Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FARMASI KELAUTAN

“ARTHROPODS”

Dosen Pengampuh: Dr.Masudin Sangaj.,M.Si

DISUSUN OLEH :

Kelompok V

1. Putri Fatikha Sari


2. Risma Kifly Tamher
3. Sitti Aisyah Malagapy
4. Salma Waty A.R Atnangar
5. Tiara Dewi S malagapy

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MALUKU HUSADA

AMBON

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan yang maha Pengasih dan Maha
Penyayang, karena atas segala karunia dan ridho-Nya yang telah dilimpahkan kepada hamba-
Nya, sehingga penyusunan Makalah mata Kuliah Farmasi Kelautan “Arthropoda” selesai tepat
pada waktunya.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini banyak mendapat saran dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ambon, 29 November 2023

Penyusun

KEOMPOK 5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam dunia Biologi juga mempelajari mengenai bidang bahasan Zoologi


Invertebrata.Dimana Zoologi Invertebrata mempelajari mengenai hewan invertebrate baik
itu morfologi, anatomi, dan juga kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.Salah satunya
yaitu atrhropoda.
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki)
merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Segmen
tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan
tergolong tripoblastik selomata.
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama
lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan
lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit.
Jumlah spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi.Jumlah
ini kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di
air tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini.
Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu
terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas
dan kerangka luar yang tersusun dari kitin.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Arthropoda?


2. Bagaimana ciri-ciri Arthropoda?
3. Bagaimana Klasifikasi Arthropoda?
4. Bagaimana Morfologi Arthropoda?
5. Bagaimana Fisiologi Arthropoda
6. Jelaskan senyawa kimia yang di hasilkan dari Arthropoda?
7. Bagaiman aktifitas farmakologi dari Arthropoda?

1.3 TUJUAN

1. Untuk Mengetahui definisi Arthropoda


2. Untuk Mengetahui ciri-ciri Arthropoda
3. Untuk Mengetahui Klasifikasi Arthropoda
4. Untuk Mengetahui Morfologi Arthropoda
5. Untuk Mengetahui Fisiologi Arthropoda
6. Untuk Mengetahui senyawa kimia yang di hasilkan dari Arthropoda
7. Untuk Mengetahui aktifitas farmakologi dari Arthropoda
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI ARTHROPODA


Arthropoda berasal dari kata arthron yang berarti ruas, dan podos yang berarti
kaki. Jadi Arthropoda dapat diartikan hewan yang kakinya beruas-ruas. Tubuh beruas-
ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Dimana bentuk tubuh
bilateral simetris, triploblastik coelomata, terlindung oleh rangka luar dari kitin.
Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat
bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.

2.2 CIRI-CIRI ARTHROPODA


1. Tubuh dan kaki yang beruas-ruas atau berbuku.
2. Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut)
yang bersegmen-segmen.
3. Bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen.
4. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon).
Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton
melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
5. Memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta
antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium.
6. System Saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat
refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.
7. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak
memiliki kapiler darah.
8. Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus.

2.3 KLASIFIKASI ARTHROPODA


Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan
kaki. Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas
Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insekta. Secara morfologi Arthropoda dicirikan
dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya
mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini
ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-
masing kelompok.

Gambar 1 Arthropoda

Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di
dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi
tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut
eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat
oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap
ruas.
1. Kelas Arachnoidea

Arachnoidea diambil dari kata yunani, yaitu Arachne = laba-laba. Tubuhnya


terdiri dari 2 bagian , yaitu cephalothorax, dan perut, terdapat 6 pasang embelan pada
cephalothorax, tidak ada antenna. Beberapa jenis yang termasuk Arachnoidea ialah :
kalajengking, laba-laba, ceplak, dan sebagainya. Pernapasan selain mempunyai trakea
juga mempunyai paru-paru buku, terletak di bagian ventral oerut sebelah depan.

Saluran pencernaan terdiri dari :

a. Mulut
b. Faring
c. Esophagus
d. Lambung isap
e. Lambung yang sebenarnya yang mempunyai 5 pasang calcum (saluran didalam
Cephalothorax)
f. Intestine

Sistem peredaran darah terdiri dari : jantung, arteri vena, dan sejumlah sinus.
Jantung terletak pada pericardium, ke bagian depan diteruskan oleh aorta yang
bercabang-cabang ke dalam jaringan-jaringan dibagian cephalothtrax, ke bagian belakang
oleh arteri caudal, juga terdapat 3 pasang arteri perut. Pernapasan dilakukan oleh trakea
dan paru-paru buku. Eksresi, alat ekskresi berupa saluran malphigi .system syaraf
umumnya mengumpul, yang berasal dari persatuan ganglion-ganglion.
Beberapa jenis hewan arachnoide adalah :

a. Scorpion-Kalajengking

Hewan ini biasanya hidup dibawah batu-batu, pada lubang-lubang di dalam tanah
atau juga ditempat-tempat yang tidak begitu bersih. Makanannya berupa insek atau laba-
laba.Hewan-hewan besar dilumpuhkan oleh sengat yang terdapat di bagian ekornya.

b. Laba-laba

Pada bagian ujung abdomen terdapat spinneret yang digunakan untuk membuat
jarring-jaring/sarang, kelisere kecil, saluran racuunpada bagian taring. Beberapa jenis
laba-laba yang kita temukan misalnya : laba-laba rumah, laba-laba harimau, laba-laba
kecapi, dan sebagainya.

2. Kelas Myriapoda
Myriapoda merupakan hewan yang memiliki banyak kaki. Hewan ini banyak
dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat, terutama di tempat yang banyak
mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.

Sistem organ dalam tubuh Myriapoda

Sistem organ Keterangan


Sistem Kalenjar ludah
pencernaan
Sistem Satu pasang trakea berspirakel
pernapasan
Sistem peredaran Terbuka
darah
Alat ekskresi 2 pasang pembuluh malpighi
Sistem saraf Tangga tali
Klasifikasi Myriapoda
Myriapoda mempunyai dua kelas yaitu chilopoda dan diplopoda.

 Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang. Tubuhnya memanjang dan agak
pipih. Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua
pasang maksila. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.
Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun. Alat penyengat digunakan
unutk menyengat musuh atau pengganggunya. Sengatannya menimbulkan bengkak
dan rasa sakit. Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).

 Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan
berjumlah seribu. Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing. Tubuhnya bulat
panjang. Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah. Pada tiap segmen
tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel. Diplopoda tidak memiliki
cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.
Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang. Bila
terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati. Contoh
hewan ini adalah kaki seribu (lulus sp.).

3. Kelas Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.
Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea
merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea dibedakan
menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan
Malacostraca.

Sistem organ dalam tubuh Crustacea


Sistem Makananya berupa bamgkai atau tumbuhan dan hewan lain.
organ Akan tetapi, ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain.

Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian, yaitu:

a. Tembolok, untuk menampung makanan.

b. Lambung otot (empedal)

c. Lambung kelenjar

Di dalam perut crustacea terdapat gigi-gigi kalsium yang teratur


berderet secara longitudinal. Selain gigi kalsium ini terdapat pula
batu-batu kalsium gastrolik yang berfungsi mengeraskan
eksoskleton setelah terjadi

Sistem Alat pernapasan umumnya berupa insang, kecuali yang bertubuh


pencernaan sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuh.
makanan

Alat indra Alat indra berupa sepasang mata majemuk (faset) bertangkai
dan sistem yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba berupa
saraf dua pasang antena. Sistem sarafnya berupa tangga tali. Pada
sistem sarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan ganglion dan
dari pasangan-pasangan ganglion keluar saraf yang menuju ke
tepi.

Sistem Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu).


reproduksi Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi larva
yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.

Klasifikasi crustacea

 Brachiopoda
Tubuh brachiopoda transparan (tembus cahaya). Ukuran tubuhnya 0,25
mm hingga 10 cm. Hewan ini bergerak dengan antenanya. Brachiopoda hidup
sebagai zooplankton di laut dan di air tawar, contohnya Daphnia sp. Dan Aremia.

 Ostracoda
Hewan ini umumnya berukuran sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari
0,2-0,3 mm. Hewan ini hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar hidup
sebagai bentos yang melekat di dasar perairan. Alat geraknya berupa antena.

 Copepoda
Copepoda mencakup ±4.500 spesies, hewan in ihidup sebagai parasit pada
insang dan sirip ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Pada umunya
copepoda tidak mempunyai mulut dan menyerap makanan langsung dari
inangnya.

 Malacostraca
Tubuh malacostraca padaa umumnya terdiri atas 14 segmen. Delapan
segmen depan merupakan sefalotoraks, sedangkan enam segmen belakang
membentuk abdomen. Malacostraca dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu :
a. Isopoda
Pada umumnya isopoda dapat menggulung seperti trenggiling. Kutu kayu
amat merugikan manusia karena membuat lubang-lubang pada galangan
kapal atau perahu.

b. Stomatopoda
Stomatopoda pada umumnya berwarna mencolok dan bentuk tubuhnya
mirip dengan belalang sembah. Hewan ini mempunyai cangkang luar berupa
karapas yang menyatu dengan dua segmen dada yang paing depan. Habitat
hewan ini adalah di laut.

c. Decapoda
Disebut decapoda karena berkaki,decapoda yang telah dikenal ±8.500
jenis, termasuk udang,kepiting,dan rajungan.

4. Kelas Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering
kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung,
jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.
Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.Insecta dapat hidup di bergagai habitat,
yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata
yang dapat terbang.
Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ
yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan
mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki
sayap pada segmen kedua dan ketiga.
Bagian abdomen insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya
terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan
alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat
ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.
Organ kelaminnya dioseus.

Sistem organ dalam tubuh insecta

Sistem
Keterangan
organ
Organ pernapasan berupa trakea berspikel yang terletak
Sistem
di kana-kiri pada tiap ruas. Sebagian larva bernapas
pernapasan
dengan insang trakeal pada bagian perutnya.
Sistem Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis
pencernaan serangga terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung
makanan depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus, dan anus
(dubur). makanan dicerna secara mekanis di lambung
otot dan secara kimiawi di lambung kalenjar.
Sistem sarafnya disebut tangga tali dengan alat
penerima rangsangan berupa :
 Mata faset (majemuk)
Sistem
 Antena
saraf
 Alat pembuat suara (misalnya pada orthoptera dan
hemiptera) dan alat pendengar.
 Alat yang mengeluarkan sinar (kunang-kunang)
Sistem
Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh malpighi.
ekskresi
Insecta kadang-kadang mengalami partenogenesis.
Parttenogenesis ialah perkembangan embrio tanpa
dibuahi oleh spermatozoid, misalnya pada lebah ;
sedangkan paedogenesis ialah partenogenesis yang
Sistem berlangsung di tubuh larva, misalnya pada diptera.
reproduksi Dalam perkembangan menuju dewasa, insecta
mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase
telur ke tingkat dewasa yang disebut metamorfosis.
Fertilisasinya internal, artinya pembuahan sel telur oleh
spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.

Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :


1. Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja
tanpa perubahan wujud.Contohnya kutubuku (lepismasaccharina).
2. Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana
Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum
muncul, misalnya sayap.Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan
tersebut.
3. Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan
perubahanwujud yang sanagt berbeda (sempurna).
Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa. Larvanya
berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.

2.4 MORFOLOGI ARTHROPODA


Kulit terdiri dari zat kitin dan zat kapur yang berfungsi sebagai eksoskeleton.
Pada bagian kepala dan dada terdapat lapisan kulit yang keras, disebut karapaks. Memilki
dua pasang antena. Pada umumnya, memiliki satu pasang kaki pada setiap ruas tubuh.
Pada udang dan kepiting terdapat lima pasang kaki jalan. Bernafas dengan insang dan ada
juga yang yang menggunakan permukaan tubuhnya. Alat ekskresi berupa sepasang badan
yang disebut greenland (kelenjar hijau), terletak pada bagian ventral dari cefalotoraks di
depan esofagus. Bereproduksi secara kawin, jenis kelamun terpisah. Sistem saraf berupa
tangga tali. Alat pencernaan dilengkapi dengan mulut, esofagus, lambung, usus dan anus.
Sistem peredaran darah terbuka.
Beberapa macam tipe mulut pada serangga adalah sebagai berikut:
1) Tipe mulut menggigit dan menusuk
2) mulut mengisap
3) Tipe mulut Menggigit dan menjilat
4) Tipe mulut menggigit
Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki. Sayap terletak pada segmen kedua
dan ketiga dada. Pada bagian perut terdapat lebih kurang sebelas segmen. Segmen
terakhir bermodifikasi menjadi alat genital. Alat pencernaan memanjang, mulai dari
mulut samapai anus. Sistem peredaran darahnya terbuaka.
Serangga bernafas dengan trakea, yaitu berupa berupa saluran bercabang-cabang
sampai pada semua bagin tubuh bagian dalam. Alat eksresi terdiri ats dua atau lebih
pembuluh, disebut pembuluh malpighi. Sistem saraf tangga tali, terdiri atas berupa
ganglion pada tiap-tiap ruas. Indera penglihatan berupa mata-mata majemuk yang
tersusun atas omatidia dan mata tunggal yang disebut oselus. Pada antena terdapat indera
pembau yang disebut komoreseptor. Jenis kelamin pada hewan anggota filum ini adalah
terpisah, yaitu jantan dan betina.
Gambar 2.Morfologi Arthropoda

2.5 FISIOLOGI ARTHROPODA

Mengenai sistem-sistem yang terdiri dari sistem sirkulasi, sistem pernapasan,


sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem saraf serta sistem reproduksi pada
Arthropoda.
a. Sistem Sirkulasi
Arthropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka, dengan cairan yang disebut
hemolimfe didorong oleh jantung melalui arteri-arteri yang pendek dan kemudian
menuju ruang-ruang yang disebut sinus di sekeliling jaringan dan organ. Hemolimfe
masuk lagi ke dalam jantung Arthropoda melalui pori-pori yang biasanya dilengkapi
dengan katup. Sinus tubuh yang terisi oleh hemolimfe secara kolektif disebut hemosol,
yang bukan bagian dari selom (Campbell & Reece, 2008).
b. Sistem Pernapasan
Arthropoda darat umumnya memiliki permukaan internal yang terspesialisasi untuk
pertukaran gas. Kebanyakan serangga, misalnya memiliki sistem trakea, yaitu saluran-
saluran udara yang bercabang-cabang yang menuju bagian interior dari pori-pori di
kutikula (Campbell & Reece, 2008). Pada kebanyakan laba-laba, pertukaran gas
dilakukan oleh paru-paru buku, Sedangkan Crustacea kecil melakukan pertukaran gas
melalui kutikula yang tipis.
c. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada setiap subfilum terdiri dari: mulut, faring,
esofagus, lambung isap, lambung yang sebenarnya, dan Intestine (Rusyana, 2013).
d. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada Crustacea terdiri dari pasangan kelenjar hijau (semacam
nephridium) yang terletak di bagian ventral kepala sebelah depan esophagus. Masing-
masing kelenjar hijau terdiri dari kelenjar-kelenjar yang berwarna hijau, kantung dan
saluran yang terbuka kebagian luar melalui lubang pembuangan pada bagian dasar
segmen antenna. Alat ekskresi pada laba-laba berupa saluran malphigi. Alat ekskresi
pada Insecta berupa saluran malphigi yang terbuka ke bagian depan dari usus belakang
(Rusyana, 2013).

e. Sistem Saraf
Sistem saraf Arthropoda mirip dengan sistem saraf Annelida. Sistem saraf pada
laba-laba umumnya mengumpul, yang berasal dari persatuan ganglion- ganglion. Pada
kelas Insecta seperti belalang sistem saraf terdiri dari: ganglion supra esophagus atau
otak dua buah dan ganglion di bawah esofagus yang kesemuanya terletak di bagian
kepala yang akan diteruskan oleh tali-tali saraf ventral dengan 3 buah ganglion dada
dan 5 buah ganglion perut. Sistem saraf pusat meliputi: otak di bagian kepala, dan 2
buah saraf yang mengelilingi esofagus masuk ke tali saraf ventral bagian otak
meneruskan sarafnya kebagian mata, ganglion dan meneruskan sarafnya ke jaringan
disekelilingnya, sedangkan ganglion dibawah esophagus yang besar meneruskan ke
saraf-sarafnya pada mandibula, maksila dan maksileped (Campbell & Reece, 2008).
f. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada kelas Insecta berupa: alat reproduksi jantan terdiri dari
dua buah testes tampat dimana spermatozoa berkembang. Masing-masing
testes dihubungkan oleh vas deferens yang akan bersatu membentuk saluran ejakulasi
yang terbuka ke permukaan dorsal dari bagian subgenital. Sedangkan alat reproduksi
betina terdiri dari dua buah ovarium yang terdiri dari sejumlah tabung- tabung telur yang
disebut ovarioles. Ovarioles-ovarioles ini pada bagian belakang melekat pada oviduk
(saluran telur).dua buah oviduk di bagian dasar akan bersatu membentuk vagina pendek,
diteruskan ke lubang genital yang terdapat di antara ovipositor di bagian ujung dari pada
perut. Di daerah vagina terdapat seminal reseptakel yang akan menerima sperma ketika
terjadi perkawinan dan dilepaskan jika sel telur dibuahi

2.6 SENYAWA YANG DI HASILKAN ARTHROPODA

Arthropoda merupakan filum hewan yang mencakup serangga, laba-laba, dan krustasea.
Arthropoda memiliki eksoskeleton, tubuh beruas, dan kaki bersendi. Mereka menghasilkan
berbagai senyawa yang berperan dalam berbagai fungsi biologis, seperti perlindungan diri,
reproduksi, dan komunikasi. Beberapa senyawa yang dihasilkan oleh Arthropoda antara lain:

1. Hormon dan Feromon: Hormon dan feromon dihasilkan untuk mengatur perkembangan
dan perilaku hewan. Feromon digunakan untuk komunikasi antar anggota spesies, seperti
dalam menarik pasangan atau menandai wilayah.
2. Enzim: Arthropoda menghasilkan enzim untuk mencerna makanan mereka. Contohnya,
laba-laba menghasilkan enzim pencernaan untuk mencerna mangsanya.
3. Toksin: Beberapa Arthropoda menghasilkan toksin sebagai mekanisme pertahanan diri.
Misalnya, beberapa serangga menghasilkan zat kimia yang beracun untuk melindungi diri
dari predator.
4. Pigmen: Arthropoda juga menghasilkan pigmen yang memberikan warna pada tubuh
mereka, baik untuk kriptik (penyamaran) maupun untuk menarik pasangan.

Anda mungkin juga menyukai