MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Keanekaragaman Hewan
Yang dibina oleh Sofia Ery Rahayu S.Pd, M.Si.
Oleh:
Kelompok 4/ Offering H
Chairil Akmal
150342602536
Linda Puspitasari
150342603190
Monica Feby Z.
150342604927
Sholichatul afifah
150342603789
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kelompok 4 panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Filum Arthropoda dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Sofia Ery Rahayu
S.Pd, M.Si. selaku dosen pembimbing matakuliah Keanekaragaman Hewan
Universitas Negeri Malang dan teman-teman Biologi Of H 2015 yang telah
berpartisipasi dalam menuntaskan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas)
danPodos berarti kaki. Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki
bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan
laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak
jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies
hewan di dunia yang telah diketahui (Setiati, 2012).
Arthropoda dalah filum yang paling luas pada kingdom Animalia. Filum
ini terdiri dari tiga-perempat lebih dari semua yang diketahui jenisnya. Sekitar
900.000 spesies arthropoda telah diidentifikasi. Namun, berdasarkan survey yang
telah dilakukan dihutan hujan, ternyata spesies yangn belum dikenal berjumlah
sangat tinggi (Hickman et al, 2008).
Arthropoda lebih luas dan lebih padat penyebarannya ke seluruh seluruh
wilayah bumi daripada anggota dari filum lainnya. Mereka ditemukan di semua
jenis lingkungan dari kedalaman laut rendah sampai sangat tinggi, dan dari daerah
tropis utara dan wilayah kutub selatan. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut,
tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda
mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di
pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas
dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut
hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh
jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya. Sistem saraf anthropoda
seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh berbentuk seperti tangga tali
(Hickman et al, 2008).
Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba,
kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal
hanya berdasarkan fosil. Sifat hidup Arthropoda bervariasi, ada yang
menguntungkan dan ada juga yang bersifat parasit.
Tujuan
1
2
3
4
BAB II
KAJIAN TEORI
Ciri-ciri umum
Arthopoda berasal dari bahasa yunani yaitu Arthos berarti sendi (ruas) dan
Polos berarti kaki, maka arthopoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendisendi atau beruas-ruas. Spesies arthopoda banyak ditemukan didarat, air tawar,
dan laut serta di dalam tanah. Arthopoda juga memiliki filum yang palling banyak
jumlah spesiesnya, kurang lebih 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di
dunia yang telah diketahui (Brotowidjoyo dan Djarubito, 1994).
Arthopoda merupakan filum terbesar dalam Animlium kingdom. Jumlah
spesies dalam arthopoda lebih banyak dari pada semua spesies dari filum yang
lain. Arthopoda merupakan hewan yang dominan dalam dunia ini (Jasin, 1987).
Organisme yang tergolong filum Arthopoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong filum Arthopoda hidup didarat sampai ketinggian
6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000
meter (Jutje, 2006). Cara hidup dan habitat arthopoda sangat beragam, ada yang
hidup bebas, parasit, komensal atau simbiotik. Dilingkungan kita, sering dijumpai
kelompok hewan ini misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang,
dan lebah. Habitat enyebaran arthopoda sangat luas. Ada yang dilaut, perairan
tawar, gurun pasir, dan padang rumput (Austin, 1988).
Arthopoda permukaan tanah sebagai komponen biotik pada ekosistem
tanah sangat tergantung pada faktor lingkungan. Perubahan lingkungan akan
berengaruh terhadap kehadiran dan kepadatan populasi arthooda . perubahan
faktor fisika kimia tanah berpengaruh terhadap kepadatan hewan tanah.
Keanekaragaman hewan tanah lebih rendah pada daerah yang terganggu daripada
daerah yang tidak terganggu (Najima, 1991). Perubahan komunitas dan komposisi
vegetasi tertentu pada suatu ekosistem secara tidak langsung menunjukkan pula
danya peruabahan komunitas hewan da sebaliknya (Adisoemarto, 1998).
3
4
5
6
7
treakea.
Ekskresi menggunakan tubulus malpighi atau kelenjar koksal.
Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus dan anus.
Sistem peredaran darah berupa sistem peredaran darah terbuka, beredar
melalui jantung
8
9
hemocoel (sinus)
ke jantung
lagi.
Sarafnya merupakan sistem saraf tangga tali.
Berkelamin terpisah, fertilisasai terjadi secara internal, dan bersifat oviar.
Perkembangan individu baru terjadi secara langsung atau melalui medium
larva.
Pembagian tubuh
Ancestor arthopoda kemungkinan seperti annelida yang memiliki dinding
tubuh berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi daerah tertentu. Pada Crustacea,
Insecta, Chilooda, dan Diplopoda tubuh dibedakan menjadi 3 daerah yang jelas
yaitu kepala, dada, dan abdomen: atau kepala dan dada bergabung menjadi
sefalotoraks. Chelicerata biasanya memiliki sebuah sefalotoraks atau prosoma dan
sebuah abdomen atau opisthosoma yang terdiri atas gabungan mesosoma dan
metasoma. Ukura dan jumlah segmen setiap pembagian tubuh tersebut berbeda di
dalam kelompok dan berhubungan erat dengan lingkungan dan aktivitas setiap
spesies.
Rongga Tubuh
Rongga tubuh arthopoda bukan coelom sebenarnya, tetapi terisi dengan
darah sehingga dikenal sebagai hemocoel. Coelom sebenarnya hanya ada terdapat
pada masa embrio yatu berupa rongga yang terletak di dalam segmen
mesodermal. Sedangkan pada saat hewan dewasa coelom sebenarnya terbatas
untuk rongga dari organ-organ reproduksi dan organ-organ ekskresi tertentu.
Eksoskeleton
Semua anggota filum ini mempunyai tubuh bersegmen yang terbungkus
dalam suatu eksoskeleton (rangka luar) bersegmen yang kuat terdiri atas kitin,
suatu polimer dari N-Asetilglukosamin. Simetrinya bilateral dan jelas ditandai
dengan sumbu tubuh tengah. Pada semua anggota arthopoda yang hidup, anggota
tubuh berbagai spesies memerlihatkan struktur dan fungsinya yang sangat
beraneka ragam. Disamping untuk lokomosi , anggota tubuh itu membantu dalam
mendapatkan makanan, dalam penginderaan, dan senjata menyerang dan
mempertahankan diri (Kimball, 1992). Kutikula dapat dibedakan atas epikutikula
(lapisan terluar, tipis) dan prokutikula (lebih tebal). Epikutikula tidak memiliki zat
kitin dan bersifat tipis, akibatnya memungkinkan lalu lintas air dan udara, seperti
pada kutikula penutup insang Crustacea. Senyawa penyusun epikutikula adalah
protein dan zat lilin (hydrokarbon). Zat lilin tersebut berfungsi memperlambat
kehilangan air. Secara umum Arthopoda yang hidup di lingkungan kering,
kandungan zat lilin ada epikutikulanya lebih besar. Lapisan prokutikula dapat
dibedakan menjadi eksokutikula (lapisan luar) dan endokutikula (lapisan dalam).
Kedua lapisan ini tersusun atas zat kitin dan protein yang membentuk senyawa
glikoprotein kompleks. Namun pada endokutikula ditambah zat tanin sehingga
menjjadi keras, sedangkan endokutikula tetap lunak karena tidak menggandung
zat tanin. Pada beberapa Arthopoda, khususnya Crustacea prokutikulanya juga
mengandung garam-garam kalsium yaitu kalsium karbonat dan kalsium fosfat
(Kastawi, 2001).
Kutikula Arthopoda juga bertanggung jawab untuk warna spektakuler
yang berfungsi untuk kamuflase, warna pengenalan, dan peringatan. Warna-warna
yang dihasilkan oleh Arthopoda dihasilkan dari pigmen dan struktur kutikula.
Warna coklat, merah, orange, dan kuning dihasilkan dari penumpukan pigmen di
dalam eksokutikula. Sedangkan warna hijau, ungu dan biru akibat dari struktur
kutikula yaitu adanya striasi yang baik pada epikutikula sehingga menyebabkan
refraksi cahaya dan memberikan penampakan warna tersebut (Kastawi, 2001).
Jika eksoskeleton Arthopoda diiris melintang maka terlihat adanya saluran
pori dan saluran zat lilin yang melewati endokutikula dan eksokutikula menuju ke
permukaan kutikula. Saluran zat lilin merupakan saluran yang disekresi oleh
epidermis menuju epikutikula. Sedangkan saluran pori pada Crustacea merupakan
saluran garam-garam kalsium menuju ke endokutikula. Pada beberapa bagian
kutikula juga mengalami modifikasi menjadi bermacam-macam reseptor sensori
memungkinkan hewan Arthopoda mengetahui kondisi lingkungannya. Pori-pori
yang menembus kutikula memungkinkan sel-sel kemoreseptor mendekati
stimulus yang berupa zat kimia, sedangkan seta yang letaknya pada permukaan
kutikula dan bentuknya seperti rambut berperanan sebagai reseptor mekanik dan
berhubungan dengan sel-sel mekanoreseptor (Kastawi, 2001).
10
11
Sistem pernafasan
Sistem pernafasan pada arthopoda terdapat dua tipe yaitu pada fase larva,
serangga air insang yang telah berkembang dengan baik untuk mengabsopsi
oksigen dari air, pada fase dewasa menggunakan udara bebas yang terdapat di
permukaan melalui trakea.
arthopoda menggunakan udara yang tersimpan pada kantung udaranya pada saat
istirahat. Selanjutnya udara dari Trakea akan masuk menuju pembuluh-pembuluh
Trakea yaitu Trakeolus. Pertukaran gas merupakan interaksi antara trakeolus
dengan sel-sel tubuh.
Pada serangga air yang berukuran kecil, luas permukaan tubuhnya lebih
besar daripada volumenya, sehingga difusi O2 dapat berjalan dengan baik.
Pada serangga air yang berukuran besar, udara akan dikumpulkan melalui
mekanisme kontraksi menuju ke kantung udara (airsacs). Sistem pernafasan
12
terbuka hanya digunakan oleh sebagian kecil serangga air dan umumnya
digunakan oleh serangga darat. Sistem pernafasan tertutup umumnya digunakan
oleh serangga air.
Sistem saraf
Arthopoda memiliki sebuah otak dan rangkaian saraf ventral yang pendek.
Otak terdiri atas beberapa pasang ganglion yang berfusi bersama. Otak dibedakan
atas beberapa bagian yang dikenal sebagai otak depan, otak tengah, dan otak
belakang. Tali saraf ventral biasanya terdiri atas sejumlah masa jaringan saraf dan
masing-masing terdiri atas beberapa pasang ganglion.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksi pada serangga bervariasi tergantung jenisnya masingmasing, berikut sistem reproduksi pada serangga:
1. Bau (Odour)
Pada beberapa jenis serangga misalnya ngengat, memiliki kelenjar yang
memproduksi bau pada abdomen untuk mensekresikan Feromon. Senyawa
kimia ini menarik jantan sesame spesiesnya. Penjantan akan mendeteksi
feromon tersebut melalui antenanya sekalipun jumlahnya sedikit 10 -16 g.
Sekitar 46% pejantan dapat mendeteksi betina yang jaraknya sekitar 4 km dan
26% jantan dapat mendeteksi betina pada jarak 11 km. beberapa pejantan juga
mensekresikan feromon untuk menarik betina melakukan reproduksi.
2. Penglihatan (Vision)
Umumnya kupu-kupu mengidentifikasi lingkungan dengan melihat
variasi warna dan pergerakan. Pejantan akan mengimitasi warna dari betina.
Selain itu juga akan mengimitasi warna dari jantan-jantan lainnya. Beberapa
lalat jantan membentuk kawanan yang kokoh, kemudian para betina tertarik
dengan aksi yang dilakukan para jantan tersebut, masuk ke dalam kawanan
kemudian mencari pasangan. Lalat api jantan tertarik, kemudian menuju ke betina
13
karena adanya cahaya yang dipancarkan oleh betina tak bersayap. Pola cahaya
yang dipancarkan sangat spesifik pada organisme tertentu.
3. Suara (Sound)
Nyamuk jantan tertarik dengan variasi suara yang dihasilkan oleh
getaran sayap yang dihasilkan oleh betina. Beberapa serangga betina seperti
jangkrik, belalang dan sejenisnya tertarik dengan suara yang diproduksi oleh
para
membangkitkan
abdomennya
suara.
untuk
Jangkrik
menggunakan
menghasilkan
suara.
ruang
Beberapa
tambahan
belalang
pada
daun
kelenjar
assessories
(yang
menyediakan
cairan
seminal
dan
14
Tipe reproduksi
1
2
3
15
16
Torak terdiri atas 2 sampai 29 somit dan somit abdominal berfusi pada
keing kaudal atau pygidium. Semua somit kecuali yang terakhir memiliki anggota
tubuh biramus terdiri dari kaki jalan sebelah dalam dan kaki jalan sebelah luar
membawa filamen yang kemungkinan berfungsi sebagai organ respirasi.
Perkembangan hewan ini terdiri atas tiga stadium larva yaitu ronauplius
(protapsis)merupakan stadium larva pertama. Stadium kedua adalah merapsis
dicirikan bahwa tubuh menjadi lebih jelas. Stadium akhir adalah larva holapsis
dengan ciri bahwa penampakannya seperti hewan dewasa (Kastawi, 2001).
17
3
4
Ukuran tubuh anggota subfilum ini bervariasi dari yang memiliki panjang
tubuh hanya 0,5 mm (kelompok tungau) sampai yang terpanjang 500 mm(20 in)
yaitu Limulus.
18
Anggota sub filum ini terdiri atas lima kelas yaitu kelas Pycnogonoidea, kelas
Merostomata, kelas Arachnoidea, kelas Tardigrada, dan kelas Pentastomoidea.
A. Kelas Pycnogonidea
Anggota kelas ini habitatnya di laut, biasanya disebut dengan laba-laba
laut. Hewan ini memiliki 4 mata dan kaki panjang yang mendominasi sebaian
besar tubuh. Sekitar 600 spesies Pycnogonidea memiliki 4 pasang kaki yang
panjang, tetapi sebagian kecil spesies memiliki 5 atau 6 pasang kaki. Setiap kaki
terdiri atas 9 segmen. Pada beberaa spesies apabila kakinya direntangkan dapat
mencapai panjang 70 cm. namun yang khas panjangnya kurang dari 1 cm.
berkelamin terpisah dan hewan jantan dari beberapa spesies memiliki sepasang
kaki tambahan yang disebut kaki ovigerous (=ovigers) yang berfungsi
mengumpulkan dan mengerami telur yang telah dibuahi. Larva Pycnogonidea
memiliki 3 pasang kaki. Hewan ini biasanya berada disekitar Porifera, hydroid,
karang lunak, Anemon, dan remis. Dengan menggnakan proboscisnya hewan ini
memakan bagian yang lunak dari hewan-hewan disekitarnya. Beberapa spesies
tidak memiliki chelicera. Pencernaan terjadi di sel-sel mukosa dari saluran
pencernaan. Slauran pencernaan ini bercabang-cabang sampai ke ujung kaki.
Spesies Pycnogonidea tidak memiliki sistem respirasi atau ekskresi (Kastawi,
2001).
19
jantan
Eurypterida
Eurypterida, atau kalajengking air raksasa adalah yang terbesar dari semua
fosil arthropoda dengan beberapa mencapai panjang 3 m. Dari fosil yang
ditemukan diketahui bahwa Eupterida hidup dari masa Kambrium ke periode
Permian (Hickman et al., 2008). Artinya Eupterida punah sekitar 250 juta tahun
lalu. Bentuknya seperti kalajengking, memiliki sefalotorak yang kecil dan
abdomen tersusun atas 12 segmen (Kastawi, 2001). Kepala mereka memiliki
enam segmen dan memiliki dua mata sederhana dan majemuk serta chelicerae dan
pedipalpus. Eurypterida juga memiliki empat pasang kaki berjalan (Hickman et
al., 2008). Contoh anggota subkelas ini adalah Euripterus, Pterygotus, dan
Stylonurus.
20
Xiphosurida
Xiphosurida merupakan hewan penggali, hidupnya di pasir. Tubuh coklat
dengan panjang 60 cm Ada 3 genus dari kepiting sepatu kuda ini yang masih
hidup, antara lain Xyphosura polyohemus (Kastawi, 2001). Xiphosurida tidak
bersegmen dan memiliki karapas berbentuk tapal kuda dan abdomen yang luas,
telson (bagian ekor) panjang. Pada cephalothorax terdapat chelicerae, sepasang
pedipalpus, dan empat pasang kaki berjalan, sedangkan abdomen terdapat enam
pasang yang meluas, pelengkap tipis yang menyatu di garis median. Ada dua
lateral, mata yang belum sempurna dan dua mata sederhana pada carapace.
(Hickman et al., 2008)
Sistem pencernaan makanan dipegang menggunakan chelicera, dikunyah
dengan menggunakan dasar kaki berjalan. Perburuan biasanya pada malam hari
dan dilakukan pada cacing dan moluska kecil (Hickman et al., 2008). Sistem
respirasi menggunakan insang buku (datar seperti daun) yang berada pada lima
21
pelengkap perut, di bawah opercula insang. Kepiting tapal kuda berenang dengan
memakai pelat perut dan bisa berjalan dengan kaki berjalan.
Saat musim reproduksi datang, ribuan pasangan kepiting tapal kuda ini
datang ke pantai saat pasang untuk kawin. Betina menggali pasir meletakkan
beberapa ratus telur berwarna kehijauan. Jantan yang lebih kecil dari betina
mengikuti dan meletakkan sperma diatas sel telur sebelum hewan betina menutup
telur tersebut dengan pasir (Kastawi, 2001). Kepiting tapal kuda bertelur pada saat
pasang naik dari bulan penuh dan bulan baru pada musim semi dan musim panas.
Telur yang dihangatkan oleh matahari dan terlindung dari gelombang sampai
menetas. Larva muda akan kembali ke laut, dibawa oleh air pasang yang lain.
Larva tersegmentasi dan sering disebut "larva trilobite" karena mereka
menyerupai trilobite (Hickman et al., 2008).
C. Kelas Arachnida
22
Arachnida kebanyakan hidup bebas dan yang paling umum dalam daerah
hangat, atau kering (Hickman et al., 2008). Anggotanya sangat banyak
diantaranya laba-laba, kalajengking, dan tungau. Arachnida tidak memiliki
antenna juga rahang yang sesungguhnya (Kastawi, 2001). Semua arakhnida
memiliki dua tagmata: a cephalothorax (kepala dan dada) dan abdomen, yang
mungkin atau mungkin tidak tersegmentasi. Bagian abdomen menjadi tempat
organ reproduksi dan organ pernafasan seperti tracheae dan paru-paru buku
(Hickman et al., 2008)
Ordo Araneae: Laba-Laba
Tubuh terdiri atas sefalotorak yang tidak terbagi dan abdomen yang
biasanya lunak dan tidak bersegmen. Pada sefalotoraks terdapat 6 pasang
apendiks. Antenna tidak ada, sehingga fungsi sensori dikerjakan oleh kaki jalan.
Pasangan pertama apendik disebut kelisera dan pada beberapa spesies terdiri atas
dua bagian yaitu mandibular (basal) dan kuku (di ujung). Pasangan kedua apendik
adalah pedipalpus, dengan bagian dasar yang disebut maksila yang berfungsi
sebagai pemotong makanan. Pada hewan jantan pedipalpus memiliki fungsi
tambahan yaitu organ kopulasi (Kastawi, 2001).
23
bergantung pada dinding. Dasar dari kaki tertentu kadang berfungsi sebagai
rahang. Sternum terletak diantara kaki, dan labium terdapat antara maksila. Mata
berjumlah 8 yang terletak di kepala bagian depan. Mulut merupakan suatu lubang
kecil yang terletak pada dasar pedipalpus (maksila) yang berfungsi untuk
menghisap cairan, sebab laba-laba tidak memakan makanan keras (Kastawi,
2001).
Abdomen dihubungkan dengan sefalotoraks melalui pedikel. Mendekati
akhir ujung abdomen pada permukaan ventral terdapat lubang kelamin, yang
dilindungi oleh sepasang apendik yang berfungsi bersama membentuk suatu
lempeng disebut epigium. Berdekatan dengan epigium terdapat lubang berbentuk
celah yang merupakan kelanjutan organ reproduksi atau paru-[aru buku. Beberapa
laba-laba juga memiliki trakea yang membuka pada ujung belakang permukaan
ventral tubuh. Dibelakang lubang trakeal terdapat tiga pasang tuberlkel atau
spinneret yang berfungsi penghasil benang untuk pembuatan sarang dan tujuan
lain yang disekresikan dari kelenjar di dalam abdomen. Anus terletak di belakang
spinneret (Kastawi, 2001).
Semua laba-laba predator, sebagian besar memakan serangga, yang mereka
secara efektif mengirimkan racun dari taring mereka. Beberapa laba-laba
mengejar mangsa; lainnya menyergap; dan banyak yang menjebak mereka dalam
jaring laba-laba. Setelah laba-laba menangkap mangsanya dengan chelicerae dan
menyuntikkan racun, jaringan mangsa akan mencair dengan begitu laba-laba
dapat menghisap cairan jaringan mangsa yang dihasilkan ke dalam perutnya.
Laba-laba dengan gigi di pangkal chelicerae melumatkan atau mengunyah
mangsa, pencernaannya dibantu oleh enzim dari mulut mereka (Hickman et al.,
2008).
24
Gambar.
Anatomi Laba-Laba
25
tubuh. trakea membentuk sistem tabung udara yang membawa udara langsung ke
darah dari sebuah lubang yang disebut ventilator (Hickman et al., 2008).
Organ ekskresi terdiri dari tubulus Malpighi yang bermuara ke dalam usus
dan sepasanag atau dua pasang kelenjar koksal yang terdapat di sefalotorak.
Kelenjar koksal kadang kala mengalami degenerasi dan lybang muaranya sulit
ditemukan. Kelenjar tersebut homolog dengan kelenjar hijau pada crustacean.
Laba-laba berkelamin terpisah. Sebelum kawin, laki-laki membuat putaran
jaring kecil, mengendapkan tetesan sperma di atasnya, dan kemudian mengambil
sperma yang akan disimpan dalam rongga khusus pedipalpusnya. Ketika laba-laba
berpasangan, jantan akan memasukkan pedipalpus nya ke dalam lubang kelamin
betina untuk menyimpan sperma dalam wadah sperma pasangannya ini. Laba-laba
betina bertelur di jaring laba-laba, yang mana dapat dibawa atau ditempelkan pada
jaring atau tumbuhan. Sebuah kepompong mungkin berisi ratusan telur, yang
menetas sekitar dua minggu. Laba-laba muda biasanya tetap berada di kantung
telur
selama
beberapa
minggu
dan
berganti
kulit
sekali
sebelum
sederhana, masing-masing dengan lensa, batang optik, dan retina. Mata tersebut
digunakan terutama untuk persepsi objek bergerak, tetapi pada laba-laba pemburu
dan jumping spider, dapat membentuk gambar. Sejak penglihatan laba-laba sering
lemah, kesadaran atas lingkungannya tergantung pada mechanoreceptors kutikula,
seperti setae sensorik (sensilla). setae halus yang menutupi kaki dapat mendeteksi
getaran di jaring, perjuangan mangsa, atau bahkan gerakan udara (Hickman et al.,
2008)
Jaring spiral merupakan khas dari laba-laba. Kemampuan untuk menyusun
benang secara berputar ini merupakan pusat kehidupan laba-laba. Dua atau tiga
pasang pemintal yang berisi ratusan tabung mikroskopis disekresikan kelenjar jala
26
27
28
tungau laut, tetapi sebagian besar spesies akuatik hidup di air tawar. Mereka
memiliki panjang, setae mirip rambut pada kaki mereka untuk berenang, dan larva
mereka mungkin parasit pada invertebrata air. (Hickman et al., 2008).
Gambar.
Tungau
29
badan. Badan terdirindari 4 segmen tubuh yang berfusi. Setiap segmen tubuh
memiliki sepasang kaki yang pendek dan tebal. Kaki tersebut tidak bersegmen
namun diujung kaki terdapat 4 sampai 9 cakar yang runcing. Kepala hanyalah
bagian anterior. Cakar tardigrada ditutupi oleh kutikula takberkitin (Hickman et
al., 2008)
Tidak memiliki sistem sirkulasi, respirasi dan ekskresi. Sistem saraf
berkembang baik. Jenis kelamn terpisah dengan telur berukuran besar dan anak
yang baru menetas hanya memiliki 3 pasang kaki.
Mulut tardigrada membuka ke tabung bukal yang bermuara ke dalam faring
berotot disesuaikan untuk mengisap. Dua bentukan seperti jarum stylets mengapit
tabung bukal dapat menonjol melalui mulut. stylets menembus tanaman atau selsel hewan, dan faring mengisap cairan isi. Beberapa tardigrada menyedot jus
tubuh nematoda, rotifera, dan hewan kecil lainnya, sementara yang lain parasit
pada hewan yang lebih besar seperti teripang atau teritip. Di persimpangan usus
dan dubur, tiga kelenjar, dianggap sebagai organ ekskresi dan sering disebut
tubulus Malphigi, menyambung ke dalam sistem pencernaan. (Hickman et al.,
2008)
Gambar. Tardigrada
a. Papilla; b. esophagus ; c. spikula kalkareus ; d. otot spikula ; e. faring ; f. kelenjar ludah; g. perut ; h. ovary ; i. kelen
Sumber : Kastawi, 2001
30
E. Kelas pentastomoidea
Berbentuk seperti cacing dan kesemua anggotanya bersifat patrasitik.
Hewan ini dulunya dikelompokkan bersama cacing namun ternyata morfologi
hewan dase dewasa dan fase mudanya memberkan ciri Arthropoda. Tubuh tidak
bersegmen walaupun dinding tubuhnya terdiri atas lingkaran-lingaran (Kastawi,
2001). Saat dewasa panjangnya berkisar dari 1 sampai 13 cm. Cincin melintang
memberikan penampilan yang tersegmentasi pada tubuh mereka yang ditutupi
dengan kutikula tak berkitin dan sangat berpori yang molted berkala selama tahaptahap larva. Akhir anterior memiliki lima tonjolan pendek (maka dinamakan
Pentastomida). Empat diantaranya terdapat cakar bekitin, dan yang kelima
terdapat mulut. Ada sistem pencernaan lurus sederhana, disesuaikan untuk
mengisap darah dari tuan rumah. Sistem saraf, mirip dengan yang arthropoda
lainnya, telah dipasangkan ganglia sepanjang tali saraf ventral. Satu-satunya
organ-organ indera tampak papila. Tidak ada peredaran darah, ekskresi, atau organ
pernapasan. (Hickman et al., 2008).
31
Gambar.
32
4. Paraperipatus, di Inggris.
5. Mesoperipatus, di Afrika daerah barat-tengah.
6. Peripatopsis, di Afrika Selatan.
7. Ophisthopatus, di Afrika Selatan.
8. Peripatoides, di Australia, Tasmania, dan New Zealand.
9. Eoperipatus, di Sumatera dan Peninsula Malaysia.
10. Typhloperipatus, di tibet.
Contoh anggota kelas Onychopora adalah Peripatus. Hewan ini hidup di
dalam celah-celah batu, di bawah batang pohon dan batu, serta di dalam tempat
lembab yang gelap lainnya. Aktif hanya pada saat malam hari. Sebagai hewan
yang bergerak perlahan dari satu tempat ke tempat lain menggunakan kakinya,
maka 2 antena yang dimiliki bersifat sensitif untuk mendeteksi kondisi tanah
tempat dia berjalan. Disetiap dasar antena terdapat mata yang sensitif terhadap
cahaya sehingga menyebabkan hewan ini menjauh dari cahaya.
34
Anus terletak pada ujung posterior tubuh, lubang kelamin terletak di antara
pasangan kaki terakhir, dan nefridiofor terletak pada setiap dasar kaki. Kulit
tertutup oleh papila, dan setiap papila membawa sebuah duri. Jumlah papila
banyak terutama pada antena, bibir, dan papila oral. Peranan papila tersebut
35
36
37
39
Contoh dari kelas ini ialah lipan (Lithobius forficatus). Lipan suka tempattempat lembab seperti kulit kayu, dan batu. Mereka sangat lincah dan karnivora
dalam kebiasaan makan mereka, hidup dengan memakan cacing tanah, kecoa, dan
serangga lainnya. Mereka membunuh mangsanya dengan mereka cakar racun dan
kemudian mengunyahnya dengan rahang mereka (Hickman, et al., 2008).
B Kelas Diplopoda
Menurut Hickman et al (2008), Diplopoda berasal dari bahasa Yunani
yaitu, Diploo, yang berarti ganda dan podos atau kaki. Diplopoda disebut juga
Milipedes. Tubuh millipedes berbentuk subsilindrik , terdiri atas 25 sampai 100
segmen, dann jumlah tersebut tergantung spesiesnya. Hampir pada setiap segmen
tubuh membawa 2 pasang apendiks yang kemungkinan bearsal dari fusi dua
segmen, dua pasang spirakel, ostia, dan ganglia saraf.
Pada hewan jantan salah satu atau kedua pasang kaki pada segmen ketujuh
mengalami modifikasi menjadi organ kopulasi. Di daerah mulut terdapat sepasang
mandibula dan sepasang maksila. Pada kepala terdapat sepasng antena pendek dan
sepasang mata yang masing-masing terdiri atas sekelompok mata sederhana. Pada
antena terdapat rambut-rambut olfaktori dan setiap segmen tubuh meiliki kelenjar
bau atau repugnatorial gland yang mensekresikan cairan berisi asam hidrosianik.
Akibat sekresi cairan yang dihasilkan oleh repugnatorial gland tersebut dari
spesies yang hidup di daerah tropical dapat menyebabkan kebutaan pada anakanak. Trakhea tidak bercabang dan bermuara pada lubang yang terletak di sebelah
depan bagian kaki. Jantung merupakan pembuluh dorsal dengan ostia yang
terletak di sisi lateral. Hewan memiliki dua atau empat organ ekskresi yang
berbentuk tabung seperti benang (Tubulus Malpighi) yang bermuara pada usus
(Kastawi, et al., 2013: 236).
Habitat hewan meliputi tempat yang gelap, memiliki kelembapan tinggi,
dan secara prinsip memakan tumbuhan yang membusuk, namun terkadang
memakan tumbuhan yang masih hidup sehingga dapat menyebabkan kerusakan
bagi tanaman tersebut. Alat reproduksi terletak pada hwan yang berbeda atau
kelamin terpisah, telur diletakkan di dalam tanah. Pada saat mentas, hewan muda
memiliki segmen yang berjumlah sedikit dalam tiga pasang kaki. Dalam
40
Gambar Milipedes
(Sumber: Hickman, et al., 2001: 435)
C Kelas Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang
keras. Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan
Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.
Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu
Entomostraca dan Malacostraca.Entomostraca adalah crustacea yang berukuran
mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada
yang sebagai parasit. Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan
Cyclops sp (Mukayat, 1989).
Habitat crustacea meliputi air laut, air tawar dan air payau. Beberapa larva
dan beberapa spesies anggota kelas ini bersifat meliang (tinggal di dalam liang),
sedangkan yang lain bersifat pelagic bahkan ada yang menghuni laut dalam.
Sebagian besar hidup bebas dan ada yang hidup dalam kelompok-kelompok besar.
a
Morfologi luar
Permukaan tubuh dilindungi oleh kutikula tersusun atas zat kitin yang
41
abdomen 6) masing-masing dengan satu pasang anggota tubuh yang tubuh yang
terdiri atas ruas-ruas.
Setiap segmen tubuh dibedakan atas tergum (bagian dorsal), sternum
(bagian ventral), pleura (lateral tubuh) dan pleura merupkan keeping, terletak
pada sisi tubuh serta epinera (keeping kecil antara plera dan anggota gerak)
(Kastawi, et al.,2001).
Sefalotorak terdiri atas 13 segmen yang terlindung oleh karapak. Pada
karapak terdapat lekuk servikal untuk membedakan bagian kepala dari bagian
dada. Ujung anterior karapak merupakan rostrum. Antenula dan antena merupakan
struktur indera. Di bawah rostrum terdapat mata bertangkai yang dapat digerakkan
. mulut terdapat pada permukaan ventral, dekat posterior daerah kepala terdapat
mandipula, sedangkan anus terletak di bagian ventral telson di ujung posterior
abdomen (Kastawi, et al., 2013: 236)..
Mulut memiliki sepasang mandibula dan di posteriornya terdapat maksila
ke 1 dan ke 2. Pada daerah torak terdapat maksilapoda ke 1, ke 2, ke 3,
selanjutnya diikuti cheliped dan 4 pasang kaki jalan. Pada daerah sbdomen
terdapat 6 pasang kaki renag yang beberapa diantaranya mengalami modifikasi.
Terdapat tiga macam apendik yang dapat dibedakan pada hewan dewasa, yaitu
(1) foliaceus, contohnya maksila ke-2, (2) biramus, contohnya kaki renang, (3)
uniramus, contohnya kaki jalan. Pada kaka jalan pertama memiliki capit (cela)
yang berfungsi untuk menyerang dan mempertahankan diri. (Kastawi, et al., 2013:
236).
42
43
Sistem Peredaran
Sistem sirkulasiAlat peredaran darah terdiri atas darah dan pembuluh
darah. Darah terdiri atas cairan darah yang hampir tidak berwarna dan corpuscular
darah atau amoebocyt yang berupa sel-sel amoeboid. Pembuluh darah terdiri atas
sebuah jantung, tujuh buah arteria utama dan sejumlah rongga-rongga yang
disebut sinus. Jantung berupa kantong yang berbentuk pelana di dalam sinus
pericardial dan terletak di dalam bagian pertengahan dorsal daerah torak. Jantung
terikat pada dinding sinus pericardial dengan perantaraan 6 ligamen yang elastic.
Tiga pasang lubang yang dilengkapi dengan valava disebut ostia (bentuk tunggal ,
ostum) ostia ini memungkan darah masuk kembalai dari sinus yang
melingkupinya (Kastawi, et al., 2013: 238)..
Pada ujung anterior jantung mempercabangakan ima buah pembuluh arteri
yaitu (1) arteria ophthalmica terletak di pertengahan dorsal, berjalan kearah
anterior di sebelah dorsal lambung, mengalirkan darah untuk pars cardiac
ventriculli, esophagus dan kepala (2) dan (3) dua buah arteria antennary terletak di
kana n dan kiri arteria opthalmica dengan cabang-cabangnya menuju pars cardiaca
ventriculli, antena , alat-alat ekskresi, menuju otot-otot dan jaringan-jaringan lain
di daerah kepala (4) dan (5) dua buah arteria hepatic menuju ke kelnjar-kelenjar
pencernaan. Sedangkan pada ujung posterior jantung terdapat arteri abdominal
dorsal. Pembuluh darah ini mensuplai bagian dorsal abdomen. Arteri ini di dekat
pangkalnya bercabang menuju ke arah bawah (arteri sterna) dan dia daerah ventral
tubuh bercabang menjadi dua buah arteri yaitu yang menuju ke anterior adalah
arteri thorax ventral dan yang menuju ke arah posterior adalah arteri abdominal
ventral (Kastawi, et al., 2003:241).
Sistem ekskresi
Alat sekresi berupa sepasang bangunan yang lebar, disebut kelenjar
hijau terletak di bagian bawah kepala, anterior esophagus. Setiap kelenjar terdiri
atas bagian glanduler berwarna hijau, vesica urinaria terbentuk dilatasi dinding
yang tipis, dan saluran yang bermuara keluar melalui suatu por terletak di bagian
ventral pada segmen basal antena. Fungsi kelenjar hijau adalah membuang sisa
metabolism tubuh (Kastawi, et al., 2013: 238).
44
Sistem saraf
Sistem saraf terdiri atas ganglion suprasophageal (otak) yang bercabang ke
sarf-saraf mata, antenula dan antena.sepasang saraf yang berhubungan dengan
ganglion subsophageal yang terletak di belakang mulut bagian ventral. Saraf-saraf
dari ganglion subsophageal bercabang ke anggota mulut, tubuh, kelenjar hijau,
dan otot-otot depan (Kastawi, et al., 2013: 238).
b
Alat-alat indra
Mata
Mata berupa mata majemuk yang terletak pada ujung tangkai yang dapat
bergerak, jumlahnya satu pasang, terletak di kanan dan kiri rostrum. Disebut mata
majemuk, karena setiap mata tersusun atas bebrapa su unit yang disebut
ommatidia. Setiap mata tertutup oleh kutikula trasparan yang disebut cornea,
dimana terbagi menjadi area bersisi empat oleh garis-garis halus. Setiap area
persegi tersebut disebut facet. Setiap facet menutup setiap ommatidium. Di
sebelah bawah setiap facet terdapat kerucut Kristal (crystalline cone). Sedangkan
daerahh fotoreseptif dari ommatidium adalah retinula (retinula kecil). Retinula
ini biasanya terdiri atas 7 atu 8 sel retinula dan sel retinula memiliki sejumlah
mikrovili parallel. Di bagian tengah gabungan sel-sel retinula mmebentuk
rhabdom yang merupakan sumbu tengah ommatidium. Rhabdom terdiri atas
fotopigmnen dan diperkirakan sebagai tempat transduksi energy cahaya ke dalam
perubahan voltage yang akan menimbulkan potensial aksi (Kastawi, et al., 2013:
238)..
Antropoda menganalisis sebuah stimulus visual sedikit demi sedikit, tanpa
memfokuskan gambar ke dalam retina. Adanya mikrovilli dari sel retinula yag
tersusun parael dalam rhabdom mengakibatkan adanya beberapa antropoda
mampu mendeteksi sudut polarisasi cahaya.
Mata majemuk antropoda secara umum diadaptasikan untuk peglihatan
tajam di dalam cahaya suram. Pada crustacean dan serangga aktif pada cahaya
terang, maka setiap ommatidium terlindungi dari ommatidium lainnya oleh
pigmen. Mata majemuk dari tipe ini disebut mata aposisi. Pada mata aposisi
tersebut tampaknya diadaptasikan untuk penglihatan yang rinci. Mata superposisi
lebih sensitif di dalam cahaya redup. Mata superposisi tersebut tidak setajam mata
45
aposisi, bahkan ketika cahaya terang maka mata superposisi umumnya akan
berkurang sensitifitasnya dan meningkatnya ketajamannya dengan terjadinya
pigmen yang berpindah di sekitar ommatidia.
Statocyst
Berfungsi sebagai alat keseimbangan. Statocyst berbentuk kantong dan
dinding kantong tersebut tersusun atas zat kitin. Di dalam kantong terdapat suatu
peninggian yang disebut bantalan indera, dan terdapat tida set rambut dengan
jumlah sekitar 200 buah rambut. Pada setiap bantalan indera akan berhubungan
dengan satu serabut saraf. Pada rambut-rambut itu terdapat sejumlah butir-butir
pasir yang disebut statolith. Statolith melekat pada rambut-rambut dengan
menggunakan zat hasil sekresi kelenjar-kelenjar yang terletah di bawah bantalan
indera. Kontak antara statolith dengan rambut-rambut tersebut akan menentukan
udang ketika berenang (Kastawi, 2001)
Sistem Otot
Otot-otot udang yang terdapat di dalam tubuhnya menempel pada
permukaan sebelah dalam eksoskeleton. Pada prinsipnya otot di dalam tubuh
udang
terletak
di
dalam
abdomen.
Otot
tersebut
digunakan
untuk
46
spermatophora pada alat kelamin betina (thelikum). (Agus, 1993). Alat kelamin
jantan terdapat pada pasangan kaki kelima.
47
Pada udang betina, alat reproduksinya terdiri dari sepasang ovary dan
oviduct. Ovari berbentuk sabit dan terletak dibawah sinus pericardii. Bagian
depan dan belakang dari kedua ovary saling berhubungan. Ditengah kedua sisi
setiap ovary keluar oviduk pendek yang bermuara pada aperture genital (Kastawi,
2001).
Alat
kelamin
betina
terdapat
pada
pasangan
kaki
ketiga
48
49
50
3 Ordo
Rynchota
(Hemiptera):
Contohya
kutu
busuk
51
5 Ordo
Lepidoptera:
Contohnya
kupu-kupu
raja
ungu
(Sasakia charonda), ngengat sutra (Bombyx mori), dan kupukupu gajah (Attacus atlas), kupu-kupu jeruk sayap pan- jang
(Papilio machoon).
6 Ordo
Siphonoptera:
(Ctenocephalus
felis)
Contohnya
hidup
sebagai
pinjjfli
kutu
kucing
kucing
dan
53
54
55
pasang kaki yang beruas-ruas. Sayap terdapat pada bagian ini dan pada umumnya
ada dua pasang yang terletak dibagian dada ruas kedua dan ruas ketiga. Perut
terdiri atas 6 sampai 11 ruas (ruas belakang posterior digunakan sebagai alat
reproduksi) (Aziz,2008). Serangga memiliki skeleton yang berada pada bagian
luar tubuhnya (eksoskeleton). Rangka luar ini tebal dan sangat keras sehingga
dapat menjadi pelindung tubuh, yang sama halnya dengan kulit kita sebagai
pelindung luar. (Hadi, 2009).Eksoskeleton berupa kutikula yang terdiri dari zat
kiin dan terbagi menjadi segmen-segmen.Antara segmen yang satu dengan yang
lainnya terdapat sutura yaitu bagian lunak dan berfungsi untuk memudahkan
pergerakan abdomen, sayap, kaki, antenna dan lainnya (Kastawi, 2001).
Kepala
Kepala serangga terdiri dari 3 sampai 7 ruas, yang memiliki fungsi sebagai
alat untuk pengumpulan makanan, penerima rangsangan dan memproses
informasi di otak. Kepala serangga keras karena mengalami sklerotisasi
(Suheriyanto. 2008)
Pada bagian depan (frontal) apabila dilihat dari samping (lateral) dapat
ditentukan letak frons, clypeus, vertex, gena, occiput, mulut, mata majemuk, mata
tunggal (ocelli), postgena dan antenna (Boron., dkk. 1992)
56
Pada kedua sisi kepala terdapat mata majemuk berwarna hitam. Mata
majemuk dilindungi oleh bagian transparan dari kutikula yaitu cornea. Diantara
beberapa serangga, kemungkinan belalang mampu membedakan warna. Selain
mata majemuk, belalang memiliki mata sederhana atau ocellus didaerah bagian
atas serta ditepi sebelah dalam mata majemuk (Kastawi, 2001)
Selain mata, terdapat juga sepasang antena yang panjang dan sangat mobil
(bergerak-gerak) (Kastawi, 2001). Mata tunggal dapat dijumpai pada larva, nimfa,
maupun pada serangga dewasa (Hadi, 2010). Antena belalang berbentuk benang
dan tersusun atas sejumlah besar segmen. Pada antena terdapat rambut-rambut
sensori yang kemungkinan berfungsi sebagai indera pembau.
Bagian-bagian
kepala
palp; j:maxillary
Menurut Hadi (2009), tipe kepala serangga berdasarkan posisi alat mulut
terhadap sumbu (poros tubuh) dapat dibedakan atas:
57
ordo Orthoptera
Prognatus (horizontal), apabila bagian dari alat mulut mengarah ke
depan dan biasanya serangga ini aktif mengejar mangsa. Contohnya :
58
Labrum atau bibir atas terletak di sisi ventral clypeus. Disebelah baah
terdapat organ yang bentuknya seperti lidah yaitu hypopharynx. Disetiap sisinya
terdapat rahang keras mandibula. Permukaan rahang ini bergigi untuk menggiling
makanan. Disebelah bawah mandibula terdapat maxilla. Setiap maxill terdiri atas
cardo (bagian basal), stipes (bagian tengah), lacinia (berbentuk kurva panjang),
galea (bentuknya panjang sedikit bulat) dan palpus maxillary. Labium dari bibir
bawah terdiri atas submentum (bagian basal), mentum (bagian tengah), ligula
59
(berjumlah dua, merupakan penutup yang dapat bergerak_ dan palpus labial yang
terdapat pada tiap sisinya. Labrum dan labium berperan memegang makanan
diantara mandibula dan maxilla yang bergerak secara lateral untuk menggiling
makanan. Sedangkan palpus maxillary dan palpus labial berfungsi untuk
membedakan jenis makanan karena adanya organ-organ indera.
Dada (THORAX)
Dada (thorax) terdiri atas 3 segmen yaitu prothorax (anterior), mesothoranx
(tengah) dan metathorax (posterior).
Tiap-tiap segmen tertutup oleh eksokskeleton, dibagian dorsal disebut tergum, disisi
lateral disebut pleura dan dibagian ventral disebut sternum. Pada mesothorax dan metathorax
masing-masing terdapat sepasang sayap. Sayap pada segmen mesothorax merupakan sayap
anterior disebut tegmina atau elytra. Sayap pada segmen methatorax merupakan sayap
posterior. Sayap anterior berupa lembaran tebaltidak tembus cahaya, sedang sayap posterior
berupa lembaran tipis dan transparan. Disisi lateral mesothorax dan methatorax terdapat
spirakel yang merupakan lubang dari siste respirasi. Setiap segmen dada membawa sepasang
kaki.
Perut (Abdomen)
Jumlah segmen abdomen embrio insekta adalah 11 dan masing-masing
segmen membawa sepasang apendik rudimenter, sedangkan pada insekta dewasa
60
61
62
63
64
Sistem Ekskresi
Proses ekskresi dan osmoregulasi serangga bergantung pada tubulus
Malphigi dan rektumnya. Setiap serangga memiliki 2 sampai ratusan tubulus
Malphigi yang tipis. Tubulus malphigi umumnya berwarna kuning dan memiliki
otot untuk menjaga pergerakannya di dalam homocoel. Salah satu ujung dari
setiap tubulus malphigi melekat pada perbatasan antara usus tengah dan usus
belakang, sedangkan ujung lainnya tidak melekat atau jika melekat yaitu ke
rektum.
secara aktif dipompa masuk ke dalam tubulus malphigi. Air masuk secara osmotic
membawa sisa-sisa yang terlarut seperti asam urat yang selanjutnya akan
bergabung dengan sisa pencernaan di dalam usus belakang. Enam rectal pad
mengabsorbsi air dan ion-ion yang masih dibutuhkan akan dikembalikan ke dalam
hemolimfe (Harris, 1992).
Sistem Saraf
Otak terletak di daerah kepala bagian dorsal, terdiri atas 3 pasang ganglion
yang berfusi. Ganglion tersebut berperan mengatur mata, antenna, dan labrum.
Otak berhubungan dengan ganglion subesofageal melalui circumesophageal
connective. Ganglionsubesofageal terdiri atas 3 pasang ganglion anterior dari
rangkaian saraf ventral yang berfusi bersama dan berfungsi mengatur bagian
mulut. Selanjutnya kea rah posterior berhubungan dengan sepasang ganglion
besar di setiap segmen torak. Ganglion terbesar yaitu yang berada di dalam
segmen metatorak, segmen tersebut merupakan gabungan dari ganglion segmen
metatorak dengan ganglion segmen pertama abdomen. Otot, saluran pencernaan,
dan spirakel berhubungan dengan otak melalui sistem saraf simpatetik (Kastawi et
al., 2001).
66
67
68
Sistem Reproduksi
Belalang betina memiliki 2 ovari yang masing-masing terdiri atas
sejumlah filamen yang disebut tubulus ovari. Setiap filamen ovary mengandung
oogonia, oosit, dan juga berisi nurse cell serta sel-sel jaringan lainnya. Ke arah
69
posterior filamen ovari semakin membesar dan tampak tubulus tersebut melebar
ke arah posterior. Pada setiap ovary ujung posterior semua filamen menempel
pada oviduk yang merupakan saluran pelepasan telur. Kedua oviduk kemudian
bergabung membentuk vagina, selanjutnya menuju ke lubang kelamin yang
terletak di antara lempeng ovipositor. Spermatecha membuka kea rah vagina, yang
berfungsi menerima spermatozoa selama kopulasi, dan spermatozoa tersebut akan
dilepaskan kembali saat membuahi sel telur.
Hewan jantan memiliki 2 testis. Spermatozoa akan dilepas ke dalam vas
deferens. Kedua vas deferens bergabung membentuk duktus ejakulatori yang
membuka ke permukaan dorsal dari lempeng subgenital. Di ujung anterior duktus
ejakulatori terdapat kelenjar asesori untuk menghasilkan cairan yang berfungsi
membantu dalam proses pemindahan spermatozoa ke hewan betina (Kastawi et
al., 2001).
Telur
larva
kepompong (pupa)
imago
Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yaitu kupukupu, kumbang, dan lebah.
2001).
Metamorfosis tak sempurna atau metamorfosis sederhana (metamorfosis
tipe hemimetabola).
Telur
nympha
imago
Contoh serangga yang mengalami metamorfosis ini yaitu belalang,
kecoak, dan Laron.
71
72
Periplatena
americana
(kecoak
amerika),
Acheta
domesticus
73
Ordo 2. Isopteran
Tubuh lunak, bersifat hemimetabola mulut tipe pengunyah, memiliki 2
pasang sayap sempit atau tidak bersayap, torak berhubungan langsung dengan
abdomen yang berukuran besar, merupakan serangga social, contohnya rayap
(Kastawi et al., 2001).
Ordo 3. Embioptera
Tubuh panjang dan lunak, hemimetabola, tidak bersayap atau bersayap 2
pasang yang bersifat membrane dan halus, serci terdiri 2 segmen, sedangkan tarsi
terdiri atas 3 segmen. Hewan jantan bersayap sedangkan hewan betina tidak
bersayap. Contohnya Oligotoma california (Kastawi et al., 2001).
Ordo 4. Plecoptera
Tubuh lunak, berukuran sedang sampai besar, mulut pengunyah tetapi
tidak berkembang pada hewan dewasa, antena panjang, memiliki 2 pasang sayap,
serci terdiri 2 segmen, sedangkan tarsi terdiri atas 3 segmen, memiliki berkas
insang tracheal yang terletak di porterior setiap pasang kaki. Contoh Allocapnia
pygmae, Taeniopteryx pacifica (Kastawi et al., 2001).
Ordo 5. Dermaptera
Bersifat hemimetabola, mulut tipe pengunyah, tidak bersayap atau dengan
1 pasang atau 2 pasang sayap, pada bebrapa spesies sayap berupa sisa saja atau
tidak bersayap, tarsi terdiri atas 3 ruas, cerci membentuk bentukan seperti gunting
yang kuatpada ujung posterior abdomen, contohnya Anisolabis maritime (Kastawi
et al., 2001).
Ordo 6. Zoraptera
Antena terdiri dari 9 segmen, tarsi 2 segmen, cerci pendek, serangga
berkoloni. Contoh Zorotypus hubbardi.
Super ordo 2. Hemipteroidea
Ordo 1. Psocoptera
Bersifat hemimetabola, mulut tipe pengunyah, memiliki 2 pasang sayap,
tidak bersayap atau meiliki 2 pasang sayap yang serupa membran, contoh
Licoscelis divinatorius.
74
Ordo 2. Tysanoptera
Bersifat hemimetabola, mulut tipe penusuk, tidak bersayap atau memiliki
sayap yang sempit atau sama panjang, antena 6-10 segmen, bagaian ujung tarsi
membentuk seperti kantung. Contoh Heliothrips haemorrhoidalis
Ordo 3. Homoptera
Tubuh kecil, bersifat hemimetabola, mulut tipe penusuk dan penghisap,
memiliki 2 pasang sayap, contohnya Rhopalosiphum pronifoliae
Ordo 4. Hemiptera
Bersifat hemimetabola, mulut tipe penusuk dan penghisap, memiliki 2
pasang sayap, sayap depan lebih tebal pada bagian dasar (hemelytra). Contohnya
Artocorixa alternata, Ranatra linearis, Lethocerus, Gerris remigis.
Ordo 5. Mallophagida
Bersifat hemimetabola, mulut tipe pengunyah, mata degredasi, anatena
pendek hanya terdiri dari 3-5 segmen, kaki pendek, tarsi 1-2 segmen memiliki 2
pasang sayap, bersifat ektoparasit pada burung dan jarangnmenyerang hewan
mamalia, contohnya Menopon pallidum, Gyropus ovali.
ordo 6. Anoplurida
Bersifat hemimetabola, mulut tipe pengunyah atau penusuktidak bersayap,
mata tidak berkembang dengan baik, ektoparasit pada Mamalia, tarsi terdiri dari 1
42
segmen yang dilengkapi dengan cakar. Contohnya Pediculus humanus corparis,
75
karnifor dan pada beberapa spesies memiliki mulut tipe penghisap, terdapat insang
tracheal pada larva yang bersifat aquatic. Contoh: Chrysopa californica.
Ordo Coleoptera
Bersifat holometabola, mulut tipe pengunyah, tidak bersayap atau
memiliki 2 pasang sayap. Sayap depan lebih tebal dank eras (elytra) dan sayap
belakang berupa membran serta dilipat dibawah sayap depan, protorax besar dan
dapat digerakkan. Contoh: Adalia bipuncata.
76
77
78
79
E Kelas Symphila
Kelas ini merupakan kelas Arthropoda berukuran kecil dengan panjang
tubuh kurang dari 1 cm. tubuh dibedakan atas kepala dan badan. Pada bagian
kepala terdapat antenna, maksila, dan labium. Badan tersusun atas 12 segmen dan
setiap segmen tubuh memiliki sepasang kaki.
80
82
83
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1
Ciri-ciri umum Filum Arthropoda, yaitu tubuh simetri bilateral, terdiri atas
segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga
lapis germinal sehingga merupakan hewan triploblastic, memiliki kerangka
luar dan dibedakan atas kepala, dada, sertaperut yang terpisah atau bergabung
menjadi satu, setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak
ada, sarafnya merupakan system saraf tangga tali, perkembangan individu
kutikula.
Filum Arthropoda dibagi menjadi empat sub-filum yaitu Trilobita (sudah
Saran
Makalah ini masih sangat sederhana dan perlu dikaji dan diperluas lagi,
sehingga diharapkan pembaca dapat lebih memperluas dan memperdalam
wawasan mengenai filum Arthropoda.
DAFTAR RUJUKAN
84
85
86