Anda di halaman 1dari 40

PHYLUM ARTHROPODA

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Zoologi Invertebrata
Dosen Pengampu:
Dra. Ammi Syulasmi, M.S.
Rini Solihat, M.Pd.

Oleh:
Kelas Biologi A 2015
Kelompok 7
Devi Karsiti Nur Solihat (1500562)
Fathimah Dini Hanifah (1507549)
Fira Luthfita Nirmala (1500085)
Jembar Galih Ramiati (1500255)
Naufal Ahmad Muzakki (1505601)
Vasca A. P. Sihombing (1504426)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
A. Judul Praktikum
Laporan praktikum berjudul Phylum Arthropoda
B. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 26 April 2016
Pukul : 07.00 s.d. 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Hewan, FPMIPA A UPI
C. Tujuan Praktikum
1. Mengenal keanekaragaman hewan Arthropoda.
2. Observasi morfologi dan struktur tubuh hewan Arthropoda.
3. Mengelompokkan hewan-hewan ke dalam classis yang berbeda berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.
D. Landasan Teori
Arthropoda berasal dari Bahasa Yunani yaitu arthros, sendi dan podos, kaki.
Oleh karena itu ciri utama hewan yang termasuk dalam phylum ini adalah kaki yang
tersusun atas ruas-ruas. Jumlah species ini anggota phylum ini adalah terbanyak
dibandingkan dengan phylum lainnya yaitu lebih dari 800.000 species. Contoh anggota
phylum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang,
dan kaki seribu, serta species-species lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil.
(Kastawi, 2003, hlm. 212).
Habitat hewan anggota phylum Arthropoda di air dan darat. Di air dapat
mencapai kedalaman lebih dari 6000 meter, sedangkan di darat dapat mencapi
ketinggian lebih dari 7000 meter. Sifat hidup Arthropoda bervariasi, ada yang hidup
bebas, tetapi ada juga yang bersifat parasite pada organisme lain. (Kastawi, 2003, hlm.
212).
Ciri umum yang dimiliki anggota phylum Arthropoda adalah:
1. tubuh simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling berhubungan di
bagian luar, dan memiliki tiga lapisan germinal (germ layers) sehingga merupakan
hewan triploblastik;
2. tubuh memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang
terpisah atau bergabung menjadi satu;
3. setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada;
4. respirasi dengan menggunakan paru-paru buku, trachea, atau dengan insang. Pada
species terestrial menggunakan trachea atau pada arachnida menggunakan paru-
paru buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru buku dan trachea;
5. ekskresi dengan menggunakan tubulus Malpighi atau kelenjar koksal;
6. saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus;
7. sistem peredaran darah berupa sistem peredaran darah “terbuka”, beredar melalui
jantung → organ dan jaringan → hemocoel (sinus) → ke jantung lagi;
8. sarafnya merupakan sistem saraf tangga tali:
9. berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar.
Perkembangan individu baru terjadi secara langsung atau melalui stadium larva.
Phylum Arthropoda terbagi menjadi lima classis, yaitu: crustacea, chilopoda,
diplopoda, insecta, dan arachnida.
1. Crustacea
Sebagain besar crustacea bertahan di lingkungan laut dan perairan tawar.
Crustacea biasanya memiliki tonjolan yang sangat terspesialisasi. Lobster dan udang
karang, misalnya, memiliki seperangkat tonjolan berjumlah 19 pasang. Tonjolan
yang paling anterior adalah antena; crustacea adalah satu-satunya arthropoda
dengan dua pasang antena. Tiga pasang tonjolan atau lebih termodifikasi sebagai
bagian mulut, termasuk mandibular yang keras. Kaki jalan terdapat pada toraks, dan
tidak seperti serangga, crustacea juga memiliki tonjolan pada abdomennya.
Tonjolan yang hilang dapat diregenerasi saat pergantian eksoskeleton berikutnya.
(Campbell, 2010, hlm. 265).
Crustacea kecil melakukan pertukaran gas melalui bagian kutikula yang tipis;
species yang lebih besar memiliki insang. Zat sisa bernitrogen juga berdifusi melalui
area kutikula yang tipis, namun sepasang kelenjar meregulasi keseimbangan garam
dari hermolimfe. (Campbell, 2010, hlm. 265).
Jenis kelamin terpisah pada sebagian besar crustacea. Pada kasus lobster dan
udang karang, jantan menggunakan sepasang tonjolan abdominal terspesialisasi
untuk mentransfer sperma ke pori-pori reproduktif betina selama kopulasi.
Kebanyakan crustacean akuatik mengalami satu atau lebih tahap larva yang
berenang. (Campbell, 2010, hlm. 265).
2. Arachnida
Anggota classis ini antara lain laba-laba, kalajengking, tungau. Hewan-hewan
tersebut tidak memiliki antenna juga rahang sesungguhnya. Tubuh memiliki sebuah
cefalotorak dan abdomen, serta pasangan pertama apendik adalah kelisera. Terdapat
sebelah ordo. (Kastawi, 2003, hlm. 223).
Tubuh laba-laba terdiri atas cefalotorak yang tidak terbagi dan abdomen yang
biasanya lunak, dan tidak bersegmen. Pada cefalotorak terdapat 6 pasang apendik.
Antena tidak ada, sehingga fungsi sensori dikerjakan oleh kaki jalan. Pasangan
pertama apendik disebut kelisera dan pada beberapa species terdiri atas dua bagian
yaitu mandibular (terletak di bagian basal) dan kuku (di bagian ujung). Sekresi dari
kelenjar racun bermuara pada kelisera, dapat membunuh insecta dan menyebabkan
sakit pada hewan besar. Pasangan kedua apendik adalah pedipalpus, dengan bagian
dasar yang disebut maksila yang berfungsi sebagai pemotong makanan. Pada hewan
jantan pedipalpus memiliki fungsi tambahan yaitu sebagai organ kopulasi. (Kastawi,
2003, hlm. 223).
Terdapat 4 pasang kaki yang terletak di belakang pedipalpus. Setiap kaki terdiri
atas 7 bagian yaitu (1) koksa, (2) trochanter, (3) femur, (4) patella, (5) tibia, (6)
metatarsus, (7) tarsus dan berakhir dengan 2 cakar dan juga terdapat (pad) rambut
yang membantu laba-laba bergantung pada dinding. Dasar kaki tertentu kadang-
kadang berfungsi sebagai rahang. (Kastawi, 2003, hlm 223-224).
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung penghisap yang
digerakkan oleh otot yang meluas dari permukaan dorsal, lambung utama terdapat
di cefalotoraks dengan lima pasang seka atau kantung yaitu satu terletak di dorsal
dan lainnya menuju ke masing-masing kaki, usu yang terletak di abdomen yang
berhubungan dengan saluran dari kelenjar pencernaan (hati) dan berlanjut ke rektum
dimana terdapat kantung sterkoral dan berakhir anus. (Kastawi, 2003, hlm. 224).
3. Diplopoda
Milipedes disebut juga Diplopoda. Tubuh millipedes berbentuk subslindrik,
terdiri atas 25 sampai 100 segmen, dan jumlah tersebut tergantung speciesnya.
Hampir setiap segmen tubuh membawa dua pasang apendik yang kemungkinan
berasal dari fusi dua segmen, dua pasang spirakel, ostia, dan ganglia saraf. Pada
hewan jantan salah satu atau kedua pasang kaki pada segmen ketujuh mengalami
modifikasi menjadi organ kopulasi. Di daerah mulut terdapat sepasang mandibular
dan sepasang maksila. Pada kepala terdapat sepasang antena pendek dan sepasang
mata masing-masing terdiri atas sekolompok mata sederhana. Pada antenna terdapat
rambut-rambut olfaktori dan setiap segmen tubuh memiliki kelenjar bau atau
repugnatorial gland yang mensekresikan cairan berisi asam hidrosianik. Akibat
sekseri cairan yang dihasilkan oleh repugnatorial gland tersebut dari species yang
hidup di daerah tropical dapat menyebabkan kebutaan pada anak-anak. Trachea
tidak bercabang dan bermuara pada lubang yang terletak di sebelah depan bagian
kaki. Jantung merupakan pembuluh dorsal dengan ostia yang terletak di sisi lateral.
Hewan memiliki dua atau empat organ ekskresi yang berbentuk tabung seperti
benang (Tubulus Mapight) yang akan bermuara pada usus. (Kastawi, 2003, hlm.
236).
4. Chilopoda
Tubuh pipih dorso-ventral dan terdiri atas 15 sampai 173 segmen, yang setiap
segmen tubuh membawa sepasang kaki kecuali dua segmen teakhir dan satu segmen
tepat di belakang kepala. Segmen tersebut membawa sepasang cakar racun yang
disebut maksilapoda untuk membunuh mangsanya. Di daerah kepala terdapat
sepasang antena panjang dengan sedikitnya tersusun atas 12 segmen, sepasang
mandibular dan dua pasang maksila. (Kastawi, 2003, hlm. 235).
Saluran pencernaan luru dengan tiga pasang kelenjar ludah bermuara ke mulut
dan dua tubulus Malpighi yang panjang untuk ekskresi. Trachea bercabang-cabang
seperti pada serangga dan bermuara pada stigmata yang terletak di setiap segmen
tubuh. Jantung terdapat dalam rongga perikardiukm dengan sepasang ostia dan
arteri lateral pada setiap segmen tubuh. (Kastawi, 2003, hlm. 235).
Berkelamin terpisah, setiap jenis kelamin memiliki gonad yang terletak di
sebelah dorsal dan sepasang kelenjar asesori yang dihubungkan ke lubang kelamin
yang terletak di ventral tubuh pada ujung posterior tubuh. Telur biasanya di letakkan
di tanah, dan pada Lithobius telurnya satu dan ditutup dengan tanah. (Kastawi, 2003,
hlm. 235-236).
5. Insecta
Berdasarkan jumlah species, jumlah individu, dan rentangan habitatnya, insecta
memiliki keberhasilan yang sangat besar. Hasil penelitian Terry Erwin (1983)
tentang penggunaan insektida yang bersifat biodegradasi di dalam hutan Amazon,
memperlihatkan bahwa ditemukan banyak species insecta baru yang keluar dari
kanopi hutan Amazon dan diperkirakan jumlah total species insecta mencapai 50
juta. Keadaan ini kira-kira 35 kali jumlah species yang telah dideskripsikan dari
semua organisme yang hidup. Sampai saat ini lebih dari 750.000 species insecta
telah diberi nama, namun jumlah species insecta yang belum bernama jauh lebih
banyak. Setiap tahun para ahli mendeskripsikan ratusan species insecta baru.
(Kastawi, 2003, hlm. 248)
Classis insecta merupakan kelompok yang melimpah pada lingkungan terestrial
dan air tawar. Walaupun beberapa diantaranya merupakan insecta berbahaya,
namun ada juga yang berguna dalam mengontrol hama dan penyerbukan tenaman.
Beberapa gamabaran khusus yang berperanan dalam keberhasilan insecta terestrial
adalah sebagai berikut.
1. Pelindung eksosekeleton yang memungkinkan untuk gerak dan terbang.
2. Sistem respirasi tracheal yang menghambat hilangnya air.
3. Tubulus malphigi, berfungsi mengeluarkan sisa nitrogen berupa asam urat yang
bercampur dengan fases yang mengandung sedikit air.
4. Adaptasi perilaku, biokimia, dan anatomi.
5. Mekanisme reproduksi, termasuk tingginya potensial biotik.
E. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang Digunakan
No. Nama Alat Keterangan

1. Bak bedah Satu buah

2. Lup Satu buah

3. Pinset Satu buah

Tabel 2. Bahan yang Digunakan


No. Nama Bahan Keterangan

1. Udang Jantan Satu buah

2. Udang Betina Satu buah

3. Belalang Secukupnya

4. Awetan Basah 30 buah

5. Awetan Kering 30 buah

6. Preparat Satu buah

F. Langkah Kerja
1. Langkah Kerja untuk Mengamati Udang Jantan dan Betina
Siapkan bak bedah, udang dicuci letakkan udang
pinset, dan udang dengan air di atas bak
yang akan diamati bedah

Hasil amati bagian udang


pengamatan yang membedakan
dicatat jantan dan betina
2. Langkah Kerja untuk Mengamati Awetan Basah dan Awetan Kering
Awetan
basah dan Morfologi Karakteristik Hasil pengamatan
awetan yang dimiliki yang dimiliki dicatat dalam buku
kering yang setiap species setiap species laporan praktikum
akan diamati diamati diamati
disiapkan

G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Pengamatan Hewan-Hewan Arthropoda

No Nama Species Simetri Bagian Tubuh Jumlah Alat Respirasi Classis


Tubuh Kaki
Insang Trachea Paru-paru
Buku

1 Cicindela Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


hybrida abdomen pasang

2 Xylotrupes Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


gideon abdomen pasang

3 Xylocopa latipes Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang

4 Centuroides sp Bilateral Cephalothorax, 4 - - ✓ Arachnida


abdomen pasang

5 Xyloborus sp Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang

6 Gryllus sp Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang

7 Oryctes Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


rhinocerus abdomen pasang

8 Leucage venusta Bilateral Cephalothorax, 4 - - ✓ Arachnida


abdomen pasang

9 Leptinotarsa Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


desemblineata abdomen pasang

10 Nephila sp Bilateral Cephalothorax, 4 - - ✓ Arachnida


abdomen pasang
No Nama Species Simetri Bagian Tubuh Jumlah Alat Respirasi Classis
Tubuh Kaki
Insang Trachea Paru-paru
Buku

11 Xylocopa Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


virginica abdomen pasang

12 Scolopendra sp Bilateral Cephal, thorax, 1 - - ✓ Chilopoda


abdomen pasang

13 Mantis religiosa Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang

14 Apis mellifica Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang

15 Spirobolus sp Bilateral Cephal, thorax, 2 - - ✓ Diplopoda


abdomen pasang

16 Valanga sp Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang

17 Pagurus sp Bilateral Cephalothorax, 5 ✓ - - Crustacea


abdomen pasang

18 Panaeus Bilateral Cephalothorax, 5 ✓ - - Crustacea


monodon abdomen pasang

19 Periplaneta Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


americana abdomen pasang

20 Limulus Bilateral Cephalothorax, 4 ✓ - - Arachnida


polyphemus abdomen pasang

21 Crocothemis sp Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang

22 Uca pugnax Bilateral Cephalothorax, 5 ✓ - - Crustacea


abdomen pasang

23 Sexava sp Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang

24 Cicada sp Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang
No Nama Species Simetri Bagian Tubuh Jumlah Alat Respirasi Classis
Tubuh Kaki
Insang Trachea Paru-paru
Buku

25 Diplosyla Bilateral Cephalothorax, 4 - - ✓ Arachnida


concolor abdomen pasang

26 Heterometrus sp Bilateral Cephalothorax, 4 - - - Arachnida


abdomen pasang

27 Gryllotalpa Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


hexadactyla abdomen pasang

28 Dynates Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecra


neptunus abdomen pasang

29 Exopolis Bilateral Cephalothorax, 4 - - ✓ Arachnida


hypoleuca abdomen pasang

30 Carpenter ant Bilateral Cephal, thorax, 3 - ✓ - Insecta


abdomen pasang
Tabel 4. Klasifikasi Hewan-hewan Arthropoda

No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi

Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
1. Order : Coleoptera
Family : Cicindilidae
Genus : Cicindela
Gambar 1. a Cicindela hybrida Gambar 1. b Cicindela hybrida
Species :Cicindela
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Tanpa nama, 2003)
hybrida

Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Coleoptra
2.
Family : Dinastidae
Genus : Xylotrupes
Gambar 2. a Xylotrupes Gambar 2. b Xylotrupes
Species : Xylotrupes
gideon gideon
gideon
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Michael, 1999)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Hymenoptera
3.
Family : Xylocopidae
Genus : Xylocopa
Species : Xylocopa Gambar 3. a Xylocopa latipes Gambar 3. b Xylocopa latipes
latipes (Dok. Kelompok A 7, 2016) (Esty, 20016)

Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Arachnida
4. Order : Scorpionida
Family : Buthidae
Genus : Centuroides Gambar 4. a Centuroides sp Gambar 4. b Centuroides sp
Species : Centuroides sp (Dok. Kelompok A 7, 2016) (Kleber, 2007)
No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi

Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
5. Order : Coeleotera
Family : Polyphage
Genus : Xyloborus
Gambar 5. a Xyloborus sp . Gambar 5. b Xyloborus sp.
Species : Xyloborus sp
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Murey, 2013)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
6. Order : Orthoptera
Family : Gryllidae
Genus : Gryllus
Gambar 6. a Gryllus sp Gambar 6. b Gryllus sp
Species : Gryllus sp
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Peter, 2007)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Coleoptera
7.
Family : Dynastidae
Genus : Oryctes
Gambar 7. a Oryctes Gambar 7. b Oryctes
Species : Oryctes
rhinocerus rhinocerus
rhinocerus
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Gibson, 2014)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Arachnida
8
Order : Aranae
.
Family : Tetragnathidae
Genus : Leucage
Gambar 8. a Leucag venusta Gambar 8. b Leucag venusta
Species : Leucag venusta
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Baker, tanpa tahun)
No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi

Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Coleoptera
9.
Family : Leptinotarsidae
Genus : Leptinotarsa
Gambar 9. a Leptinotarsa Gambar 9 .b Leptinotarsa
Species : Leptinotarsa
desemlineata desemlineata
desemlineata
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Loggen, 1997)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Arachnida
10. Order : Aranae
Family : Nephilidae
Genus : Nephila
Gambar 10. a Nephila sp Gambar 10. b Nephila sp
Species : Nephila sp
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Loggen, 1997)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Hymenoptera
11.
Family : Apidae
Genus : Xylocopa
Gambar 11. a Xylocopa Gambar 11. b Xylocopa
Species : Xylocopa
virginica virginica
virginica
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (John, 2007)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Chilopoda
Order : Scolopendro-
12.
morpha
Family : Scolopendridae
Genus : Scolopendra Gambar 12. a Scolopendra sp Gambar 12. b Scolopendra sp
Species : Scolopendra sp (Dok. Kelompok, 2015) (Sriwut, tanpa tahun)
No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi

Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
13. Order : Orthoptera
Family : Mantidae
Genus : Mantis
Gambar 13. a Mantis religiosa Gambar 13. b Mantis religiosa
Species : Mantis religiosa
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Gustavo, 2016)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Hymenoptera
14.
Family : Apidae
Genus : Apis
Gambar 14. a Apis mellifica Gambar 14. b Apis mellifica
Species : Apis mellifica
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Andy, tanpa tahun)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Diplopoda
15. Order : Juliformis
Family : Spirobolidae
Genus : Spirobolus
Gambar 15. a Spirobolus sp Gambar 15. b Spirobolus sp
Species : Spirobolus sp
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Nasco, 2016)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
16. Order : Orthoptera
Family : Arcidiodea
Genus : Valanga
Gambar 16. a Valanga sp Gambar 16. b Valanga sp
Species : Valanga sp
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Nani, tanpa tahun)
No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Crustacea
17. Order : Decapoda
Family : Paguridae
Genus : Pagurus
Gambar 17. a Pagurus sp Gambar 17. b Pagurus sp
Species : Pagurus sp
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Hartanto, 2014)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Crustacea
Order : Decapoda
18.
Family : Panaeuidae
Genus : Panaeus
Gambar 18. a Panaeus Gambar 18. b Panaeus
Species : Panaeus
monodon monodon
monodon
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Felder, 2007)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Orthoptera
19.
Family : Blatidae
Genus : Periplaneta
Gambar 19. a Periplaneta Gambar 19. b Periplaneta
Species : Periplaneta
americana americana
americana
(Dok. Kelompok A 7, 2016) ( Tanpa nama, tanpa tahun)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Arachnida
Order : Xiphosura
20.
Family : Limulidae
Genus : Limulus
Gambar 20. a Limulus Gambar 20. b Limulus
Species : Limulus
polyphemus polyphemus
polyphemus
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Steve, 2003)
No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
21. Order : Odonata
Family : Libelluridae
Genus : Crocothemis
Gambar 21. a Crocothemis sp Gambar 21. b Crocothemis sp
Species : Crocothemis sp
(Dok. Kelompok, 2015) (Sergio, 2008)

Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Crustacea
22. Order : Decapoda
Family : Ucidae
Genus : Uca
Gambar 22. a Uca pugnax Gambar 22. b Uca pugnax
Species : Uca pugnax
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Fiddler, tanpa tahun)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
23 Order : Orthoptera
Family : Tettigoniidae
Genus : Sexava
Gambar 23. a Sexava sp Gambar 23. a Sexava sp
Species : Sexava sp
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Eli, 2005)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Arachnida
Order : Aranae
24
Family : Linipiidae
Genus : Diplostyla
Gambar 24. a Diplostyla Gambar 24. b Diplostyla
Species : Diplostyla concolor
concolor
concolo (Widder, 1834)
(Dok. Kelompok A 7, 2016)
No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Arachnida
25 Order : Scorpiones
Family : Scorpionidae
Genus : Heterometrus
Gambar 25. a Heterometrus sp Gambar 25. b Heterometrus sp
Species : Heterometrus sp
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Randy, tanpa tahun)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Orthoptera
26
Family : Gryllofadpidae
Genus : Gryllotalpa
Gambar 26. a Gryllotalpa Gambar 27. b Gryllotalpa
Species : Gryllotalpa
hexadactyla hexadactyla
hexadactyla
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Patrick, tanpa tahun)

Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Coleoptera
27
Family : Scarabidae
Genus : Dynastes
Gambar 27. a Dynastes Gambar 27. b Dynastes
Species : Dynastes
neptunus neptunus
neptunus
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Johm, 2013)
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Arachnida
Order : Aranae
28
Family : Nephilidae
Genus : Nephila
Gambar 28. a Nephila Gambar 28. b Nephila
Species : Nephila
maculata maculata
maculata
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Richard, tanpa tahun)
No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi
Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
Order : Coleoptera
29
Family : Chrysomelidae
Genus : Exopolis
Gambar 29. a Exopholis Gambar 29. b Exopholis
Species : Exopholis
hypoleuca hypoleuca
hypoleuca
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Tanpa nama, tanpa tahun)

Kingdom: Animalia
Phyllum : Arthopoda
Classis : Insecta
30 Order : Hymenoptera
Family : Formicidae
Genus : Camponotus
Gambar 30. a Carpenter ant Gambar 30. a Carpenter ant
Species : Carpenter ant
(Dok. Kelompok A 7, 2016) (Lincoln, 2016)
Tabel 5. Pengamatan Preparat
No. Gambar Keterangan

Bagian Trachea Udang dengan


1.
perbesaran 40x

Gambar 1. a Trachea Udang


(Dok. Kelompok A 7, 2016)
H. Pembahasan
a. Classis Arachnida
1. Limulus Polyphemus
Hewan ini disebut juga kepiting tapal kuda. Mereka merupakan hewan primitif.
Hewan ini hidup sebagian besar di lumpur atau dasar laut. Mereka dapat berjalan
dengan kaki mereka dan bahkan dapat berenang. Hewan ini mempunyai dua mata
majemuk dan dua mata sederhana. Di bagian bawah berbentuk tapal kuda dari
karapaks adalah cephalothorax yang terdapat kaki makan dan kaki berjalan. Ada
lima pasang kaki berjalan yang disebut pedipalpus (kaki makan), empat pasang
pertama kaki berjalan telah bermodifikasi menjadi capit. Perut terdiri dari 9
segmen yang bergabung dan dilindungi oleh pelat punggung perut yang
bersambung dengan pelat cephalothoracic. Kaki terdiri dari coxa, trokanter,
femur, tibia dan dua segmen tarsal. Memiliki simetri tubuh bilateral dan bernafas
dengan insang.
2. Nephila sp.
Hewan ini memiliki simetri tubuh bilateral dan memiliki tubuh yang terdiri atas
cephalothorax dan abdomen. Memiliki 4 pasang kaki yang terletak pada bagian
cephalothorax. Memiliki spinneret sebagai alat pemintal sutra pada daerah
posterior dari abdomen. Tidak memiliki sayap dan antena. Pada umumnya hidup
di darat dan memiliki paru-paru buku sebagai alat respirasi.
3. Scorpion sp.
Hewan ini memiliki umbai bentuk cakar yang berfungsi untuk menangkap
mangsa dan cakar berbentuk seperti penjepit. Memiliki tubuh yang terdiri atas
cephalothorax dan abdomen. Mempunyai 4 pasang kaki tidak mempunyai
antenna. Memiliki 4 pasang paru-paru buku sebagai alat respirasi. Memiliki alat
sengat (telson) berbentuk ekor yang mengandung kelenjar toksin. Bersifat vivipar
dan merupakan hewan karnivora.
4. Leucage venusta
Nama leucage berasal dari bahasa yunani yang berarti “bersinar dengan terang”
dan nama ini diberikan oleh Charles Darwin sendiri (Cameron, 2005. Tanpa
halaman). Sementara venusta berasal dari bahasa latin yang berarti indah, elegan,
dan cantik.Memiliki delapan buah mata. Mata bagian tengah berkumpul bersama,
nyaris berbentuk trapezoid. Sepasang kaki pertamanya merupakan kaki
terpanjang, dan pasangan ketiga merupakan kaki terpendek. Baik jantan maupun
betina, keduanya memiliki tubuh berwarna hijau kekuningan dengan corak garis
berwarna hijau tua atau hitam. Laba-laba satu ini memangsa hewan apapun baik
yang terbang maupun yang melompat, apapun yang terperangkap di jaringnya.
5. Limulus polyphemus
Kepiting sepatu kuda merupakan ‘fosil hidup’ yang sudah tercipta sejak masa
triassic, sekitar 230 juta tahun yang lalu. Meskipun disebut kepiting, pada
dasarnya limulus masuk kedalam classis arachnidae seperti laba-laba. Tubuh
limulus dibagi menjadi tiga bagian; kepala (prosoma), abdominal (ophisthosoma)
dan ekor (telson). Pada dasarnya, limulus merupakan hewan yang aktif pada
malam hari, dengan waktu pergerakan yaitu pada saat bulan purnama. Mereka
mencari makanan dengan cara menggali hewan-hewan semacam ulat, alga,
ataupun mollusca yang hidup di dalam tanah.Pada saat musim panas dan musim
semi, limulus dewasa bermigrasi secara besar-besaran menuju pantai berpasir
dan berkembang biak.
b. Classis Chilopoda
1. Scolopendra sp.
Hewan ini memiliki tubuh yang terdiri atas cephalothorax dan abdomen,
memiliki sepasang kaki pada setiap segmen. Memiliki kaki belakang yang
berduri digunakan untuk menangkap predator, sedangkan kaki pada segmen
pertama termodifikasi sebagai taring beracun yang disebut dengan maxillipeds
yang digunakan untuk memangsa makanan. Scolopendra sp. yang dikenal pula
dengan lipan, memiliki bentuk tubuh pipih secara dorsoventral, dan tubuhnya
bersegmen jelas. Memiliki paru-paru buku sebagai alat respirasinya.
c. Classis Crustasea
1. Pagurus sp.
Pagurus sp. Memiliki tubuh yang terdiri atas cephalotorax dan abdomen, hewan
ini menggunakan cangkang sebagai pelindung abdomen mereka. Memiliki 5
pasang kaki, termasuk sepasang penjepit. Salah satu penjepit memiliki ukuran
yang lebih kecil dibandingkan dengan penjepit lainnya. Penjepit yang paling
besar digunakan untuk pertahanan diri, sedangkan penjepit paling kecil
digunakan untuk makan. Memiliki insang sebagai alat respirasinya.
2. Uca pugnax
Uca pugnax tinggal di rawa payau sepanjang pantai Mid-Atlantic.Kepiting ini
membangun liang yang digunakan untuk kawin, istirahat, dan "hibernasi" selama
musim dingin. Liang ini juga berfungsi sebagai perlindungan dari predator,
panas, dan pada saat pasang. Liang lebar sekitar 1,3 cm dan antara 30,5 cm dan
92 cm. Umumnya terletak di substrat berpasir dan berlumpur, liang mungkin
berakhir di sebuah ruangan kecil atau dihubungkan dengan liang lainnya. Selama
pasang, U. pugnax pasang liang mereka dengan lumpur. Kepiting ini dapat
ditemukan dengan panjang hingga 16 mm dan 26 mm lebar. Memiliki lima
pasang kaki, rata-rata karapas laki-laki panjang 15 mm dan 23 mm lebar,
sedangkan rata-rata karapas betina panjang 13 mm dan 18 mm lebar. Salah satu
dari chelea laki-laki dapat tumbuh hingga setengah dari berat kepiting tubuh,
sedangkan cakar betina isomorfik. chelea yang berwarna kuning kecoklatan di
dasar dengan ujung jari putih pada kedua jenis kelamin. Uca pugnax memiliki
eyestalks ramping dan gelap kaki berjalan banded. Dorsal karapas U. pugnax
diratakan bukan cembung seperti pada species lain yang serupa kepiting.
(Grimes, et al., September 1989). Setelah menetas U. larva pugnax kemajuan
melalui lima tahap zoea (berlangsung di mana saja dari satu minggu untuk satu
bulan) dan satu tahap megalops (berlangsung 4 hari untuk satu bulan). Megalops
lanjut bermetamorfosis menjadi tahap kepiting remaja pertama (berlangsung
beberapa hari). Pada tahap ini dalam pugnax kehidupan U. yang menempel pada
substrat keras. Kedua dan ketiga kepiting tahap remaja tahapan terakhir untuk
total gabungan sekitar 10hari.
3. Panaeus monodon
Giant tiger atau Penaeus monodon di Indonesia disebut udang windu. Udang
windu saat ini tidak berkembang lagi karena terserang berbagai macam penyakit
udang diantaranya yang ganas adalah white spot atau virus bintik putih. Petambak
udang di Indonesia saat ini banyak memelihara udang putih atau Pennaeus
vannamei. Nama lain meliputi (udang harimau raksasa, semacam udang harimau
hitam, semacam udang pemimpin, sugpo dan semacam udang rumput) adalah
suatu binatang laut, binatang berkulit keras yang secara luas dibesarkan untuk
makanan. distribusi yang alami di Pasifik barat Indonesia, berkisar antara pantai
Afrika, dari Semenanjung Arab sampai Asia Tenggara, dan Laut Jepang. Mereka
dapat juga ditemukan di Australia, dari Austria timur, dan sejumlah kecil
mempunyai koloni di Laut Tengah melalui Terusan Suez. penyeberangan
populasi lebih lanjut di Hawaii dan Lautan Atlantik termasuk Amerika Serikat (
Florida, Georgia dan South Carolina). Udang harimau raksasa memiliki tubuh
khas termasuk kepala, ekor, lima pasang kaki renang (pleopods) dan lima pasang
berjalan kaki (pereopods), serta berbagai pelengkap kepala. Sebuah karapas (hard
exoskeleton) membungkus cephalothorax. Kepala mereka memiliki mimbar
(perpanjangan dari carapace di depan mata) dan enam sampai delapan gigi dorsal,
serta 2-4 gigi ventral berbentuk sigmoidally. Sebuah punggungan posterior
disebut carina adrostral memanjang dari mimbar ke tepi tulang belakang
epigastrium, yang mencapai ke ujung posterior dari carapace. tiga pasang
pertama mereka pereopods memiliki cakar dan mereka dibedakan dari species
udang lain dengan kurangnya exopod (cabang eksternal) pada pleopodia kelima
mereka. The telson pada akhir posterior udang adalah tidak bersenjata, tanpa duri.
Udang harimau raksasa diidentifikasi oleh garis-garis hitam dan putih yang
berbeda di punggung dan ekor mereka; pada perut mereka, garis-garis ini
alternatif hitam / kuning atau biru / kuning. warna tubuh dasar bervariasi dari
hijau, coklat, merah, abu-abu, atau biru. udang ini sangat besar, mencapai 330
mm atau lebih besar panjang (individu terbesar yang ditemukan di 336 mm
panjang total) dan dimorfik seksual, dengan perempuan lebih besar dari laki-laki.
Pada kematangan seksual, panjang karapas betina berkisar 47-164 mm dan
jumlah panjang mereka 164-190 mm, sedangkan panjang karapas laki-laki jatuh
antara 37 dan 71 mm, dengan jumlah panjang hingga 134 mm. Rata-rata, wanita
berat 200-320 g dan laki-laki berat 100-170 g. Udang betina memiliki wadah
sperma (thyelycum) terletak di bagian perut pada segmen toraks terakhir. Setelah
kawin, sperma tetap berada di wadah ini sampai telur dilepaskan. Betina
memiliki sepasang ovarium menyatu internal yang memperpanjang hampir
seluruh panjang tubuh mereka, dari wilayah jantung dari perut ke bagian anterior
dari telson. Laki-laki memiliki organ sanggama (petasma, dibentuk oleh
endopods longitudinal dilipat dari pasangan pertama pleopods. Hadirnya
masculina lampiran (flap oval pada pleopod kedua) dapat membedakan laki-laki
dari perempuan. Testis yang tidak berpigmen / tembus dan ditemukan punggung
ke hepatopancreas bawah carapace, vas deferens juga internal dan muncul dari
margin posterior dari sumbu utama dari testis Sperma dilepaskan melalui pori-
pori genital pada pereopod kelima.
d. Classis Diplopoda
1. Spirobolus sp.
Spirobolus sp. atau kaki seribu merupakan hewan yang memiliki tubuh terdiri
atas Cephal, thorax, dan abdomen. Memiliki bentuk tubuh bulat memanjang
dengan kaki-kaki kecil. Memiliki kepala dengan sepasang antena dan tiga pasang
tonjolan yang termodifikasi sebagai mulut, termasuk mandibula yang mirip
rahang. Setiap segmen tubuh terbentuk dari dua segmen yang menyatu dan
memiliki dua pasang kaki (Campbell dkk, 2012, hlm. 260). Kaki seribu memiliki
paru-paru buku sebagai alat respirasinya, hewan ini memakan bahan organik
seperti, daun, kayu, dan akar. Hewan ini dapat ditemukan di tempat yang lembab
mereka tidak menggigit manusia. Secara umum memiliki warna coklat gelap atau
kehitaman.
e. Classis Insecta
1. Mantis religiosa
Hewan ini memiliki tubuh yang terdiri dari Cephal, thorax, dan abdomen,
dengan 3 pasang kaki pada tubuhnya. Memiliki tubuh yang polos tanpa corak dan
memiliki warna hijau terang atau coklat, hewan ini memiliki sayap dan akan
membuka sayapnya dan menunjukan tangannya apabila merasa terganggu, juga
memiliki antenna yang lebih panjang, selain itu ukuran tubuh hewan betina lebih
besar daripada hewan jantan. Hewan betina akan memakan hewan jantan setelah
kawin atau selama kopulasi berlangsung. Telur diletakkan dalam jumlah yang
banyak. Bernafas dengan trachea. Dan memiliki peran penting dalam
memberantas hama.
2. Oryctes rhinoceros
Oryctes rhinoceros L. atau kumbang hewan ini memiliki tubuh yang terdiri atas
Cephal, thorax, dan abdomen. Dengan tiga pasang kaki pada tubuhnya. Juga
memiliki trachea sebagai alat pernapasannya. Mempunyai warna gelap atau
hitam, ukuran tubuhnya sebesar biji dan cembung pada bagian punggung,
terdapat satu tanduk dan terdapat cekungan dangkal pada bagian kepala.
Kumbang merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang
melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago. Hewan ini merupakan hama yang
merusak tanaman kelapa, atau hama tanaman lainnya dan sebagai predator bagi
serangga lain.
3. Sexapa sp.
Sexava sp. atau dikenal juga sebagai belalang pedang, memiliki tubuh yang
terdiri atas caput, thorax, abdomen, tungkai depan, tungkai tengah, tungkai
belakang, sayap depan, dan sayap belakang, memiliki antena yang panjang pada
kedua jenis kelamin dan memiliki tiga pasang kaki pada tubuhnya. Belalang
pedang biasanya aktif pada malam hari (nokturnal). Siklus hidup belalang pedang
(Sexava sp.) dimulai dari telur, menjadi larva-larva kecil dan kemudian menjadi
imago dan setelah itu imago telur menetas dan menjadi belalang kecil kemudian
mengalami metamorfosis menjadi belalang dewasa. Tanaman inang belalang
pedang meliputi tanaman jagung, kelapa, dan tanaman rumputan lainnya mereka
memakan daun kelapa, dan daun tanaman lainnya, hingga daun kelapa menjadi
berlubang-lubang. Bernafas dengan trachea.
4. Valanga sp.
Valanga sp. Memiliki kaki yang terdiri dari tiga pasang yang berukuran lebih
besar dan panjang. Ketiganya berada pada bagian thorax. Pada bagian tubuhnya
juga terdapat suatu membran tympanum yang berfungsi untuk pendengaran.
Dibagian bawah ruas tubuh atau segmennya terdapat suatu lubang-lubang kecil
yang merupakan spirakel yang berfungsi untuk respirasi .Tubuhnya memiliki
eksoskeleton yang berfungsi untuk melindungi organ dalamnya, sehingga
tubuhnya sedikit keras dan kaku. Memiliki bagian tubuh yang terdiri atas kepala,
dada dan perut dan sudah bisa dibedakan dengan jelas. Pada bagian kepalanya
terdapat organ-organ tertentu antara lain sepasang antena, ocelli, mata majemuk,
genae, clypeus, mandibula, maxila, labrum, labium, maxila palpus, dan labium
palpus. Pada bagian dada (thorax) terdiri dari tiga segmen yaitu prothorax
(anterior), mesothorax (tengah) dan metathorax (posterior). Ditemukan juga dua
pasang sayap. Mempunyai mulut yang berada pada bagian ujung anterior lalu
bersambung dengan kerongkongan setelah itu ke crop (tembolok). Di bagian
crop terdapat gastric caeca yang berwarna kuning yang berfungsi untuk
menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Gastric-caeca yang berperan
menghasilkan enzim-enzim ini akan memberikan sekresinya kepada lambung.
Dari crop lalu bersambung ke gizard (lambung). Ditemukan semacam serabut-
serabut putih yang merupakan saluran malphigi yang berperan dalam
pembuangan sisa metabolisme atau ekskresi. Dari gizard lalu ke intestine (usus).
Setelah intestin lalu bersambung dengan rektum dan berakhir pada anus yang
terletak pada bagian posterior tubuhnya Belalang adalah salah satu hama yang
memiliki banyak tanaman inang.
5. Xylocopa latipes
Hewan ini memiliki tubuh yang terdiri dari cephal, thorax dan abdomen, serta
tiga pasang kaki pada tubuhnya. Pada kakinya terdapat rambut-rambut halus
yang tersusun rapi menyerupai sikat. Ukuran lebah ini sangat besar. Warna
tubuhnya hitam dengan sayap yang terdiri dari kombinasi warna yang mengkilap
apabila terkena cahaya. Hewan jantan dan betina hampir sama. Species ini
mencari makan pada bunga dan bersarang pada dahan-dahan pohon yang tinggi.
Species ini tersebar luas di Asia Tenggara terutama di wilayah Singapura.
6. Xylotrupes Gideon
Xylotrupes gideon termasuk ke dalam classis insecta, tubuhnya terbagi menjadi
tiga bagian, diantaranya adalah cephal, thorax, dan abdomen, mempunyai 3
pasang kaki pada tubuhnya, dan memili trachea sebagai alat respirasinya.
7. Periplaneta Americana
Hewan ini ditemukan di banyak habitat yang berbeda. Meskipun mereka
umumnya hidup di daerah lembab, mereka bisa bertahan hidup di daerah kering
jika mereka memiliki akses ke air. Mereka lebih memilih suhu hangat sekitar 84
derajat Fahrenheit dan tidak mentolerir dingin. Mereka mati pada suhu di bawah
15 derajat Fahrenheit. Kriteria ini sering bertemu di gedung-gedung komersial
besar seperti restoran, toko roti, toko kelontong, pabrik pengolahan makanan,
rumah sakit, dll, di mana kecoa mungkin menduduki makanan-storage dan
makanan-persiapan daerah, ruang bawah tanah, dan terowongan uap. Mereka
juga ditemukan, meskipun tidak umum, di tempat tinggal. Selama musim panas,
mereka dapat ditemukan di luar di halaman dan gang-gang. Di Amerika Serikat
ini adalah species yang paling umum ditemukan di sistem saluran pembuangan
kota. Mereka bisa masuk struktur dengan yang dibawa, datang dari sistem saluran
pembuangan melalui saluran air, atau migrasi massal sesekali dari struktur
lainnya, kesedihan, dll, selama cuaca hangat. (Cochran, 1980; Smith & Whitman,
1992).
Periplaneta americana yang sudah dewasa sekitar 1 3/8 sampai 2 1/8 inci (34-
53 mm) panjang. Warna mereka adalah cokelat kemerahan kecuali untuk cokelat
pucat submarginal band kekuningan di sekitar tepi perisai pronotal mereka
(pronotal perisai - versi yang diperluas dari pelat permukaan atas segmen depan
thorax). Kedua jenis kelamin sepenuhnya bersayap. Sayap laki-laki melampaui
ujung perut, sementara perempuan 'tidak. Salah satu dari sepasang pelengkap
dorsal pada akhir posterior perut yang ramping, dan jelas meruncing dari dasar
dengan panjang sekitar 5 kali lebar. Kemudian instar yang berwarna coklat
kemerahan dengan lateral dan posterior margin thorax dan daerah lateral (sisi)
dari segmen perut agak gelap. cerci yang hampir sama seperti pada instar awal.
Segmen terluas adalah 2,5 kali selebar panjang. Antena seragam coklat. pola
kecoa yang berjalan dapat digambarkan sebagai berikut:
"Gerakan siklik dari kaki berjalan terdiri dari dua bagian, kekuatan stroke (juga
fase sikap atau fase dukungan) dan stroke kembali (juga ayunan fase atau tahap
pemulihan). Selama stroke kekuasaan, kaki berada di tanah di mana ia dapat
mendukung dan mendorong tubuh. dalam hewan maju-kaki, ini sesuai dengan
gerakan pencabutan dari kaki. selama stroke kembali, kaki diangkat dari tanah
dan mengayunkan ke posisi awal untuk stroke kekuasaan berikutnya. "(Cruse
1990; Cochran 1980; Smith & Whitman 1992; Bio-Serv 1998)
8. Apis mellifera
Lebah madu eropa, atau lebih dikenal dengan western honey bee. Dinamakan
demikian karena menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak. Biasa
ditemukan di afrika dan menyebar ke eropa utara, india, dan china. Dan saat ini,
sudah menyebar ke seluruh dunia. Lebah madu eropa memiliki banyak variasi
warna pada tubuhnya, namun biasanya berwarna hitam atau cokelat dengan
garis2 kuning. Memiliki ukuran spanjang 3/8 sampai 3/4 inci, dengan ukuran
pekerja merupakan yang terkecil dan ratunya adalah yang terbesar. Ratu lebah
memiliki penyengat yang lurus dan tanpa duri, sementara itu lebah pekerja
memiliki kaki belakang khusus untuk mengumpulkan serbuk sari dengan bentuk
setiap kaki ratadan ditutupi bulu panjang berumbai yang membentuk keranjang
serbuk sari. Penyengat yang dimiliki oleh lebah pekerja memiliki duri.Sarang
dari versi liar lebah madu eropa ini ditemukan di rongga pohon, ataupun di
tempat buatan manusia.
9. Camponotus sp.
Species dari camponothus (semut kayu/ carpenter ants) ditemukan di hampir
seluruh kalifornia dan dunia. Pekerjanya berukuran sedang hingga sangat besar.
Bentuk kepalanya berbeda dengan genus lain. Biasanya lebih lebar, bagian depan
lebih ke atas, sangat cembung di bagian atas dan rata dibagian bawahnya.
Memiliki rahang kuat dan pendek berbentuk segitiga dengan gigi yanga kasar di
bagian perbatasan apikal luas mereka. Camponothus betina berukuran lebih besar
dibanding pekerjanya, tetapi dengan kepala yang lebih kecil. Memiliki bagian
thorax yang memanjang dan elips; pronotum singkat, dengan marjin posterior
yang mencapai kesisipan sayap. Sayap camponothus betina memiliki ukuran
yang cukup panjang. Species Camponotus sering membentuk koloni sangat padat
penduduknya dan menunjukkan keragaman kebiasaan bersarang. Banyak hidup
di tanah, baik di bawah batu atau di sarang kawah, yang lain di bawah kulit, di
kayu mati, ranting hampa, dan nyali, dan beberapa sarang membangun karton
atau mempekerjakan larva mereka.
10. Cicada sp
Merupakan salah satu dari dua famili tonggeret yang mencakup kurang lebih
2.500 species yang dibagi dalam tiga subfamili dan masih banyak lagi species
yang belum dijelaskan. Ditemukan disetiap benua didunia kecuali di antartika.
Berhubungan erat dengan daun, pohon. Cicada menghabiskan sebagian besar
hidup mereka dalam bentuk nimfa. Beberapa species memiliki nimfa yang hidup
sampai 2,5 meter dibawah tanah dengan memakan getah tanaman pada akar.
Cicada memiliki beragam penampilan dan perilaku. Kebanyakan cicada dewasa
berukuran 2 cm sampai 5 cm, namun pada species megapomponia dan tagua
memiliki panjang tubuh mencapai 4,7 cm sampai 7 cm dengan species terbesar
yaitu permaisuri bangsa jangkrik yang memiliki lebar sayap mencapai 20 cm.
11. Cicindela hybrida
Kumbang macan merupakan pemburu yang dapat melihat mangsa mereka
dengan mudah dengan mata mereka yang berukuran cukup besar. Mereka hanya
bisa berburu ketika temperatur permukaan tanah mencapai 28ºC. Hal ini
dikarenakan magsa mereka bergerak pada saat suhu tersebut, dan kumbang
macan dapat mengejar korban mereka dengan mudah karena kaki mereka yang
panjang. Kumbang ini berkembang biak pada pertengahan musim panas dan
larva mereka bisa melewati musim dingin pada saat pertengahan perkembangan
mereka. Kumbang dewasa akan muncul pada pertengahan musim panas dan
melewati musim dingin sebelum berkembang biak yang nantinya akan
mengalami daur hidup total selama dua tahun. Larva kumbang ini merupakan
predator, sama seperti fase dewasanya, dan species ini juga dapat terbang.
12. Exopholis hypoleuca
Serangga dewasa berbentuk kumbang, berukuran sekitar 3 cm, berwarna
cokelat terang dengan strip memanjang pada sayap, aktif pada malam hari dan
tertarik pada cahaya. Larva berbentukmelengkung seperti huruf U, berwarna
putih atau putih kebiruan, biasanya terdapat disekitar pekarangan tanaman inang
atau gumpalan tanah.
13. Dynastes neptunus
Kumbang badak jantan memiliki tanduk yang sangat panjang dan melengkung
ke atas diatas kepalanya juga tanduk lain yang sama panjang yang dibatasi
dengan rambut pendek dibagian bawah yang muncul dari pronotum. Tanduk ini
digunakan untuk mengalahkan musuh maupun mangsanya dengan cara
menggerakkan kepalanya keatas dan kebawah. Sementara itu, kumbang betina
tampak sedikit berbeda. Ia hanya memiliki sebuah tuberkulum kecil dan kasar
dikepalanya. Ukuran tanduk bervariasi, sesuai dengan ukuran tubuhnya.
Kumbang badak merupakan salah satu makhluk terkuat dibumi dengan tubuh
yang sangat proporsional. Ia bahkan bisa mengangkat beban kurang lebih 850
kali dari berat badannya.
14. Grillotalpa hexadactyla
Disebut sebagai mole cricket. Tidak ada hewan kriket yang memiliki kaki depan
seperti tikus mondok, kecuali mole cricket (dari sanalah namanya berasal).
Memiliki antena yang lebih pendek dari tubuhnya; foretibia dengan dua atau
empat proyeksi seperti pisau tajam; dua segmen foretarsus pertama berkembang
menjadi pisau, tubuhnya berbentuk silinder dan ditutupi oleh bahan yang padat
dan keras yang berasal dari pertumbuhannya, hindfemur tidak mencapai ujung
perut dengan panjang sekitar 19-50 mm. Dikenal sebagai salah satu serangga
paling perusak.Species ini termasuk kedalam hewan yang dapat mengeluarkan
suara seperti jangkrik dan tonggeret. Jantannya melakukan ‘panggilan’ dari liang
tertutup dan bukan dari bukaan yang mengarahkan suara keatas. Hewan ini biasa
berbunyi dalam kurun waktu antara bulan juli hingga september. Species
serangga ini banyak ditemukan di amerika selatan, namun bukan berasal dari
sana.
15. Crocothermis sp.
Merupakan jenis capung yang terdiri dari beberapa jenis warna namun
didominasi oleh warna merah sampai kuning yang terang dan ukuran yang juga
bervariasi, serta bagian tubuh yang relatif langsing. Memiliki mata yang besar
dan terletak diatas kepalanya.
Capung dewasa pada dasarnya memiliki daerah teritori yang sangat
diperebutkan semasa berkembang biak. Agresi pada daerah teritori ini akan
berkurang apabila terdapat ketidak seimbangan jumlah jenis kelamin pada
capung tersebut. Capung biasanya menyimpan telurnya dekat dengan air, dan
telurnya akan menetaskan larva yang hidup diair, yang dikenal dengan nimfa.
Baik dalam fase larva maupun dewasa, capung merupakan serangga predator
yang memangsa berbagai macam hewan lain sebagai mangsanya.
16. Leptinotarsa decemlineata
Kumbang kentang kolorado (atau lebih dikenal dengan nama kumbang
kolorado) merupakan hama dari tanaman kentang yang berasal dari barat daya
Amerika Utara. Kumbang dewasa memiliki panjang sekitar 10 mm, dengan
tubuh orange cerah dan lima garis cokelat. Species ini dapat dengan mudah
tertukar dengan sepupunya, yaitu Leptinotarsa juncta yang juga memakan
tanaman Solanaceous dan dapat ditemukan di tanaman inang yang sama, namun
bukan hama yang serius. Kumbang kolorado merupakan hewan yang sangat
‘subur’. Betinanya dapat bertelur hingga 800 buah, dan mereka dapat menjalani
beberapa generasi yang tumpang tindih. Mereka juga terbukti sangat efektif
dalam mengembangkan resistensi terhadap banyak pestisida.
17. Heterometrus sp.
Genus ini mempunyai nama umum Asian Forest Scorpion. Genus ini tersebar
di seluruh asia, termasuk di Indonesia. Sampai saat ini, species Heterometrus
yang ditemukan di tanah air baru berjumlah dua, yaitu Heterometrus cyneus dan
Heterometrus longimanus. Perbedaan dari kedua species tersebut berdasarkan
warnanya, H. cyneus memiliki warna hitam kehijauan, sementara H. longimanus
berwarna hitam kemerahan.
18. Grillus sp
Jangkrik merupakan hewan yang termasuk kedalam ordo Orthoptera. Memiliki
sifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah. Memiliki dua pasang sayap.
Sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit yang disebut tegumina.
Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas di bawah sayap depan.
Pada beberapa jenis species, sayap hanya berupa sisa-sisa atau ada juga yang
tidak bersayap. Anggota tubuh bersegmen berpasangan, simetri bilateral,
eksoskeleton berkitin. Sistem reproduksi kadang-kadang mengalami
parthogenesis maupun paedogenesis.
I. Hasil Diskusi
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap species yang
Anda temukan?tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawab:
a. Memiliki simetris tubuh bilateral.
b. Lapisan sel terdiri dari tiga lapisan (tripoblastik).
c. Tubuh dan embelan tubuhnya bersegmen.
d. Memiliki rangka luar (eksoskeleton).
e. Sistem peredaran darah terbuka.
f. Sistem pencernaan lengkap.
g. Sistem saraf dengan tiga pasang ganglia supra esophageal.
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap species tersebut
sehingga dimasukkan pada kelas yang berbeda? Tuliskan perbedaannya!
Jawab:
a. Habitat hidupnya, sebagian besar phylum pada Arthropoda hidup di darat,
tetapi pada kelas Crustacea habitat hidupnya di air.
b. Jumlah pasang kaki tiap segmen, pada Crustacea jumlah pasang kaki tiap
segmen adalah lima pasang, pada Arachnida empat pasang/segmen, pada
Insecra terdapat tiga pasang kaki tiap segmen, Diplopoda memiliki dua
pasang kaki pada tiap segmen dan Chilopoda hanya memiliki satu pasang
kaki tiap segmennya.
c. Alat respirasi, kelas Crustacea memiliki alat respirasi berupa insang
karena habitat hidupnya di perairan, pada Insecta bernapas dengan trakea,
dan pada kelas Arachnida, Diplopoda serta Chilopoda bernapas dengan
paru-paru buku.
d. Sistem ekskresi, umumya pada phylum Arthopoda memiliki saluran
Malpighi, tetapi pada kelas Crustacea tidak memiliki saluran Malpighi
pada sistem ekskresinya.
e. Sistem reproduksi, umumnya berumah dua tetapi pada kelas Crustacea
terdapat beberapa ordo yang parthenogenesis.
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut :
Classis Ciri Khas

Crustacea - Kepala dan dada bersatu (Cephalothorax)


- Hidup di perairan, bernapas dengan insang
- Memiliki lima pasang kaki tiap segmen
- Memiliki dua pasang antena di kepala
- Tidak memiliki saluran Malphigi pada sistem ekskresi
- Terdapat beberapa ordo yang parthenogenesis
Arachnida - Kepala dan dada bersatu (Cephalothorax)
- Hidup di darat, bernapas dengan paru-paru buku.
- Memiliki empat pasang kaki pada tiap segmen.
- Tidak memiliki antena di kepala
- Beberapa species memiliki kelenjar racun
- Berumah dua
Insecta - Kepala, dada dan abdomennya jelas.
- Hidup di darat, bernapas dengan trakea.
- Memiliki tiga pasang kaki tiap segmen.
- Memiliki satu pasang antena di kepala.
- Beberapa memiliki sayap pada thoraxnya.
- Berumah dua
Diplopoda - Kepala, dada dan abdomen jelas.
- Hidup pada tempat lembab dan gelap, bernapas dengan paru-paru
buku.
- Memiliki dua pasang kaki pada tiap segmen.
- Bentuk tubuh silindris dengan segmen 9-100 buah.
- Memiliki sepasang antena pendek dan mata majemuk.
- Memiliki kelenjar bau pada tiap segmen.
- Berumah dua
Chilopoda - Kepala, dada dan abdomen jelas.
- Hidup di darat, bernapas dengan paru-paru buku.
- Memiliki sepasang kaki pada tiap segmen.
- Memiliki sepasang antena panjang.
- Bentuk tubuhnya memanjang dengan segmen dan pipih
dorsoventrally.
- Memiliki kelenjar racun pada ruas pertama.
- Berumah dua.

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari species-species Arthropoda yang anda


temukan:
Jawab:
a. Dapat dijadikan sebagai bahan makanan yang lezat dan berprotein, pada
Crustacea
b. Dapat menghasilkan sesuatu yang beguna seperti madu, pada Insecta.
c. Dapat membantu penyerbukan pada tanaman dan merupakan musuh
alami hama, pada Insecta.
d. Dapat menjadi penyeimbang dalam ekosistem.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang ada peroleh mengenai Phylum
Mollusca, lengkapilah tabel berikut ini:
Phylum Pencernaan Eksresi Pernapasan Sistem Syaraf Reproduksi
Makanan
Arthropoda Holozoik atau Sistem Alat respirasi Sistem saraf Sistem
saprozoik. Alat eksresi pada phylum dengan ganglia reproduksinya
pencernaan umumnya ini berbeda. supra secara generatif
makanan melalui Ada yang esophageal yang : umumnya
lengkap. saluran bernapas dhibungkan ke berumah dua,
Malpighi, dengan tali saraf (nerve fertilisasi
tetapi pada insang cord) yang internal dan
Crustacea (Crustacea), meluas tidak memiliki
tidak ada yang disepanjang bentuk larva.
memiliki bernapas tubuhnya Tetapi pada
saluran dengan trakea dengan ganglion Crustacea ada
Malpighi. (Insecta) dan dan sepasang beberapa yang
bernapas tali saraf lateral patherogenesis.
dengan paru- disetiap ruas,
paru buku organ
(Arachnida, sensorisnya
Diplopoda, berupa antenna,
Chilopoda). rambut, mata
majemuk dan
statocyst.
J. Kesimpulan
1. Classis dari phylum Arthropoda yang dibahas adalah classis crustacea (Pagurus
sp, Uca pugnax, dan Panaeus monodon), classis chilopoda (Scolopendra sp),
classis arachnida (Limulus polyphemus, Nephila sp, Scorpion sp, dll), classis
diplopoda (Spirobolus sp), dan classis insecta (Valanga sp, Cicadas sp, Exopholis
hypoleuca, dll).
2. Ciri umum dari hewan ini, tubuhnya simetris bilateral, tubuh dan embelan tubuh
(appendage) bersegmen. Mempunyai eksoskeleton (rangka luar). Pada umumnya
tubuh terbagi atas tiga bagian: kepala (cephal), dada (thorax), dan perut (abdomen).
Untuk beberapa classis, kepala dan badan bersatu (cephalothorax).
3. Crustacea
Hidup di air, bernafas dengan insang, terdapat dua antena dua pasang pada
bagian kepala, thorax beruas-ruas dengan jumlah yang berbeda, kaki terdapat satu
pasang pada setiap ruas tubuh dan jumlahnya banyak.
Chilopoda
Tubuh agak pipih dorsoventral, bersegmen 15-173 segmen, hidup di darat,
bernafas dengan trachea, terdapat antena satu pasang pada daerah kepala, seluruh
tubuh bersegmen agak pipih dan memanjang, kaki satu pasang setiap segmen,
beberapa memiliki racun.
Diplopoda
Bentuk tubuhnya relative bulat (silindris) dan memanjang. Terdapat antena satu
pasang yang pendek, kaki terdapat dua pasang pada setiap segmen, kecuali segmen
pada bagian anterior masing-masing hanya satu pasang kaki (bagian thorax),
memiliki kelenjar bau.
Insecta
Tubuh dapat dibedakan menjadi kepala, dada, dan perut. Kepala (cephal)
memiliki bagian-bagian antena, mta facet dan mata tunggal (oceli) yang berjumlah
tiga buah dengan letak yang berbeda-beda.
4. Pada classis crustacea memiliki lima pasang kaki pada tiap segmen, bernafas
dengan insang. Pada classis arachnida kepala dan dada bersatu (ephalothorax),
tidak memiliki antena di kepala, memiliki empat pasang kaki pada tiap segmen.
Pada classis insecta memiliki tiga pasang kaki pada tiap segmen dan memiliki
sayap pada bagian thorax. Pada classis diplopoda memiliki dua pasang kaki pada
tiap segmen dan memiliki kelenjar bau pada tiap segmen. Pada classis chilopoda
memilikis satu pasang kaki pada tiap segmen dan beberapa memiliki racun.
Daftar Pustaka
Stetson, Brad. 2001.Animal Diversity Web Periplaneta americana. [online]. Diakses
dari: http://animaldiversity.org/accounts/Periplaneta_americana/ [30 April 2016].
Vinton, Carol. 2002. Animal Diversity Web Uca pugnax. [online]. Diakses dari:
http://animaldiversity.org/accounts/Uca_pugnax/ [30 April 2016].
Kiel, Jennifer. 2013. Animal Diversity Web Panaeus monodon. [online]. Diakses dari:
http://animaldiversity.org/accounts/Penaeus_monodon/ [30 April 2016].
Brook, S. (2002). Dragonflies. [online]. Diakses dari:
http://www.arkive.org/slimscarlet-darter/crocothemis-sanguinolenta/ [29 April
2016].
Campbell, N., dkk. (2010). Biologi. (edisi kedelapan). Jakarta: Erlangga.
Campbell, Dana. (2011). Brief Summary. [online]. Diakses dari:
http://eol.org/data_objects/15595515 [29 April 2016].
Corrigan, Bob. (Tanpa tahun). Brief Summary. [online]. Diakses dari:
http://eol.org/data_objects/13451158 [29 April 2016].
Gillet, Conrad. (tanpa tahun). Brief Summary. [online]. Diakses dari:
http://eol.org/data_objects/12496146 [29 April 2016].
Rizky, Muhammad. (1970). Exopholis hypoleuca (Uret/Lundi). [Online]. Diakses dari:
http://www.labscorner.org/opt/kb/index.php?comp=home.detail.43 [29 April
2016].
Kastawi, Y., dkk. (2003). Zoologi Invertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rizki, Muhammad. (2012). Jangkrik (Gryllus sp.). [online]. Diakses dari:
http://dokumen.tips/documents/jangkrik-gryllus-sp.html [29 April 2016].
Simon, dkk. (2013). Tanpa Judul. [online]. Diakses dari:
http://eol.org/pages/2645413/overview [29 April 2016].
Tanpa nama. (2012). Heterometrus sp. [online]. Diakses dari:
http://kalajengking.forumid.net/t8-heterometrus-sp-afs [29 April 2016].
Tanpa nama. (2010). Northern dune tiger beetle (Cicindela hybrida). [online] diakses
dari: http://www.arkive.org/northern-dune-tiger-beetle/cicindela-hybrida/ [29 April
2016].
Tanpa nama. (2016). Leucage venusta (Orchid Orbweaver). [online]. Diakses dari:
http://www.spiders.us/species/leucauge-venusta/ [29 April 2016].
W.M. Wheeler. (1922). The ants collected by the American Museum Congo
Expedition., Bulletin of the American Museum of Natural History. [online]. Diakses
dari: http://eol.org/data_objects/5813205 [29 April 2016].
Walker, Thomas J. (2013). Tanpa judul. [online]. Diakses dari:
http://eol.org/data_objects/25279447 [29 April 2016].
Well, S.M. (1986). The IUCN Invertebrate Red Data Book. [online]. Diakses dari:
http://www.arkive.org/horseshoe-crab/limulus-polyphemus/ [29 April 2016].
Daftar Pustaka Gambar

Gambar 1. b Cicindela hybrida


Tanpa Nama. (2003). Cicindela hybrida. [Online]. Diakses dari:
http://www.biopix.com/northern-dune-tiger-beetle-cicindela-hybrida_photo-
43679.aspx [29 April 2016]
Gambar 2. b Xylotrupes gideon
Pecen. (2010). Xylotrupes gideon. [Online]. Diakses dari: http://www.nature-
photogallery.eu/foto/1160-xylotrupes-gideon-beckeri/?puvod=244 [29 April 2016]
Gambar 3. b Xylocopa latipes
Esty. (2016). Xylocopa latipes. [Online]. Diakses dari:
https://www.etsy.com/listing/75767933/real-framed-rainbow-bee-xylocopa-latipes
[29 April 2016]
Gambar 4. b Centuroides sp
Kleber. (1998). Centuroides sp. [Online]. Diakses dari:
http://www.toxinfo.org/toxinfo/db/frameset.php?genic=CENTRUROIDES+SP.
[29 April 2016]
Gambar 5. b Xyloborus sp
Murey. (2013). Xyloborus sp. [Online]. Diakses dari:
http://www.pbase.com/image/149729803 [29 April 2016]
Gambar 6. b Gryllus sp
Peter. (2007). Gryllus sp. [Online]. Diakses dari:
http://nathistoc.bio.uci.edu/orthopt/Gryllus.htm [29 April 2016]
Gambar 7. b Oryctes rhinocerus
Gibson. (2014). Oryctes rhinocerus. [Online]. Diakses dari:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Oryctes_rhinoceros_(13476409405).jpg
[29 April 2016]
Gamabr 8. b Leucag venusta
Baker. (Tanpa tahun). Leucag venusta. [Online]. Diakses dari:
http://www.spiders.us/image/leucauge-venusta-7/ [29 April 2016]
Gambar 9. b Leptinotarsa desemlineata
Alexander. (2010). Leptinotarsa desemlineata. [Online]. Diakses dari:
https://www.google.co.id/search?q=Leptinotarsa+decemlineata&source=lnms&tb
m=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiW9aq6v7bMAhWLwY4KHWT8ATQQ_AUIBy
gB&biw=1366&bih=623 [29 April 2016]
Gambar 10. b Nephila sp
Loggen, R. (1997). Nephila sp. [Online]. Diakses dari:
http://ednieuw.home.xs4all.nl/australian/nephila/Nephila.html [29 April 2016]
Gambar 11 b Xylocopa virginica
John. (2007). Xylocopa virginica. [Online]. Diakses dari:
http://bugguide.net/node/view/174179 [29 April 2016]
Gambar 12. b Scolopendra sp
Siriwit. (Tanpa tahun). Scolopendra sp. [Online]. Diakses dari:
http://www.nhm.ac.uk/resources-rx/images/1017/scolopendra-dehaani_119546_1.jpg
[29 April 2016]
Gambar 13. b Mantis religiosa
Gustavo. (2016). Mantis religiosa. [Online]. Diakses dari:
http://www.infoanimales.com/informacion-sobre-la-mantis-religiosa [29 April
2016]
Gambar 14. b Apis mellifica
Andy. (Tanpa tahun). Apis mellifica. [Online]. Diakses dari:
http://www.flickriver.com/photos/burtonandy/tags/aperture20/ [29 April 2016]
Gambar 15. b Spirobolus sp
Nasco. 2016. Spirobolus sp. [Online]. Diakses dari:
https://www.enasco.com/product/LS03472MH/ [29 April 2016]
Gamabr 16 b Valanga sp
Nani. (Tanpa tahun). Valangan sp. [Online]. Diakses dari:
http://www.topentity.com/nani-wartabone/photos/valanga-sp-view-
ODQxNzc4ODM3MA.html [29 April 2016]
Gambar 17. b Pagurus sp
Tanpa nama. 2011. Pagurus sp. [Online]. Diakses dari: https://slgo.ca/app-
guidesp/en/invert/sp/p-sp.html
Gambar 18. b Panaeus monodon
Felder. (2007). Panaeus monodon. [Online]. Diakses dari:
http://nas.er.usgs.gov/queries/specimenviewer.aspx?SpecimenID=240320 [29
April 2016]
Gambar 19. b Periplaneta americana
Tanpa nama. (Tanpa tahun). Periplaneta americana. [Online]. Diakses dari:
http://entoweb.okstate.edu/ddd/insects/americanroach.htm [29 April 2016]
Gambar 20. b Limulus polyhemus
Steve. (2003). Limulus polyhemus. [Online]. Diakses dari:
http://invasions.si.edu/nemesis/calnemo/SpeciesSummary.jsp?TSN=82703 [29
April 2016]
Gambar 21. b Crocothemis sp
Sergio. (2008). Crocothemis sp. [Online]. Diakses dari:
https://www.flickr.com/photos/sergiocanobbio/3233367789 [29 April 2016]
Gambar 22. b Uca Pugnax
Fiddler. (Tanpa tahun). Uca pugnax. [Online]. Diakses dari:
http://www.natgeocreative.com/photography/1162841 [29 April 2016]
Gambar 23. b Sexava sp
Eli. (2005). Sexava sp. [Online]. Diakses dari:
http://imaptanfpusu.tripod.com/foto_koleksi_imaptan/index.album/meloidogyne?i
=5 [29 April 2016]
Gambar 24. b Diplostyla concolor
Widder. (1834). Dynastes neptunus. [Online]. Diakses dari: http://www.pavouci-
cz.eu/Pavouci.php?str=Diplostyla_concolor [29 April 2016]
Gambar 25. b Heterometrus sp.
Randy. (Tanpa tahun). [Online]. Diakses dari:
https://www.asianart.com/articles/lacquer/16.html [29 April 2016]
Gambar 26. b Gryllotalpa hexadactyla
Patrick. (Tanpa tahun). Gryllotalpa hexadactyla. [Online]. Diakses dari:
http://www.painetworks.com/previews/gk/gk2384.html [29 April 2016]
Gambar 27. b Dynastes neptunus
John. (2013). Dynastes neptunus. [Online]. Diakses dari:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Dynastes_neptunus_m.jpg [29 April
2016]
Gambar 28. b Nephila maculata
Richard. (Tanpa tahun). Nephila maculata. [Online]. Diakses dari:
http://richardpeters.typepad.com/.a/6a0120a7aae27b970b0154351e9087970c-
popup [29 April 2016]
Gambar 29. b Exopholis hypoleuca
Tanpa nama. (Tanpa tahun). Exopholis hypoleuca. [Online]. Diakses dari:
http://www.biolib.cz/en/image/id179097/ [29 April 2016]
Gambar 30. b Carpenter ant
Lincoln. (2016). Carpenter ant. [Online]. Diakses dari:
http://lancaster.unl.edu/pest/resources/carpant004.shtml [29 April 2016]

Anda mungkin juga menyukai