Anda di halaman 1dari 61

Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paleontologi berasal dari bahasa yunani kata “paleo” yang artinya
masa lampau, “onto” yang artinya kehidupan dan ”logos” yang artinya
adalah ilmu. Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari
tentang masa lampau.
Seiring berjalannya waktu banyak bermunculan berbagai jemis
makhluk hidup dan ad di antaranya merupakan makluk hidup purba yang
langka. Dan manusia mulai mempelajari tentang jenis-jenis makhluk hidup
dan mengetahui sejarah tersebut dari fosil-fosil yang ditemukan berupa
sisa tubuh dari makhluk tersebut atau jejak sisa dari makhluk tersebut.
Hal ini juga bisa mengetahui bahwa makhluk hidup sudah hidup
sejak lama dibumi. Perkembangan mempelajari fosil ini belanjut hingga
sampei pada tahap untuk menentukan umur batuan, sedimentasi, hingga
mengetahui jenis makluk hidup yang blm dilihat.
Secara umum makhluk hidup dibedakan menjadi tumbuhan dan
hewan. Hewan sendiri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu hewan vertebrata
(bertulang belakang) dan invertebrata (tidak bertulang belakang). Dalam
makalah ini akan dibahas tentang berbagai hewan invertebrate yang dibagi
menjadi 5 phylum yang akan dibahas dan hewan vertebrata yaitu reptil.
Phylum yang akan di analisis antara lain yaitu Mollusca,
coeleterata, arthropoda, Echinodermata, dan brachiopoda serta hewan dari
vertebrata yaitu reptil.

2.1 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan laporan ini ialah:
1. Untuk mengetahui, dan mengklasifikasi fosil.
2. Mengetahui jangka waktu hidup dari fosil.
3. Menentukan umur serta lingkungan pengendapan.

3.1 Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Pensil 1. Sampel hewan(hidup/fosil)
2. Bolpoin
3. Penggaris
4. Penghapus
5. Lembar deskripsi

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 1


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

6. Camera
7. Masker
8. Jas lab
9. Aklohol 70%
10. Sarung tangan karet
11. Papan clipboard

4.1 Prosedur Percobaan


1. Siapkan alat tulis dan lembar deskripsi
2. Ambil sampel hewan yang akan di deskripsi
3. Deskripsi sampel tersebut
4. Kemudian foto sampel.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 2


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PALEONTOLOGI
Paleontologi berasal dari bahasa yunani kata “paleo” yang artinya masa
lampau, “onto” yang artinya kehidupan dan ”logos” yang artinya adalah ilmu.
Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa
lampau.
Paleontologi adalah ilmu yang ruang lingkup hidup purba yang biasanya
adalah dengan mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari
fosil makhluk hidup untuk mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu
tentang zaman purba. Secara sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu
mengenai fosil sebab jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.
Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan
terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat
berupa cangkang binatang, jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan
atau penggantian oleh mineral. Catatan fosil ( fossil record ) adalah susunan
teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata,pada batuan sedimen
yang menandai berlalunya waktu geologis. Semakin atas letak strata tempat
fosil ditemukan, semakin muda usia fosil tersebut.

Ada bermacam-macam fosil bila ditinjau dari dari kejadiannya, antara lain:

 ·Bagian keras yang terawetkan dan menjadi fosil seperti keadaannya


semula. Misalnya: tulang,gigi, cangkang
 ·Suatu rongga yang terbentuk karena bagian keras yang semula ada,
terlarut oleh air dan akibatnya terbentuk rongga yang bentuknya seperti
semula.
 ·Hasil pembatuan
 ·Awetan yang terdapat dalam lapisan seperti batu amber
 Jejak, lubang, tempat tinggal, kotoran

Menurut Shrock & Twenhofel (1952), Paleontologi adalah ilmu yang


mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi.

Terdapat dua macam istilah klasifikasi organisma, yaitu :


 Natural classification, adalah suatu penggolongan organisma
berdasarkan pada jenis lingkungan yang ditempatinya, misalnya :
lingkungan sungai, laut, rawa dll.
 Artificial classification, adalah suatu penggolongan organisma berdasarkan
sifat-sifatnya (characters), seperti habitat, ukuran, penyebaran kedalaman dan
geografi.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 3


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

 Henry Wood, pada tahun 1958 telah membahas secara praktis mengenai 9
phyla dalam klasifikasi hewan. Ke 9 phyla tersebut adalah :

Kingdom - SubKingdom
Branch - Sub Branch
Grade - Sub Grade
Phylum - Sub Phylum
Class - Sub Class
Ordo - Sub Ordo
Super-Family - Family
Genus - Sub Genus
Species - Sub Species

Dalam pembahasa paleontologi, biasanya klasifikasi dimulai dari Phylum


hingga species

Konsep-Konsep Dasar Paleontologi

 Taksonomi
 Konsep Spesies
 Filogeni
 Metode Identifikas

Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik


tertentu. Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila
tingkatan taksonominya belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi adalah
spesies, sedangkan unit tertinggi adalah kingdom. Diantara unit-unit baku dapat
ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh: super kingdom,
merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub terletak di
bawah unit baku, contoh: sub filum, terdapat di bawah unit filum.

Spesifikasi Nama

1. Deskriptif, Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa:


 Bentuk tubuh:Turritella angulata, memperlihatkan bentuk
tubuh turreted (meninggi) dan menyudut pada kamarnya.
 Struktur: Tubipora musica, memperlihatkan struktur tubuh
berpipa (tube) dan terangkai seperti alat musik (musica).

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 4


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

2. Geografis:Pemberian nama yang didasarkan pada lokasi dimana fosil


tersebutpertama kali diketemukan. Contoh:Fussulina
sumatrensis, Fussulina yangdiketemukan di sumatera.
3. Personal:Mencantumkan nama penemunya.
Contoh:Discoatermartinii, Martini adalah penemu fosil tersebut.

Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu


organisme dengan organisme lainnya. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan
morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses
evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai
perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada kesesuaian
dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari
suatu organisme terhadap lingkungannya.

Metode Penyusunan Filogeni

1. Fenetik,Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik.


Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks
keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam
pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya
kedudukan yang sama.
2. Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah
akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap
ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda.

Metode Identifikasi

1. Morfologi.Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif.


Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.
2. Biometri,Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh
dari suatu organisme.

Ruang Lingkup Paleontologi

Secara umum paleontologi dapat digolongkan menjadi dua yaitu Paleobotani (


tumbuhan ) dan Paleozoologi ( hewan ). Jadi ruang lingkup paleontologi ( terbagi
dalam paleobotani dan paleozoologi) antara lain:

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 5


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

1. Paleobotani

Paleobotani adalah ilmu yang mempelajari fosil tumbuhan. Kajian Paleobotani


meliputi aspek fosil tumbuhan, rekonstruksi taksa, dan sejarah evolusi dunia
tumbuhan.

Tujuan mempelajari Paleobotani adalah:

a) Untuk rekonstruksi sejarah dunia tumbuhan. Hal ini dapat dilakukan


karena fosil tumbuhan dari suatu kolom geologis tertentu berbeda dengan
yang terdapat pada kolom geologis lainnya. Dengan demikian dapat
diketahui jenis tumbuhan yang ada dari waktu ke waktu, atau dengan kata
lain dapat diketahui sejarahnya, khususnya mengenai kapan kelompok
tumbuhan tersebut mulai muncul di muka bumi, kapan perkembangan
maksimalnya, dan kapan kelompok tumbuhan tersebut punah.

b) Untuk keperluan analisa pola dan suksesi vegetasi dari waktu ke waktu.

c) Untuk analisa endapan dari masa karbon ( khususnya yang mengandung


sisa tumbuhan ), yang berpotensi dalam presiksi sifat- sifat batubara.
Dengan demikian dapat diketahui macam batubara serta dari tumbuhan
apa batubara tersebut berasal.

d) Untuk dapat melakukan dedukasi mengenai aspek-aspek perubahan iklim.


Dengan cara ini maka dimungkinkan untuk merekonstruksi lingkungan
masa lampau beserta perubahan-perubahan yang terjadi, dan juga untuk
mempelajari hubungan antara tumbuhan dengan hewan yang menghuni
lingkungan tersebut. Salah satu perubahan iklim yang seringkali dapat
diungkap dengan pendekatan ini adalah perubahan ternperatur rata-rata.

2. Paleozoology ( hewan vertebrata dan invertebrata )

Tujuan dari mempelajari paleozoology adalah :

a. Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di bidang hewan dan
perkembangan manusia. Proses rekonstruksi kehidupan dilakukan melalui
rekonstruksi fosil karena fosil ditemukan dalam lapisan/strata geologis yang
berlainan sehingga dapat diketahui perkiraan waktu munculnya dan kehidupan
makhluk yang telah memfosil tersebut.

b. Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke waktu. Kehidupan pada
masa purba di mana kondisi bumi masih belum stabil sangat memungkinkan

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 6


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

terjadinya perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim sehingga mempengaruhi


kehidupan spesies dan vegetasi tanaman

c. Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini
bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,
mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
lingkungan tersebut

d. Analisa kehidupan biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi, proses


evolusinya melalui masa dan wilayah distribusinya seluas dan selama mungkin

e. Analisa proses adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap perubahan


kondisi lingkungan, makhluk yang mampu beradapatasi akan terus bertahan
walaupun peiode waktu geologis terus berjalan sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan punah. Proses adaptasi membuka zona adaptif yang baru yaitu
suatu kumpulan kondisi hidup dan sumber daya baru yang memberikan banyak
kesempatan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan.

Aplikasi paleontologi
1. Menentukan Umur Relatif Batuan
Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga
fosil dapatdigunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan
sedimen. Fosil Indeks: fosil yang kemunculannya sangat spesifik mewakili
suatu zaman, contoh:Ammonit pada Trias. Syarat-syarat fosil
indeks: Memiliki penyebaran lateral yang luas, kisaran umurnya
pendek dan mudah dikenali.

2. Melakukan Korelasi
Korelasi:menghubungkan dua atau lebih satuan batuan
berdasarkan kesamaan umur. Biostratigrafi adalah menyusun suatu satuan
batuan berdasarkan kesamaan kandungan fosilnya. Dalam
perkembangannya satuan biostratigrafi sering identik dengan umur dari
batuan itu sendiri.
3. Menentukan Lingkungan Pengendapan
Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan, dimana
organismetersebut dapat beradaptasi. Dengan demikian fosil dapat
dipergunakan untukmenentukan lingkungan pengendapan. Syarat: fosil
terendapkan pada lingkungan dimana dia hidup (bioconoese ), lingkungan
hidupnya sempit dan mudah dikenali. Lingkungan Pengendapan : Darat,
meliputi gurun, sungai, danau, dan sebagainya. Sedangkan laut, meliputi:
pantai, rawa, laut dangkal (neritik) dsb.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 7


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

4. Mengetahui Paleoklimatologi
Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim
sebagai salah satu unsur lingkungan. Contoh: Koral biasanya hidup pada
iklim tropis - sub tropis.

2.2 INVERTEBRATA
Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki
tulang belakang. Animalia yang termasuk dalam kelompok ini memiliki
habitat yang sangat bervariasi, dari laut, sungai, darat, bahkan sampai
pegunungan. Hewan ini kebanyakan memiliki umur yang relatif singkat.
Jarang ada yang sampai berusia lebih dari satu tahun.

Berdasarkan jenis simetri tubuhnya, invertebrata dapat dibedakan menjadi


kelompok hewan bersimetri radial dan kelompok hewan bersimetri bilateral.
Kelompok hewan tertentu disebut hewan bersimetri radial karena tubuhnya
dapat dipotong menjadi dua bagian yang simetris melalui lebih dari satu arah.
Oleh karena itu, tubuh hewan yang bersimetri radial biasanya bebrentuk
silindris atau membulat. Bagian tubuh setelah atas yang dekat dengan mulut
disebut bagian oral, sedangkan bagian sebelah bawah disebut bagian suboral
(Heny 2007 : 51).

Jika seluruh hewan yang ada di alam kita kelompokkan berdasarkan ada
tidaknya tulang belakang, maka sebagian besar akan termasuk kepada hewan
yang tidak bertulang (Invertebrata dan Avertebrata). Hewan intertebrata ada
yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya
dilakkukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun
oleh banyak sel (multiseluler/metazoa) sel-selnya mengalami diferensiasi dan
spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin
komplek. Hewan yang termasuk pada invertebrata meliputi semua protozoa,
yaitu hewan bersel satu dan sebagian metazoa yaitu hewan yang bersel banyak
(Storer 1957 : 52).

Adapun kelompok hewan yang lain disebut hewan bersimetris bilateral


karena tubuhnya dapat dipotong menjadi dua bagian yang simetris hanya
melalui satu arah. Oleh karena itu, tubuh hewan yang bersimetri bilateral
biasanya dapat dipotong menghasilkan dua bagian yang simetris dari arah
kepala (cepal) lalu ke arah eklor (caudal) atau dari arah atas (superior) ke arah
bawah (interior) (Campbell 2003 : 24).

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 8


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Berdasarkan tingkat perkembangan lapisan tubuhnya, invertebrata dapat


dibedakan menjadi diploblastik dan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki
dua lapisa tubuh, yaitu endodermis (dalam) dan ektodermis (luar), misalnya
Porifera dan Coelenterata. Berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh (selom),
hewan triplobalstik dibedakan menjadi triploblastik aselomata, triplobalstik
pseudoselomata, dan triplobalstik selomata (Dwidjoseputro 1990 : 14)

Hewan-hewan triploblastik aselomata memiliki tiga lapisan tubuh


(ektodermis, mesodermis, dan endodermis) dan tidak memiliki rongga tubuh,
misalnya Platyhelminthes. Hewan-hewan golongan triploblastik Pseu
doselomata memilikitiga lapisan tubuh (ektodermis, mesodermis, dan
endodermis) yang memiliki ronga dalam saluran tubuh misalnya
Nemathelminthes. Hewan-hewan triploblastik selomata memiliki tiga lapisan
tubuh (ektodermis, mesodermis, dan endodermis) serta memilii ronga tubuh
yang terisi oleh cairan dan ada penggantung organ (disebut mesenteron),
misalnya Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata
(hewan bertulang belakang) ( Soemarwoto 1998 : 45).

Hewan-hewan yang termasuk kelompok invertebrata, antara lain Porifera


(hewan berpori), Coelenterata (hewan berongga), Platyhelminthes (cacing
pipih), Nemathelminthes (cacing benang), Annelida (cacing gelang), Mollusca
(hewan bertubuh lunak), Artrhopoda (hewan yang memiliki kaki bersendi-
sendi) dan Echinodermata (hewan berkulit duri) (Campbell 2003 : 26).

2.2.1 MOLLUSCA

A. Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya
lunak. Jadi Filum Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang
memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh cangkang,
meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak
asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu mollusca
yang termasuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan
menggunakan perutnya.
Mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
 Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari
bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi untuk
bergerak. Pada sebagian mollusca kaki telah termodifikasi
menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 9


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

 Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari
mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ
seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa
viseral dilindungi oleh mantel.
 Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi
massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang
disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi
cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang
ekskresi dan anus.

Sistem syaraf mollusca terdiri dari cincin syaraf. Sistem syaraf ini
mengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem
pencernaan mollusca sudah terbilang lengkap terdiri dari mulut, esofagus,
lambung, usus, dan anus. Mollusca juga memiliki lidah bergerigi yang
berfungsi untuk melumatkan makanan. Lidah bergerigi itu disebut radula.

Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain.


Misalnya ganggan, ikan, ataupun mollusca lainnya. Mollusca hidup di air
maupun di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita.
Sedangkan yang hidup di darat contohnya siput. Mollusca yang hidup di
air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel.

Mollusca bereproduksi secara seksual. pada umumnya organ


reproduksi jantan dan betina pada umumnya terpisah pada individu lain
(gonokoris). Namun, meski begitu jenis siput tertentu ada yang bersifat
Hermafrodit. Fertilisasi dilakukan secara internal ataupun eksternal
sehingga menghasilkan telur. Telur tersebut berkembang menjadi larva
dan pada akhirnya akan menjadi mollusca dewasa.

B. Karakteristik Mollusca
Moluska adalah anggota dari filum sangat besar dan beragam
aminals invertebrata yang dikenal sebagai mollusca. filum menyediakan
beberapa hewan paling akrab, termasuk univalves (kelas Gastropoda),
bivalvia (kelas Bivalvia) dan cephalopoda (kelas cephalopoda). Filum
mollusca juga termasuk kurang dikenal froms menyedot sebagai Chitons
(kelas Polyplacophora) dan gading menjual (kelas Scaphopoda), antara
lain.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 10


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

The mollusca dari sektor Antartika dan sub-Antartika Samudra


selatan dijelaskan cukup baik, sedikit pun beberapa 1.200 moluska
diidentifikasi dari daerah, yang didominasi oleh gastropoda diikuti oleh
bivalvia (Lince et al. 2006). Sampai saat ini kita tahu kira-kira tujuh puluh
enam morfospesies molluscan dari lima kelas dari wilayah HIMMI.
banyak di antaranya terlalu kecil untuk ditangkap sebagai bycatch dan
hanya taksa yang lebih besar seperti cumi, siput besar atau kerang akan
akrab bagi pengamat. Namun penting untuk membuat pengamat
menyadari Divercity moluska mereka cenderung encounther.
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh
hewan ini tripoblastik { mempunyai 3 lapisan lembaga, yaitu ektoderm
(lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan dalam) },
bilateral simetri, umumnya memiliki mantelyang dapat menghasilkan
bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi
sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang
tiram, siput sawah dan bekicot.(Drs. Adun Rusyana, M.Pd. : 86)
Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok
siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki
siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara
kontraksiotot. (Drs. Adun Rusyana, M.Pd. : 87).
Mollusca mempunyai alat pencernaan yang sempurna mulai dari
mulut yang mempunyai radula (lidah perut) sampai dengan anus terbuka
didaerah rongga mantel. Pernapasan dilakukan dengan menggunakan
insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat eksresi
berupa ginjal. Sistem syaraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu
ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganyadi
hubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. (Drs. Adun Rusyana, M.Pd. :
87).
Ciri-ciri Mollusca:
 Merupakan hewan multiselular yang tidak mempunyai tulang
belakang.
 Habitatnya di ait maupun darat
 Merupakan hewan triploblastik selomata.
 Struktur tubuhnya simetri bilateral.
 Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel.
 Memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
 Organ ekskresi berupa nefridia
 Memiliki radula (lidah bergigi)
 Hidup secara heterotrof
 Reproduksi secara seksual

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 11


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

C. Klasifikasi Mollusca
Berdasarkan bidang simetri, kaki, cangkok, mantel, insang dan
system syaraf, Mollusca terdiri atas lima kelas yaitu :
a) Kelas Gastropoda (L.Gaster = perut + podos = kaki)
(1) Pengantar
Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan
popular. Ada sekitar 50.000 spesies Gastropoda yang masih hidup
dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Oleh karena banyaknya
jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan.
Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah)
dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai
dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya
simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki
cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula).
Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.
Pernapasan bagi Gastropoda yang hidup di darat
menggunakan paru-paru, sedangkan Gastropoda yang hidupdi air,
bernapas dengan insang.Gastropoda mempunyai alat reproduksi
jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes.
Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu
melakukan autofertilisasi. Alat ekskresi berupa sebuh ginjal yang
terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga
mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah
terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang
terletak dalam rongga tubuh.

2) Contoh: Achatina Fulica


a. Struktur Tubuh
Tubuhnya bercangkok (concha), kebanyakan berputar ke kanan
(dekstral) ada juga yang berputar ke kiri (sinistral). Putaran ini berasal
sari apeks melalui whorl sampai ke aperture. Bagian tengah yang
merupakan sumbu putaran disebut kollumella. Kollumella ini tidak
terlihat dari luar.
Cangkok terdiri atas tiga lapisan, yaitu: (1) periostrakum, terbuat
dari bahan tandukyang disebut konkiolin, (2) lapisan prismatik, terbuat
dari kalsit atau arragonit, (3) lapisan mutiara, terdiri dari CaCO3, jernih
dan mengkilap. Lapisan prismatik dan periostrakum dibentuk oleh
tepi palliumyang menebal, sedangkan mutiara dibentuk oleh seluruh
permukaanpallium. Pada waktu aktif tubuh menjulur dari cangkok,

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 12


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

terdiri atas bagian: (1) kepala (pada ujung depan agak ke ventral
terdapat mulut, dua pasang tentakel, pada ujung tentakel yang lebih
panjang terdapat mata); (2) leher (pada sisi sebelah kanan terdapat
lubang genital); (3) kaki (terdiri atas otot yang kuat untuk merapat,
(4) viscera yang belum begitu jelas batasnya (terdapat di dalam
cangkok, berbentuk spiral, ditutupi oleh mantel, pada bagian tepi
cangkok dekat kaki mantel menjadi lebih tebal disebut gelangan
(kollar), di bawah gelangan ini terdapat lubang pernafasan; rongga
mantel berfungsi juga sebagai organ pernafasan.
b. Sistem Pencernaan Makanan
Makanan berupa tumbuh-tumbuhan, dipotong-potong oleh rahang
zat tanduk (mandibula), kemudian dikunyah oleh radula. Zat-zat
makanan diserap di dalam intestin. Saluran pencernaan makanan terdiri
atas: rongga mulut-faring (tempat dimana terdapat radula)-esofagus-
tembolok-lambung-intestin-rektum-anus. Kelenjar pencernaan terdiri
atas: kelenjar ludah, hati, dan pankreas.

c. Sistem Peredaran Darah


Jantung terdapat di dalam cavum pericardi, terdiri dari dua bagian,
yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Dari ujung ventrikel keluar aorta
yang bercabang dua, yaitu: (1) Cabang yang berjalan kea rah anterior,
mensuplai darah bagian tubuh sebelah anterior (kepala) kemudian
membelok ke arah ventral menjadi arteria pedalis yang mensuplai
darah ke bagian kaki; (2) cabang yang berjalan ke arah posterior,
mensuplai darah ke viscera, terutama ke kelenjar pencernaan,
ventrikel, dan ovotestes. Arteria bercabang-cabang yang langsung
mencapai rongga-rongga darah atau hemocoelom (tidak membentuk
kapiler-kapiler. Dari hemocoelom, dikumpulkan kembali
melalui sirculus venosus (= pembuluh darah yang berjalan melingkar).
Circulus venosus terdiri atas dua (masing-masing mengumpulkan arah
dari daerah viscera, daerah kaki dan kepala, kemudian darah diteruskan
ke paru-paru (untuk melepaskan CO2, dan menerima oksigen)
selanjutnya masuk kembali ke atrium kemudian ke ventrikel. Darahnya
mengandung pigmen pernafasan yang berwarna biru (=haemocyanin),
berfungsi untuk mengikat Oksigen, zat-zat makanan, dan sisa
metabolisme.

d. Sistem Pernafasan
Alat pernafasan berupa paru-paru (modifikasi dari rongga mantel
yang kaya dengan kapiler-kapiler darah).

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 13


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

e. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa nephridia, terdapat di dekat jantung dan
saluran uretranya terletak di dekat anus.

f. Sistem Syaraf
Sistem syaraf terdiri atas: ganglion serebral (sebelah dorsal),
ganglion pedal (sebelah ventral), ganglion parietal (sebelah lateral),
ganglion abdominal (sebelah median), ganglion bukal (sebelah dorsal
rongga mulut).

g. Organ Reseptor
Terdapat tiga macam reseptor yang utama, yaitu:
 Kemoreseptor (terletak pada tentakel yang pendek)
 Photoreseptor (merupakan mata sederhana yang dilengkapi dengan
lensa, sel-sel pigmen dan sel-sel reseptor)
 Statoreseptor (berupa statokist, terdapat pada ganglion pedalis dan
mendapat syaraf dari ganglion serebralis)
 Selain dari itu seluruh permukaan tubuhnya peka terhadap
sentuhan dan stimulant lainnya.

h. Sistem Reproduksi
Achatina fulica bersifat hermafrodit, tetapi untuk fertilisasi
diperlukan spermatozoa dari individu lain, karena spermatozoa dari
induk yang sama tidak dapat membuahi sel telur. Ova dan spermatozoa
dibentuk bersama-sama di ovotestis. Ovotestis berupa kelenjar kecil
berwarna putih kemerahan, terletak melekat di antara kelenjar
pencernaan (hepatopankreas, pada apek dari masa viscera). Saluran
yang terdapat pada ovotestis, yaitu:
a. Duktus hermaproditikus (=persatuan saluran halus pada ovotestis)
b). Spermoviduk, terdiri dari dua saluran, yaitu:
 saluran telur (oviduk), berakhir pada vagina, dan
 saluran semen (vasdeferens), berakhir pada penis.
Vagina dan penis mempunyai hubungan terbuka dengan suatu
ruangan, yaitu atrium genital yang mempunyai lubang keluar (=porus
genitalis).

i. Gerakan dan Tingkah Laku


Alat gerak ialah kaki. Pada waktu aktif permukaan bawah kaki
menjadi bergelombang dengan amplitude kecil dikarenakan adanya

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 14


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

aktivitas otot-otot dalam dindingnya. Gelombang-gelombang gerakan


ini dikordinasikan oleh susunan syaraf. Permukaan yang dilalui siput
darat akan menunjukkan bekas, karena adanya deretan mukus yang
ditinggalkan dalam perjalanannya. Mukus ini dihasilkan oleh glandula
pedalis dengan salurannya yang bermuara di permukaan ventral di
belakang mulut.
Mukus ini berguna untuk: (1) menjaga agar supaya kaki tidak
menjadi kering, (2) menahan bagian-bagian kaki yang relaksasi:
sementara bagian yang kontraksi bergerak ke depan, konka cenderung
jatuh menggantung di sisi kanan dan secara periodik kembali pada
posisi semula oleh karena aktivitas muskulus kolumellaris. Achatina
fulica aktif hanya pada waktu udara lembab dan merayap kemana-
mana terutama pada waktu malam hari. Pada waktu udara kering tidak
aktif (ini disebut aestivasi) dan menarik tubuhnya ke dalam konka di
tempat yang terlindung, kemudian kakinya mengeluarkan lapisan
lendir yang kaku dan mengeras untuk menutup lubang konka dan
mencegah pengeringan lebih jauh.

b. Kelas Bivalvia
Kelas pelecypoda disebut juga dengan Bivalvia atau
Lamellibrankhiata. Bivalvia atau pelecypoda adalah mollusca yang
memiliki dua cangkang. Dua cangkang tersebut terkunci seperti engsel
sehingga dapat terbuka atau tertutup dengan bantuan beberapa otot
yang besar. Ketika menutup, cangkang berfungsi menutupi atau
melindungi tubuh dari predatornya.kata pelecypoda memiliki arti “kaki
berbentuk kapak”, Hewan Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut,
danau, kolam, atau sungai yang lainnya yang banyak mengandung zat
kapur. Contoh hewan kelas ini yaitu remis, tiram dan kijing.
Sedangkan disebut Lamellibrankhiata dikarenakan insangnya
berbentuk lembaran-lembaran.
Pada Bivalvia insang biasanya berukuran sangat besar dan
pada sebagian besar spesies dianggap memiliki fungsi tambahan yaitu
pengumpul makanan, disamping berfungsi sebagai tempat pertukaran
gas. Kepala tidak berkembang namun sepasang palpus labial mengapit
mulutnya. Tubuh bilateral simetris dan memiliki kebiasaan menggali
liang pada pasir dan lumpur yang merupakan substrat hidupnya dengan
menggunakan kakinya. Untuk itu tubuhnya memipih secara lateral
sangat membantu dalam menunjang kebiasaan tersebut.
Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral,
pada bagian torsal terdapat:

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 15


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Gigi sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup


serta meluruskan kedua katup.
Ligament sendi, berfungsi menyatukan katup bagian dorsal dan
memisahkan katup sebelah vertal.
Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya
untuk melindungi seluruh tubuh kerang
Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus
seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat
dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi untuk
keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya
air.
Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini
banyak mengandung pembuluh darah.
Kaki pipih bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior.
Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti
saluran pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran. Dan
alat ekskresi (ginjal).

Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urutan dari luar ke
dalam sebagai berikut :
1. Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun
atas zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi mantel, sehingga sering
disebut lapisan tanduk. Fungsinya untuk melindungi lapisan yang
ada di sebelah dalamnya dan lapisan ini berguna untuk melindungi
cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi warna
cangkang.
2. Prismatik, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal
kalsium karbonat yang berbentuk prisma yang berasal dari materi
organik yag dihasilkan oleh tepi mantel.
3. Nakreas, merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas kristal-
kristal halus kalsium karbonat merupakan lapisan mutiara yang
dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel. Di lapisan ini, materi
organik yang ada lebih banyak daripada di lapisan prismatic.
Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada
tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar, mampu mamancarkan
keragaman warna. Lapisan ini sering disebut sebagai lapisan
mutiara.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 16


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

c. Kelas Polyplacophora
Polyplacophora adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Mollusca. Contoh yang terkenal
dari kelas ini adalah Chiton sp..Chiton sp termasuk dalam kelas
polyplacophora. Chiton sp memiliki struktur yang sesuai dengan
kebiasaan melekat pada batu karang dan cangkang mirip hewan
lainnya. Apabila disentuh, akan melekat erat pada batu karang. Hewan
ini merayap perlahan-lahan pada dasar laut di batu-batuan yang lunak.
Sendi-sendi yang dimilikinya dapat dibengkokkan sehingga tubuhnya
dapat dibulatkan seperti bola. Habitat Chiton sp ini adalah di laut, di
daerah pantai sampai kedalaman sedang, dan memakan rumput laut
dan mikro organisme dari batu karang.
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Amphineura
Ordo : Polyplacophora
Famili : Chitondae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp
b. Struktur Tubuh
Bentuk tubuhnya bulat telur, pipih, dan simetris bilateral.
Mulut tidak berkembang baik dan terletak di bagian kepala
(anterior), sedangkan anus terletak di posterior. Hewan ini tidak
memiliki tentakel dan mata. Permukaan dorsal tubuhnya tertutup
mantel yang dilengkapi delapan kepingan kapur yang mengandung
berlapis-lapis serabut insang. Kadang-kadang kepingan itu
dibungkus lapisan kitin. Saluran mantel terdapat di tepi tubuh.
Kakinya pipih dan biasanya memiliki lidah parut (radula).
c. Sistem Organ pencernaan
Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula
dan gigi – faring – perut – usus halus – anus. Kelenjar
pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut.
d. Sistem saraf
Sistem saraf berupa cincin esofagus dan dua cabang saraf yang
mensarafi mantel dan daerah kaki. Tidak terdapat ganglion yang
jelas, tetapi ada sel-sel ganglion pada cabang saraf.
e. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah lakunair (terbuka) terdiri dari jantung,
aorta, dan sebuah sinus. Darah medapat oksigen dari insang.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 17


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

f. Sistem ekskresi
Ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal yang bermuara ke
arah posterior.
g. Sistem reproduksi
Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan sel ovum
dan sel sperma yang terdapat pada individu jantan dan betina.

d. Kelas Schapopoda
Scaphopoda adalah hewan dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Mullosca. Scaphopoda
merupakan kelas terkecil dari mollusca. Hewan ini hanya hidup di laut
dan dipantai yang berlumpur. Cangkangnya tajam berbentuk silinder,
taring atau terompet yang kedua ujungnya terbuka, karena disesuaikan
dengan tempat hidupnya. Warna yang paling sering adalah putih-coklat
atau putih-hijau. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi
cangkangnya yang sangat lunak. Panjang tubuhnya sekitar 2 mm – 15
cm. Scaphopoda ini tidak memiliki insang, juga tidak memiliki jantung
dan pembuluh darah.
Hewan ini mempunyai kelamin terpisah, baik yang jantan
maupun betina, melepaskan sperma dan sel telur nya langsung
kedalam air. Jika sel telur ini bertemu maka terjadilah fertilisasi dan
lahirlah scaphopoda baru. Scaphopoda ini memiliki lebih dari 350
spesies dan habitatnya mulai dari laut dangkal sampai laut dalam, kira-
kira 2000 meter dari permukaan laut. Hewan ini mempunyai kebiasaan
pula untuk membenamkan dirinya dipantai.

e. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda (Yunani: kephale yang berarti kepala, dan podos
artinya kaki) adalah kelas dari Phylum Molluca yang memiliki alat
gerak di bagian kepala. Kelas ini merupakan kelas dengan tingkat
evolusi tertinggi di antara Mollusca. Tubuh simetri bilateral dengan
kaki yang terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat pengisap
dan system saraf yang berkembang baik berpusat di kepala. Kelompok
ini memiliki badan lunak dan tidak memiliki cangkang tebal seperti
kelas lainnya. Mantelnya menyelimuti seluruh tubuh dan membentuk
kerah yang longgar di dekat leher (Romimohtarto, 2007). Contoh
spesies dari kelas Cephalopoda adalah cumicumi (Loligo pealii).

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 18


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

a. Habitat
Loligo pealii seperti halnya anggota Cephalopoda yang
lainnya memiliki habitat di perairan laut. Hewan ini dapat hidup,
baik di lautan dangkal hingga laut dalam.
b. Struktur Tubuh
Tubuh terdiri atas kepala yng terletak ventral, leher yang
pendek dan badan yang berbentuk tabung dengan sirip pada kedua
sisinya. Pada kepala terdapat sepasang mata yang berkembang
sempurna, dan mulut yang terletak diujung dikelilingi oleh empat
pasang tangan dan sepasang tentakel. Pada tangan
terdapat mangkuk pengisap, Pada sisi posterior kepala terdapat
sifon.
c. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makan pada cumi-cumi telah lengkap dan
berkembang dengan baik dan terdiri dari mulut yang mengandung
radula, faring berotot, esophagus, lambung berbentuk kantung,
sekum berdinding tipis, usus, rectum dan anus. Kelenjar
pencernaan terdiri atas sepasang kelenjar ludah, hati dan pancreas.
d. Sistem Respirasi dan Sirkulasi
Respirasi dilakukan dengan menggunakan insang yang
berjumlah sepasang di kanan kiri ruang mantel bagian ventral.
Sirkulasi darah dilakukan dengan baik. Alat-alat sirkulasi terdiri
atas jantung dan sejumlah pembuluh darah. Jantung menerima
darah dari vena cava anterior dan vena cava posterior kemudian
meuju insang melalui pembuluh darah afferent ke kapiler dan
terjadilah pertukaran O2 dengan CO2. Darah yang mengandung
O2 keluar dari masing-masing insang melalui pembuluh darah
efferent menuju aurikel di setiap sisi yang masing-masing
bermuara pada jantung sistemik.
e. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas otak dan beberapa ganglion, yakni
ganglion serebral, ganglion pedal serta beberapa ganglion yang
lain.
f. Sistem Reproduksi
Loligo pealii bersifat diesius. Pada waktu kopulasi spermatofor
dari hewan jantan dimasukan dalam rongga mantel betina dengan
pertolongan hektokotilus yang berbentuk seperti sisir. Telur cumi-
cumi besar dan bersifat megalesita dan jika menetas tidak melewati
tahap larva.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 19


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

g. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda
Sub classis : Dibranchia
Ordo : Teuthoidea
Familia : Loliginidae
Genus ; Loligo
Species : Loligo pealii
(Marshall, 1972: 704)

2.2.2 COELENTERATA
Coelenterata berasal dari kata COELOS = rongga tubuh atau selom
dan ENTERON=usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang
berfungsi sebagai usus. Coelenterata atau juga biasa disebut dengan Cnidaria
adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Jadi, Coelenterata
adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi
sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan
sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel
internal dan eksternal.

Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri


dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea.
Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan
tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar
maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata atau
yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh
sangat sederhana.

Ciri-ciri Coelenterata

 Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar


hidup di laut kecuali sejenis hydra hidup di air tawar.
 Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup
berkoloni.
 Hewan bersel banyak (multiseluler).
 Sruktur tubuh:
 Radial simetris
 Dipoblastik terdiri ektoderm dan endoderm
 Terdapat rongga (mesoglea) antara lapisan ektoderm dan
endoderm.
 4)Bentuk tubuh :
 menyerupai tabung (polip)

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 20


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

 menyerupai mangkok (medusa)


 Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk
menangkap mangsa dan bergerak. Pada lapisan luar ektodermis
tentakel terdapat sel racun (knidoblast) atau sel penyengat
(nematosis)
 Punya rongga gastrovaskuler untuk mencerna makanan
 Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan
tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
 Sistem saraf difus (baur)
 Mengalami siklus hidup (metagenesis).
 Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti
cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral)
 v Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata
mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.
 Polip adalah bentuk Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya.
Tubuh berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal
mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni
memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme). Misalnya : polip untuk
pembiakan yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan
yakni gastrozoid.
 Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng
yang dapat berenang bebas.

Klasifikasi Coelenterata

Coelenterata dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu :


Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa:

 Hydrozoa
o Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian
besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus
hidupnya.
o Lebih sering ditemukan atau dominan dalam bentuk koloni polip,
sedangkan dalam bentuk medusa jarang
ditemukan. Contoh Hydra dan Obellia.

Ciri-ciri umum kelas ini yaitu:

o Berbentuk koloni
o Besarnya + sebesar mulut kerucut, menggerambul
o Didapatkan dipantai pada batu-batuan (melekat), pada cangkuk
Mullusca.
o Koloni ini terikat pada substrat dengan bantuan hydrorhizanya (akar)

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 21


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

o Bentuk tubuhnya seperti batang yang bercabang-cabang yang disebut


Hydrocaulis
o Pada hydracaulis tumbuh 2 macam bentuk cabang (Palyp) yaitu Hydrant
dan Gonangium
o Hydrant : Berfungsi menangkap mangsa dan mengurus makanan
(vegetatif). Ditandai dengan adanya banyak kentakel.
o Gonongium : Berfungsi mengurus perkembang biakan (generatif).
Bentuk gonongium silindris, dengan ujung melekat sedikit dan
berwarna tranparant dan disebut dengan Gonotheca. Di dalam
gonotheca terdapat sumbu (blastostyle)
o Blastostyle merupakan : Tempat tumbuh kuncup bakal medusae (ada
yang menyebut ubur-ubur pada skelia)
o Medusae akan ada 2 macam yaitu :Medusae ♂ menghasilkan sperma
(biasanya berekor) dan Medusae ♀ menghasilkan ovum
o Ovum dan sperma dikeluarkan dalam laut dan terjadilah pembuahan
(diluar medusae dalam air laut). Setelah terjadi pembuahan terbentuk
zygot blestula  “planula yang berambut getar”
o Kemudian planula melekat pada suatu obyek dan tumbuh menjadi
polips yang kecil. Dan secara asexuil bisa membentuk kuncup dan
terjadilah obelia yang baru.
o Obelia yang mengalami pergantian keturunan “Metagenesus” yaitu
keturunan phase.
o Vegetatif polip-polip kecil / seperti lumut bercabang
o Generatif medusa
o Jadi antara polip kecil (seperti lumut) dan medusa seolah-olah
merupakan hewan tersendiri padahal hanya merupakan siklus
hidup. Misal : pada ulat dan kupu-kupu

 Hydra

Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan tawar.
Hewan ini dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk bergerak
dan juga sekaligus untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi
dengan nematosit, yaitu sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk
melumpuhkan mangsanya. Hydra berkembang biak secara vegetatif dengan tunas
dan generatif dengan peleburan sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan
monoesius (hermaprodit), hewan ini tidak bisa melakukan pembuahan sendiri
karena dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga
dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.

Ciri-ciri hydra :

 bentuk tubuh Hydra seperti polip.


 ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 22


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

 makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea (udang-uadangan) rendah.


 bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki,gunanya untuk melekat
pada obyek dan untuk bergerak.
 terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6
– 10 buah tentakel.
 tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
 makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
 reproduksi aseksual dengan tunas atau budd kira-kira pada bagian samping
tengah dinding tubuh Hydra.
 Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas
tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya
untuk menjadi individu baru.

Reproduksi Seksual :

Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari
testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai
stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista
dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang
sesuai akan melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian bila keadaan
lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.

 Obelia
 Hidup di air laut secara koloni.
 Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip.
 Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant.
 fase seksual (medusa) disebut gonangium

 Scyphozoa

Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering


disebut ubur-ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada suatu obyek di
dasar laut, fase medusa (generatif) terbentuk seperti payung atau mangkuk, pada
bagian pinggir medusa terdapat tentakel-tentakel, medusa biasanya diketemukan
berenang dipermukaan laut, dibagian tengah sisi cekungnya ditemukan mulut
yang terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih seperti pita dan
dibagian pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini adalah
aurellia, gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari
perutnya.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 23


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Siklus reproduksi scyphozoa:

 Ada yang jantan ada yang betina. Spertratozoid akan berenang di dalam air
laut kemudian mencari dan memasuki kedalam mulut medusa, kemudian
masuk kedalam enterm untuk membuahi sel telur kemudian berbentuk zygot.
 Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae ♀ dan untuk remintara
didukung dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva yang
berambut getar (planula).
 Setelah terbentuk planula maka planula ini lepas dari induknya dan berenang-
renang. Kemudian melekat pada suatu obyek didasar laut. Dan ditempat ini
kemudian tumbuh menjadi polyp baru dan berbentuk seperti trompet yang
disbut Schyphistoma. Schyphistome membagi diri secara tranversal sehingga
terbentuk sekumpulan mas’ yang masing-masing berbentuk seperti
cakram. Keadaan ini disebut phase Strobila.
 Kemudian pada setiap cakram yang terbentuk akan tumbuh bertakel.
Kemudian pemisahan diri dimulai pada cakram yang paling atas / tua
kemudian cakram yang dibawahnya dan sebagainya dan seterusnya.
 Cakram yang terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut
Ephyra. Secara berangsur-angsur ephyra akan tumbuh menjadi Medusae
dewasa : Medusae ♂ dan Medusae ♀

 Ctenophora

Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri.


Tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan
tentakelnya mengandung zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa. Ctenophora
dibedakan atas 2 subkelas, yaitu :

A Subkelas Tentaculata (punya tentakel).

Terdiri atas beberapa ordo, antara lain :

 Cydippida, tubuh bulat/oval, terdapat semacam tanduk.


Contoh : Mertensia.
 Cobata,tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping oval
contoh : Mnemiopsis, Bolinopsis dan Leucothea.
 Cestida, tubuh seperti pita,
contoh : Cestum dan Velamen.
 Platyctenida, tubuh pipih,
contoh : Ctenoplana danCoeloplana.

B Subkelas muda (tak punya tentakel) berupa ordo Beroida, tubuh kerucut atau
silinder. Contoh : Beroe.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 24


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

 Kelas Anthozoa
Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh
menyerupai bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk
polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata
lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi
secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual
menghasilkan gamet.

Ordo Actiniria, ciri-ciri:

 Menempel pada batu karang


 Berukuran s/d 2 feet
 Makanan : Invetebrata, Udang

Tubuh berbentuk : Silindris pendek, Bagian atas dilengkapi dengan


tentakel, Bagian bawah untuk melekatkan dirinya pada suatu obyek. Mulut
berada dibagian atas tengah yang dihubungkan dengan enteron yang bersatu
dengan suatu saluran yang berbentuk tabung yang disebut Gullet.

Disamping sisi pharyax dilengkapi dengan alur licin dan bersilia disebut
Siphonoglyph.Siphonoglyph merupakan jalan air masuk ke dalam enterennya.
Enteron terbagi dalam 6 buah septa / sekat yang menghubungkan gastrodermis
hingga bagian phorinkx. Septa ini merupakan tonjolan di dalam hingga
berhubungan dengan pharys (septa Primain), Tetapi pharyn untuk bagian
bawah bebas, Septa ini disebut septa Primair.

Air dapat masuk dari ruang satu ke ruang yang lain melalui Ostia yang ada
pada septa tadi. Diantara septa primair terdapat juga septa-septa yang lain
yaitu septa sekundair tetapi septa sekunder tidak mencapai pharynx. Ada juga
Septa Tentier yaitu Septa yang paling pendek.

Pada bagian tepi dari Septa yang bebas (yang terletak dalam enteron
dibawah pharynx) berkembang menjadi bentukan yang tebal dan disebut
Digestic Filament Dalam Digistic Filament terdapat sel-sel kelenjar yang
menghasilkan getah pencernakan.

Dekat dengan bagian dasar Digestic Filament terdapat benang-benang


yang disebut dengan Acontio. Di dalam Acontio dilengkapi dengan kelenjar
dan nematocysts. Merupakan lurus yang sel kelaminnya terpisah (♂&♀)
ganad terdapat dibagian tepi dari Septa tersebut.

Ordo Madreporaria:Susunan tubuh pada prinsipnya sama dengan anemone


/ metridium Perbedaannya antara lain : Madreporaria,Bagian enterderm
mensekresikan zat kapur yang berfungsi sebagai kerangka. Kerangka ini

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 25


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

disebut Calcareous Skeleton atau Coral yang berwarna putih (pada umumnya)
dan merah

Pembentukan kerangka : Mula-mula pada pangkal dimana hewan itu


melekat, dengan membentuk kuncup, kemudian kuncup tumbuh lagi sehingga
akhirnya membentuk koloni yang bercabang-cabang.

Contoh-contoh : Acropora, Berbentuk koloni bercabang-cabang seperti


pohon. Stylopora, Berbentuk melekuk-lekuk. Leptoria Tenuis, Berbentuk
melekuk-leku seperti otak mamalia. Fungia, Berbentuk seperti janin.

Ordo:Antipatharia, Disebut juga Eupixaura Antipathen (Akar


Bahar) Hidupnya koloni

Mensekresikan zat tanduk sebagai kerangkanya. Karang-karang laut ini


(Hexacorallia) ini menuntut syarat lingkungan hidup yang tertentu.

Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C, Dalam laut + 35
m, Terletak pada lingkungan antara 280 LU dengan 280LS, Andaikata ada
perubahan temperatur maka perubahan tak melebihi 60C naiknya dan 60C
turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa banyak mengandung O2. Air laut
harus jernih, Air laut mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.

Macam-macam batu karang yang terbentuk. Karang pantai (Frenging


Ruf), Terbentang dari pantai hingga menjorok + ¼ mil kearah laut. Karang
Rintangan (Barier Ruf), Terletak agak jauh dari pantai. Karang Atoll (Sirkuler
Ruf), Merupakan rangkaian pulau karang yang berbentuk gelam yang
ditengahnya terdapat anak laut yang relatif dangkal dan disebut Lagoon.

Morfologi dan anatomi

Bentuk tubuh ubur-ubur seperti mangkuk, hidupnya di laut dalam, dan


memiliki lapisan mesodlea yang tebal, bentuk mendusa sangat besar
dilengkapi dua macam tentakel. Tentakel kecil mengililingi tepian mangkuk
dan tentakel besar terdapat disekitar mulut yang berjumlah 4 buah (Suwignyo,
1989).

Anemon laut adalah hewan yang memiliki tentakel yang memiliki alat
serupa dengan tombak yang disebut dengan Nematocyst. Nematocyst ini
digunakan anemon laut untuk menangkap mangsa dan mengusir
predator. Bentuk tubuh anemon laut seperti bunga dan terbentuk dari
gumpalan otot yang tebal. Pada gumpalan otot terdapat “pedal
disc” yangberguna untuk melekatkan diri. Sedangkan pada akhir daerah oral
gumpalan tersebut membentuk discus oralis yang memuat ratusan tentakel
pada bagian tengah terdapat mulut (Syamsuri, dkk., 2006).

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 26


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Bentuk tubuh karang laut yaitu simetris radial. Polip karang mempunyai
mulut yang terletak dibagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur, tentakel-
tentakel yang digunakan untuk menagkap mangsanya, serta tubuh
polip. Tubuh polip terdiri dari tiga lapisan dari luar kedalam tersusun sebagai
berikut ectoderm, mesoglea, dan endoderm. Dalam lapisan endoderm, hidup
simbio alga bersel satu yang disebut zooxantellae yang dapat menghasilkan
zat organik yang melalui proses fotosintesis yang kemudian disekresikan
sebagian kedalam jaringan polip kapal karang sebagai pangan. Makanan yang
masuk dicerna oleh filament khusus mesenteri dan sisa makanan dikeluarkan
melalui mulut (Sumarman, 2004).

Sistem pencernaan

Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-


partikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil,
misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast,
maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel
membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu
masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar
sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan
dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga
gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang
dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.

Sistem eskresi

Alat pernapasan dan alat eksresi khususnya tidak ada. Proses yang terjadi
adalah pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa
metabolisme juga dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.

Sistem syaraf

Sistem saraf difus (baur). Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana


yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam
merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah
lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.
Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.

Reproduksi

Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.

 Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup/tunas yang


menempel pada tubuh induknya.Pembentukan tunas selalu terjadi pada
Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan
tetap melekat pada tubuh induknya dan induknya tetap membentuk

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 27


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

kuncup sehingga membentuk koloni.yaitu pada kakinya dan akan membesar


sehingga terbentuk tentakel kemudian terlepas sehingga dapat menjadi
individu baru.

Coelenterata dapat juga berkembangbiak secara seksual, yaitu dengan


penyatuan sperma dan sel telur yang akan terbentuk zigot. Sperma yang telah
masak dikeluarkan dalam air dan akan berenang menuju ovum. Jika bertemu,
terjadilah pembuahan dan zigot yang akan dihasilkan tumbuh menjadi larva
bersilia yang disebutplanula. Zigot ini dapat berenang meninggalkan induknya
dengan tujuan agar tidak terjadi perebutan makanan. Jika terdapat pada suatu
perairan yang cocok, maka akan tumbuh membentuk individu baru.

 Proses reproduksi seksual :

Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari
testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai
stadium gastrula. Kemudianembrio ini akan berkembang membentuk kista
dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat
yang sesuai akan melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian bila
keadaan lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi
Hydra baru.Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelonterata berlangsung
secara bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergiliran
keturunan/ siklus hidup/metagenesis.

Ciri khusus

 Tubuh radial simetris (silindris, globular atau spherikal).


 Dinding tubuh diploblastik (dua lapis jaringan; ektoderm / epidermis dan
endodermgastrodermis) yang memiliki sel jatang aatu penyengat.
 Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-
tentakel di sekelilingnya.
 Sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya berupa rongga
gastrovaskular.
 Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus

2.2.3 ARTHROPODA

Arthropoda berasal dari kata arthron; yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Hewan yang termasuk filum ini mempunyai kaki yang beruas-ruas.
Misalnya Udang, belalang, laba-laba, dan kaki seribu.
Tubuh hewan ini simetri bilateral, beruas-ruas, dan mempunyai kerangka
luar (eksoske;eton).

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 28


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Sistem organ dalam tubuh arthropoda


Sistem organ Keterangan
Sistem Alat pencernaan makanan lengkap terdiri dari mulut,
pencernaan kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi alat-alat
makanan mulut. Anus terdapat pada segmen posterior.
Sistem Ekskresi dengan kelenjar hijau atau dengan pembuluh
ekskresi malpigih
Sistem Reproduksi secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan
reproduksi paedogenesis). Sistem reproduksi pada arthropoda terpisah,
artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina.
Sistem saraf Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa
antena.

Tabel 2.2.3.1 Sistem organ dalam tubuh arthropoda

Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Arthropoda


Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya
mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota
badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau
berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok.
Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di
dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang
menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya
disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras
dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih
memungkinkan pergerakan di tiap ruas.

Karakteristik umum anggota arthropoda


Ciri-ciri Crustacea Chelicerata Myriapod Hexapoda
a

Pembagian Sefalotora Dada dan Kepala Kepala Kepala,


tubuh ks (kepala abdomen dan badan dan dada dada, dan
dan dada bersatu. panjang pendek, abdomen
menyatu) Kepala yang sedangka dapat
dan sesungguhn n dibedaka
abdomen ya tidak ada, abdomen n
(perut) tetapi berupa panjang
alas kepala

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 29


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

(kapitulum)
Antena 2 pasang Tidak ada 1 pasang 1 pasang 1 pasang
dan dan
panjang pendek
Bagian- 1 pasang 1 pasang 1 pasang 1 pasang 1 pasang
bagian mulut mandibula, kalisera mandibul mandibul mandibul
1 pasang 1 pasang a, 2 a, 1a, 1
maksila, 2 pedipalpus pasang pasang pasang
pasang maksila maksila maksila
maksiliped labium
Kaki 1 pasang 4 pasang 1 pasang 2 atau 1 3 pasang
per ruas pada kepala peruas pasang pada dada
atau tidak dada per ruas
ada
Organ Insang Paru-paru Trakea Trakea Trakea
pernapasan buku
Lubang 2 di bidang 1 di ruas 1 di ujung 1 di ruas 1 di ujung
kelamin belakang kedua dari abdomen ke-3 abdomen
dada abdomen dekat
kepala
Perkembanga Umumnya Langsung, Tidak Tidak Umumny
n melalui kecuali melalui melalui a melaui
fase larva caplak atau fase larva larva fase larva
tungau
Habitat Air tawar, Terutama di Terutama Semuany Terutama
air darat di darat a di darat di darat
laut,sedikit
di darat

Tabel 2.2.3.2 Karakteristik umum anggota arthropoda

Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda


Perbedaan Crustacea Arachnida Diplopod Chilopod Insecta
a a
Pembagia Cepahalotora Cepahalotora Kepala Kepala Kepala,
n badan x dan x dan dan dan thorax
abdomen abdomen badan badan dan
abdomen
Bentuk Bervariasi Pipih Globular Pipih Bersvarias
badan i

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 30


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Kaki Banyak Empat Banyak Banyak Tiga


pasang pasang
Antena 2 pasang Tidak ada Sepasang Sepasang Sepasang
Alat Mandibula Chelicera Mandibul Mandibul Mandibul
mulut dan a a a
pedipalpus
Habitat Kebanyakan Teristerial Teristeria Teristeria Teristerial
di laut dan l l
air tawar,
jarang
terrestrial

Table 2.2.3.3 Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda

Klasifikasi Arthropoda
Filum arthropoda diklasifikasikan menjadi empat subfilum, yaitu:
a. Crustacea, misalnya udang
b. Arachnida , misalnya laba-laba
c. Myriapoda (ohlipoda dan diplipoda), misalnya kaki seribu
d. Insecta, misalnya serangga

 Crustacea

Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang


keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan
Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.
Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu
Entomostraca dan Malacostraca.

Sistem organ dalam tubuh crustacea


Sistem organ Makananya berupa bamgkai atau tumbuhan dan hewan
lain. Akan tetapi, ada juga yang bersifat parasit pada
organisme lain.
Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Tembolok, untuk menampung makanan.
b. Lambung otot (empedal)
c. Lambung kelenjar
Di dalam perut crustacea terdapat gigi-gigi kalsium
yang teratur berderet secara longitudinal. Selain gigi
kalsium ini terdapat pula batu-batu kalsium gastrolik

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 31


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

yang berfungsi mengeraskan eksoskleton setelah terjadi


Sistem Alat pernapasan umumnya berupa insang, kecuali yang
pencernaan bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuh.
makanan
Alat indra dan Alat indra berupa sepasang mata majemuk (faset)
sistem saraf bertangkai yang berkembang dengan baik. Alat pencium
dan peraba berupa dua pasang antena. Sistem sarafnya
berupa tangga tali. Pada sistem sarafnya terjadi
pengumpulan dan penyatuan ganglion dan dari
pasangan-pasangan ganglion keluar saraf yang menuju
ke tepi.
Sistem reproduksi Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu).
Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas
menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang,
dan bersilia.

Tabel 2.2.3.4 Sistem organ dalam tubuh crustacea


Klasifikasi crustacea
 Brachiopoda
Tubuh brachiopoda transparan (tembus cahaya). Ukuran tubuhnya 0,25
mm hingga 10 cm. Hewan ini bergerak dengan antenanya. Brachiopoda hidup
sebagai zooplankton di laut dan di air tawar, contohnya Daphnia sp. Dan
Aremia.

 Ostracoda
Hewan ini umumnya berukuran sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari
0,2-0,3 mm. Hewan ini hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar
hidup sebagai bentos yang melekat di dasar perairan. Alat geraknya berupa
antena.
 Copepoda
Copepoda mencakup ±4.500 spesies, hewan inihidup sebagai parasit pada
insang dan sirip ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Pada umunya
copepoda tidak mempunyai mulut dan menyerap makanan langsung dari
inangnya.
 Malacostraca
Tubuh malacostraca padaa umumnya terdiri atas 14 segmen. Delapan
segmen depan merupakan sefalotoraks, sedangkanenam segmen belakang
membentuk abdomen. Malacostraca dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu :

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 32


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

 Isopoda
Pada umumnya isopoda dapat menggulung seperti trenggiling.
Kutu kayu amat merugikan manusia karena membuat lubang-lubang pada
galangan kapal atau perahu.
 Stomatopoda
Stomatopoda pada umumnya berwarna mencolok dan bentuk
tubuhnya mirip dengan belalang sembah. Hewan ini mempunyai cangkang
luar berupa karapas yang menyatu dengan dua segmen dada yang paing
depan. Habita hewan ini adalah di laut.
 Decapoda
Disebut decapoda karena berkaki,decapoda yang telah dikenal
±8.500 jenis, termasuk udang,kepiting,dan rajungan.

 Arachnida

Arachnida meliputi kala, laba-laba, tungau, dan caplak. Kebanyakan


hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Arachnida bersifat karnivor sekaligus predator. Arachnida pada umunya :
Empat pasang kaki
Delapan buah mata sederhana dibgian depan
Satu pasangkelisera (taring pisau mengandung racun berbentuk gunting atau
catut untuk melumpuhkan mangsa)
Sepasang pedipalpus yang berfungsi sebagai indra, tangan, maupun alat untuk
melakukan kopulasi.
Suatu organ di depan anus yang menghasilkan sutra disebut spineret; terdapat
pada beberapa jenis Arachnida.

Sistem organ dalam tubuh Arachnida


Sistem organ Keterangan
Sistem Paru-paru buku yang terletak di daerah perut depan
pernapasan
Sistem Mulut-perut-usus halus-usus besar-kantong feses-anus
pencernaan
Sistem peredaran Terbuka dan menggunakan jantung pembuluh serta arteri
darah
Sistem saraf Persatuan ganglion-ganglion yang disebut sietem saraf
tangga tali
Alat indra Delapan buah mata sederhana dan sepasang pedipalpus
yang fungsinya mirip antena.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 33


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Sistem Seksual
reproduksi

Tabel 2.2.3.5 Sistem organ dalam tubuh Arachnida

Klasifikasi Arachnida
Scorpiones
Spesies yang termasuk scorpiones segala macam kala antara lain, kala
jengking, kala buku, dan kala laba-laba. Tubuh scorpiones terbagi menjadi dua,
yaitu sefalotoraks (disebut juga prosoma).
Araneae
Spesies araneae mencangkup segala macam laba-laba, antara lain :
Laba-laba penjerat (di Malaysia)
Laba-laba penjaring thalassius (hidup di dekat air)
Laba-laba pemburu (di Meksiko)
Laba-laba serigala
Laba-laba bukit pasir leucorchestris
Acarina
Acarina mencangkup caplak dan tungau, ciri khas acarina adalah tubuhnya tidak
berbuku-buku.

 Myriapoda

Myriapoda merupakan hewan yang memiliki banyak kaki. Hewan ini


banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat, terutama di tempat yang
banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.

Sistem organ dalam tubuh Myriapoda


Sistem organ Keterangan
Sistem Kalenjar ludah
pencernaan
Sistem Satu pasang trakea berspirakel
pernapasan
Sistem Terbuka
peredaran darah
Alat ekskresi 2 pasang pembuluh malpighi
Sistem saraf Tangga tali

Tabel 2.2.3.6 Sistem organ dalam tubuh Myriapoda


AC

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 34


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Klasifikasi myriapoda
Myriapoda mempunyai dua kelas yaitu chilopoda dan diplopoda
Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan
agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula
dan dua pasang maksila. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang
spirakel. Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alat beracun. Alat
penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya. Sengatannya
menimbulkan bengkak dan rasa sakit. Contoh hewan ini adalah kelabang
(scutigera sp.).

Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah
kakinya bukan berjumlah seribu. Ada yang menyebutkan nama lain seperti
keluwing. Tubuhnya bulat panjang. Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan
bibir bawah. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang
spirakel. Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat
hebivora atau pemakan sisa organisme. Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki
yang bergerak seperti gelombang. Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan
tubuhnya dan pura-pura mati. Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).

 Insecta

Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini
sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah,
semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang
berjumlah enam buah.Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat
hidup di berbagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan
satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada yang hidup
bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik,
yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal
(oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki sayap
pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen insecta tidak memiliki anggota
tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju
tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen
juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior
saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.
Sistem organ dalsm tubuh insecta

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 35


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Sistem organ Keterangan


Sistem Organ pernapasan berupa trakea berspikel yang
pernapasan terletak di kana-kiri pada tiap ruas. Sebagian larva
bernapas dengan insang trakeal pada bagian perutnya.
Sistem Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis
pencernaan serangga terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung
makanan depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus, dan anus
(dubur). makanan dicerna secara mekanis di lambung
otot dan secara kimiawi di lambung kalenjar.
Sistem saraf Sistem sarafnya disebut tangga tali dengan alat
penerima rangsangan berupa :
Mata faset (majemuk)
Antena
Alat pembuat suara (misalnya pada orthoptera dan
hemiptera) dan alat pendengar.
Alat yang mengeluarkan sinar (kunang-kunang)
Sistem ekskresi Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh malpighi.
Sistem reproduksi Insecta kadang-kadang mengalami partenogenesis.
Parttenogenesis ialah perkembangan embrio tanpa
dibuahi oleh spermatozoid, misalnya pada lebah ;
sedangkan paedogenesis ialah partenogenesis yang
berlangsung di tubuh larva, misalnya pada diptera.
Dalam perkembangan menuju dewasa, insecta
mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase
telur ke tingkat dewasa yang disebut metamorfosis.
Fertilisasinya internal, artinya pembuahan sel telur
oleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk
betina.

Tabel 2.2.3.7 Sistem organ dalsm tubuh insecta

Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :


Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja
tanpa perubahan wujud.Contohnya kutubuku (lepismasaccharina).
Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana
Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum
muncul, misalnya sayap.Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan
tersebut.
Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap
menunjukan perubahanwujud yang sanagt berbeda (sempurna).

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 36


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya


berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.

Berdasarkan sayap,Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :


Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan
memiliki antena panjang.Umumnya berkembang secara ametabola.Contoh hewan
kelas ini adalah kutu buku.
Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari
tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.

Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap :

Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya
kecoa, jangkrik, dan gansir.
Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya
walang sangit(leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).
Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang. Contohnya wereng coklat
(Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus).
Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya capung (pantala).

Endopterigota dibedakan menjadi :


Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan
tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta
diminica).
Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan
lebih besar daripada sayap belakang.
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium
sp.) , lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes).
Diptera hanya memiliki sepasang sayap. Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk
malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah
(Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse
(Glossina palpalis).
Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut
mengisap. Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang
(Acherontia atropos).

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 37


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

2.2.4 ECHINODERMATA

Pengertian Echidermata
Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah
kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka
dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit.

Ciri tubuh
Ciri tubuh Echinodermata meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi
tubuh
 Ukuran dan bentuk tubuh
Bentuk tubuh Echinodermata ada yang seperti bintang,
bulat, pipih, bulat memanjang, dan seperti tumbuhan. Tubuh terdiri
dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak
memiliki mulut).
 Struktur dan fungsi tubuh
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu
pendek tumpul atau runcing panjang.Duri berpangkal pada suatu
lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.Sistem saluran air
dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral.Ambulakral berfungsi
untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh,
yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki
ambulakral memiliki alat isap.sistem pencernaan terdiri dari mulut,
esofagus, lambung, usus, dan anus.Sistem ekskresi tidak
ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan
pemanjangan kulit.Sistem sirkulasi belum berkembang
baik.Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada
selom.Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf
dan cabang saraf.Echinodermata tidak memiliki otak.Untuk
reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan
dioseus.

Cara hidup dan habitat


Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas.Makanannya adalah
kerang, plankton, dan organisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di daerah
pantai hingga laut dalam.
Reproduksi
Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana.Fertilisasi
berlangsung secara eksternal.Zigot berkembang menjadi larva yang simetris
bilateral bersilia.Hewan ini juga dapat beregenerasi.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 38


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Klasifikasi
Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea,
Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.
 Asteroidea
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling
banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies.Asteroidea juga
sering disebut bintang laut.Contoh spesies ini adalah Acanthaster
sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp.Tubuh Asteroidea memiliki duri
tumpul dan pendek.Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi
bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria.Fungsi pediselaria
adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan
tubuh dari kotoran.Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian
oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut
aboral.Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga
merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu
dasar.
Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
o Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan
cakram pusat dibagian dorsal tubuh.
o Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
o Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap
lengan
o Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang
keluar.
Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang
sangat besar.Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan
bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti.Asteroidea
merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap
lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh.
 Ophiuroidea
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah
bintang ular (Ophiothrix).Ophiuroidea (dalam bahasa yunani,
ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih
langsing dan fleksibel.Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan
permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri
tumpul.Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria.Cakram pusat
berbatasan dengan lengan-lengannya. Hewan ini pun juga dapat
beregenerasi.
 Echinoidea

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 39


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa


lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi
(diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata).Permukaan
tubuh hewan ini berduri panjang.Echinoidea memilki alat
pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera
aristoteles.Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling
makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa
organisme.Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir
(Echinarachnius parma).Permukaan sisi oral tubuhnya pipih,
sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh
duri yang halus dan rapat.Durinya berfungsi untuk bergerak,
menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki
ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk
mengangkut makanan.
 Holothuroidea
Holothuroidea dikenal dengan nama timun laut atau
teripang.Contoh hewan ini adalah Cucumaria sp., Holothuria sp.,
dan Bohadschia argus.Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat
pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya.Daerah ambulakral dan
inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang
tubuhnya.Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga
tubuhnya.Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel
oral.Sistem respirasinya disebut pohon respirasi, karena sistem
tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga
tubuhnya.Keluar dan masuknya air melalui anus.
 Crinoidea
Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan.Crinoidea terdiri
dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan tidak
bertangkai.Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut,
sedangkan yang tidak bertangkai dikenal sebagai bintang laut
berbulu.Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk
bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus benneffit dan
Ptilometra australis.Lili laut menetap di kedalaman 100 m atau
lebih.Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai
laut dalam.Kedua kelompok tersebut memiliki oral yang
menghadap ke atas.Lengannya yang berjumlah banyak
mkengelilingi bagian kaliks (dasar tubuh).Pada kaliks terdapat
mulut dan anus.Jumlah lengan kelipatan lima dan mengandung
cabang-cabang kecil yang disebut pinula.Sistem ambulakral tidak

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 40


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

memiliki madreporit dan ampula.Crinoidea adalah pemakan cairan,


misalnya zooplankton atau partikel makanan.

2.2.5 BRACHIOPODA

Ditinjau dari asal katanya brachiopoda berasal dari bahasa Yunani


brachios=tangan dan poda= kaki. Jadi hewan brachiopoda adalah hewan yang
mempuyai organ yang berfungsi seperti tangan dan kaki.
Hewan ini lazim disebut kerang lentera (lamp shell), hai ini karena
bentuknya yang menyerupai bentuk lampu minyak pada zaman kerajaan
Romawikuno. Di Indonesia, penduduk di sekitar Kepulauan Seribu menyebut
hewan ini ”Kerang Keco” atau “Kerang Kecuk” dari hasil wawancara penduduk
di sekitar daerah Muara Angke diperoleh informasi bahwa hewan ini umumnya
tidak dikonsumsi sebagai makanan.
Sebanyak 30.000 spesies dari filum Brachiopoda hidup pada era
Palaezoikum dan Mesozoikum. Fosil brachiopoda tersebar luas dan banyak
terdapat dalam batuan dasar laut. Sekitar 335spesies hidup, semuanya hidup di
laut, soliter dan biasanya menempel pada batuan atau pada benda padat lainnya
(Brotowidjoyo, 2004.
Filum Brachiopoda dibagi menjadi 2 kelas atas dasar pertautan Kedua
keping cangkang , yaitu Inarcitulata dan Articula. Pada inarcitulata, bentuk dan
ukuran kedua keping cangkang hanya dihubungkang dengan otot, Cangkang
terdiri atas campuran fosfat dan kitin dan periosrakum terluar, sehingga dianggap
lebih primitif karena sama dengan tipe cangkang dari periode Cambrian. Saluran
pencernaan lengkap dan mempunyai anus. Pedicle pada lingua panjang dan
rektraktil, bila diganggu maka hewan tersebut akan masuk kedalam lubang . kelas
inarticulate terbagi dalam 2 ordo dengan 47 spesies (Suwignyo,dkk 2005).Pada
Articulata, bentuk dan ukaran kedua keping cangkang tidak sama, kedua keping
cangkang dihubungkan satu sama lain oleh otot dan engsel atau “hinge” pada
bagian posterior , cangkang terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal
kalsit, dan terluar lapisan , periostrakum, permukaan ada kalanya berhiaskan
garis-garis konsetrik, menayebar bergerigi atau berduri, warna cangkang biasanya
kuning kusam, kelabu, beberapa spesiesn berwarna jingga atau merah, saluran
pencernaan tidak lengkap tidak mempunyai anus , pedicle pendek dan lentur
sehingga hewan dapat bergerak kekiri-kanan atau memutar. Kelas Articulata
terbagi dalam 3 ordo dengan 300 spesies (Radiopoetro 2002).

Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup di dalam setangkup cangkang


terbuat dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasa hidup menempel pada
substrat dengan semen langsung atau dengan tangkai yang memanjang dari ujung
cangkang. Hewan kecil yang halus dan bercangkang ini dinamakan “kerang

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 41


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

lampu”. Mereka sering dikira kerang karena memiliki setangkup cangkang. Tetapi
cangkang hewan ini menghadap dorso-ventral (atas-bawah), sedangkan cangkang
kerang lateral (kiri-kanan) (Romimohtarto, 2001).
Karakteristik Brachiopoda
Badannya memiliki lebih dari dua lapisan sel, jaringan dan organ.
 Badan memiliki bentuk U dengan usus atau tanpa usus.
 Sistem peredearan terbuka, dengan satu atau lebih hati.
 Tinggal di lingkungan laut.
 Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah
ventral.
 Mempunyai satu atau sepasang metanefridia.
 Hidup soliter sebagai organisme laut.

Morfologi dan Anatomi Brachiopoda


Morfologi kerang lentera, terdiri dari kerangka keras dari bahan kapur
seperti halnya kerang-kerangan. Kedudukan cangkang pada posisi menelungku
(dorso-ventarl) dimana cangkang bagian bawah (ventral) pada permukaan lebih
besardari bagian atas (dorsal). Kedudukan tersebut secara taksonomi membedakan
hewan brachiopoda dengan kerang – kerang dari filum mollusca yang kedudukan
cangkangnya pada umumnya pada posisi miring atau lateral.
 Kedudukan cangkang dorsal-ventral dimana bagian bawah (ventral)
lebih besar,
 Biasanya melekat pada substrat dengan pedicel,
 Lophopor dilengkapi tentakel bersilia,
 Mempunyai nephridium,
 Bentuk tubuh pipih, panjang antara 0,2 – 3,0 mm,
 Cangkang berukuran 0,5 cm-8 cm, Sebagian besar hidup di laut,
lumpur pantai, soliter dan menempel pada subtrat. Umumnya
BRACHIOPODA berwarna abu-abu, merah, kuning dan transparan ,
 Usus berbentuk huruf U,
 Reproduksi sebagian besar dioecious, dan
 Hidup soliter sebagai organisme bentik di laut.

Lingula unguis merupakan spesies yang termasuk pada filum ini yang
marganya menjadi marga hewan tertua yang masih hidup. Ia memiliki cangkang
dari zat tanduk yang terdiri dari dua tangkup, tetapi tidak berengsel. Kedua
tangkup ini tidak seperti kerang yang terdiri dari tangkup kiri dan kanan, terdiri
dari bagian atas dan bawah. Tidak seperti kerang yang nbukaannya ada di bawah,
bukaan cangkang Lingula ada di depan. Bagian utama dari tubuhnya berisi veisera

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 42


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

(veicera), yang terletak di separuh belakang dari cangkangnya. Sebuah ruang yang
luas tertutup di antara kedua tangkup cangkang di depan tubuh adalah rongga
mantel (mantle cavity), yang bagian dalamnya dilapisi oleh mantel, sebuah tutup
dari dinding tubuh. Ke dalam rongga ini menjulur kedua lengan ulir dari dinding
tubuh depan. Pada pinggiran seriap lengan terdapat dua baris tentakel yang
dipenuhi oleh bulu getar (Romimohtarto, 2001).

Karakteristik Tiap Kelas

Kelas Articulata
Berikut adalah morfologi dan karakteristik dari Klas Articulata :
a) Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket yang diperkuat oleh otot.
b) Cangkang umunya tersusun oleh material karbonatan.
c) Tidak memiliki lubang anus.
d) Memiliki keanekaragaman jenis yang besar.
e) Banyak berfungsi sebagai fosil index.
f) Mulai muncul sejak Zaman Kapur hingga saat ini. Contoh: Terebratula,
Magellania.

Kelas Inarticulata
Cangkang atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot dan
terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari klas Inarticulata :
a) Tidak memiliki gigi pertautan (hinge teeth) dan garis pertautan (hinge
line).
b) Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah
mati cangkang akan terpisah.
c) Cangkang umunya berbentuk membeulat atau seperti lidah, tersusun oleh
senyawa fosfat atau khitinan.
d) Mulai muncul sejak Jam an Cambrian awal hingga sekarang.

Kelas Artikulata
1. Ordo Ortida (Kambrium- Permian)
a) Engsel panjang lebih kecil dari lebar cangkang umumnya setengah
lingkaran.
b) Pembukaan rahang bunga biasanya segitiga.
c) Catup cangkang dapat tertutup dengan sempurna.
d) Terbentuk pada zaman cambrian.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 43


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Umumnya memiliki sepasang cangkang sangat biconvex dan “straight


hinge line”. Impunctate shell = tidak terdapat indikasi perforasi sama sekali.
Terdapat 2 suborder:
a. Orthacea (impunctate): Orthis dan Platystrophia (Ordovisium).
b. Dalmanellacea (punctate): Dalmanella (Ordovisium ~ Devonian).

2. Ordo Strophomenidina (Ordovicium-Jura)


a) Cangkang berukuran besar.
b) Bagian katupnya planoconvex atau concaconvex umunya cembung ganda.
c) Stuktur cangkang berupa batang tegak lurus, kalsit kecil pada permukaan
cangkang.
Dibagi dalam tiga Sub Ordo yaitu:
1. Sub Ordo Strophomenidina
Cangkang berbentuk setengah lingkaran dan katup atau
cangkang tipis. Hinge line lurus, hiasan bersifat radial berupa
costellae halus. Cangkangnya pseudopunctate (cangkangnya tidak
perforate/pori tetapi terdapat bentuk-bentuk kanal yang disebut
taleolae). Umumnya salah satu cangkangnya cekung (brachial
valve) dan cangkang lainnya cembung dengan radial ribs. Genus:
Sowerbyella dan Rafinesquina.
2. Sub Ordo Chonetidina
Bentuk setengah lingkaran. Memiliki duri di bagian
belakang pedickel.
3. Sub Ordo Productidina
Memiliki bentuk concavo cembung dengan duri dibelakang
pedickel. Biasanya terdapat di dasar perairan berlumpur

3. Ordo: Pentamerida
Ordo Pentamerida ini juga merupakan turunan langsung dari Ordo Orthida
dimana cangkangnya juga bersifat impunctate. Umumnya berukuran besar dan
sangat biconvex, memiliki hinge-line yang pendek dan delthyrium yang terbuka.
Kisaran umurnya adalah Ordovisium ~ Perm.

4. Ordo: Rhynchonellida
Genus ini memiliki cangkang impunctate (tidak memiliki perforasi) dan
fibrous, spherical dan hinge line yang pendek. Umumnya dilengkapi dengan
sulcus (lubang pembuangan) dan lipatan yang berbentuk paruh yang menonjol
pada pedicle valve (rostrate).

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 44


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Diperkirakan merupakan turunan dari Pentamerida sebagai nenek


moyangnya (ancestor). Pertamakali muncul pada Ordovisium Tengah dan
mencapai puncak penyebarannya pada Mesozoikum.

5. Ordo: Spiriferida
Ordo Spiriferida ini adalah kelompok fosil Brachiopoda yang terbesar dan
penting, dimana sebagian besar cangkangnya bersifat impunctate dan sebagian
kecil bersifat punctuate. Memiliki radial ribbed atau cangkang yang terlipat
(folded shell) dan bersifat “strongly biconvex”. Biasanya terdapat “interarea”
yang mudah teramati (well developed interarea) pada pedicle valve, tetapi tidak
terdapat pada brachial valve. Penyebaran vertical ordo ini adalah Ordovisium
Tengah ~ Permian Atas, ada beberapa yang berhasil survive sampai Lias.

6. Ordo: Terebratulida
Secara umum cangkangnya bersifat punctate (terdapat kanal-kanal kecil
yang menerus sampai permukaan cangkang), permukaan cangkang relatif licin
(smooth), hinge line relatif pendek, foramen (lubang) berbentuk bundar pada
bagian paruh. Diasumsikan merupakan turunan dari Kelompok Dalmanellacea
(Ordo Orthida). Pemunculan pertama-nya diketahui sejak Silur Atas dan mencapai
puncak perkembangannya pada Zaman Kapur.

2.3 VERTEBRATA

Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang


belakang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau
notokorda (korda dorsalis). Notokorda vertebrata hanya ada pada masa
embrionik, setelah dewasa akan mengalami penulangan menjadi sistem
penyokong tubuh sekunder, yaitu tulang belakang (vertebrae).
Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata.
Chordata meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 Memiliki notokord, yaitu kerangka berbentuk batangan keras tetapi lentur.


Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang
sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka.
 Memiliki tali saraf tunggal, berlubang terletak dorsal terhadap notokord,
dan memiliki ujung anterior yang membesar berupa otak.
 Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus.
 Memiliki celah faring.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 45


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Tubuh vertebrata mempunyai tipe simetri bilateral dan bagian organ dalam
dilindungi oleh rangka dalam atau endoskeleton, khusus bagian otak dilindungi
oleh tulang-tulang tengkorak (kranium). Bagian terluar tubuh vertebrata berupa
kulit yang tersusun atas epidermis (lapisan luar) dan dermis (lapisan dalam). Kulit
vertebrata ada yang tertutup dengan bulu ada juga yang tertutup dengan rambut.

Organ dalam, seperti organ pencernaan, jantung, dan pernapasan terdapat


didalam suatu rongga tubuh atau selom. Vertebrata memiliki alat tubuh yang
lengkap, yang menyusun sistem organ tubuhnya meliputi sistem pencernaan yang
memanjang dari mulut hingga anus, sistem peredaran darah tertutup (darah
mengalir di dalam pembuluh darah), alat ekskresi berupa ginjal, alat pernapasan
berupa paru-paru atau insang, sepasang alat reproduksi (kanan dan kiri) serta
sistem endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon.

Vertebrata terdiri dari lima kelas yaitu pisces, amphibia, reptile, aves dan
mammalia.

1. Pisces
Pisces memiliki habitat di air dengan alat pernafasan berupa insang.
Hewan ini mempunyai sirip yang berfungsi untuk menentukan arah gerak di
dalam air dan memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air. Termasuk hewan
berdarah dingin (poikiloterm), yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan.
Pisces berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
Berdasarkan jenis tulangnya ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Chondrichthyes atau ikan tulang rawan, contoh : ikan pari, ikan hiu dan
ikan cucut.
2. Osteichthyes atau ikan tulang keras, contoh : ikan mas, ikan gurami, ikan
tongkol.

Gambar 2.3.1 Pieces

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 46


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

2. Amphibia
Amphibia merupakan hewan yang dapat hidup pada dua habitat, yaitu
darat dan air, namun tidak semua jenis Amphibia hidup di dua tempat kehidupan.
Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan
ada yang hanya di darat. Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air
dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis. Hewan ini bernafas
dengan insang dan paru-paru dan memiliki suhu badan poikiloterm, berkembang
biak dengan bertelur (ovipar) dan pembuahan terjadi di luar tubuh (eksternal).
Contoh : katak sawah, salamander, kodok

Gambar 2.3 2 Amphibia

3. Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang
terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain
yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah : anggota tubuh berjari
lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga tau empat, menggunakan
energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan
poikiloterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong
ovipar dengan telur bercangkang.

Reptilia mencakup tiga ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines (reptilia
bercangkang), Squamata atau Lepidosauria (reptilia dengan kulit bersisik) , dan
Crocodilia (bangsa buaya). Bangsa kura-kura mempunyai cangkang (perisai) yang
keras disebut dengan karapaks (bagian atas) dan plastron (bagian bawah).

2.3.3 Reptil Laut

Gambar 2.3.4 Reptil Darat

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 47


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Gambar 2.3.5 Reptil Sungai

4. Aves
Aves memiliki suhu badan homoiterm (suhu badan tetap, tidak
terpengaruh suhu lingkungan). Memiliki tubuh berbulu melindungi tubuh dan
bulu yang membentuk sayap digunakan untuk terbang. Tulangnya berongga
sehingga ringan. Berkembang biak secara bertelur (ovipar) dan pembuahan di
dalam tubuh. Telur aves bercangkang dan memiliki kuning telur yang besar.
Bernafas dengan paru-paru dan memiliki pundi-pundi udara yang membantu
pernafasan saat terbang.
Contoh : ayam, kasuari, pinguin, bebek, angsa.

Gambar 2.3.6 Aves

5. Mamalia
Ciri khas dari mammalia adalah memiliki kelenjar susu. Susu dihasilkan
oleh kelenjar (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada. Mammalia
disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.

Tubuh mammalia tertutup oleh rambut yang berfungsi sebagai insulasi


yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba
antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari,
sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai
penciri kelamin.

Mammalia berkembang biak dengan cara melahirkan (vivipar). Hewan ini


memiliki suhu tubuh homoiterm (suhu tubuh tetap) dan bernafas dengan paru-

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 48


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

paru. Mammalia memiliki otak yang lebih berkembang dibandingkan dengan


hewan vertebrata yang lain.

Gambar 2.3.7 Mamalia

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 49


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

BAB III
HASIL

Acara 1 : Analisis Phylum Echinodermata


1. Teripang

Nama local Teripang , microhabitat dibawah batu karang ,


penangkapan di teluk rendani padi jam 03;57 hari selasa tanggal 11
oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk lonjong dengan mulut dan anus
diujung tubuhnya , keseluruhan bagian tubuh diselimuti lendir yang
lengket yang berguna untuk melindungi dari predator . pada umumnya
berwarna hitam.

Gambar 3.1.1 Teripang

2. Bintang laut
Nama local Bintang laut , microhabitat di terumbu karang ,
penangkapan di teluk rendani padi jam 03;53 hari selasa tanggal 11
oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk bintang , memiliki 5 jari ,
tubuh berbintik dengan warna yang hamper sama dengan bagian tubuhnya
yaitu biru tua , dibagian bawah tubuh terdapat tentakel yang berfungsi
sebagai perekat ke substrat / batu . bagian kepala terdapat dibagian tengah
, terdapat mulut yang tertutup kulit yang keras

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 50


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Gambar 3.1.2 Bintang Laut

3. Duri babi
Nama local Duri babi , microhabitat di bawah batu karang ,
penangkapan di teluk rendani padi jam 03;53 hari selasa tanggal 11
oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk bulat / bundar dan memiliki
duri beracun yang berguna untuk melindungi dirinya dari predator , kepala
terdapat dibagian tengah badannya , mulutnya berbentuk seperti lubang
kecil terdapat sortel dibagian dalam mulutnya .

Gambar 3.1.3 Duri Babi

4. Bintang ular
Nama local Bintang ular , microhabitat diatas terumbu karang ,
penangkapan di teluk rendani padi jam 03;54 hari selasa tanggal 11
oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk bintang dengan 5 tentakel yang

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 51


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

ramping , terdapat duri-duri yang halus dan memiliki mulut yang terdapat
dibagian tengah badannya , berwarna putih pasir.

Gambar 3.1.4 Bintang Ular

Acara 2 : Analisis Pylum Molusca


1. Archetonica
Memiliki susunan kamar “Planispiral” dengan bentuk kamar
bundar. Suture lemah dan memiliki apertur utama. Komposisi fosil
CaCO3. Jumlah kamar kearah ventral adalah 4 sedangkan ke arah dorsal
adalah 5. Jumlah putaran ke arah ventral adalah 1 dan kearah dorsal adalah
4. Mepunyai garis halus menurun dari arah dorsal ke ventral, berwarna
cream dengan garis belang cokelat di tepi putaran.

Gambar 3.2.1 Archetonica

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 52


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

2. Menetus
Susunan kamar planispiral, bentuk kamar bundar, suture lemah,
apertur utama, dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah
ventral 1 dan ke arah dorsal 4. Jumlah putaran ke arah ventral 1 dan ke
arah dorsal 4. Cangkang licin dan mengkilap tergabung antara warna
orange, cokelat, dan cream.

Gambar 3.2.2 Menetus

3. Cangkang Siput (Gastropoda)


Susunan kamar thoroscospiral, bentuk kamar kerucut, suture kuat,
apertur utama, dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah
ventral 1 dan ke arah dorsal 17. Jumlah putaran ke arah ventral 1 dan ke
arah dorsal 17. Cangkang keras dan bergaris. Berwarna putih cream, kasar
dan bergaris.

Gambar 3.2.3 Cangkang Siput (Gastropoda)

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 53


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

4. Scaphella
Susunan kamar thoroscospiral, bentuk kamar oval, suture kuat,
apertur utama, dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah
ventral 1 dan ke arah dorsal 5. Jumlah putaran ke arah ventral 5 dan ke
arah dorsal 5. Berwarna cream dan memiliki bagian yang menonojol
lancip di sekitar putaran.

5. Actaeon
Susunan kamarnya throcospiral, bentuk kamar oval, suture lemah,
dan memiliki apertur utama. Komposisi fosil CaCO3 dengan jumlah
kamar ke arah ventral 1 dan kearah dorsal 5. Jumlah putaran ke arah
ventral 4 dan ke arah dorsal 4. Berwarna cokelat di bagian dorsal dan
berwarna cream di bagian ventral.

Acara 3 : Analisis Phylum Arthropoda


1. Laba – Laba
Memiliki 8 mata semu, 2 mandibula dan sepasang taring besar.
Memiliki 4 pasang kaki berwarna hitam dengan warna kuning di bagian
pangkal. Memiliki lubang di ujung abdomen tempat keluarnya jaring.

Gambar 3.3.1 Laba-Laba

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 54


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

2. Kupu – Kupu
Terdapat sepasang mata majemuk dan antena serta alat penghisap
yang biasa digunakan untuk menghisap nektar di bagian kepala. Memiliki
sepasang sayap dan 3 pasang kaki.

Gambar 3.3.2 Kupu-Kupu

3. Ular Cincin
Terdapat 10 kaki, sepasang antena dan 2 buah mata di bagian
kepala. Memiliki 54 segmen dan 176 kaki. Berwarna hitam mengkilap,
terkadang ada juga yang berwarna merah. Terdapat 10 kaki dan 1 lubang
ekskresi di bagian ekor.

Gambar 3.3.3 Ular Cincin

Acara 4 : Analisis Reptil


1. Kadal
Memiliki 2 buah mata, hidung, mulut, dan lubang telinga.
Memiliki 4 kaki, di ujung kaki terdapat kuku. Berwarna krem pada bagian
bawah, warna cokelat bergaris putih, emas pada bagian punggung dan
memiliki kulit bersisik.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 55


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Gambar 3.4.1 Kadal

2. Cicak
Memiliki 2 buah mata, hidung, mulut, dan lubang telinga.
Memiliki 4 kaki yang memiliki perekat. Bertubuh lunak berwarna krem.
Ekornya akan terlepas jika cicak merasas terancam atau terdapat predator
di sekitarnya sebagai mekanisme untuk melarikan diri.

Gambar 3.4.2 Cicak

Acara 5 : Analisis Phylum Brachiopoda


1. Lepidocylus (Ordovician)
Memiliki 1 susunan kamar dengan bentuk oval. Memiliki 1 buah
apertur dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah ventral
adalah 1. Berwarna putih bergelombang.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 56


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Gambar 3.5.1 Lepidocylus (Ordovician)

2. Composita (Mississipian – Permian)


Memiliki 1 susunan kamar dengan bentuk bundar. Memiliki 1 buah
apertur dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah ventral
adalah 1. Permukaan cangkang kasar dan terdapat bagian yang timbul
berwarna putih dengan corak cokelat.

Gambar 3.5.2 Composita (Mississipian – Permian)

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 57


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

Acara 6 : Analisis Phylum Coelenterata

1. Haimesiastraea
Bentuk kamarnya tidak teratur dengan apertur utama. Komposisinya CaCO3.
Terdapat banyak lubang tersebar di seluruh bagian, berwarna putih.

Gambar 3.6.1 Haimesiastraea

2. Halysites (Ordov-Silur)
Bentuk kamarnya tabung bertingkat dengan apertur utama.
Komposisinya CaCO3. Berbentuk tabung bertingkat dengan warna merah,
terdapat banyak lubang di bagian atas tabung.

Gambar 3.6.2 Halysites (Ordov-Silur)

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 58


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hewan vertebrata dan invertebrate sangat banyak dibumi, tinggal di segala


habitat dari dalam laut, sungai, darat, hingga dataran tinggi. Hewan yang kita
lakukan dalam praktikum Paleontologi dapat berbentuk organisme hidup dan juga
berupa fosil ang diamati.

Dapat membantu mengetahui kita tentang bentuk hewan yang diamati


telah ada dalam kurun waktu yang lama hingga hidup sekarang ini. Dalam
pembelajari analisis phylum tersebut juga kita mengetahui tentang lingkungan
pengendapan dan sedimentasi yang terjadi di derah tersebut.

Dari praktikum ini kita bisa meengetahui jenis, karakter, sifat, serta
klasifikasi dari hewan bertulang belakang (vertebrata) dan tak bertulang belakang
(invertebrata) serta mengetahui rentnag waktu hidup dalam skala waktu geologi.

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 59


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

DAFTAR PUSTAKA

Jasin, M., 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya.
Surabaya.

Rusyana, Adun.2011.Zoologi Invertebrata.Bandung:Alfabeta


Sumiati Sa’adah. 2010.Materi Pokok Zologi Invertebrata. Bandung:Alfabeta
Shrock R.R & Twenhotel W. H., (1953) – Principles of Invertebrata Paleontology,
McGraw – Hill Book Company inc, New York

Pringgoprawiro, Harsono, (1994) – Foraminifra Panduan Kuliah


Mikropaleontologi Umum, Institusi Teknologi Bandung, Bandung

Ir. Premonowari, (1992) – Buku Pengantar Kuliah Paleontologi Umum,


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta

Ir. Wartono Rahardjo (1999) – Buku Pedoman Praktikum Paleontologi “Golongan


Invertebrata”, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Ir. Wartono Rahardjo (2007) – Buku Panduan Praktikum Makropaleontologi,


Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 60


Paleontologi “ 2015” Laporan Paleontologi

LAMPIRAN

Universitas Papua|FTTP|Teknik Geologi Page 61

Anda mungkin juga menyukai