BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan laporan ini ialah:
1. Untuk mengetahui, dan mengklasifikasi fosil.
2. Mengetahui jangka waktu hidup dari fosil.
3. Menentukan umur serta lingkungan pengendapan.
6. Camera
7. Masker
8. Jas lab
9. Aklohol 70%
10. Sarung tangan karet
11. Papan clipboard
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PALEONTOLOGI
Paleontologi berasal dari bahasa yunani kata “paleo” yang artinya masa
lampau, “onto” yang artinya kehidupan dan ”logos” yang artinya adalah ilmu.
Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa
lampau.
Paleontologi adalah ilmu yang ruang lingkup hidup purba yang biasanya
adalah dengan mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari
fosil makhluk hidup untuk mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu
tentang zaman purba. Secara sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu
mengenai fosil sebab jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.
Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan
terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat
berupa cangkang binatang, jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan
atau penggantian oleh mineral. Catatan fosil ( fossil record ) adalah susunan
teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata,pada batuan sedimen
yang menandai berlalunya waktu geologis. Semakin atas letak strata tempat
fosil ditemukan, semakin muda usia fosil tersebut.
Ada bermacam-macam fosil bila ditinjau dari dari kejadiannya, antara lain:
Henry Wood, pada tahun 1958 telah membahas secara praktis mengenai 9
phyla dalam klasifikasi hewan. Ke 9 phyla tersebut adalah :
Kingdom - SubKingdom
Branch - Sub Branch
Grade - Sub Grade
Phylum - Sub Phylum
Class - Sub Class
Ordo - Sub Ordo
Super-Family - Family
Genus - Sub Genus
Species - Sub Species
Taksonomi
Konsep Spesies
Filogeni
Metode Identifikas
Spesifikasi Nama
Metode Identifikasi
1. Paleobotani
b) Untuk keperluan analisa pola dan suksesi vegetasi dari waktu ke waktu.
a. Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di bidang hewan dan
perkembangan manusia. Proses rekonstruksi kehidupan dilakukan melalui
rekonstruksi fosil karena fosil ditemukan dalam lapisan/strata geologis yang
berlainan sehingga dapat diketahui perkiraan waktu munculnya dan kehidupan
makhluk yang telah memfosil tersebut.
b. Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke waktu. Kehidupan pada
masa purba di mana kondisi bumi masih belum stabil sangat memungkinkan
c. Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini
bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,
mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
lingkungan tersebut
Aplikasi paleontologi
1. Menentukan Umur Relatif Batuan
Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga
fosil dapatdigunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan
sedimen. Fosil Indeks: fosil yang kemunculannya sangat spesifik mewakili
suatu zaman, contoh:Ammonit pada Trias. Syarat-syarat fosil
indeks: Memiliki penyebaran lateral yang luas, kisaran umurnya
pendek dan mudah dikenali.
2. Melakukan Korelasi
Korelasi:menghubungkan dua atau lebih satuan batuan
berdasarkan kesamaan umur. Biostratigrafi adalah menyusun suatu satuan
batuan berdasarkan kesamaan kandungan fosilnya. Dalam
perkembangannya satuan biostratigrafi sering identik dengan umur dari
batuan itu sendiri.
3. Menentukan Lingkungan Pengendapan
Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan, dimana
organismetersebut dapat beradaptasi. Dengan demikian fosil dapat
dipergunakan untukmenentukan lingkungan pengendapan. Syarat: fosil
terendapkan pada lingkungan dimana dia hidup (bioconoese ), lingkungan
hidupnya sempit dan mudah dikenali. Lingkungan Pengendapan : Darat,
meliputi gurun, sungai, danau, dan sebagainya. Sedangkan laut, meliputi:
pantai, rawa, laut dangkal (neritik) dsb.
4. Mengetahui Paleoklimatologi
Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim
sebagai salah satu unsur lingkungan. Contoh: Koral biasanya hidup pada
iklim tropis - sub tropis.
2.2 INVERTEBRATA
Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki
tulang belakang. Animalia yang termasuk dalam kelompok ini memiliki
habitat yang sangat bervariasi, dari laut, sungai, darat, bahkan sampai
pegunungan. Hewan ini kebanyakan memiliki umur yang relatif singkat.
Jarang ada yang sampai berusia lebih dari satu tahun.
Jika seluruh hewan yang ada di alam kita kelompokkan berdasarkan ada
tidaknya tulang belakang, maka sebagian besar akan termasuk kepada hewan
yang tidak bertulang (Invertebrata dan Avertebrata). Hewan intertebrata ada
yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya
dilakkukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun
oleh banyak sel (multiseluler/metazoa) sel-selnya mengalami diferensiasi dan
spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin
komplek. Hewan yang termasuk pada invertebrata meliputi semua protozoa,
yaitu hewan bersel satu dan sebagian metazoa yaitu hewan yang bersel banyak
(Storer 1957 : 52).
2.2.1 MOLLUSCA
A. Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya
lunak. Jadi Filum Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang
memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh cangkang,
meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak
asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu mollusca
yang termasuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan
menggunakan perutnya.
Mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari
bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi untuk
bergerak. Pada sebagian mollusca kaki telah termodifikasi
menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari
mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ
seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa
viseral dilindungi oleh mantel.
Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi
massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang
disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi
cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang
ekskresi dan anus.
Sistem syaraf mollusca terdiri dari cincin syaraf. Sistem syaraf ini
mengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem
pencernaan mollusca sudah terbilang lengkap terdiri dari mulut, esofagus,
lambung, usus, dan anus. Mollusca juga memiliki lidah bergerigi yang
berfungsi untuk melumatkan makanan. Lidah bergerigi itu disebut radula.
B. Karakteristik Mollusca
Moluska adalah anggota dari filum sangat besar dan beragam
aminals invertebrata yang dikenal sebagai mollusca. filum menyediakan
beberapa hewan paling akrab, termasuk univalves (kelas Gastropoda),
bivalvia (kelas Bivalvia) dan cephalopoda (kelas cephalopoda). Filum
mollusca juga termasuk kurang dikenal froms menyedot sebagai Chitons
(kelas Polyplacophora) dan gading menjual (kelas Scaphopoda), antara
lain.
C. Klasifikasi Mollusca
Berdasarkan bidang simetri, kaki, cangkok, mantel, insang dan
system syaraf, Mollusca terdiri atas lima kelas yaitu :
a) Kelas Gastropoda (L.Gaster = perut + podos = kaki)
(1) Pengantar
Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan
popular. Ada sekitar 50.000 spesies Gastropoda yang masih hidup
dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Oleh karena banyaknya
jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan.
Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah)
dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai
dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya
simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki
cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula).
Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.
Pernapasan bagi Gastropoda yang hidup di darat
menggunakan paru-paru, sedangkan Gastropoda yang hidupdi air,
bernapas dengan insang.Gastropoda mempunyai alat reproduksi
jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes.
Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu
melakukan autofertilisasi. Alat ekskresi berupa sebuh ginjal yang
terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga
mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah
terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang
terletak dalam rongga tubuh.
terdiri atas bagian: (1) kepala (pada ujung depan agak ke ventral
terdapat mulut, dua pasang tentakel, pada ujung tentakel yang lebih
panjang terdapat mata); (2) leher (pada sisi sebelah kanan terdapat
lubang genital); (3) kaki (terdiri atas otot yang kuat untuk merapat,
(4) viscera yang belum begitu jelas batasnya (terdapat di dalam
cangkok, berbentuk spiral, ditutupi oleh mantel, pada bagian tepi
cangkok dekat kaki mantel menjadi lebih tebal disebut gelangan
(kollar), di bawah gelangan ini terdapat lubang pernafasan; rongga
mantel berfungsi juga sebagai organ pernafasan.
b. Sistem Pencernaan Makanan
Makanan berupa tumbuh-tumbuhan, dipotong-potong oleh rahang
zat tanduk (mandibula), kemudian dikunyah oleh radula. Zat-zat
makanan diserap di dalam intestin. Saluran pencernaan makanan terdiri
atas: rongga mulut-faring (tempat dimana terdapat radula)-esofagus-
tembolok-lambung-intestin-rektum-anus. Kelenjar pencernaan terdiri
atas: kelenjar ludah, hati, dan pankreas.
d. Sistem Pernafasan
Alat pernafasan berupa paru-paru (modifikasi dari rongga mantel
yang kaya dengan kapiler-kapiler darah).
e. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa nephridia, terdapat di dekat jantung dan
saluran uretranya terletak di dekat anus.
f. Sistem Syaraf
Sistem syaraf terdiri atas: ganglion serebral (sebelah dorsal),
ganglion pedal (sebelah ventral), ganglion parietal (sebelah lateral),
ganglion abdominal (sebelah median), ganglion bukal (sebelah dorsal
rongga mulut).
g. Organ Reseptor
Terdapat tiga macam reseptor yang utama, yaitu:
Kemoreseptor (terletak pada tentakel yang pendek)
Photoreseptor (merupakan mata sederhana yang dilengkapi dengan
lensa, sel-sel pigmen dan sel-sel reseptor)
Statoreseptor (berupa statokist, terdapat pada ganglion pedalis dan
mendapat syaraf dari ganglion serebralis)
Selain dari itu seluruh permukaan tubuhnya peka terhadap
sentuhan dan stimulant lainnya.
h. Sistem Reproduksi
Achatina fulica bersifat hermafrodit, tetapi untuk fertilisasi
diperlukan spermatozoa dari individu lain, karena spermatozoa dari
induk yang sama tidak dapat membuahi sel telur. Ova dan spermatozoa
dibentuk bersama-sama di ovotestis. Ovotestis berupa kelenjar kecil
berwarna putih kemerahan, terletak melekat di antara kelenjar
pencernaan (hepatopankreas, pada apek dari masa viscera). Saluran
yang terdapat pada ovotestis, yaitu:
a. Duktus hermaproditikus (=persatuan saluran halus pada ovotestis)
b). Spermoviduk, terdiri dari dua saluran, yaitu:
saluran telur (oviduk), berakhir pada vagina, dan
saluran semen (vasdeferens), berakhir pada penis.
Vagina dan penis mempunyai hubungan terbuka dengan suatu
ruangan, yaitu atrium genital yang mempunyai lubang keluar (=porus
genitalis).
b. Kelas Bivalvia
Kelas pelecypoda disebut juga dengan Bivalvia atau
Lamellibrankhiata. Bivalvia atau pelecypoda adalah mollusca yang
memiliki dua cangkang. Dua cangkang tersebut terkunci seperti engsel
sehingga dapat terbuka atau tertutup dengan bantuan beberapa otot
yang besar. Ketika menutup, cangkang berfungsi menutupi atau
melindungi tubuh dari predatornya.kata pelecypoda memiliki arti “kaki
berbentuk kapak”, Hewan Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut,
danau, kolam, atau sungai yang lainnya yang banyak mengandung zat
kapur. Contoh hewan kelas ini yaitu remis, tiram dan kijing.
Sedangkan disebut Lamellibrankhiata dikarenakan insangnya
berbentuk lembaran-lembaran.
Pada Bivalvia insang biasanya berukuran sangat besar dan
pada sebagian besar spesies dianggap memiliki fungsi tambahan yaitu
pengumpul makanan, disamping berfungsi sebagai tempat pertukaran
gas. Kepala tidak berkembang namun sepasang palpus labial mengapit
mulutnya. Tubuh bilateral simetris dan memiliki kebiasaan menggali
liang pada pasir dan lumpur yang merupakan substrat hidupnya dengan
menggunakan kakinya. Untuk itu tubuhnya memipih secara lateral
sangat membantu dalam menunjang kebiasaan tersebut.
Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral,
pada bagian torsal terdapat:
Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urutan dari luar ke
dalam sebagai berikut :
1. Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun
atas zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi mantel, sehingga sering
disebut lapisan tanduk. Fungsinya untuk melindungi lapisan yang
ada di sebelah dalamnya dan lapisan ini berguna untuk melindungi
cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi warna
cangkang.
2. Prismatik, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal
kalsium karbonat yang berbentuk prisma yang berasal dari materi
organik yag dihasilkan oleh tepi mantel.
3. Nakreas, merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas kristal-
kristal halus kalsium karbonat merupakan lapisan mutiara yang
dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel. Di lapisan ini, materi
organik yang ada lebih banyak daripada di lapisan prismatic.
Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada
tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar, mampu mamancarkan
keragaman warna. Lapisan ini sering disebut sebagai lapisan
mutiara.
c. Kelas Polyplacophora
Polyplacophora adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Mollusca. Contoh yang terkenal
dari kelas ini adalah Chiton sp..Chiton sp termasuk dalam kelas
polyplacophora. Chiton sp memiliki struktur yang sesuai dengan
kebiasaan melekat pada batu karang dan cangkang mirip hewan
lainnya. Apabila disentuh, akan melekat erat pada batu karang. Hewan
ini merayap perlahan-lahan pada dasar laut di batu-batuan yang lunak.
Sendi-sendi yang dimilikinya dapat dibengkokkan sehingga tubuhnya
dapat dibulatkan seperti bola. Habitat Chiton sp ini adalah di laut, di
daerah pantai sampai kedalaman sedang, dan memakan rumput laut
dan mikro organisme dari batu karang.
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Amphineura
Ordo : Polyplacophora
Famili : Chitondae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp
b. Struktur Tubuh
Bentuk tubuhnya bulat telur, pipih, dan simetris bilateral.
Mulut tidak berkembang baik dan terletak di bagian kepala
(anterior), sedangkan anus terletak di posterior. Hewan ini tidak
memiliki tentakel dan mata. Permukaan dorsal tubuhnya tertutup
mantel yang dilengkapi delapan kepingan kapur yang mengandung
berlapis-lapis serabut insang. Kadang-kadang kepingan itu
dibungkus lapisan kitin. Saluran mantel terdapat di tepi tubuh.
Kakinya pipih dan biasanya memiliki lidah parut (radula).
c. Sistem Organ pencernaan
Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula
dan gigi – faring – perut – usus halus – anus. Kelenjar
pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut.
d. Sistem saraf
Sistem saraf berupa cincin esofagus dan dua cabang saraf yang
mensarafi mantel dan daerah kaki. Tidak terdapat ganglion yang
jelas, tetapi ada sel-sel ganglion pada cabang saraf.
e. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah lakunair (terbuka) terdiri dari jantung,
aorta, dan sebuah sinus. Darah medapat oksigen dari insang.
f. Sistem ekskresi
Ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal yang bermuara ke
arah posterior.
g. Sistem reproduksi
Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan sel ovum
dan sel sperma yang terdapat pada individu jantan dan betina.
d. Kelas Schapopoda
Scaphopoda adalah hewan dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Mullosca. Scaphopoda
merupakan kelas terkecil dari mollusca. Hewan ini hanya hidup di laut
dan dipantai yang berlumpur. Cangkangnya tajam berbentuk silinder,
taring atau terompet yang kedua ujungnya terbuka, karena disesuaikan
dengan tempat hidupnya. Warna yang paling sering adalah putih-coklat
atau putih-hijau. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi
cangkangnya yang sangat lunak. Panjang tubuhnya sekitar 2 mm – 15
cm. Scaphopoda ini tidak memiliki insang, juga tidak memiliki jantung
dan pembuluh darah.
Hewan ini mempunyai kelamin terpisah, baik yang jantan
maupun betina, melepaskan sperma dan sel telur nya langsung
kedalam air. Jika sel telur ini bertemu maka terjadilah fertilisasi dan
lahirlah scaphopoda baru. Scaphopoda ini memiliki lebih dari 350
spesies dan habitatnya mulai dari laut dangkal sampai laut dalam, kira-
kira 2000 meter dari permukaan laut. Hewan ini mempunyai kebiasaan
pula untuk membenamkan dirinya dipantai.
e. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda (Yunani: kephale yang berarti kepala, dan podos
artinya kaki) adalah kelas dari Phylum Molluca yang memiliki alat
gerak di bagian kepala. Kelas ini merupakan kelas dengan tingkat
evolusi tertinggi di antara Mollusca. Tubuh simetri bilateral dengan
kaki yang terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat pengisap
dan system saraf yang berkembang baik berpusat di kepala. Kelompok
ini memiliki badan lunak dan tidak memiliki cangkang tebal seperti
kelas lainnya. Mantelnya menyelimuti seluruh tubuh dan membentuk
kerah yang longgar di dekat leher (Romimohtarto, 2007). Contoh
spesies dari kelas Cephalopoda adalah cumicumi (Loligo pealii).
a. Habitat
Loligo pealii seperti halnya anggota Cephalopoda yang
lainnya memiliki habitat di perairan laut. Hewan ini dapat hidup,
baik di lautan dangkal hingga laut dalam.
b. Struktur Tubuh
Tubuh terdiri atas kepala yng terletak ventral, leher yang
pendek dan badan yang berbentuk tabung dengan sirip pada kedua
sisinya. Pada kepala terdapat sepasang mata yang berkembang
sempurna, dan mulut yang terletak diujung dikelilingi oleh empat
pasang tangan dan sepasang tentakel. Pada tangan
terdapat mangkuk pengisap, Pada sisi posterior kepala terdapat
sifon.
c. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makan pada cumi-cumi telah lengkap dan
berkembang dengan baik dan terdiri dari mulut yang mengandung
radula, faring berotot, esophagus, lambung berbentuk kantung,
sekum berdinding tipis, usus, rectum dan anus. Kelenjar
pencernaan terdiri atas sepasang kelenjar ludah, hati dan pancreas.
d. Sistem Respirasi dan Sirkulasi
Respirasi dilakukan dengan menggunakan insang yang
berjumlah sepasang di kanan kiri ruang mantel bagian ventral.
Sirkulasi darah dilakukan dengan baik. Alat-alat sirkulasi terdiri
atas jantung dan sejumlah pembuluh darah. Jantung menerima
darah dari vena cava anterior dan vena cava posterior kemudian
meuju insang melalui pembuluh darah afferent ke kapiler dan
terjadilah pertukaran O2 dengan CO2. Darah yang mengandung
O2 keluar dari masing-masing insang melalui pembuluh darah
efferent menuju aurikel di setiap sisi yang masing-masing
bermuara pada jantung sistemik.
e. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas otak dan beberapa ganglion, yakni
ganglion serebral, ganglion pedal serta beberapa ganglion yang
lain.
f. Sistem Reproduksi
Loligo pealii bersifat diesius. Pada waktu kopulasi spermatofor
dari hewan jantan dimasukan dalam rongga mantel betina dengan
pertolongan hektokotilus yang berbentuk seperti sisir. Telur cumi-
cumi besar dan bersifat megalesita dan jika menetas tidak melewati
tahap larva.
g. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda
Sub classis : Dibranchia
Ordo : Teuthoidea
Familia : Loliginidae
Genus ; Loligo
Species : Loligo pealii
(Marshall, 1972: 704)
2.2.2 COELENTERATA
Coelenterata berasal dari kata COELOS = rongga tubuh atau selom
dan ENTERON=usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang
berfungsi sebagai usus. Coelenterata atau juga biasa disebut dengan Cnidaria
adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Jadi, Coelenterata
adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi
sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan
sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel
internal dan eksternal.
Ciri-ciri Coelenterata
Klasifikasi Coelenterata
Hydrozoa
o Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian
besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus
hidupnya.
o Lebih sering ditemukan atau dominan dalam bentuk koloni polip,
sedangkan dalam bentuk medusa jarang
ditemukan. Contoh Hydra dan Obellia.
o Berbentuk koloni
o Besarnya + sebesar mulut kerucut, menggerambul
o Didapatkan dipantai pada batu-batuan (melekat), pada cangkuk
Mullusca.
o Koloni ini terikat pada substrat dengan bantuan hydrorhizanya (akar)
Hydra
Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan tawar.
Hewan ini dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk bergerak
dan juga sekaligus untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi
dengan nematosit, yaitu sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk
melumpuhkan mangsanya. Hydra berkembang biak secara vegetatif dengan tunas
dan generatif dengan peleburan sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan
monoesius (hermaprodit), hewan ini tidak bisa melakukan pembuahan sendiri
karena dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga
dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.
Ciri-ciri hydra :
Reproduksi Seksual :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari
testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai
stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista
dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang
sesuai akan melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian bila keadaan
lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
Obelia
Hidup di air laut secara koloni.
Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip.
Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant.
fase seksual (medusa) disebut gonangium
Scyphozoa
Ada yang jantan ada yang betina. Spertratozoid akan berenang di dalam air
laut kemudian mencari dan memasuki kedalam mulut medusa, kemudian
masuk kedalam enterm untuk membuahi sel telur kemudian berbentuk zygot.
Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae ♀ dan untuk remintara
didukung dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva yang
berambut getar (planula).
Setelah terbentuk planula maka planula ini lepas dari induknya dan berenang-
renang. Kemudian melekat pada suatu obyek didasar laut. Dan ditempat ini
kemudian tumbuh menjadi polyp baru dan berbentuk seperti trompet yang
disbut Schyphistoma. Schyphistome membagi diri secara tranversal sehingga
terbentuk sekumpulan mas’ yang masing-masing berbentuk seperti
cakram. Keadaan ini disebut phase Strobila.
Kemudian pada setiap cakram yang terbentuk akan tumbuh bertakel.
Kemudian pemisahan diri dimulai pada cakram yang paling atas / tua
kemudian cakram yang dibawahnya dan sebagainya dan seterusnya.
Cakram yang terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut
Ephyra. Secara berangsur-angsur ephyra akan tumbuh menjadi Medusae
dewasa : Medusae ♂ dan Medusae ♀
Ctenophora
B Subkelas muda (tak punya tentakel) berupa ordo Beroida, tubuh kerucut atau
silinder. Contoh : Beroe.
Kelas Anthozoa
Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh
menyerupai bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk
polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata
lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi
secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual
menghasilkan gamet.
Disamping sisi pharyax dilengkapi dengan alur licin dan bersilia disebut
Siphonoglyph.Siphonoglyph merupakan jalan air masuk ke dalam enterennya.
Enteron terbagi dalam 6 buah septa / sekat yang menghubungkan gastrodermis
hingga bagian phorinkx. Septa ini merupakan tonjolan di dalam hingga
berhubungan dengan pharys (septa Primain), Tetapi pharyn untuk bagian
bawah bebas, Septa ini disebut septa Primair.
Air dapat masuk dari ruang satu ke ruang yang lain melalui Ostia yang ada
pada septa tadi. Diantara septa primair terdapat juga septa-septa yang lain
yaitu septa sekundair tetapi septa sekunder tidak mencapai pharynx. Ada juga
Septa Tentier yaitu Septa yang paling pendek.
Pada bagian tepi dari Septa yang bebas (yang terletak dalam enteron
dibawah pharynx) berkembang menjadi bentukan yang tebal dan disebut
Digestic Filament Dalam Digistic Filament terdapat sel-sel kelenjar yang
menghasilkan getah pencernakan.
disebut Calcareous Skeleton atau Coral yang berwarna putih (pada umumnya)
dan merah
Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C, Dalam laut + 35
m, Terletak pada lingkungan antara 280 LU dengan 280LS, Andaikata ada
perubahan temperatur maka perubahan tak melebihi 60C naiknya dan 60C
turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa banyak mengandung O2. Air laut
harus jernih, Air laut mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.
Anemon laut adalah hewan yang memiliki tentakel yang memiliki alat
serupa dengan tombak yang disebut dengan Nematocyst. Nematocyst ini
digunakan anemon laut untuk menangkap mangsa dan mengusir
predator. Bentuk tubuh anemon laut seperti bunga dan terbentuk dari
gumpalan otot yang tebal. Pada gumpalan otot terdapat “pedal
disc” yangberguna untuk melekatkan diri. Sedangkan pada akhir daerah oral
gumpalan tersebut membentuk discus oralis yang memuat ratusan tentakel
pada bagian tengah terdapat mulut (Syamsuri, dkk., 2006).
Bentuk tubuh karang laut yaitu simetris radial. Polip karang mempunyai
mulut yang terletak dibagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur, tentakel-
tentakel yang digunakan untuk menagkap mangsanya, serta tubuh
polip. Tubuh polip terdiri dari tiga lapisan dari luar kedalam tersusun sebagai
berikut ectoderm, mesoglea, dan endoderm. Dalam lapisan endoderm, hidup
simbio alga bersel satu yang disebut zooxantellae yang dapat menghasilkan
zat organik yang melalui proses fotosintesis yang kemudian disekresikan
sebagian kedalam jaringan polip kapal karang sebagai pangan. Makanan yang
masuk dicerna oleh filament khusus mesenteri dan sisa makanan dikeluarkan
melalui mulut (Sumarman, 2004).
Sistem pencernaan
Sistem eskresi
Alat pernapasan dan alat eksresi khususnya tidak ada. Proses yang terjadi
adalah pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa
metabolisme juga dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Sistem syaraf
Reproduksi
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari
testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai
stadium gastrula. Kemudianembrio ini akan berkembang membentuk kista
dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat
yang sesuai akan melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian bila
keadaan lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi
Hydra baru.Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelonterata berlangsung
secara bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergiliran
keturunan/ siklus hidup/metagenesis.
Ciri khusus
2.2.3 ARTHROPODA
Arthropoda berasal dari kata arthron; yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Hewan yang termasuk filum ini mempunyai kaki yang beruas-ruas.
Misalnya Udang, belalang, laba-laba, dan kaki seribu.
Tubuh hewan ini simetri bilateral, beruas-ruas, dan mempunyai kerangka
luar (eksoske;eton).
(kapitulum)
Antena 2 pasang Tidak ada 1 pasang 1 pasang 1 pasang
dan dan
panjang pendek
Bagian- 1 pasang 1 pasang 1 pasang 1 pasang 1 pasang
bagian mulut mandibula, kalisera mandibul mandibul mandibul
1 pasang 1 pasang a, 2 a, 1a, 1
maksila, 2 pedipalpus pasang pasang pasang
pasang maksila maksila maksila
maksiliped labium
Kaki 1 pasang 4 pasang 1 pasang 2 atau 1 3 pasang
per ruas pada kepala peruas pasang pada dada
atau tidak dada per ruas
ada
Organ Insang Paru-paru Trakea Trakea Trakea
pernapasan buku
Lubang 2 di bidang 1 di ruas 1 di ujung 1 di ruas 1 di ujung
kelamin belakang kedua dari abdomen ke-3 abdomen
dada abdomen dekat
kepala
Perkembanga Umumnya Langsung, Tidak Tidak Umumny
n melalui kecuali melalui melalui a melaui
fase larva caplak atau fase larva larva fase larva
tungau
Habitat Air tawar, Terutama di Terutama Semuany Terutama
air darat di darat a di darat di darat
laut,sedikit
di darat
Klasifikasi Arthropoda
Filum arthropoda diklasifikasikan menjadi empat subfilum, yaitu:
a. Crustacea, misalnya udang
b. Arachnida , misalnya laba-laba
c. Myriapoda (ohlipoda dan diplipoda), misalnya kaki seribu
d. Insecta, misalnya serangga
Crustacea
Ostracoda
Hewan ini umumnya berukuran sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari
0,2-0,3 mm. Hewan ini hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar
hidup sebagai bentos yang melekat di dasar perairan. Alat geraknya berupa
antena.
Copepoda
Copepoda mencakup ±4.500 spesies, hewan inihidup sebagai parasit pada
insang dan sirip ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Pada umunya
copepoda tidak mempunyai mulut dan menyerap makanan langsung dari
inangnya.
Malacostraca
Tubuh malacostraca padaa umumnya terdiri atas 14 segmen. Delapan
segmen depan merupakan sefalotoraks, sedangkanenam segmen belakang
membentuk abdomen. Malacostraca dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu :
Isopoda
Pada umumnya isopoda dapat menggulung seperti trenggiling.
Kutu kayu amat merugikan manusia karena membuat lubang-lubang pada
galangan kapal atau perahu.
Stomatopoda
Stomatopoda pada umumnya berwarna mencolok dan bentuk
tubuhnya mirip dengan belalang sembah. Hewan ini mempunyai cangkang
luar berupa karapas yang menyatu dengan dua segmen dada yang paing
depan. Habita hewan ini adalah di laut.
Decapoda
Disebut decapoda karena berkaki,decapoda yang telah dikenal
±8.500 jenis, termasuk udang,kepiting,dan rajungan.
Arachnida
Sistem Seksual
reproduksi
Klasifikasi Arachnida
Scorpiones
Spesies yang termasuk scorpiones segala macam kala antara lain, kala
jengking, kala buku, dan kala laba-laba. Tubuh scorpiones terbagi menjadi dua,
yaitu sefalotoraks (disebut juga prosoma).
Araneae
Spesies araneae mencangkup segala macam laba-laba, antara lain :
Laba-laba penjerat (di Malaysia)
Laba-laba penjaring thalassius (hidup di dekat air)
Laba-laba pemburu (di Meksiko)
Laba-laba serigala
Laba-laba bukit pasir leucorchestris
Acarina
Acarina mencangkup caplak dan tungau, ciri khas acarina adalah tubuhnya tidak
berbuku-buku.
Myriapoda
Klasifikasi myriapoda
Myriapoda mempunyai dua kelas yaitu chilopoda dan diplopoda
Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan
agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula
dan dua pasang maksila. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang
spirakel. Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alat beracun. Alat
penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya. Sengatannya
menimbulkan bengkak dan rasa sakit. Contoh hewan ini adalah kelabang
(scutigera sp.).
Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah
kakinya bukan berjumlah seribu. Ada yang menyebutkan nama lain seperti
keluwing. Tubuhnya bulat panjang. Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan
bibir bawah. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang
spirakel. Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat
hebivora atau pemakan sisa organisme. Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki
yang bergerak seperti gelombang. Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan
tubuhnya dan pura-pura mati. Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).
Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini
sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah,
semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang
berjumlah enam buah.Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat
hidup di berbagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan
satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada yang hidup
bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik,
yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal
(oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki sayap
pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen insecta tidak memiliki anggota
tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju
tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen
juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior
saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.
Sistem organ dalsm tubuh insecta
Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya
kecoa, jangkrik, dan gansir.
Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya
walang sangit(leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).
Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang. Contohnya wereng coklat
(Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus).
Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya capung (pantala).
2.2.4 ECHINODERMATA
Pengertian Echidermata
Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah
kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka
dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Echinodermata meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi
tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh
Bentuk tubuh Echinodermata ada yang seperti bintang,
bulat, pipih, bulat memanjang, dan seperti tumbuhan. Tubuh terdiri
dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak
memiliki mulut).
Struktur dan fungsi tubuh
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu
pendek tumpul atau runcing panjang.Duri berpangkal pada suatu
lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.Sistem saluran air
dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral.Ambulakral berfungsi
untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh,
yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki
ambulakral memiliki alat isap.sistem pencernaan terdiri dari mulut,
esofagus, lambung, usus, dan anus.Sistem ekskresi tidak
ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan
pemanjangan kulit.Sistem sirkulasi belum berkembang
baik.Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada
selom.Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf
dan cabang saraf.Echinodermata tidak memiliki otak.Untuk
reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan
dioseus.
Klasifikasi
Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea,
Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.
Asteroidea
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling
banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies.Asteroidea juga
sering disebut bintang laut.Contoh spesies ini adalah Acanthaster
sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp.Tubuh Asteroidea memiliki duri
tumpul dan pendek.Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi
bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria.Fungsi pediselaria
adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan
tubuh dari kotoran.Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian
oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut
aboral.Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga
merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu
dasar.
Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
o Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan
cakram pusat dibagian dorsal tubuh.
o Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
o Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap
lengan
o Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang
keluar.
Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang
sangat besar.Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan
bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti.Asteroidea
merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap
lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh.
Ophiuroidea
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah
bintang ular (Ophiothrix).Ophiuroidea (dalam bahasa yunani,
ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih
langsing dan fleksibel.Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan
permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri
tumpul.Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria.Cakram pusat
berbatasan dengan lengan-lengannya. Hewan ini pun juga dapat
beregenerasi.
Echinoidea
2.2.5 BRACHIOPODA
lampu”. Mereka sering dikira kerang karena memiliki setangkup cangkang. Tetapi
cangkang hewan ini menghadap dorso-ventral (atas-bawah), sedangkan cangkang
kerang lateral (kiri-kanan) (Romimohtarto, 2001).
Karakteristik Brachiopoda
Badannya memiliki lebih dari dua lapisan sel, jaringan dan organ.
Badan memiliki bentuk U dengan usus atau tanpa usus.
Sistem peredearan terbuka, dengan satu atau lebih hati.
Tinggal di lingkungan laut.
Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah
ventral.
Mempunyai satu atau sepasang metanefridia.
Hidup soliter sebagai organisme laut.
Lingula unguis merupakan spesies yang termasuk pada filum ini yang
marganya menjadi marga hewan tertua yang masih hidup. Ia memiliki cangkang
dari zat tanduk yang terdiri dari dua tangkup, tetapi tidak berengsel. Kedua
tangkup ini tidak seperti kerang yang terdiri dari tangkup kiri dan kanan, terdiri
dari bagian atas dan bawah. Tidak seperti kerang yang nbukaannya ada di bawah,
bukaan cangkang Lingula ada di depan. Bagian utama dari tubuhnya berisi veisera
(veicera), yang terletak di separuh belakang dari cangkangnya. Sebuah ruang yang
luas tertutup di antara kedua tangkup cangkang di depan tubuh adalah rongga
mantel (mantle cavity), yang bagian dalamnya dilapisi oleh mantel, sebuah tutup
dari dinding tubuh. Ke dalam rongga ini menjulur kedua lengan ulir dari dinding
tubuh depan. Pada pinggiran seriap lengan terdapat dua baris tentakel yang
dipenuhi oleh bulu getar (Romimohtarto, 2001).
Kelas Articulata
Berikut adalah morfologi dan karakteristik dari Klas Articulata :
a) Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket yang diperkuat oleh otot.
b) Cangkang umunya tersusun oleh material karbonatan.
c) Tidak memiliki lubang anus.
d) Memiliki keanekaragaman jenis yang besar.
e) Banyak berfungsi sebagai fosil index.
f) Mulai muncul sejak Zaman Kapur hingga saat ini. Contoh: Terebratula,
Magellania.
Kelas Inarticulata
Cangkang atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot dan
terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari klas Inarticulata :
a) Tidak memiliki gigi pertautan (hinge teeth) dan garis pertautan (hinge
line).
b) Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah
mati cangkang akan terpisah.
c) Cangkang umunya berbentuk membeulat atau seperti lidah, tersusun oleh
senyawa fosfat atau khitinan.
d) Mulai muncul sejak Jam an Cambrian awal hingga sekarang.
Kelas Artikulata
1. Ordo Ortida (Kambrium- Permian)
a) Engsel panjang lebih kecil dari lebar cangkang umumnya setengah
lingkaran.
b) Pembukaan rahang bunga biasanya segitiga.
c) Catup cangkang dapat tertutup dengan sempurna.
d) Terbentuk pada zaman cambrian.
3. Ordo: Pentamerida
Ordo Pentamerida ini juga merupakan turunan langsung dari Ordo Orthida
dimana cangkangnya juga bersifat impunctate. Umumnya berukuran besar dan
sangat biconvex, memiliki hinge-line yang pendek dan delthyrium yang terbuka.
Kisaran umurnya adalah Ordovisium ~ Perm.
4. Ordo: Rhynchonellida
Genus ini memiliki cangkang impunctate (tidak memiliki perforasi) dan
fibrous, spherical dan hinge line yang pendek. Umumnya dilengkapi dengan
sulcus (lubang pembuangan) dan lipatan yang berbentuk paruh yang menonjol
pada pedicle valve (rostrate).
5. Ordo: Spiriferida
Ordo Spiriferida ini adalah kelompok fosil Brachiopoda yang terbesar dan
penting, dimana sebagian besar cangkangnya bersifat impunctate dan sebagian
kecil bersifat punctuate. Memiliki radial ribbed atau cangkang yang terlipat
(folded shell) dan bersifat “strongly biconvex”. Biasanya terdapat “interarea”
yang mudah teramati (well developed interarea) pada pedicle valve, tetapi tidak
terdapat pada brachial valve. Penyebaran vertical ordo ini adalah Ordovisium
Tengah ~ Permian Atas, ada beberapa yang berhasil survive sampai Lias.
6. Ordo: Terebratulida
Secara umum cangkangnya bersifat punctate (terdapat kanal-kanal kecil
yang menerus sampai permukaan cangkang), permukaan cangkang relatif licin
(smooth), hinge line relatif pendek, foramen (lubang) berbentuk bundar pada
bagian paruh. Diasumsikan merupakan turunan dari Kelompok Dalmanellacea
(Ordo Orthida). Pemunculan pertama-nya diketahui sejak Silur Atas dan mencapai
puncak perkembangannya pada Zaman Kapur.
2.3 VERTEBRATA
Tubuh vertebrata mempunyai tipe simetri bilateral dan bagian organ dalam
dilindungi oleh rangka dalam atau endoskeleton, khusus bagian otak dilindungi
oleh tulang-tulang tengkorak (kranium). Bagian terluar tubuh vertebrata berupa
kulit yang tersusun atas epidermis (lapisan luar) dan dermis (lapisan dalam). Kulit
vertebrata ada yang tertutup dengan bulu ada juga yang tertutup dengan rambut.
Vertebrata terdiri dari lima kelas yaitu pisces, amphibia, reptile, aves dan
mammalia.
1. Pisces
Pisces memiliki habitat di air dengan alat pernafasan berupa insang.
Hewan ini mempunyai sirip yang berfungsi untuk menentukan arah gerak di
dalam air dan memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air. Termasuk hewan
berdarah dingin (poikiloterm), yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan.
Pisces berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
Berdasarkan jenis tulangnya ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Chondrichthyes atau ikan tulang rawan, contoh : ikan pari, ikan hiu dan
ikan cucut.
2. Osteichthyes atau ikan tulang keras, contoh : ikan mas, ikan gurami, ikan
tongkol.
2. Amphibia
Amphibia merupakan hewan yang dapat hidup pada dua habitat, yaitu
darat dan air, namun tidak semua jenis Amphibia hidup di dua tempat kehidupan.
Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan
ada yang hanya di darat. Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air
dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis. Hewan ini bernafas
dengan insang dan paru-paru dan memiliki suhu badan poikiloterm, berkembang
biak dengan bertelur (ovipar) dan pembuahan terjadi di luar tubuh (eksternal).
Contoh : katak sawah, salamander, kodok
3. Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang
terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain
yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah : anggota tubuh berjari
lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga tau empat, menggunakan
energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan
poikiloterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong
ovipar dengan telur bercangkang.
Reptilia mencakup tiga ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines (reptilia
bercangkang), Squamata atau Lepidosauria (reptilia dengan kulit bersisik) , dan
Crocodilia (bangsa buaya). Bangsa kura-kura mempunyai cangkang (perisai) yang
keras disebut dengan karapaks (bagian atas) dan plastron (bagian bawah).
4. Aves
Aves memiliki suhu badan homoiterm (suhu badan tetap, tidak
terpengaruh suhu lingkungan). Memiliki tubuh berbulu melindungi tubuh dan
bulu yang membentuk sayap digunakan untuk terbang. Tulangnya berongga
sehingga ringan. Berkembang biak secara bertelur (ovipar) dan pembuahan di
dalam tubuh. Telur aves bercangkang dan memiliki kuning telur yang besar.
Bernafas dengan paru-paru dan memiliki pundi-pundi udara yang membantu
pernafasan saat terbang.
Contoh : ayam, kasuari, pinguin, bebek, angsa.
5. Mamalia
Ciri khas dari mammalia adalah memiliki kelenjar susu. Susu dihasilkan
oleh kelenjar (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada. Mammalia
disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.
BAB III
HASIL
2. Bintang laut
Nama local Bintang laut , microhabitat di terumbu karang ,
penangkapan di teluk rendani padi jam 03;53 hari selasa tanggal 11
oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk bintang , memiliki 5 jari ,
tubuh berbintik dengan warna yang hamper sama dengan bagian tubuhnya
yaitu biru tua , dibagian bawah tubuh terdapat tentakel yang berfungsi
sebagai perekat ke substrat / batu . bagian kepala terdapat dibagian tengah
, terdapat mulut yang tertutup kulit yang keras
3. Duri babi
Nama local Duri babi , microhabitat di bawah batu karang ,
penangkapan di teluk rendani padi jam 03;53 hari selasa tanggal 11
oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk bulat / bundar dan memiliki
duri beracun yang berguna untuk melindungi dirinya dari predator , kepala
terdapat dibagian tengah badannya , mulutnya berbentuk seperti lubang
kecil terdapat sortel dibagian dalam mulutnya .
4. Bintang ular
Nama local Bintang ular , microhabitat diatas terumbu karang ,
penangkapan di teluk rendani padi jam 03;54 hari selasa tanggal 11
oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk bintang dengan 5 tentakel yang
ramping , terdapat duri-duri yang halus dan memiliki mulut yang terdapat
dibagian tengah badannya , berwarna putih pasir.
2. Menetus
Susunan kamar planispiral, bentuk kamar bundar, suture lemah,
apertur utama, dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah
ventral 1 dan ke arah dorsal 4. Jumlah putaran ke arah ventral 1 dan ke
arah dorsal 4. Cangkang licin dan mengkilap tergabung antara warna
orange, cokelat, dan cream.
4. Scaphella
Susunan kamar thoroscospiral, bentuk kamar oval, suture kuat,
apertur utama, dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah
ventral 1 dan ke arah dorsal 5. Jumlah putaran ke arah ventral 5 dan ke
arah dorsal 5. Berwarna cream dan memiliki bagian yang menonojol
lancip di sekitar putaran.
5. Actaeon
Susunan kamarnya throcospiral, bentuk kamar oval, suture lemah,
dan memiliki apertur utama. Komposisi fosil CaCO3 dengan jumlah
kamar ke arah ventral 1 dan kearah dorsal 5. Jumlah putaran ke arah
ventral 4 dan ke arah dorsal 4. Berwarna cokelat di bagian dorsal dan
berwarna cream di bagian ventral.
2. Kupu – Kupu
Terdapat sepasang mata majemuk dan antena serta alat penghisap
yang biasa digunakan untuk menghisap nektar di bagian kepala. Memiliki
sepasang sayap dan 3 pasang kaki.
3. Ular Cincin
Terdapat 10 kaki, sepasang antena dan 2 buah mata di bagian
kepala. Memiliki 54 segmen dan 176 kaki. Berwarna hitam mengkilap,
terkadang ada juga yang berwarna merah. Terdapat 10 kaki dan 1 lubang
ekskresi di bagian ekor.
2. Cicak
Memiliki 2 buah mata, hidung, mulut, dan lubang telinga.
Memiliki 4 kaki yang memiliki perekat. Bertubuh lunak berwarna krem.
Ekornya akan terlepas jika cicak merasas terancam atau terdapat predator
di sekitarnya sebagai mekanisme untuk melarikan diri.
1. Haimesiastraea
Bentuk kamarnya tidak teratur dengan apertur utama. Komposisinya CaCO3.
Terdapat banyak lubang tersebar di seluruh bagian, berwarna putih.
2. Halysites (Ordov-Silur)
Bentuk kamarnya tabung bertingkat dengan apertur utama.
Komposisinya CaCO3. Berbentuk tabung bertingkat dengan warna merah,
terdapat banyak lubang di bagian atas tabung.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini kita bisa meengetahui jenis, karakter, sifat, serta
klasifikasi dari hewan bertulang belakang (vertebrata) dan tak bertulang belakang
(invertebrata) serta mengetahui rentnag waktu hidup dalam skala waktu geologi.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin, M., 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya.
Surabaya.
LAMPIRAN