Anda di halaman 1dari 18

Tugas Makalah

CRUSTACEA

OLEH:

WAHYUNI YUSUP
NPM. 05161611037

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat

serta petunjuknya, sehingga penulisan makalah yang berjudul “Crustacea” dapat

terselesaikan dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa sepenuhnya

masih banyak kekurangan. Maka dari itu, saran maupun kritik dan masukan dari

berbagai pihak sangat penulis harapkan guna penyempurnaan makalah ini.

Ternate, Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan....................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Filum Arthropoda........................................................................ 3
B. Crustaceae.................................................................................... 4
C. Klasifikasi Crustacea................................................................... 7
D. Peranan Crustacea....................................................................... 11
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulam................................................................................. 13
B. Saran............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman


1 Branchiopoda.................................................................................. 8
2 Ostracoda......................................................................................... 8
3 Copepoda......................................................................................... 9
4 Cirripedia......................................................................................... 9
5 Isopoda............................................................................................ 10
6 Stomatopoda.................................................................................... 10
7 Ketam.............................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda terdiri dari kurang
lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap suatu subfilum.
Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster,
kepiting, udang dan lainnya. Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar
maupun air laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan darat
contohnya kepiting darat.
Kebanyakan anggota dapat bergerak bebas, walaupun beberapa takson
bersifat parasit dengan menumpang inangnya. Dari komunitas plankton, hewan-
hewan kelas Crustacea merupakan yang menonjol karena jumlahnya sangat
banyak. Crustacea termasuk filum Arthropoda (hewan berkakai ruas). Pada
makalah ini akan dibahas mengenai ciri umum crustacea, struktur tubuh anatomi
dan fisiologi, peranan crustacea serta klasifikasinya.
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu
(sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks
dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri
dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di
sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah.
Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian
ujungnya terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga
berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem pencernaan crustacean dimulai dari
mulut, kerongkong, lambung, usus, dan anus. Sisa metabolisme akan
diekskresikan melalui sel api. Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem
saraf tangga tali, dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena (indra
peraba), mata (indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan). Hewan-
hewan Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada anggota tubuhnya
dan sistem peredaran darah yang dimilikinya adalah sistemperedaran
darah terbuka. O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi
dengan arah berlawanan. O2 ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa

1
melalui pembuluh darah. Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan
betina) dan pembuahan berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal).
Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit
(ekdisis) berkali-kali.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini diantaranya:
1. Bagaimana ciri filum arthropoda ?
2. Bagaimana ciri-ciri crustacea ?
3. Bagaimana morfologi dan anatomi dari crustacea ?
4. Bagaimana klasifikasi crustacea ?
5. Apa peranan menguntungkan dan merugikan dari crustacea ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui ciri filum arthropoda.
2. Mengetahui ciri-ciri crustacea.
3. Mengetahui morfologi dan anatomi dari crustacea.
4. Mengetahui klasifikasi crustacea.
5. Mengetahui peranan menguntungkan dan merugikan dari crustacea.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diantaranya:
1. Dapat menambah wawasan mengenai crustacea.
2. Sebagai acuan bagi penelitian lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filum Arthropoda
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos =
kaki), merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda
merupakan simetri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Semua jenis
hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang berruas-
ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya.
Filum Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip
lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Empat dari lima
bagian dari spesies hewan adalah Arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta
spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal
Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan
udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hampir 90% dari
seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda
dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika
Selatan. Sistem tubuh filum Arthropoda adalah:
1. Pencernaan : saluran pencernaan dari mulut sampai anus.
2. Pernapasan : Insang pada hewan air dan trakea pada hewan darat. Tetapi
sebagian besar bernapas dengan trakea. Udara masuk ke dalam sistem
pernapasan melalui celah kecil yang disebut spirakel. Udang bernapas dengan
insang, sedangkan laba-laba bernapas dengan paru-paru buku.
3. Transport : Peredaran darah terbuka. Jantung terletak di bagian tubuh atas
yang memompa darah ke bagian dalam tubuh. Darah lalu kembali ke jantung
secara difusi.
4. Sistem saraf : Jaringan saraf tetapi bukan otak dan kepala.
5. Pengeluaran : Sampah dikeluarkan melalui nefridia.

3
Beberapa ciri-ciri umum Arthropoda, antara lain sebagai berikut:
1. Semua Arthropoda memiliki perpanjangan tubuh (apendiks) bersendi,
termasuk kaki dan antenanya. Dengan adanya sendi dan perpanjangan tubuh,
maka arthropoda dapat bergerak lebih bebas dan lentur.
2. Tubuhnya simetri bilateral dan bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies,
segmen tubuh ada yang menyatu membentuk kepala, dada, dan perut.
3. Semua Arthropoda memiliki kepala yang terpisah dengan dada. Namun,
udang dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang menyatu
membentuk sepalotoraks.
4. Memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari kitin.
5. Memiliki mata majemuk. Mata majemuk (faset) terdiri dari ribuan satuan
penyusun mata yang disebut omatidium. Beberapa jenis Arthropoda memiliki
mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan
keadaan gelap dan terang.
6. Alat pengeluaran arthropoda darat berupa buluh malpigi.
Filum Arthropoda dibagi menjadi empat subkelas yaitu crustacea,
myriapoda, arachnida dan insecta.

2.2. Crustaceae
Setiap anggota Crustacea subphylum (Arthropoda phylum), kelompok
hewan invertebrata yang terdiri dari beberapa spesies 45.000 didistribusikan di
seluruh dunia, pada umumnya hidup di air (akuatik), ada yang hidup di laut, air
tawar, dan di tempat yang lembab. Crustacea yang hidup di laut sebagian besar
merupakan zooplankton. Ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil (plankton)
sampai dengan ukuran yang besar, seperti kepiting dan udang.
Anggota Crustacea antara lain meliputi udang, teritip, dan lobster. Beberapa
larva dari beberapa spesies anggota kelas ini tinggal di dalam liang, sedangkan
yang lain bersifat pelagik, bahkan ada yang menghuni laut dalam. Sebagian besar
hidup bebas dan ada yang hidup dalam kelompok-kelompok besar.
1. Morfologi dan Anatomi
Permukaan tubuh crustacea dilindungi kutikula yang tersusun dari zat kitin
yang ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras.
Tubuhnya dibedakan menjadi cefalotorak dan abdomen yang terdiri dari

4
segmen-segmen (kepala 5, torak 8, dan abdomen 6) masing-masing dengan
satu pasang anggota tubuh yang terdiri atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh
dibedakan atas tergum (bagian dorsal), sternum (bagian ventral), pleura (lateral
tubuh) (Kastawi, 2009). Cefalotorak terdiri atas 13 segmen yang terlindung
oleh karapak. Ujung anterior karapak merupakan rostrum. Antena dan antenula
merupakan struktur indera. Kaki jalan berfungsi untuk bergerak, memegang
makanan, dan membersihkan tubuhnya. Kaki renang sebagai alat renang,
respirasi, dan pembawa telur pada hewan betina (Kastawi, 2009).
2. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus.
Lambung dibedakan atas dua bagian yaitu bagian yang besar (anterior) disebut
kamar kardiaka dan yang kecil adalah pylorus. Usus merupakan tabung kecil
yang mengarah ke arah posterior tubuh dan bermuara pada anus yang terletak
pada permukaan ventral telson. Di dalam usus terjadi penyerapan zat-zat
makanan oleh dinding usus (Kastawi, 2009). Makanan udang pada prinsipnya
adalah hewan-hewan yang masih hidup antara lain, siput, berudu, larva insekta,
dan ikan-ikan kecil. Namun udang juga memakan material organik yang
membusuk.
3. Sistem Sirkulasi
Alat peredaran terdiri atas darah dan pembuluh darah. Darah terdiri atas cairan
darah yang hampir tidak berwarna dan corpuscula darah atau amoebocyt yang
berupa sel-sel ameboid. Fungsi darah yaitu mengangkut material makanan dari
satu bagian tubuh ke bagian yang lain, mengangkut oksigen dari insang menuju
jaringan-jaringan tubuh, mengangkut CO2 menuju ke insang dan mengangkut
urea menuju alat ekskresi (Kastawi, 2009).
4. Sistem Respirasi
Di antara bagian lateral karapak dan dinding badan terdapat rongga-rongga
atau kamar-kamar yang berisi insang dan bagian ventral kamar tersebut
terbuka. Insang merupakan penjuluran dinding badan yang berbentuk bulu dan
mengandung pembuluh darah. Skafognatit (bagian berbentuk sadel) dari
maxilla II bergerak ke depan dan ke belakang menarik air yang kaya oksigen
menuju ke filamen insang (Kastawi, 2009).

5
5. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa sepasang bangunan yang lebar, disebut “kelenjar hijau”
terletak di bagian bawah kepala, anterior esophagus. Setiap kelenjar terdiri
atas bagian glanduler berwarna hijau, vesica urinaria, terbentuk dari dilatasi
dinding yang tipis dan saluran yang bermuara keluar melalui suatu pori
terletak di bagian ventral pada segmen basal antena. Fungsi kelenjar hijau
adalah membuang sisa metabolisme tubuh (Kastawi, 2009).
6. Sistem Saraf
Sistem saraf udang mirip cacing tanah, tetapi relative lebih besar. Sistem saraf
terdiri atas ganglion supraesofageal (otak) yang bercabang ke saraf-saraf mata,
antenula, dan antenna. Sepasang saraf penghubung yang berhubungan dengan
ganglion subesophageal yang terletak di belakang mulut bagian ventral
(Kastawi, 2009).
7. Sistem Reproduksi
Udang bersifat diesius, yang betina memiliki abdomen yang lebih besar di
bandingkan yang jantan. Alat reproduksi udang jantan terdiri atas sepasang
testis, sepasang vas deferens, dan sepasang vesikula seminalis. Alat reproduksi
udang betina terdiri atas sepasang ovari dan sepasang oviduk (Kastawi, 2009).
Pembuahan terjadi di luar tubuh. Ketika musim reproduksi udang jantan dan
udang betina mengadakan kopulasi. Pada saat kopulasi spermatozoa akan di
tampung dalam penampung sperma, kemudian kedua hewan berpisah.
Beberapa hari kemudian, udang betina membersihkan daerah abdomennya
dengan menggunakan kaki renangnya. Kemudian udang betina membalikkan
tubuhnya, melipat tubuh dan keluarlah sekresi berupa lendir yang menyelaputi
kaki renang. Ovum akan keluar dari oviduk sekitar 200-400 buah dan akan
dibuahi oleh spermatozoa yang keluar dari kantong penampung spermatozoa.
Telur tetap melekat pada kaki renang sampai menetas (Kastawi, 2009).
8. Sistem Endokrin
Hormon berperan utama dalam mengkoordinasikan fisiologi crustacea. Organ
endokrin yang terpenting adalah kompleks X organ sinus gland (XOSG)
complex yang terletak dekat saraf optic. Organ endokrin yang terpenting
lainnya adalah Y organ, terletak pada bagian dasar setiap maksila. Hormon-

6
hormon yang dihasilkan oleh sistem XOSG adalah molt-inhibiting
hormone (MIH). MIH tersebut akan merintangi terjadinya molting dengan
menghambat sekresi ekdison dari organ Y (Kastawi, 2009).
Ketika terjadi perubahan lingkungan sekitarnya seperti perubahan suhu atau
panjang hari, maka sekresi organ X terhambat dan organ Y terstimulus untuk
mensekresikan ekdison. Oleh karena itu, terjadinya molting hanya ketika
adanya perubahan lingkungan yang akan memicu kerja organ Y. Kompleks
XOSG juga mensekresikan hormone yang berfungsi mengontrol kromatofor,
sehingga memungkinkan hewan mengubah warna kulitnya (Kastawi, 2009).
Salah satu hormone yang menyebabkan pigmen menjadi lebih terkonsentrasi
di sebelah dalam kromatofor merah, akibatnya warna kulit hewan menjadi
kurang merah. Hasil sekresi lain adalah crustacean hyperglycemic
hormone yang analog dengan adrenalin glucagon di dalam vertebrata.
Hormone ini membantu meningkatkan glikogen yang disimpan menjadi
glukosa. Sistem XOSG juga mensekresi distal retinal-pigment hormone yang
berperan membantu proses adaptasi mata majemuk dalam cahaya redup.
Udang karang dan crustacea lain memiliki androgenic glands yang
menyebabkan sifat maskulin (Kastawi, 2009).
9. Regenerasi dan Autotomi
Udang memiliki daya regenerasi pada bagian-bagian tubuh yang rusak atau
hilang. Struktur baru tidak selalu sama dengan yang digantikan. Contohnya
pada Orconectes pellucidus testii memiliki mata yang tidak berfungsi. Namun
setelah terjadi regenerasi terbentuk bangunan seperti antena yang berfungsi
sebagai alat peraba. Regenerasi semacam ini disebut heteromorfis karena
struktur baru tidak serupa dengan struktur yang digantikan. Udang juga
memiliki kemampuan autotomi yaitu pemutusan kaki pada titik tertentu
(Kastawi, 2009).

2.3. Klasifikasi Crustacea


Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
1. Entomostraca (udang tingkat rendah)

7
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton,
adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Adapun
pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain:
a. Branchiopoda
Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus. Hewan ini sering disebut
kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung
secara parthenogenesis.

Gambar 1. Branchiopoda
b. Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona suburdana. Hidup di air tawar dan laut
sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.

Gambar 2. Ostracoda
c. Copepoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops. Hidup di air laut dan air tawar, dan
merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas.

8
Gambar 3. Copepoda
d. Cirripedia
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina. Tubuh dengan kepala dan dada
ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau
benda lain. Cirripedia ada yang bersifat parasit. Cara hidup Cirripedia beraneka
ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal,
perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.

Gambar 4. Cirripedia
2. Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar.
Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut
(abdomen). Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan
Decapoda.
a. Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama. Contoh: Onicus asellus (kutu
perahu) dan Limnoria lignorum. Keduanya adalah pengerek kayu.

9
Gambar 5. Isopoda
b. Stomatopoda
Contoh: Squilla empusa (udang belalang). Hidup di laut, bentuk tubuh
mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala
mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat
bergerak, mata dan antena.

Gambar 6. Stomatopoda
c. Decapoda (si kaki sepuluh)
Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai
sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya
bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan
yang kaya dengan protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan
rajungan. Kepala dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks.
Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan
si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut. Beberapa
contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:

10
a) Udang
1. Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan
banyak dibudidayakan.
2. Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air tawar
dan payau.
3. Cambarus virilis (udang air tawar)
4. Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki
kaki catut.
5. Palaemon carcinus (udang sotong)
b) Ketam
1. Portunus sexdentatus (kepiting)
2. Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
3. Parathelpusa maculata (yuyu)
4. Scylla serrata (kepiting)
5. Birgus latro (ketam kenari)
Perhatikan gambar berikut ini

Gambar 7. Ketam
D. Peranan Crustacea
a. Keuntungan crustacea
Jenis crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara
lain:
1. Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster dan
kepiting.
2. Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.

11
3. Udang rebon merupakan bahan baku pembuatan terasi.
4. Telur artemia banyak diperdagangkan karena naupliusnya merupakan makanan
awal bagi anak ikan atau Udang.
b. Kerugian crustacea
Sedangkan beberapa crustacea yang merugikan antara lain:
1. Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2. Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3. Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
4. Copepoda merupakan inang perantara penyakit cacing pita ikan Dibotrio
Cephalus Latus
5. Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena mengotori lunas
kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang padat dapat
mengurangi kecepatan kapal.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Crustacea merupakan salah satu dari jenis Filum Anthropoda. Crustacea
digolongkan menjadi 2 kelompok yang mana kedua kelompok tersebut juga
dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu Entomostraca, udang tingkat rendah), ordo
yaitu Branchiopoda, Ostracoda, Copecoda, Cirripedia. Malakostraca (udang
tingkat tinggi), ordonya terdiri dari : Isopoda, Stomatopoda, Decapoda. Peranan
Crustacea ada yang menguntungkan dan merugikan. Tubuh Crustacea terdiri atas
dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan
belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut
karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4
pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang
atas, dan rahang bawah.

B. Saran
Sebaiknya harus ada penelitian yang berkaitan dengan penulisan makalah
ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2011. (Online) Kelas Crustaceahttp://www.artikelbagus.com. Diakses


pada hari sabtu 15 desember 2012.
Budi. 2011.(online) http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/jenis-ciri-
ciri-struktur-jaringan-tubuh-crustacea.Diakses pada hari sabtu 15 desember
2012.
Kahispama, Raga. 2011. (ONLINE) kelas crustacea. http://catatan agha.blogspot.
com. Diakses pada hari sabtu 15 desember 2012.

14

Anda mungkin juga menyukai