Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PLANKTONOLOGI
(CHRYSOPHYTA)

Oleh:
KELOMPOK 1
Nadhif Aditia Aryanta (230110170004)
Riandini Nur Syifa (230110170050)
Amalia Yushardian Putri (230110170044)
Ratu Keyla Kamal (230110170015)
Fitri Andayani (230110170013)
Perikanan A

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, shalawat
beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Atas
berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis masih diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah Plantonologi yang berjudul “Chrysophyta”. Dengan
dibuatnya makalah ini semoga bisa bermanfaat khusus bagi penulis dan umum
bagi para pembaca.
Penulis mengetahui bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini jauh lebih baik.

Jatinangor,20 Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 4

1.2 Rumusan Permasalahan .......................................................... 5

1.3 Tujuan ....................................................................................... 5

BAB II ISI ...................................................................................... 6

2.1. Pengertian Chrysophyta ............................................................. 6

2.2 Klasifikasi Chrysophyta .............................................................. 7

2.3 Ciri-ciri umum Chrysophyta ....................................................... 11

2.4Habitat Chrysophyta .................................................................... 12

2.5 Metode Reproduksi .................................................................... 12

2.6 Peranan Chrysophyta .................................................................. 14

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 16

3.1Kesimpulan .................................................................................. 16

3.2Saran ...................................................................................... 16

Daftar Pustaka ...................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Planktonologi adalah adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang


keberlangsungan kehidupan pada plankton. Plankton adalah organisme
mikroskopik yang hidup sebagai penyusun rantai makanan di perairan.
Plankton sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu fitoplankton dan
zooplankton. Fitoplankton adalah plankton yang jenisnya mirip dengan tumbuhan,
sedangkan zooplankton adalah plankton yang jenisnya mirip dengan hewan.
Peran fitoplankton diperairan adalah sebagai produsen utama dan
penghasuil oksigen di perairan. Fitoplankton ini membutuhkan cahaya matahari
untuk keberlangsungan hidupnya. Fitoplankton ini merupakan makanan bagi
zooplankton. Zooplankton sendiri jenisnya dibagi menjadi 2 yaitu holoplankton
dan meroplankton. Holoplankton adalah organisme yang seluruh siklus hidupnya
sebagai plankton. Meroplankton adalah organisme yang disalah satu siklus
hidupnya sebagai plankton tetapi disiklus selanjutnya tidak lagi sebagai plankton.
Plankton ini sangat bermanfaat bagi keberlangsungan makhluk hidup,
karena plankton berperan sebagai 50% penghasil oksigen di muka bumi. Plankton
ini juga dapat dijadikan sebagai indikator dari suatu pencemaraan perairan. Satu
sendok teh air laut mengandung ribuan plankton, maka dari itu banyak sekali
keanekaragaman plankton yang terdapat disuatu perairan asin maupun perairan
tawar.

4
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Chrysophyta?
2) Bagaimana klasifikasi dari Chrysophyta?
3) Apa ciri ciri dari Chrysophyta?
4) Dimana habitat Chrysophyta?
5) Bagaimana metode reproduksi Chrysophyta?
6) Apa saja peranan Chrysophyta?

1.3 Tujuan
1) Mengetahui pengertian Chrysophyta
2) Mengetahui klasifikasi Chrysophyta
3) Mengetahui ciri-ciri Chrysophyta
4) Mengetahui habitat Chrysophyta
5) Mengetahui metode reproduksi Chrysophyta
6) Mengetahui peranan Chrysophyta

5
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Chrysophyta

Chrysophyta berasal dari bahasa yunani yaitu Chryos yang berarti emas.
Chrysophyta adalah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Chrysophyta memiliki klorofil A dan C dan klorofil tersebut
tersimpan didalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran. Chrysophyta
merupakan ganggang keemasan karena mengandung pigmen kuning keemasan
(chrysos). Pigmen pada Chrysophyta terdiri dari carotine dan xanthophyl (kuning)
yang keduanya memiliki warna agak kekuningan, sehingga Chrysophyta ini
disebut juga dengan alga kuning. Alga ini tidak memiliki pirenoid dan dan
kloroplasnya kecil-kecil. Memiliki dinding sel yang mengandung selulosa, silika,
kalsium karbonat, dan beberapa kitin.

Bentuk tubuh ganggang keemasan ada yang uniseluler soliter (misal


ochromonas) atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada juga yang
multiseluler (missal vaucheria), biasanya berbentuk seperti benang. Inti sel pada
Chrysophyta sebagian besar adalah besifat eukariota dan ada yang bersifat
prokariota.

Gambar 1. Chrysophyta

Chrysophyta menyimpan cadangan makanan dalam bentuk karbohidrat


atau lemak. Habitatnya di air tawar dan air laut. Chrysophyta hidup sebagai
organisme fotoautotrof. Namun, beberapa spesies ada yang mampu menyerap

6
senyawa organik terlarut (miksotrofik) atau menelan partikel makanan dan bakteri
dengan menjulurkan pseudopodianya.

2.2 Klasifikasi Chrysophyta


Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu :

a. Kelas alga keemasan (Chrysophyceae)

Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada
yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya
Synura.

Gambar 3. Ochromonas sp.

Gambar 4. Synura sp

Ciri-ciri kelas chrysophyceae, yaitu :

1. Chrysophytes dengan kloroplas emas-coklat, berisi chlorophylls a dan c,


danmayoritas carotenes dan xanthophylls, termasuk fucoxanthin.
2. Susunan tubuh :Berbentuk sel tunggal dan berbenruk koloni.

7
3. Susunan sel : umumnya tidak mempunyai dinding sel.
4. Alat gerak : terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap ordo, contoh:
synura, dan syracosphaera, mempunyai dua flagel yang sama
panjangnya. Dinobryon danocromonas, mempunyai dua flagel yang tidak
sama panjangnya. Chrysamoeba,memiliki satu flagel.
5. Inti sel : berinti tunggal, plastida terdiri dari satu atau dua, pigmen berupa
klorofil
a,b,dan c. Beta karotin, xantofil, berupa lutein, diadinixantin, fukoxantin, d
andinoxantin.
6. Habitat:terutama pada air tawar yang dingin.
7. Perkembangbiakan dilakukan secara : Vegetatif dengan membelah secara
longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi ada 2 macam, yaitu:

a. Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan
diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
b. Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki
flagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang
diketemukan pada chrysophyta,khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae
dengan bentuk sporis dan bulat.
b. Kelas Diatomeae (Bacillariophyceae)

Bacillariophyceae atau Diatomeae adalah jasad renik bersel satu yang


masih dekat dengan flagellatae. Bentuk sel macam-macam, semuanya dapat
dikembalikan ke dua bentuk dasar yaitu bentuk bilateral dan yang sentrik

Ciri-ciri kelas bacillariophyceae, yaitu :

1. Unisellular atau kolonial dengan dengan dinding sel tersusun oleh silikat

2. Susunan tubuh : berbentuk sel tunggal, berbentuk koloni dengan


membentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri
radial (centrales).

8
3. Dinding sel mempunyai bentuk sel yang khusus dan mengandung pectin
dan di sebelah luarnya terdapat silikat. Adapun bagian dari dinding sel ini
adalah dinding sel bagian dasar disebut hipoteka (hypotheca berasal dari
kata “hype” yang artinya bawah dan “theca” yang artinya cawan,
mangkok). Dinding sel bagian atas atau penutup disebut epiteka (epitheca
berasal dari kata “epi” yang artinya atas dan “theca” artinya cawan,
mangkok). Permukaan atas dari bagian cawan algae diatomeae memiliki
alur yang teratur, tampak sebagai garis-garis.

4. Alat gerak : flagel yang terdapat pada sperma.

5. Isi sel : berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen klorofil a dan c, beta
karotin sertaxantofil (fukosantin).

6. Tempat hidup dari alga ini terdapat di perairan yang tawar, air laut diatas
tanah-tanah yang basah. Cara hidupnya ada yang membentuk koloni ada
pula yang soliter.

7. Pada diatomeae perkembangbiakan terjadi dengan cara membelah diri,


pembentukan auksospora, secara seksual dengan oogami.

Berdasarkan corak alurnya, maka algae ini dapat dibagi menjadi dua ordo
yaitu : Ordo Pennales dan Ordo Centrales.

1. Ordo Pennales

Alga kersik yang memiliki alur ke arah yang menyirip (pinnae),


berbentuk batang, seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak
merayap maju mundur, yang mungkin karena pergeseran anatra alas
dan arus plasma ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya
melekat pada tumbuh-tumbuhan air. Perkembangbiakan seksual
berlangsung dengan cara isogami. Contoh : Pinnularia dan Navicula.

9
Gambar 5. Pinnularia sp.

Gambar 6. Navicula sp.


2. Ordo Centrales
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton.
Memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal
ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk
melayang di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri
atau sayap, atau dengan perantaraan lender. Perkembangbiakannya
dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan auksospora. Contoh :
Melosira dan Cyclotella.

10
Gambar 7. Melosira sp.

Gambar 8. Cyclotella sp.

2.3Ciri-ciri Chrysophyta
Berikut merupakan ciri ciri umum dari Cyanophyta:
1. Dinding sel terbuat dari bahan silikat
2. Sel terdiri dari 2 bagian tutup dan wadah, dimana pinggiran dari tutup
melebihi pinggiran dari wadahnya (overlapping)
3. Memiliki cadangan makanan yang terdiri dari: leucosin (karbohidrat)
dan minyak (lemak).
4. Pigmennya terdiri dari carotine dan xanthophyl yang memiliki warna
kekuningan sehingga chrysophyta disebut dengan alga kuning.
5. Chrysophyta memiliki klorofil A dan C dan klorofil tersebut tersimpan
didalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran. Dapat
tumbuh dilingkungan toksik dan salinitas yang tinggi.

11
6. Dinding sel yang mengandung selulosa, silika, kalsium karbonat, dan
beberapa kitin.

2.4 Habitat Chrysophyta


Habitat Chrysophyta biasanya terdapat banyak di air laut dan ada pula yang
terdapat di air tawar.
2.5 Metode Reproduksi
1. Kelas Chrysophyceae
Perkembangbiakan pada chrysophyta terjadi secara generative dan
vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi2
macam yaitu :
a. Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni baru).
b. Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflagel) dan
statospora (tipe spora unik yang ditemukan pada chrysophyta, dengan
bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilia tersusun atas dua bagian
yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pori ditutupi oleh
sumbat yang mengandung gelatin).

Gambar 9. Pembentukan Spora pada Chrysophyceae

2. Kelas Bacillariophyceae
Secara vegetatif, dengan pembelahan sel. Secara gametik, dengan

12
membentuk auxospora, dengan cara : Partenogenesis, pedogami, konjugasi
isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.

a. Pembentukan Auxospora
Sel induk akan membelah menjadi 2 sel anak, masing – masing sel anak akan
membelah menjadi 2 sel anakan, sel anak makin lama makin mengecil. Sel anak
anak lama kelamaan menjadi besar membentuk auxospora.

Gambar 10. Pembentukan Auxospora pada Diatom.

b. Partenogenesis
Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah secara mitosis,
diawali dari mitosis pertama. Kemudian inti melebur, dilanjutkan mitosis ke dua
yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti diselubungi lendir dan membentuk
dinding baru (auxospora).

c. Pedogami
Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua sel anak dan sel anak
ini akan menjadi membentuk 4 inti, plasma sel memisah dengan masing – masing
dua inti, dua inti pertama mengalami degenerasi. Dua inti yang kedua
mengadakan penggabungan (perkawinan anak), membentuk auxospora.

d. Konjugasi

13
Konjugasi anisogami : satu sel dengan satu inti membelah secara meiosis
membentuk menjadi 4 inti. 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bersifat
fungsional. 2 inti yang fungsional mengadakan pembelahan sel lagi membentuk 4
inti yang terdiri dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil bergabung dengan inti
kecil (auxospora).

Konjugasi isogami : pada prinsipnya proses konjugasi isogami sama dengan


anisogami. Perbedaanya pada ukuran inti hasil pembelahan adalah sama besar.

e. Oogami
Oogami dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan (motil) yang
mendatangi gamet betina (sel telur), mengadakan pembelahan meiosis dan
membentuk anteridium.

f. Autogami
Inti sel membelah secara mitosis menjadi 2 inti, dilanjutkan dengan pembelahan
meiosis membentuk 4 inti, 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bergabung
membentuk auxospora.

14
2.6 Peranan Chrysophyta
1. Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang (ganggang keemasan)
berperan untuk pembuatan plastik kosmetik dan tekstil.
2. Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel
diatom yang hidup di jaman lampau membentuk lapisan tanah yang
dikenal sebagai tanah diatom. Tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan
penggosok, isolasi, bahan dasar industri kaca, dan penyaring (karena
berpori)
3. Chrysophyta merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton
hewan disebut zooplankton) yang berfungsi sebagai makanan ikan.
4. Chrysophyta merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia
bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang
dan serangga air.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari


ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna
keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam
jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil. Pigmen lainnya adalah fukoxantin,
klorofil a dan klorofil c. Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan
bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak
sama panjang) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang.

Ganggang yang bersel satu bisa hidup sebagai komponen fitoplankton


yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni atau berbentuk filamen.
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis
makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.

Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang
hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta
yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan
biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan
dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler
reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet.

3.2 Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga penulis membutuhkan saran
yang bersifat membangun untuk dapat memperbaiki makalah ini agar jauh lebih
baik dari yang telah dibuat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dimas, FM. P, dkk. 2014 Hubungan Perbandingan Total Nitrogen dan Total Fosfor
dengan Kelimpahan Chrysophyta di Perairan Waduk Panglima Besar
Soedirman Banjarnegara. Purwokerto: Universitas Soedirman.

Ferianita, Melati, dkk. 2008. Komposisi dan Model Kelimpahan Fitoplankton di


Perairan Sungai Ciliwung, Jakarta. Jakarta: Universitas Trisakti.

Kasrina, dkk. 2002. Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa Kelurahan Bentiring
Permai Kota Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA.
Bengkulu: Universitas Bengkulu.

Nuraeni, Eni, M.Pd. 2012. Panduan Praktikum Chrysophyta Mata Kuliah Botany
Cryptogamae. Bandung: UPI (Universitas Pendidikan Indonesia).

17

Anda mungkin juga menyukai