Bagian Utara merupakan daerah pegunungan dengan relief bergelombang dan curam,
bagian ini meliputi kecamatan, yaitu: Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Karangkobar,
Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara dan Banjarmangu.

b. Bagian Tengah merupakan daerah yang relatif datar, merupakan lembah sungai Serayu
yang subur, bagian wilayah ini meliputi kecamatan: Banjarnegara (sebagian), Madukara,
Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purwareja Klampok, sebagian Kecamatan Susukan,
Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu.

c. Bagian Selatan merupakan daerah pegunungan yang berelief curam, bagian ini meliputi
kecamatan: Sigaluh, sebagian Kecamatan Banjarnegara, Pagedongan, Bawang,
Mandiraja dan sebagian Kecamatan Susukan.

Kabupaten Banjarnegara mempunyai ketinggian yang bervariasi, meskipun


kebanyakan berada pada ketinggian 100 m dpl karena letaknya yang berada pada jalur
pegunungan; yang sebagian besar berada pada ketinggian 100–500 mdpl (37,04%); 500–
1.000 mdpl (28,74%); dan >1.000 mdpl (24,4%); sedangkan wilayah dengan ketinggian
kurang dari 100 mdpl hanya seluas 9,82%. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan
topografi, dapat dilihat di bawah ini.

a. Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 % dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan dan Purwareja Klampok,
Mandiraja, Purwanegara dan Bawang.

b. Antara 100 - 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 % dari seluruh luas
Wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Punggelan, Wanadadi, Rakit

2-2
Madukara, sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara, Bawang, Pagedongan,
Banjarmangu dan Banjarnegara.

c. Antara 500 - 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 28,74% dari seluruh luas
wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Banjarnegara,
Pagedongan dan Banjarmangu.

d. Lebih dari 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh wilayah
Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening,
pandanarum, Karangkobar dan Pagentan.

Berikut merupakan tabel ketinggian wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Tabel II.2
Ketinggian Wilayah Kabupaten Banjarnegara

No. Ketinggian Kecamatan Keterangan

• Susukan
• Purworejo Klampok luas 9,82 % dari luas wilayah Kabupaten
1. < 100 mdpl
• Mandiraja Banjarnegara
• Purwonegoro
• Susukan
• Mandiraja
• Purwonegoro
• Bawang
• Banjarmangu luas 37,04 % luas wilayah Kabupaten
2. 100-500 mdpl
• Banjarnegara Banjarnegara
• Wanadadi
• Rakit
• Punggelan
• Madukara
• Banjarmangu
• Sigaluh luas 28,74 % dari luas wilayah Kabupaten
3. 500-1.000 mdpl
• Banjarnegara Banjarnegara
• Pagedongan

• Karangkobar
• Wanayasa
• Wanayasa
• Kalibening luas 24,4 % dari luas wilayah Kabupaten
4. > 1.000 mdpl
• Pagentan Banjarnegara
• Pandanarum
• Pejawaran
• Batur
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2011

2-3
Berdasarkan pada kemiringan wilayah Kabupaten Banjarnegara, dapat dirinci sebagai
berikut:

a. Antara 0 – 15% meliputi luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang
meliputi Kecamatan Susukan, Purwareja Klampok, Mandiraja, Purwanegara,
Pagedongan, Bawang dan Rakit.
b. Antara 15 – 40% meliputi luas 45,04% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang
meliputi Kecamatan Madukara, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan, Karangkobar,
Pagentan, Wanayasa dan Kalibening.
c. Lebih dari 40% meliputi luas 30,35% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi
Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Sigaluh, Banjarmangu, Pejawaran dan Batur.
Berikut merupakan tingkat kemiringan di Banjarnegara.

Tabel II.3
Kelerengan Wilayah Kabupaten Banjarnegara

No. Kelerengan Kecamatan Keterangan

• Susukan
• Purworejo Klampok
• Mandiraja
luas 24,61% dari luas wilayah
1. Antara 0 – 15 % • Purwanegara
Kabupaten banjarnegara
• Pagedongan
• Bawang
• Rakit
• Madukara
• Banjarmangu
• Wanadadi
• Punggelan meliputi luas 45,04 % dari luas wilayah
2. Diatas 15 – 40 %
• Karangkobar kabupaten Banjarnegara
• Pagentan
• Wanayasa
• Kalibening
• Susukan
• Banjarnegara
• Sigaluh luas 30,35 % dari luas wilayah
3. Lebih dari 40 %
• Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara
• Pejawaran
• Batur
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2011

2.1.3 Kondisi Geologi

Kabupaten Banjarnegara memiliki kondisi geologi meliputi: jenis tanah, struktur


geologi dan gerakan tanah yang sangat berpengaruh dalam kondisi lingkungan fisik di
Kabupaten Banjarnegara.

2-4
2.1.3.1 Jenis Tanah

Jenis tanah yang cenderung berbeda pada sebagian besar wilayah di Kabupaten
Banjarnegara memerlukan penanganan yang berbeda. Jenis tanah yang ada di kabupaten
Banjarnegara adalah:
a. Tanah aluvial : dengan asosiasinya, berwarna kelabu coklat dan hitam, sifatnya bera
neka ragam. Produktivitas tanah rendah hingga tinggi sesuai untuk pertanian.
terdapat pada Kecamatan Batur, Kalibening, Rakit, Punggelan, Susukan, Purworejo
Klampok, dan Wanadadi.
b. Tanah latosol : berarsosiasi dengan andosol, sifatnya agak asam hingga netral,
warnanya beraneka ragam yaitu kelabu, coklat, hitam coklat kemerah-merahan.
Tingkat kesuburan tanah sedang sampai tinggi. Sesuai untuk usaha pertanian, kebun
campuran, pertanian sayur-sayuran dan hutan. Terdapat pada Kecamatan Susukan,
Purworejo Klampok, Purwonegoro, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara,
Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran, Kalibening, Karangkobar, Banjarmangu,
Pagedongan, Mandiraja, Punggelan, Pandanarum ,dan Pegentan
c. Tanah andosol : dengan asosiasi berwarna coklat, coklat kekuning-kuningan, bersifat
netral sampai asam. Produktivitas tanah sedang hingga tinggi, cocok untuk tegalan,
kebun campuran dan hutan. Terdapat di Kecamatan Wanayasa, Pejawaran,
Pegentan, dan Batur.
d. Tanah grumosol : asosiasinya dengan tanah mediteran, sifatnya agak netral, warna
kelabu hingga hitam, merah kekuning-kuningan, merah hingga coklat.
Produktivitasnya rendah sampai sedang, cocok dipergunakan untuk usaha-usaha
persawahan dan tegalan. terdapat di Kecamatan Kalibening, Karangkobar, Pagentan,
Wanadadi, Wanayasa, Madukara, dan Banjarmangu
e. Tanah podsolik merah kuning : tanah bertekstur liat, struktur blok di lapisan bawah,
konsistensi teguh, bersifat asam dengan pH kurang dari 5,5. Terbentuk pada daerah
dengan curah hujan antara 2500 sampai 3000 mm tiap tahun serta biasanya berada
pada ketinggian di atas 25 meter di atas permukaan laut. Terdapat di sekitar tegalan
pada Kecamatan Pandarum, Kalibening, dan Punggelan.
f. Tanah litosol : tanah yang beraneka sifat dan warnanya. Jenis tanah ini kurang baik
untuk pertanian, terdapat di Kecamatan Banjarmangu.

Berikut tabel jenis tanah dan pesebarannya di Kabupaten Banjarnegara

2-5
Tabel II.4
Jenis Tanah Di Kabupaten Banjarnegara

No. Jenis Tanah Persebaran


Batur, Kalibening, Rakit, Punggelan, Susukan,
1. Aluvial kelabu coklat dan hitam
Purworejo Klampok, dan Wanadadi
Susukan, Purworejo Klampok, Purwonegoro,
Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara,
Latosol kelabu, coklat, hitam
2. Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran, Kalibening,
coklat kemerah-merahan
Karangkobar, Banjarmangu, Pagedongan,
Mandiraja, Punggelan, Pandanarum ,dan Pegentan
Andosol coklat, coklat kekuning- Wanayasa, Pejawaran, Pagentan, dan Batur.
3.
kuningan
Grumosol kelabu hingga hitam, Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Wanadadi,
4. merah kekuning-kuningan, Wanayasa, Madukara, dan Banjarmangu
merah hingga coklat
5. Podsolik Merah Kuning Pandanarum, Kalibening, dan Punggelan
6. litosol Banjarmangu
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2011

2.1.3.2 Struktur Patahan

Berdasarkan peta geologi Kabupaten Banjarnegara dapat dijelaskan mengenai


kondisi geologi sebagai berikut :
1. Pembagian Formasi Endapan
Berdasarkan hasil survey nasional tentang geologi regional, Kabupaten Banjarnegara
termasuk wilayah jalur fisiografi pegunungan Serayu Selatan. Adapun Stratigrafi Daerah
terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf) yang terdiri dari : Sekis
Kristalin, Sabak, Serpil Hitam, Filit, Kwarsit dan batuan batu Gamping.
2. Formasi Batuan
Formasi batuan di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut:
• Batuan Grewake dan Lempung Hitam tersingkap di Kalitengah sampai Merden
• Batuan Metasedimen tersingkap di daerah Kalitengah hingga Kebutuhan Duwur
• Batuan Filit dan Sekis singkapannya banyak ditemukan di lereng selatan pegunungan
Serayu Selatan.

2.1.3.3 Gerakan Tanah

Kabupaten Banjarnegara merupakan wilayah yang rawan terhadap terjadinya


gerakan tanah. Tingkat kerawanan tinggi gerakan tanah terjadi pada wilayah dengan kondisi
topografi perbukitan dan pegunungan baik di wilayah bagian utara maupun wilayah bagian
selatan. Sedangkan wilayah bagian tengah Kabupaten Banjarnegara yang relatif lebih datar
memiliki tingkat kerawanan rendah sampai sedang.

2-6
2.1.4 Kondisi Hidrogeologi

Sumberdaya air memiliki komponen berupa air tanah dan air permukaan. Sungai
yang menjadi sumber air permukaan utama adalah Sungai Serayu, Pekacangan, Gintung,
Merawu dan Sungai Tulis dengan anak-anak sungainya. Sifat sungai tersebut umumnya
adalah prenial (mengalir sepanjang tahun) dan merupakan bagian DAS (Daerah Aliran
Sungai) Serayu.
Berikut jumlah mata air dan sungai di daerah resapan Kabupaten Banjarnegara:

Tabel II.5
Jumlah Mata Air dan Sungai di Daerah Resapan Kabupaten Banjarnegara

No. Kecamatan Mata Air Nama Sungai

1. Rakit 42 Serayu, Pekacangan


Pekacangan Kedawun, Pandanaran, Wujil,
2. Punggelan. 6
Cacaban, Gintung
3. Wanadadi 4 Serayu, Pekacangan
Serayu, Merawu, Kandangwangi,
4. Banjarmangu 9
Lumajang, Pekacangan
5. Madukara 20 Serayu, Merawu, Langkrang, Bangbang
6. Pagentan 9 Merawu, Bojong, Jawar
7. Pejawaran 13 Bojong, Penaraban, Putih, Dalak
8. Batur - Anget, Panaraban, Putih, Dalak
Panaraban, Gondang, Sibebek, Merawu,
9. Wanayasa -
Sigembol
10. Karangkobar - Urang, Pandanarum, Jrampang, Ragajaya
Gintung, tarsana, Bangbang Duwur,
11. Kalibening -
Brukah
Sumber : Laporan Rencana Identifikasi Lokasi DPP-KTP2D Kab. Banjarnegara, 2007

Mata air di Kabupaten Banjarnegara umumnya terdapat di daerah bawah (selatan),


mata air terbanyak di Kecamatan Rakit (42 mata air), sedangkan daerah perbukitan terdapat
di Kecamatan Pejawaran, Pagentan dan sebagian Banjarmangu.
Air tanah merupakan potensi yag sangat penting selain air permukaan. Air tanah
merupakan air yang menempati rongga-rongga dalam antar butir dalam batuan. Air tanah
sangat terkait dengan lingkungan geologis suatu wilayah, sehingga dikenal dengan kondisi
hidrogeologi.
Tabel II.6
Karakteristik Hidrogeologi Kabupaten Banjarnegara

Litologi Utama Satuan Hidrogeologi Karakteristik Hidrogeologi


Endapan Aluvial Holosen Akuifer luas dengan trasmisibilitas sedang
(Lempung, debu, kerakal dan hingga agak tinggi, maka featik dan
ENDAPAN
pasir. Tersusun oleh endapan peizometrik dekat permukaan, ketebalan
ALLUVIAL
Sungai Serayu, endapan aluvial akuifer mencapai 150 meter, konduktivitas
tengah bagian utara basin akuifer mencapai 150 meter, konduktivitas

2-7
Litologi Utama Satuan Hidrogeologi Karakteristik Hidrogeologi
Serayu. hidroulik mencapai 8 – 18 m/hari, debit
Cakupan wilayah : sumur rerata 10-30 lt/detik, dan specific
Pungelan dan Wanadadi yield 3-28%
Endapan Teras Pleistosen
Akuifer luas dengan trasmisibilitas sedang,
(Batu pasir tufaan, tuff,
distribusi pelapisan air tidak teratur, muka
konglomerat dan breksi tuffan,
featik dan peizometrik dekat permukaan,
endapan akibat pelapukan cukup
ketebalan akuifer mencapai 80 m,
dalam).
konduktivitas hidroulik mencapai 5-15m/hr,
Cakupan Wilayah :
debit sumur rerata 10-20lt/detik, dan
Rakit, Wanadadi, Banjarmangu
specific yield 21%
dan Madukara
Lereng Bawah Vulkan Kuarter Akuifer luas dan produktif dengan
(Breksi vulkan kasar tak transmisibilitas sedang hingga tinggi, muka
termampatkan, lahar dingin dan freatik dan piezometrik dekat permukaan
KOMPLEKS
aliran debris, tuff pasiran dan atau di atas permukaan (air tanah artetis),
VULKANIK
aliran lava). ketebalan akuifer mencapai 200 m,
KUARTER
Cakupan wilayah: konduktivitas hidroulik mencapai 10-40
Kalibening, Madukara, m/hari, debit sumur arttis (rerata) dan
Pejawaran specific yield 23-28%.
Lereng Tengah Vulkan Kuarter
(lahar aglomemerat dominan,
Akuifer luas dan produktif dengan
Breksi vluvio vulkan dan tuff
transmisibilitas tinggi pada beberapa satuan
kasar, pada zona rendah (900 –
yang lebih rendah, muka freatik permukaan,
1.200 m), aliran lava dan
sebagian sebagai daerah tangkapan,
piroklastik dominan pada zona
ketebalan bantuan bantuan permeabel
tinggi (1.200 – 1.500 m).
paling sedikit 300 m, permeabilitas 20-
Cakupan wilayah:
50lt/detik, dan specific yield 23-28%.
Batur, Wanayasa dan
Karangkobar.
Lereng Atas Vulkan Kuarter Akifer melayang secara lokal dengan
(Aliran lava – andesit porus, kedalaman dangkal, muka air tanah
aliran breksi dan breksi umumnya sangat dalam dan tidak teratur,
piroklastik). daerah tangkapan dan transmisibilitas
Cakupan wilayah: sangat tinggi, debit sumur < 10lt/detik, serta
Batur dan Pejawaran dan specific yield sangat kecil
Batuan Vulkanik Prekuarter Akuifer lokal dan kecil dengan trasmisibilitas
(Andesit Aglomerat, endapan rendah pada ,kedalaman dangkal di dalam
lahar dan aliran lava (ava batuan hasil rombakan dan termampatkan,
bantal), batu pasir tuffan halus, permeabilitas < 5m/hari, pada beberapa
batunapal dan marl) tempat terdapat akuifer dangkal setempat
Cakupan Wilayah: dalam endapan abu kuarter, Debit sumur <5
BATUAN Kalibening lt/detik dan specific yield berkisar 21 - 27 %
DASAR
Batuan Marine Pre-Kuarter
PREKUARTER
(batupasir halus – kasar,
batusabak, batu lempung dan Akuifer bersifat lokal dan dangkal,
marl, konglomerat dan breksi – transmisibilitas sangat rendah (hanya pada
andesit). zona pelapukan intensif dan pada batuan
Cakupan wilayah : berpasir dengan retakan-retakan)
Pagentan, Wanayasa,
Karangkobar dan Punggelan

2-8
Litologi Utama Satuan Hidrogeologi Karakteristik Hidrogeologi
Batuan Marine Eosien dan
Miosen
(Batuanlempung marl dan marl
Akuifer tidak produktif (dangkal maupun
dengan dasar tuff halus –
kedalaman yang lebih luas). specific yield
sedang dan lapisan tipis
dan debit sumur sangat kecil
batulumpur serta konglomerat)
Cakupan wilayah:
Kalibening
Sumber : Hydrogeological Map of the Serayu River Basin, 1987 dalam Laporan Rencana Identifikasi
Lokasi DPP-KTP2D Kab. Banjarnegara, 2008

Berdasarkan kondisi hidrogeologi tersebut, wilayah pada bagian Selatan yaitu


Wanadadi, Punggelan, Rakit, Banjarmangu dan Madukara memiliki potensi air tanah
dan akuifer potensial. Dengan karakteristik air tanah akuifer luas dengan
transmisibilitas sedang hingga tinggi.

Tabel II.7
Potensi Air Tanah Kabupaten Banjarnegara

Jumlah Air
Cekungan Air Tanah Wilayah Tanah (juta
Litologi Akuifer Peringkat
Administrasi m³/tahun)
Utama Penyelidikan
Luas (Kabupaten) Bebas Ter-tekan
No Nama
(Km²) (Q1) (Q2)
Endapan sungai: pasir
dan kerakal: Batuan
gunung api G. Slamet
tak teruraikan: Breksi
Banyumas gunung api, lava, lapilli
Purwokerto -
33 1.318 Purbalingga dan tuf; Lava G. Diketahui 503 10
Purbalingga
Banjarnegara Slamet: lava andesit
berongga: Endapan
lahar G. Slamet: lahar
mengandung bongkah
batuan beku.
Bartuan gunung api
40 Karangkobar 316 Banjarnegara Jembangan: lava, Diketahui 153 4
breksi dan lahar.
Batuan gunung api
G.Sindoro-G.Sumbing:
lava, breksi piroklastik
dan lahar; Batuan
Wonosobo
42 Wonosobo 666 gunung api Diketahui 210 8
Banjarnegara
Jembangan: rombakan
gunung api, lava,
breksi piroklastik dan
lahar.
Sumber : Kepmen ESDM No.716 K/40/MEM/2003 tentang Batas Horizontal Cekungan Air Tanah Di
Pulau Jawa dan Pulau Madura, 2003

2-9
Mata air Kabupaten Banjarnegara dari segi hidrologi memiliki potensi cukup besar
untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan rumah tangga, irigasi, industri dan lainnya yang
bersumber dari Sungai Serayu, Pekacangan, Tulis, Merawu, Sapi dan sungai kecil lainnya.
Banjarnegara memiliki beberapa telaga seperti Telaga Balaikambang, Telaga Sewiwi, dan
Telaga Merdada. Waduk buatan yang dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik,
irigasi, perikanan dan objek wisata yaitu PLTA Panglima Besar Sudirman dan PLTA Tulis.

2.1.5 Kondisi Klimatologi

Kondisi klimatologi Kabupaten Banjarnegara beriklim tropis, dengan bulan basah


umumnya lebih banyak daripada bulan kering. TEMPERATUR udara berkisar antara 20–
26ºC, temperatur terdingin yaitu 3–18ºC dengan temperatur terdingin tercatat pada musim
kemarau di Dataran Tinggi Dieng. Kelembaban udara berkisar antara 80%–85 % dengan
curah hujan tertinggi rata-rata 3.000 mm/tahun.
Semakin tinggi tempat itu dari permukaan air laut, maka curah hujan dan frekuwensi
hujannya semakin tinggi. Pada umumnya bulan basah terjadi antara bulan September–Maret,
sedangkan bulan kering berkisar antara April–Agustus. Puncak musim hujan berada pada
bulan Desember–Januari. Kabupaten Banjarnegara bagian Utara merupakan wilayah yang
memiliki curah hujan yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah tengah maupun
selatan.
Tabel II.8
Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011
Nov.
Sep.

Des.
Feb.

Jun.
Jan.

Apr.

Agt.

Okt.

Sta- Lokasi Stasiun


Mrt.

Jul.
Mei

No
siun Pengamat
hari 18 18 22 13 14 4 2 - 2 8 23 20
1 51B Susukan
mm 343 368 278 192 165 24 12 - 16 92 671 510
Purworejo hari 18 17 21 12 12 3 3 - 0 5 23 16
2 36B
Klampok mm 312 241 336 356 280 16 21 - - 79 871 340
Purworejo hari 17 17 22 19 17 3 3 - 0 6 22 23
3 57
Klampok mm 226 257 349 194 314 23 51 - 0 116 781 424
hari 13 16 15 16 11 2 2 - 0 7 25 21
4 58 Mandiraja
mm 299 395 370 337 303 10 49 - 0 193 1.057 601
hari + + + + + + + + + + + +
5 58B Purwonegoro
mm + + + + + + + + + + + +
hari + + + + + + + + + + + +
6 60D Bawang
mm + + + + + + + + + + + +
hari 17 14 28 18 14 - 2 - 0 6 24 19
7 62 Banjarnegara
mm 215 410 705 742 425 - 49 - 0 158 1.122 709
hari 15 16 25 22 13 2 5 - 1 14 23 22
8 62C Sigaluh
mm 214 353 579 610 316 58 74 - 23 299 514 632
hari 17 17 27 25 12 5 6 - 4 12 26 23
9 62D Madukara
mm 219 280 485 655 206 91 51 - 24 212 743 595

2-10
Nov.
Sep.

Des.
Feb.

Jun.
Jan.

Apr.
Sta- Lokasi Stasiun

Agt.

Okt.
Mrt.

Jul.
Mei
No
siun Pengamat
hari + + + + + + + + + + + +
10 62C Banjarmangu
mm + + + + + + + + + + + +
hari 19 13 25 19 18 3 5 - 1 10 25 20
11 60 Wanadadi
mm 251 218 658 320 446 55 40 - 8 196 613 469
hari + + + + + + + + + + + +
12 58A Rakit
mm + + + + + + + + + + + +
hari + + + + + + + + + + + +
13 60C Punggelan
mm + + + + + + + + + + + +
hari + + + + + + + + + + + +
14 64 Karangkobar
mm + + + + + + + + + + + +
hari + + + + + + + + + + + +
15 67 Pagentan
mm + + + + + + + + + + + +
hari + 24 30 17 18 7 10 - + + + +
16 65 Pejawaran
mm - 354 730 455 265 50 95 - + + + +
hari + + + + + + + + + + + +
17 65 Batur
mm + + + + + + + + + + + +
hari + + + + + + + + + + + +
18 63 Wanayasa
mm + + + + + + + + + + + +
hari + + + + + + + + + + + +
19 59 Kalibening
mm + + + + + + + + + + + +
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2011
Keterangan : + = Keadaan alat rusak
- = Tidak mengirimkan data
0 = Keadaan tidak hujan

2.2 PROFIL DEMOGRAFI

2.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Penduduk akhir tahun 2011 sebanyak 938.768 jiwa, terdiri dari 469.634 laki-Iaki dan
469.134 perempuan, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 6.080 jiwa atau sebesar 0,65
persen dari jumlah penduduk akhir tahun 2010 sebanyak 932.688 jiwa. Kepadatan penduduk
akhir tahun 2011 sebesar 878 jiwa per km2. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, terjadi
pula peningkatan jumlah rumah tangga yang diakibatkan oleh perubahan status perkawinan

penduduk. Jika pada akhir tahun 2010 jumlah rumah tangga yang ada tercatat 245.242
rumah tangga dan akhir tahun 2011 menjadi 246.692 rumah tangga, dengan kata lain terjadi
kenaikan jumlah rumah tangga sebanyak 1.450 rumah tangga atau sebesar 0,59 persen.

Kecamatan Banjarnegara, Purworejo Klampok dan Rakit adalah kecamatan dengan


tingkat kepadatan penduduk tertinggi, masing-masing dengan jumlah kepadatan 2.344 jiwa
per km2, 2.222 jiwa per km2 dan 1.603 jiwa per km2. Sedangkan kecamatan yang tingkat
kepadatan penduduknya rendah adalah Kecamatan Pandanarum dan Kecamatan
Pagedongan, yakni sebesar 381 per km2 dan 460 per km2.

2-11
Kepadatan rumah tangga menurut kecamatan, tertinggi adalah Kecamatan
Banjarnegara, Purworejo Klampok dan Rakit dengan kepadatan sebesar 570 rumah tangga
per km2, 531 rumah tangga per km2 dan 457 rumah tangga per km2. Adapun kecamatan
dengan kepadatan rumah tangga terendah adalah Kecamatan Pandanarum sebesar 110
rumah tangga per km2 dan Pagedongan sebesar 110 rumah tangga per km2.

Jumlah penduduk, kepadatan penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan


rumah tangga di Kabupaten Banjarnegara yang dirinci per kecamatan pada tahun 2011
ditampilkan pada tabel dibawah ini.

Tabel II.9
Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan
Rumah Tangga Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011

Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Kepadatan


Kepadatan
Luas Rumah Rumah
No Kecamatan 2
Perem- Penduduk
(Km ) Laki-laki Total 2 Tangga Tangga
puan (Jiwa/Km ) 2
(KK) (KK/Km )
1 Susukan 52,66 31.362 31.640 62.300 1.196 15.875 301
2 Purworejo Klampok 21,87 24.665 23.441 48.606 2.222 11.611 531
3 Mandiraja 52,61 33.053 34.427 67.480 1.283 16.936 322
4 Purwonegoro 73,86 36.538 36.492 73.030 989 21.576 292
5 Bawang 55,25 27.337 27.256 54.593 988 15.066 273
6 Banjarnegara 26,24 30.344 31.166 61.510 2.344 14.966 570
7 Pagedongan 80,51 18.560 18.512 37.072 460 8.893 110
8 Sigaluh 39,56 15.829 15.145 30.974 783 8.495 215
9 Madukara 48,20 21.263 21.193 42.456 881 10.292 214
10, Banjarmangu 46,36 20.724 20.695 41.419 893 12.303 265
11 Wanadadi 28,27 15.035 14.922 29.957 1.060 8.346 295
12 Rakit 32,45 25.937 26.086 52.023 1.603 14.817 457
13 Punggelan 102,84 36.552 36.467 73.019 710 18.338 178
14 Karangkobar 39,67 14.582 14.393 28.975 730 7.564 191
15 Pagentan 46,19 18.953 18.692 37.645 815 10.050 218
16 Pejawaran 52,25 21.897 21.403 43.300 829 11.144 213
17 Batur 47,17 19.702 19.406 39.108 829 9.752 207
18 Wanayasa 82,01 23.443 23.119 46.562 568 12.845 157
19 Kalibening 83,78 22.569 29.140 45.709 546 11.362 136
20 Pandanarum 58,56 11.289 11.039 22.328 381 6.461 110
Jumlah 1.069,71 469.634 469.134 938.768 878 246.692 231
Sumber : Kab. Banjarnegara Dalam Angka 2011

2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Penduduk di Kabupaten Banjarnegara selama 5 (lima) tahun terakhir (2007 – 2011)


mengalami peningkatan jumlah penduduk dari 910.513 jiwa di tahun 2007 menjadi 938.768
jiwa di tahun 2011. Pertambahan penduduk di Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2007 –
2011 yang dirinci per kecamatan ditampilkan pada tabel di bawah ini.

2-12
Tabel II.10
Pertambahan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007 – 2011

No Kecamatan 2007 2008 2009 2010 2011


1 Susukan 61.021 61.522 61.944 62.603 63.002
2 Purworejo Klampok 47.026 47.465 47.937 48.317 48.606
3 Mandiraja 66.729 66.829 67.087 67.303 67.480
4 Purwonegoro 70.603 71.114 71.927 72.396 73.030
5 Bawang 53.426 53.613 53.957 54.279 54.593
6 Banjarnegara 60.267 60.505 60.637 60.946 61.510
7 Pagedongan 35.268 35.718 36.292 36.809 37.072
8 Sigaluh 29.273 29.886 30.247 30.657 30.974
9 Madukara 41.024 41.449 41.819 42.077 42.456
10 Banjarmangu 40.380 40.597 41.011 41.261 41.419
11 Wanadadi 29.644 29.821 29.897 29.931 29.957
12 Rakit 49.654 50.224 50.770 51.387 52.023
13 Punggelan 70.878 71.507 72.029 72.468 73.019
14 Karangkobar 28.151 28.261 28.484 28.788 28.975
15 Pagentan 37.157 37.290 37.382 37.408 37.645
16 Pejawaran 41.829 42.167 42.641 43.080 43.300
17 Batur 38.119 38.487 38.861 39.094 39.108
18 Wanayasa 43.891 44.345 45.418 46.135 46.562
19 Kalibening 44.327 44.898 45.365 45.592 45.709
20 Pandanarum 21.846 21.932 21.956 22.157 22.328
Jumlah 910.513 917.630 925.661 932.688 938.768
Sumber : Kab. Banjarnegara Dalam Angka 2011

Pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 ke tahun 2011 turun sebesar 0,11 persen.
Jumlah kelahiran per seribu perempuan usia produktif (GFR) tahun 2011 sebesar 45
kelahiran per seribu perempuan usia produktif. Jumlah kelahiran per seribu perempuan usia
produktif dari tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat. Jumlah kelahiran per seribu perempuan
usia produktif tertinggi berada di Kecamatan Purwareja Klampok perempuan usia produktif,
diikuti Kecamatan Sigaluh dan Purwanegara masing-masing sebesar 60 dan 58 kelahiran
per seribu perempuan usia produktif. Adapun kecamatan dengan jumlah kelahiran per seribu
perempuan usia produktif, terendah yakni Kalibening sebesar 17 diikuti Kecamatan
Banjarmangu dan Pagedongan masing-masing sebesar 27 dan 28 kelahiran per seribu
perempuan usia produktif.

2-13
Tabel II.11
Jumlah Kelahiran dan Kematian Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011

Tingkat Tingkat
Penduduk
Jumlah Jumlah Kelahiran / Kematian /
No. Kecamatan Tengah
Kelahiran Kematian 1.000 1.000
Tahun
Penduduk Penduduk
1 Susukan 62.828 777 326 12 5
2 Purworejo Klampok 48.469 837 349 17 7
3 Mandiraja 67.390 606 360 9 5
4 Purwonegoro 72.572 1.093 350 15 5
5 Bawang 54.498 547 307 10 6
6 Banjarnegara 61.127 942 328 15 5
7 Pagedongan 37.008 383 109 10 3
8 Sigaluh 30.810 475 157 15 5
9 Madukara 42.222 464 125 11 3
10 Banjarmangu 41.262 301 74 7 2
11 Wanadadi 29.927 361 154 12 5
12 Rakit 51.661 717 98 14 2
13 Punggelan 72.734 1.004 361 14 5
14 Karangkobar 28.890 374 149 13 5
15 Pagentan 37.509 354 119 9 3
16 Pejawaran 43.149 534 298 12 7
17 Batur 39.101 302 112 8 3
18 Wanayasa 46.335 524 112 11 2
19 Kalibening 45.638 208 78 5 2
20 Pandanarum 22.277 299 109 13 5
Jumlah 935.407 11.102 4.075 12 4
Sumber : Kab. Banjarnegara Dalam Angka 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui laju pertambahan penduduk tiap tahun per
kecamatan dan rata – rata se – Kabupaten Banjarnegara yaitu 0,7 % tiap tahunnya. Dengan
demikian selanjutnya dapat dihitung proyeksi pertambahan penduduk Kabupaten
Banjarnegara untuk tahun 20013 – 2017 seperti yang ditampilkan pada tabel dibawah ini.

Tabel II.12
Proyeksi Pertambahan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013 – 2017

No Kecamatan r% 2013 2014 2015 2016 2017


1. Susukan 1.106 64,403 65,116 65,836 66,564 67,300
2. Purworejo Klampok 0.860 49,446 49,871 50,300 50,732 51,169
3. Mandiraja 0.217 67,773 67,920 68,068 68,215 68,363
4. Purwonegoro 0.710 74,071 74,597 75,126 75,660 76,197
5. Bawang 0.333 54,957 55,140 55,324 55,508 55,693
6. Banjarnegara 0.175 61,725 61,833 61,942 62,050 62,159
7. Pagedongan 0.338 37,323 37,449 37,576 37,703 37,830
8. Sigaluh 1.294 31,781 32,192 32,609 33,031 33,458

2-14
No Kecamatan r% 2013 2014 2015 2016 2017
9. Madukoro 0.678 43,034 43,325 43,619 43,915 44,213
10. Banjarmangu 0.648 41,958 42,229 42,503 42,778 43,056
11. Wanadadi 0.475 30,242 30,386 30,530 30,675 30,821
12. Rakit 0.711 52,765 53,141 53,518 53,899 54,282
13. Punggelan 0.616 73,921 74,377 74,835 75,296 75,760
14. Karangkobar 0.620 29,335 29,517 29,700 29,884 30,070
15. Pagentan 0.549 38,059 38,268 38,479 38,690 38,902
16. Pejawaran 0.987 44,159 44,595 45,035 45,479 45,928
17. Batur 0.915 39,827 40,191 40,559 40,930 41,305
18. Wanayasa 0.826 47,334 47,725 48,120 48,517 48,918
19. Kalibening *) 0.650 46,305 46,606 46,909 47,214 47,521
20. Pandanarum 0.778 22,677 22,853 23,031 23,210 23,391
Jumlah 951097 957333 963618 969951 976334
Rata - rata 0.674
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Keterangan: *) Angka pertumbuhan penduduk Kecamatan Kalibening negatif sehingga
menggunakan angka pertumbuhan penduduk kabupaten

2.3 PROFIL EKONOMI

Kabupaten Banjarnegara sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah


merupakan daerah dengan pola perekonomian agraris, dimana sebagian besar
masyarakatnya menyandarkan hidupnya dari sektor pertanian. Kondisi ini dapat dilihat dari
tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan produk domestik regional bruto
(PDRB). Pola seperti ini masih dominan selama kurun waktu lima tahun terakhir. Kontribusi
sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 38,21 persen dari total PDRB Kabupaten
Banjarnegara memberikan dasar yang kuat untuk menyatakan kondisi tersebut.

2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator perekonomian yang


penting. Dari PDRB dapat diperoleh informasi antara lain produktivitas daerah (nilai tambah),
pendapatan perkapita, struktur perekonomian, dan pertumbuhan ekonomi . Perkembangan
yang mendukung pertumbuhan perkonomian adalah dari sektor Jasa serta sektor
Pengangkutan dan Komunikasi. Kedua sektor ini memang bukan merupakan sektor yang
dominan dalam perekonomian Kabupaten Banjarnegara, akan tetapi tingginya
perkembangan sektor ini terakumulasi dengan petumbuhan dari sektor lainnya sehingga
menambah besar tingkat pertumbuhan dari PDRB Kabupaten Banjarnegara.

2-15
Tabel II.13
Perkembangan PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 dan
Tahun 2011 menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Harga Berlaku Harga Konstan


Usaha 2010 2011 2010 2011
Pertanian 2.564.623,97 2.844.587,91 1.035.558,72 1.060.086,56
Pertambangan &
33.383,09 36.709,25 15.294,96 15.920,99
Penggalian
Industri 852.797,29 930.300,49 379.955,75 394.671,82
Listrik, Gas & Air Minum 31.293,10 34.398,21 13.789,94 14.848,29
Bangunan 451.675,39 499.522,23 192.240,54 205.326,13
Perdagangan Hotel &
909.029,80 996.729,50 366.334,84 383.513,40
Restoran
Transportasi &
302.150,62 333.708,45 130.362,23 139.930,92
Komunikasi
Keuangan, Persewaan &
424.682,20 469.469,03 176.509,23 187.035,27
Jasa Perusahaan
Jasa-jasa 1.131.836,26 1.300.115,37 578.477,91 629.208,65
Jumlah 6.701.471,72 7.445.540,44 2.888.524,12 3.030.542,04
Sumber : Buku PDRB Kab. Banjarnegara Tahun 2011

Tabel II.14
Konstribusi Masing-Masing Sektor terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 dan Tahun 2011
(Menurut Harga Konstan Tahun 2000 )
( dalam % )
LAPANGAN USAHA 2010 2011 PERUBAHAN
Pertanian 35,85 34,98 - 0,87
Pertambangan & Penggalian 0,53 0,53 0
Industri Pengolahan 13,15 13,02 - 0,13
Listrik, Gas & Air Minum 0,48 0,49 0,01
Konstruksi/Bangunan 6,66 6,78 0,12
Perdagangan Hotel & Restoran 12,68 12,65 - 0,03
Transportasi & Komunikasi 4,51 4,62 0,11
Keuangan, Persewaan & Jasa 6,11 6,17 0,06
Perusahaan
Jasa-jasa 20,03 20,76 0,73
JUMLAH 100,00 100,00
Sumber : Hasil Analisis, 2012

Dari tabel di atas menunjukan Sektor Pertanian masih mendominasi konstribusi


terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara. Tahun 2011, sumbangan Sektor Pertanian
menunjukan angka sebesar 34,98%. Posisi ke dua Sektor Jasa yang memberikan kontribusi
sebesar 20,76%. Sektor Industri Pengolahan menempati posisi ke tiga sebesar 13,02%,
sedangkan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran menempati posisi ke empat dengan
memberikan kontribusi sebesar 12,65%. Diikuti Sektor Kontruksi/ Bangunan sebesar 6,78%,
Sektor Keungan, Persewaan & Jasa Perusahaan sebesar 6,17%, Sektor Transpotasi &
Komunikasi sebesar 4,23%, Sektor Pertambangan & Penggalian sebesar 0,53% dan Sektor
Listirk, Gas & Air Minum sebesar 0,49%.

2-16
2.3.2 Keuangan Daerah

Realisasi Penerimaan Daerah Otonom Kabupaten Banjarnegara pada tahun


anggaran 2011 tercatat sebesar Rp. 1.078.602.848.021,- yang terdiri dari Bagian
Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 71.107.053.223,- Bagian Dana Perimbangan sebesar
Rp.672.410.850.729,- dan Pendapatan Lain Yang Sah sebesar Rp. 335.084.944.069,-.
Sedangkan Realisasi Pengeluaran tercatat Rp. 1.037.963.456.757,- yang terdiri dari Belanja
Tidak Langsung sebesar Rp.675.873.071.098,- dan Belanja Langsung Rp.362.090.385.659,.

Tabel II.15
Realisasi Pendapatan Daerah Otonom Kabupaten Banjarnegara
Menurut Jenis Penerimaan Tahun Anggaran 2011

Realisasi
No. Penerimaan
(Rp.)
I PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 71.107.053.223
1.Pajak Daerah 12.376.944.802
2.Retribusi Daerah 42.226.650.458
3.Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 3 .987.680.655
4.Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 12.515.777.308
II DANA PERIMBANGAN 672.410.850.729
1. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 44.756.063.729
2. Dana Alokasi Umum 562.287.687.000
3. Dana Alokasi Khusus 65.367.100.000
III LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 335.084.944.069
1. Pendapatan Hibah 798.467.110
2. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah 32.764.093.439
Daerah Lainnya
3. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 179.171.633.520
4. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah 122.350.750.000
Daerah Lainnya
5. Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan -
Pembangunan Daerah
JUMLAH 1 .078.602.848.021
Sumber : DPPKAD Kab. Banjarnegara, 2011

Pajak dan Retribusi merupakan sumber pendanaan yang sangat penting.


Perkembangan pajak dan retribusi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II.16
Perkembangan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007 – 2011

Hasil
Lain-lain
Pengelolaan
Jenis Retribusi Pendapatan
Tahun Pajak Daerah Kekayaan Jumlah
Penerimaan Daerah Asli Daerah
Daerah Yang
yang Sah
Dipisahkan
Target 6.211.800.000 25.835.447.000 1.361.836.000 7.649.203.000 41.058.286.000
2007
Realisasi 6.810.613.473 25.215.360.113 1.355.836.750 11.491.133.485 44.872.943.821

2-17
Hasil
Lain-lain
Pengelolaan
Jenis Retribusi Pendapatan
Tahun Pajak Daerah Kekayaan Jumlah
Penerimaan Daerah Asli Daerah
Daerah Yang
yang Sah
Dipisahkan
Target 6.418.980.000 27.485.987.000 1.706.121.000 7.115.750.000 42.726.838.000
2008
Realisasi 7.314.771.313 27.229.680.471 1.747.447.371 10.229.497.776 46.521.396.931
Target 7.063.500.000 39.722.215.000 3.363.892.000 8.862.912.000 59.012.519.000
2009
Realisasi 8.161.471.252 39.104.932.160 3.619.844.600 9.750.566.785 60.636.814.797
Target 8.567.000.000 41.754.277.000 3.380.569.000 8.039.751.000 61.741.597.000
2010
Realisasi 9.265.190.711 39.760.948.541 3.348.725.471 10.111.903.340 62.486.768.063
Target 10.139.500.000 40.855.288.000 3.860.680.000 8.224.764.000 63.080.232.000
2011
Realisasi 12.376.944.802 42.226.650.458 3.987.680.655 12.515.777.308 71.107.053.223
Sumber : DPPKAD Kab. Banjarnegara, 2011

Dari tabel tersebut di atas dapat diperoleh informasi bahwa pada tahun 2011,
realisasi PAD Kabupaten Banjarnegara sebesar Rp. 71.107.053.223 melebihi dari target
yang ditetapkan Rp. 63.080.232.000 atau terealisasi 112,72 %.

2.3.3 Komoditas Unggulan dan Andalan

Di Kabupaten Banjarnegara ada beberapa komoditas yang selama ini telah


berkembang yang pantas menjadi komoditas unggulan, meliputi:
a. Pertanian : kentang, salak dan teh
b. Industri : keramik, pengolahan kayu
c. Pariwisata : obyek wisata Dataran Tingi Dieng.
Disamping itu juga terhadap komoditas andalan meliputi :
• Komoditas tanaman pangan : padi,palawija (jagung dan ketela pohon), buah-buahan
(durian)
• Komoditas Perkebunan : kelapa, kayu (albasia), tanaman rempah-rempah.
• Komoditas Perikanan : ikan gurami dan lele
• Komoditas Peternakan : sapi dan kambing

Beberapa komoditas yang perlu tindak lanjut pengembangannya antara lain:


perikanan (termasuk ikan hias), ketahanan pangan, dan ternak domba.

2-18
2.3.4 Perkembangan Sektor – Sektor Ekonomi

Sektor perekonomian memegang peranan penting dalam pengembangan wilayah


atau kota. Potensi yang dimiliki dalam bidang ekonomi dapat menjadi sumber pembiayaan
bagi pembangunan yang dilakukan. Sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara dapat
dibagi dalam beberapa bidang:

A. Sektor Pertanian

Tanaman pertanian dalam hal ini mencakup mencakup komoditi tanaman bahan
makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai,
sayur-sayuran, buahbuahan, kentang, kacang hijau, tanaman pangan lainnya dan hasil-hasil
produk ikutannya. Komoditi pertanian yang paling menonjol jagung dan padi sawah. Hal ini
dikarenakan karakter lahan dan juga jenis tanah yang ada di Kabupaten Banjarnegara yang
sesuai untuk kedua komoditi tersebut.
Tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Banjarnegara diusahakan oleh rakyat
maupun perusahaan. Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan yang
diusahakan seperti kelapa, kelapa deres, kopi, kapuk, teh, tembakau, cengkeh dan
sebagainya, termasuk produk ikutannya. Dari kegiatan ini diperoleh komoditi yang dapat
dibedakan menjadi:
1. Monokultur, meliputi tanaman kopi, teh, tebu dan melati Gambir.
2. Tanaman yang diusahakan secara interlanting antara lain meliputi: kelapa, cengkeh,
panili dan kapulaga.
Hasil peternakan mencakup produksi ternak besar (sapi, kerbau dan kuda), ternak
kecil (babi, kambing dan domba), unggas (ayam dan itik) maupun hasil-hasil ternak (telur,
kulit dan susu segar). Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang
dipotong ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak neto. Pada tahun
2011, pertumbuhan nilai tambah terbesar di sub sektor ini adalah dari hasil produksi unggas.
Hasil kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan
lainnya. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar, arang
dan bambu; sedangkan kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa kulit kayu, kopal
dan sebagainya. Pertumbuhan tertinggi pada sub sektor Kehutanan di Kabupaten
Banjarnegara dihasilkan dari kayu bakar.

B. Sektor Industri

Sektor industri dibagi menjadi 3 (tiga macam, yaitu industri besar, industri sedang
dan industri kecil atau rumah tangga. Di Kabupaten Banjarnegara terdapat beberapa industri
sedang yang terdiri dari industri kerajinan keramik, rokok klembak menyan, tepung tapioka,
pengelupasan kopi, dan pengolahan kayu.

2-19
Sedangkan industri kecil yang berkembang di Kabupaten Banjarnegara terdiri dari
pembuatan kecap, penggilingan padi, penggilingan daging, pembuatan tahu, pembuatan
tegel/ loster, pembuatan sapu ijuk, pembuatan jala, dan lain – lain. Industri ini masih bersifat
sederhana dan sebagian besar masih menggunakan tenaga manusia.

C. Sektor Pertambangan

Potensi bahan galian yang dimiliki Kabupaten Banjarnegara diantaranya adalah:


1. Marmer, dengan jumlah cadangan diperkirakan 18.688.000 m3. Terdapat di
Kecamatan Banjarnegara (Desa Kebutuh Jurang), Kecamatan Bawang, dan
Kecamatan Purwanegara.
2. Feldspar, dengan jumlah cadangan diperkirakan 7.500.000 m3. Dijumpai di
Kecamatan Purwanegara, Bawang dan Banjarnegara.
3. Pasir Kuarsa, dengan cadangan sejumlah 250.000 m3. Dijumpai di Desa Kalitengah
Kecamatan Purwanegara.
4. Asbes, cadangan 3.085.000 m3 dijumpai di Kecamatan Purwanegara dan Kecamatan
Bawang.
5. Batu gamping, dengan cadangan 12.372.000 m3 terdapat di Kecamatan
Banjarnegara, Punggelan, Wanayasa dan Pejawaran.
6. Tras, dengan jumlah cadangan 14.007.000 m3, terdapat di Kecamatan Punggelan,
Wanayasa, Pejawaran, Karangkobar, Pagentan, dan Sigaluh.
7. Tanah liat, banyak terdapat di Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Banjarmangu,
Punggelan, Wanayasa, Kalibening, Pagentan, Pejawaran dan Karangkobar.
8. Batu pasir, kerikil, dijumpai di sepanjang aliran Sungai Merawu, Serayu, Pekacangan
dan Sungai Tulis.
9. Oker, dijumpai di Desa Kalitengah Kecamatan Purwanegara dan di Desa Twelagiri
Kecamatan Banjarnegara.
10. Batu tulis/ Slate, cadangan 150.000 m3 terdapat di Kecamatan Purwanegara.
11. Andesit, terdapat di Kecamatan Punggelan, Karangkobar, Kalibening, Pagentan dan
Pejawaran.
12. Diorit, terdapat di Kecamatan Banjarmangu, Wanayasa, Pagentan, Karangkobar dan
Bawang.

2-20
2.4 PROFIL SOSIAL DAN BUDAYA

Dalam sub bab ini akan disajikan beberapa indikator sosial budaya yang meliputi:
kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial, agama, pemuda dan olah raga, kebudayaan
dan kebijakan-kebijakan pengembangannya

2.4.1 Kesehatan

Beberapa indikator pembangunan di bidang kesehatan dapat dilaporkan sebagai


berikut :

1. Angka Kematian Bayi (AKB) 11,04 per 1000 bayi hidup


2. Angka Harapan Hidup 65 tahun
3. Angka kematian ibu melahirkan 100,81
4. Kondisi anak dengan katagori gizi buruk 0,4% cakupan desa UCI sebesar 100%.
5. Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu 34 buah, dengan cakupan pelayanan
rata-rata 26,288 orang tiap Puskesmas
6. Jumlah Rumah Sakit/Balai Pengobatan yang sejenis 4 buah
7. Jumlah Rumah Bersalin 139
8. Jumlah Posyandu 1.580
9. Jumlah tenaga medis 11.370
10. Jumlah dukun bayi/persalinan 3.546 atau tiap desa tersediakan 13 tenaga dukun
bayi.
2.4.2 Pendidikan

Beberapa indikator penting untuk mengetahui intensitas pembangunan di bidang


pendidikan antara lain, ialah angka partisipasi sekolah (baik kasar maupun murni) pada
berbagai level sekolah, rasio guru - murid, rasio murid - kelas dan penurunan jumlah
penduduk yang buta huruf.

1. Angka Partisipasi Kasar/Murni SD/MI: 105,05% /91,47%


2. Angka Partisipasi Kasar /Murni SLTP/MTs: 84,11% / 74%
3. Angka Partisipasi Kasar/Murni SLTA/MA: 39,65%/32,14%
4. Ratio guru – murid untuk TK dan sederajatnya: 30
5. Ratio guru – murid untuk SD dan sederajatnya 23
6. Ratio guru – murid untuk SLTP dan sederajatnya: 19
7. Ratio guru – murid untuk SLTA dan sederajatnya: 17
8. Jumlah TK dan sederajatnya 251 unit
9. Jumlah SD dan sederajatnya 862 unit
10. Jumlah SLTP dan sederajatnya 85 unit
11. Jumlah SLTA dan sederajatnya 25 unit
12. Jumlah PT dan sederajatnya 1 unit

2-21
2.4.3 Kesejahteraan Sosial

Banyaknya pengundang masalah sosial menurut jenisnya adalah sebagai berikut :

1. Pengemis,gelandangan dan orang terlantar (PGOT) = 6.870 orang


2. Tuna susila = 48 orang
3. Tuna netra = 948 orang
4. Bisu tuli = 1.264 orang
5. Yatim piatu dan anak terlantar = 6.211 orang
6. Orang Jompo = 4.745 orang
7. Keluarga praesjahtera = 95.357 KK
8. Keluarga sejahtera I = 68.907 KK
9. Keluarga sejahtera II = 47.930 KK
10. Keluarga sejahtera III = 26.744 KK
11. Keluarga sejahtera III+ = 7.052 KK

2.4.4 Agama

Struktur penduduk berdasarkan pemeluk agama, sebagian besar penduduk adalah


pemeluk agama Islam. Data selengkapnya dapat dilihat di bawah ini.

1. Islam : 932.612 Orang


2. Katolik : 2.157 Orang
3. Protesten : 3.241 Orang
4. Hindu : 71 Orang
5. Budha : 591 Orang
6. Lain-lain : 96 Orang

Prasarana keagamaan meliputi: masjid 1483 buah, langgar/ musola 3074 buah,
gereja 24 buah dan vihara/ pura 7 buah. Kerukunan umat beragama di daerah ini cukup
mantap .

2.4.5 Pemuda dan Olah Raga

Dari struktur penduduk tampak bahwa penduduk di Kabupaten Banjarnegara


didominasi oleh pemuda. Oleh karena itu, pembinaan, penyediaan fasiltas untuk
pengembangan kreativitas dan olah raga dan pengendalian menjadi agenda utama dalam
pengembangan pemuda.

2-22
Prestasi di tingkat nasional meliputi: mengarang, sastra, olahraga , karya tulis,
Indonesian Tour Science Foundation. Prestasi di tingkat daerah (provinsi) meliputi: K3 dalam
jambore Bhakti Husada, majalah dinding, karya ilmiah remaja, beberapa cabang olah raga,
karang taruna berprestasi, pidato bahasa Inggris, mocopat, dan lain-lain.
Fasilitas atau prasarana yang tersediakan untuk kegiatan kepemudaan dan olah
raga serta kesenian , meliputi:

1. Stadion dan lapangan olah raga : 268 tempat


2. Lapangan tenis : 15 tempat
3. Lapangan bulu tangkis : 157 tempat
4. Kolam renang : 3 tempat
5. Padepoan Pencak silat : 7 tempat
6. Arena Tinju : 2 tempat
7. Gedung olah raga : 1 gedung

2.4.6 Kebudayaan

Kegiatan kebudayaan yang telah dilakukan di daerah ini meliputi pengembangan dan
pelestarian. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan adalah kegiatan seni budaya kuda
lumping, karawitan, pedalangan, dan lain – lain.

2.5 KONDISI UMUM PRASARANA BIDANG PU/ CIPTA KARYA

2.5.1 Sub Bidang Air Minum

Sumber air bersih di Kabupaten Banjarnegara cukup banyak, terutama dari sumber
air permukaan. Sumber – sumber air alam hasil rekayasa manusia tersebut meliputi:
- Bendung Mrica
- Bendung Kali Pancangan
- Bendung Singomerto
- Bendung Kali Tulis
- Bendung Kali Mrawu
- Bendung Nyangkuh
Di Kabupaten Banjarnegara telah terdapat saluran air bersih yang mengaliri
Kecamatan Banjarnegara, Bawang, Banjarmangu, Madukara, Wanadadi, Puworejo Klampok
dan Purwonegoro. Saluran air bersih ini dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum.

2-23
2.5.2 Sub Bidang Sampah

Halaman rumah tinggal di Kabupaten Banjarnegara cukup luas, khususnya yang


berada di pedesaan, sehingga pembuangan sampah biasanya langsung di halaman rumah,
melalui penggalian dan penimbunan sampah.
Untuk daerah perkotaan, pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP. petugas –
petugas mengambil sampah dari tempat penampungan sementara dan dari rumah – rumah
atau tempat – tempat umum untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir.

2.5.3 Sub Bidang Drainase

Jaringan drainase berupa selokan – selokan yang terdapat di tepi – tepi jalur jalan
diKabupaten Banjarnegara. Selanjutnya dari selokan ini langsung disalurkan ke sungai –
sungai yang banyak terdapat di Kabupaten Banjarnegara.

2-24

Anda mungkin juga menyukai