Anda di halaman 1dari 13

ENTHOMOLOGI ARTHROPODA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
NAMA/NIM :
1. DEWI RATNA SARI (J 1A1 16 291)
2. DWINDAWATI INTA (J 1A1 16 289)
3. LILIAN FEBRIANTI (J 1A1 16 286)
4. FAUZIAH MEUTIA SALSABILA (J 1A1 16 293)
5. NURUL AULIAH NAWAWI (J 1A1 16 303)
6. NURHASTIAN (J 1A1 16 295)
7. HASRAWATI (J 1A1 16 307)
8. AYU ASTUTI (J 1A1 16 340)
9. AMLYA FEBRIANI SIJI (J 1A1 16 343)
10. SITI SALMA AMALIAH KARIM (J 1A1 16 330)
11. ASWAR (J 1A1 16 331)

KELAS :C

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017/2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah agar pembaca dapat memperluas
pengetahuan tentang ETOMOLOGI ARTHROPODA sesuai dengan referensi dan berbagai
sumber.
Penyusun juga berterima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Bencana yang
telah memberikan tugas membuat karya tulis tentang ETOMOLOGI ARTROPODA. Tak
lupa pula, penyususn ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam pembuatan karya tulis ini.
Penyusun mengetahui bahwa pembuatan karya tulis ini masih terdapat banyak
kekurangan didalamnya, untuk itu kritik dan saran sangat penyusun harapkan, baik dari dosen
maupun dari teman-teman dan para pembaca.
Semoga karya tulis ini dapat memperluas wawasan dan berbagai ilmu yang bermanfaat,
baik untuk para pembaca maupun masyarakat luas.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Kendari, Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arthropoda ............................................................................................................ 3
2.2 Morfologi Umum Arthropoda ................................................................................................. 3
2.3 Daur Hidup Arthropoda .......................................................................................................... 3
2.4 Toksonomi dan Sistematika Arthropoda................................................................................. 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 9
3.2 Saran ....................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13

\
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Entomologi Kedokteran/Kesehatan ialah ilmu yang mempelajari tentang vector,
kelainan dan penyakit yang di sebabkan oleh arthropoda. Delapan puluh lima persen
600.000 dari spesies hewan adalah arthropoda.
Hewan merupakan makhluk hidup yang mampu beradaptasi di berbagai
lingkungan. Mereka dapat hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir (gurun).
Berdasarkan kerangka tulang belakangnya hewan di kelompokkan menjadi dua
kelompok utama, yaitu invertebrata (hewan yang tidak bertulang belakang) dan
vertebrata (bertulang belakang). Berdasarkan persamaan dan perbedaannya, kelompok
hewan invertebrata di kelompokkan ke dalam beberapa filum. Hewan-hewan tersebut di
kelompokkan ke dalam 9 filum, yaitu: Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes,
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, Chordata.
Diperkirakan bahwa populasi arthropoda di dunia, yang meliputi krustasea, laba-laba,
dan serangga, berjumlah sekitar 108 individu. Hampir 1 juta spesies Arthropoda telah
dideskripsikan, dan sebagian besar adalah serangga. Pada kenyataannya, dua dari setiap
tiga organisme yang dikenal adalah hewan arthropoda, dan anggota filum tersebut ada
hampir pada semua habitat yang ada d biosfer. Berdasarkan kriteria keanekaragaman,
penyebaran, dan jumlah spesies, filum Arthropoda harus dianggap sebagai yang paling
berhasil di antara semua filum.
Bila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di dunia ini, ternyata filum
Arthropoda menduduki urutan nomor satu diantara jenis-jenis hewan lain. Dari filum
Arthropoda ini, kelas Insecta atau serangga merupakan jenis yang terbesar (sekitar satu
juta spesies). Hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuhnya yang baik, cepatnya
menyesuaikan diri dengan lingkungannya danpenyebaran yang sangat luas yaitu mulai
dari daerah tropis hingga daerah kutub.
Diantara anggota filum Arthropoda diketahui ada yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia dan sebaliknya diketahui pula ada yang berperan merugikan manusia
dan hewan. Kelompok yang terakhir ini lebih dikenal sebagai parasit atau pengganggu
atau hama. Yang termasuk di dalam kelompok ektoparasit adalah kelas Insecta
(serangga) dan kelas Arachnida (caplak dan tungau).
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang
Arthropoda. Tentang pembagian kelas, sistem klasifikasi, daur hidup, contoh parasit dan
penyakit yang ditimbulkan serta siklus hidup dari parasit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Arthropoda ?
2. Bagaimana morfologi umum Arthropoda ?
3. Bagaimana daur hidup arthropoda ?
4. Bagiamana toksonomi dan Sistematika artropoda ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian arthropoda
2. Untuk mengetahui morfologi umum arthropoda
3. Untuk mengetahui daur hidup arthropoda
4. Untuk mengetahui taksonomi dan sistematika arthropoda
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arthropoda
Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas).
Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta di dalam tanah. Hewan
ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih
kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui .
Dalam buku microbiology for the health Sciences, Burton mengemukakan bahwa
ada banyak perbedaan kelas arthropoda, tetapi hanya ada tiga yang dipelajari
diparasitologi yakni : serangga(Kelas Insekta), Arachnida (kealas Arachnida) dan
Krustacea (kelas Krustacea). (Sernaviati, 2014)
Arthropoda secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yakni Arthres = bersendi-sendi
dan Podes, sehingga Arthropoda adalah organisme yang memiliki kaki bersendi-sendi.
Filum Arthropoda merupakan filum yang memiliki anggota paling banyak dibandingkan
filum lainnya. Anggota pada filum ini meliputi organisme yang merayap Centipede dan
Milepede antara lain cacing dan ulat, berjalan Arachnida antara lain kalajengking hingga
terbang Serangga antara lain kupu-kupu dan lalat.

2.2 Morfologi Umum Arthropoda


Arthropoda mempunyai empat tanda morfologi yang jelas, yaitu badan yang beruas-
ruas, mempunyai aksoskelet dan bentuk badan simetris bilateral. Sebelah luar bada
serangga dilapisi oleh kitin yang ada pada bagian tertentu mengeras dan membentuk
eksoskelet yang berfungsi sebagai penguat tubuh , pelindung alat dalam, tempat melekat
otot, pengatur penguapan air dan penerus rangsangan berasal dari luar badan. Umbai-
umbai tumbuh menurut fungsinya : pada kepala tumbuh menjadi antenna dan
mandibular, pada toraks menjadi kaki pegayuh. Seperti pada hewan vetebrata, arthropoda
juga mempunyai system pencernaan, pernapasan (dengan trakea), saraf (otak ganglion),
peredaran darah (terbuka) dan system reproduksi. (Jafriati, 2016)

2.3 Daur Hidup Arthropoda


Filum Arthropoda meliputi 80 persen dari semua spesies yang ditemukan di Bumi
saat ini, menurut University of Edinburgh Nasional Sejarah Koleksi museum.
Filum ini termasuk laba-laba, lobster dan serangga bahwa semua berevolusi dari
nenek moyang tunggal dan berbagi banyak sifat, termasuk exoskeleton, tubuh
tersegmentasi, pelengkap bersendi dan simetri bilateral. Semua arthropoda dalam filum
ini melalui empat tahap hidup yang sama.. (Erjunaidi, 2017)
1. Tahap Telur
Kebanyakan arthropoda bertelur. Karena arthropoda bayi menghadapi jalan
sulit untuk dewasa, betina meletakkan ribuan telur untuk memastikan sejumlah kecil
akan bertahan dan matang. Misalnya, perempuan lobster akan meletakkan telur
10.000 pada satu waktu, tetapi hanya 10 persen dari mereka akan menjadi orang
dewasa.
Demikian pula, laba-laba betina dapat meletakkan 100 sampai 2.000 telur
dalam telur kantung tunggal dan dapat membuat beberapa kantung tersebut dalam
musim kawin tunggal.

2. Tahap Muda
Meskipun semua arthropoda melalui tahap remaja, nama yang berbeda
digunakan untuk menggambarkan makhluk muda. Kutu remaja, misalnya, disebut
nimfa setelah mereka menetas dari telur mereka. Pada tahap ini, mereka terlihat
seperti versi kecil dari kutu dewasa.
Demikian pula, capung yang baru menetas disebut naiads, yang merujuk pada
remaja arthropoda yang hidup di air. Lobster remaja, di sisi lain, yang dikenal
sebagai larva. Larva ini lebih mirip nyamuk daripada lobster dewasa dan biasanya
mengapung di permukaan laut karena belum dikembangkan pelengkap untuk
memungkinkan untuk berenang belum.

3. Tahap Ganti Kulit


Kebanyakan arthropoda melalui beberapa bentuk perubahan fisik sebelum
menjadi dewasa. Serangga, seperti kupu-kupu, melalui seluruh metamorfosis dengan
bentuk remaja (ulat) memasuki tahap pupa dan muncul sebagai kupu-kupu
sepenuhnya matang. Arthropoda lainnya melalui beberapa siklus molting di mana
mereka mengatasi exoskeletons mereka dan tumbuh yang baru. Kutu, misalnya,
melalui tiga molts sebelum mencapai ukuran dewasa.
Lobster melalui empat molts. Proses menjadi dewasa secara fisik bisa bertahan
beberapa hari atau minggu, tergantung pada spesies arthropoda. Laba-laba, yang
meranggas antara 4 dan 12 kali, bisa memakan waktu hingga satu tahun untuk
menjadi dewasa. Sebaliknya, kutu mengambil hanya seminggu untuk sepenuhnya
matang.

4. Tahap Dewasa
Mereka arthropoda cukup beruntung untuk bertahan hidup sampai dewasa
dapat mereproduksi. Arthropoda dewasa bervariasi metode kawin, tetapi kebanyakan
melibatkan pembuahan telur saat mereka berada di dalam tubuh betina. Lalu ia
melepaskan telur sehingga mereka dapat menetas di luar tubuhnya.
Arthropoda mungkin hanya memiliki beberapa peluang untuk berhasil kawin
dan menghasilkan anak. Laba-laba, misalnya, biasanya hidup hanya dua musim,
sementara kutu hidup hanya 30 hari.
Pada arthtropoda, karena pada pertumbuhan menjadi lebih besar, aksoskelet
terdesak dan pecah, sehingga terjadi pengelupasan kulit. Pertumbuhan serangga engalami
perubahan bentuk yang disebut metamorphosis. Metamorphosis mempunyai stadium
telur-larfa-pupa-dewasa. Antara tingkat muda dan dewasa pada perbedaan morfologi
yang jelas, disertai perbedaan biologi (tempat hidup dan makanan). Pada metamorphosis
tidak sempurna dijumpai teluur-(larva)-nimfa-dewasa. Morfologi serta biologi bentuk
muda dan dewasa hamper sama.
Menurut peranannya dalam ilmu kedokteran, arthropoda dibagi dalam golongan :
1. Yang mengeluarkan peyakit (vector dan hopes perantara),
2. Yang menyebabkan penyakit (parasit)
3. Yang menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan
4. Yang menyebabkan alergi pada orang yang rentan
5. Yang menimbulkan entomofiba

2.4 Toksonomi dan Sistematika Arthropoda


Dalam Entomologi Kedokteran/kesehatan ini dibicarakan serba singkat mengenai
sistimatika, pembagian filum ARTHROPODA di dasarkan kepada pentingnya peran
arthropoda dalam ilmu kedokteran dan terbagi secarra berurutan menjadi klas INSECTA,
kelas ARACHNIDA, kelas CRUSTACEA, kelas CHILOPODA dan kelas DIPLOPODA.
Kelas dibagi lagi dalam ordo, family, genus, dan spesies. Arthropoda yang anggota
memiliki habitat di laut, yang meliputi Subfilum krustasea (Crustacea) antara lain udang-
udangan, kepiting, lobster dan kopepoda, Subfilum Keliserata (Cheliserata) antara lain
kepiting tapal kuda (horseshoe crab) dan Subfilum Uniramia yakni serangga laut
(Gambar 1)

Gambar 1. Kelompok-kelompok dari Filum Arthropoda

a. Arthropoda Laut
Sistem penamaan organisme atau taksonomi pada Krustasea cukup berkembang
dalam papernya yang berjudul Systema Brachyorum Part I telah mendeskripsikan dan
mengklasifikasikan Krustasea khususnya kepiting ke dalam levelnya masing-masing.
Klasifikasi terkini Krustasea laukhususnya kepiting yaitu sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Subfilum: Crustacea Brnnich, 1772
Kelas: Malacostraca Latreille, 1802
Subkelas: Eumalacostraca Grobben, 1892
Superordo: Eucarida Calman, 1904
Ordo: Decapoda Latreille, 1802
Subordo: Pleocyemata Burkenroad, 1963
Infraordo: Brachyura Linnaeus, 1758
Seksi: Eubrachyura de Saint Laurent, 1980
Subseksi: Heterotremata Guinot, 1977
Superfamily: Xanthoidea MacLeay, 1838
Family: Xanthidae MacLeay, 1838
Subfamily: Xanthinae Alcock, 1898
Genus: Leptodius A. Milne-Edwards, 1863
Species: Leptodius exaratus [Chlorodius] [Direction 36]
= Cancer inaequalis Olivier, 1791
= Cancer inaequalis Audouin, 1826
= Leptodius lividus Paulson, 1875
= Xanthodius exaratus var. Typica Ortmann, 1893. (Yamindago, 2013)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas).
Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta di dalam tanah.
2. Arthropoda mempunyai empat tanda morfologi yang jelas, yaitu badan yang beruas-
ruas, mempunyai aksoskelet dan bentuk badan simetris bilateral.
3. Metamorphosis mempunyai stadium telur-larfa-pupa-dewasa. Antara tingkat muda
dan dewasa pada perbedaan morfologi yang jelas, disertai perbedaan biologi (tempat
hidup dan makanan). Pada metamorphosis tidak sempurna dijumpai teluur-(larva)-
nimfa-dewasa. Morfologi serta biologi bentuk muda dan dewasa hamper sama.
4. Kelas dibagi lagi dalam ordo, family, genus, dan spesies. Arthropoda yang anggota
memiliki habitat di laut, yang meliputi Subfilum krustasea (Crustacea) antara lain
udang-udangan, kepiting, lobster dan kopepoda, Subfilum Keliserata (Cheliserata)
antara lain kepiting tapal kuda (horseshoe crab) dan Subfilum Uniramia yakni
serangga laut

3.2 Saran
Agar mahasiswa dapat lebih memahami tentang pendeskripsian, pengidentifikasian
dan pengklasifikasian, baiknya mahasiswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang
mencangkup atau yang berhubungan dengan mata kuliah Agen Penyakit dan Parasitologi
(khususnya hewan-hewan Arthropoda) di luar jam kuliah, mencoba melakukan
penelusuran-penelusuran sendiri atau bersama siapa saja, mengamati setiap yang ada di
lingkungan tempat tinggal maupun di tempat yang dikunjungi.
DAFTAR PUSTAKA

Erjunaidi, T. (2017, Januari 17). Mtegarrjunaidi. Retrieved Desember 13, 2017, from bloogspot:
https://mtegararjunnaidi.blogspot.co.id

Jafriati. (2016). Mikrobiologi dan Parasitologi. Kendari: .7anE5a Desain.

Sernaviati, V. (2014, Oktober 27). vitasernaviati. Retrieved Desember 13, 2017, from wordspress:
https://vitasernavianti.wordpress.com

Widyastuti, M. (2016). Kajian dan Ruang ingkup. Manajemen Bencana, 12-13.

Yamindago, A. (2013). Filum Arthropoda. Arthropoda, 4-6.

Anda mungkin juga menyukai