BIOMEDIK III
”Chelicerata”
Dosen Pengampu:
Achmad Syaiful, SKM,.M.Sc
DISUSUN OLEH
DELLA MITASARI
K201801076
K3
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb Penguasa alam, Rabb yang tiada
henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua makhluk-Nya sehingga
Penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Chelicerata”. Penyusunan makalah
ini dapat terwujud tak lepas dari bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang
tidak dapat diebutkan satu per satu.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan maupun pengalaman. Maka dari itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan Penulis
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa untuk menambah wawasan dalam
bidang kesehatan.
Penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Della Mitasari
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Chelicerata ............................................................................ 3
2.2. Klasifikasi Chelicerata ........................................................................... 3
2.3. Fisiologi Chelicerata ............................................................................... 5
2.4. Keuntungan dan Kerugian Chelicerata .................................................. 7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 9
3.2. Saran ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa itu Chelicerata ?
2) Bagaimana Klasifikasi Chelicerata ?
3) Bagaimana Fisiologi Chelicerata ?
4) Apa Keuntungan dan Kerugian Chelicerata ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian chelicerata
Chelicerata adalah subfilum dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filum Arthropoda. Chelicerata dalam pengertian yang luas merupakan salah satu kelompok
fauna yang terdiri dari Arachnida, Xiphosura, kelompok yang punah Eurypterida dan
Chasmataspidida dan juga Pycnogonida.
Jadi Chelicerata merupakan semacam kelompok besar yang memayungi jenis-jenis laba-
laba, kalajengking, kalajengking semu, kalacuka dan bahkan mimi dan mintuno. Kelompok
Chelicerata ini dikenal karena anggotanya mempunya alat mulut berupa chelicera yang terdiri
dari dua segmen. Berbeda dengan kelompok serangga, kaki seribu, dan lipan yang menggunakan
alat mulut berupa mandibula dan maxilla yang terdiri dari lebih dari dua ruas.
Saat ini, jumlah jenis yang dikenal hidup dan sudah ditemukan lebih dari 100.000 jenis
telah diberi nama. Termasuk didalamnya jenis yang sangat mega-diverse yaitu Acari dan laba-
laba (Araneae) yang dari tahun ke tahun jumlah temuan jenis baru terus meningkat secara
drastis. Saat ini, dikenal ada sekitar 2000 jenis fosil Chelicerata dan hampir lebih dari 3/4
jumlahnya adalah kelompok Arachnida.
Chelicerata diduga mempunyai nenek moyang yang hidup di dalam air. Namun, jenis-jenis
chelicerata dari laut maupun air tawar saat ini sangat jarang ditemukan dan hanya terbatas pada
laba-laba laut dan mimi dan mintuno (horseshoe crabs) serta beberapa akuatik Acari dari
kelompok Hydracari. Konon, kelompok yang pertama kali diyakini hidup di daratan adalah
kalajengking.
Adapun beberapa kelas yang sudah punah yaitu, Eurypterida dan Chasmataspidida.
3
1. Arachnida
Arachnida merupakan kelas dari filum arthropoda dan subfilum Chelicerata. Semua
arachnida memiliki delapan kaki, meskipun di beberapa spesies pasangan depan dapat
mengkonversi untuk fungsi sensorik. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata
Arachne,yang berarti laba-laba (Dunlop, 2008).
Hampir semua masih ada arachnida adalah terestrial. Namun, beberapa mendiami
lingkungan air tawar dan, dengan pengecualian dari zona pelagik , lingkungan laut juga. Mereka
terdiri lebih dari 100.000 nama spesies, termasuk laba-laba, kalajengking, harvestmen, kutu,
tungau dan solifugae.
Ciri-cirinya
2. Pycnogonida
Pycnogonida merupakan hewan avertebrata akuatik dari filum Arthropoda dan subfilum
Chelicerata. Pycnogonida dikenal sebagai laba-laba laut (Sea Spider). Pycnogonida dapat di
temukan di wilayah perairan Australia, Selandia Baru, Laut Mediterania dan Laut Karibia (Anonim,
2011).
Ciri-cirinya
4
Memiiki empat pasang kaki
Pycnogonida mempunyai tubuh yang bersegmen, langsing dengan kaki yang panjang.
Tubuh terdiri dari kepala, thorax (dada) dan abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat mata
yang sewaktu-waktu dapat menhilang. Hewan ini memiliki empat pasang kaki tetapi ada
beberapa spesies yang memiliki lima sampai enam pasangg kaki.
3. Xiphosura
Xiphosura sering dikenal dengan sebutan Mimi (jantan) dan Mituno (betina) di jawa.
Bentuk dari hewan ini mirip dengan tapal kuda sehingga Xiphosura dikenal Horse Shoe Crab atau
kepiting tapal kuda, meskipun hewan ini disebut keiting tetapi hewan ini bukanlah kepiting yang
sesungguhnya (Olovia, 2010)
Ciri-cirinya
5
2.3.2 Sistem Reproduksi
Arachnida memiliki satu atau dua buah gonad. Gonad terletak dibagian perut
(abdomen). Alat kelamin arachnida terletak di bawah segmen perut (abdomen) kedua. Pada
saat reproduksi arachnida jantang mentrasfer sperma kepada betina melalui spermatophore.
Pada Xiphosura gonad jantan terletak didekat permukaan dorsal prosoma sedang, telur
di jumpai dalam ovarium. Apabila telur betina sudah matang maka akan terlihat pada saluran
genital. Sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasilmetabolisme di gunakan untuk
perkembangan gonad. Berat gonad bertambah sejalan degan meningkatnya diameter telur, dan
berat maksimum dicapai saat akan pemijahan berlangsung sampai selesai. Pertumbuhan gonad
terjadi jika terdapatkelebihan energi untuk pemeliharan tubuh, sedangkan kekurangan energi
dapat menyebabkan telur mengalami pori-pori ditutupi tubuh.
Seluruh spesies mimi mempunyai sepasang lubang pengeluaran telur, pada permukaan
posterior operculum. Sepasang saluran pengeluaran telur utama dijumpai menuju kearah
operculum dan ke dalam prosoma. Saluran pengeluaran telur utama tersebut terbagi menjadi
dua cabang utama.
Reproduksi pada pycnogonida adalah seksual yang dilakukan dengan cara fertilisasi
eksternal yaitu dengan pembuahan di luar tubuh. Pycnogonida jantan akan mengeluarkan
sperma ke perairan kemudian betina akan membuka oviger dan mengeluarkan telur.
Larva Pycnogonida terbagi menjadi empat jenis larva. Larva biasa akan menempelpada
kaki pycnogonida jantan sampai larva ini memilik dua sampai tiga pasang kaki. Larva kista
adalah larva yang menenpel pada polyph coelenterata, larva ini merupakan parasit. Dari larva-
larva pada pycnogonida yang paling umum adalah larva protonymphon, karena larva ini akan
hidup bebas dan akan tumbuh menjad dewasa tanpa bantuan induknya (J. A. Dunlop & C. P.
Arango, 2005).
2.3.5 Ekskresi
Semua Chelierata akan mngeluarkan Limbah makanan melalui anus, untuk Xiphosura
terletak disisi ventral didepan telson (ekor), pada Pycnogonida anus terletak di bagian
punggung dan Arachnida anus terletak di bagian belakang perut.
7
Plasma darah mimi telah diproduksi secara masal di Amerika dari genus Limulus di Jepang dan
Cina dari genus Tachyplus.
Ekstrak plasma darah Limulus Amoebocyte Lysate dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit
meningitis. Mengingat mimi merupakan slah satu langka yang perlu dilindungi dan atas dasar
pertimbangan prospek pemanfaatnya sebagai bahan baku industri farmasi, diperkirakan dimasa
mendatang populasinya akan terus berkurang, sehingga perlu dirintis usaha pembenihan
maupun restocking guna menjaga kelestarian.
Kerugian Chelicerata
Ada beberapa kerugian dari chelicerata antara lain, dapat menularkan virus west nile (WNV),
virus ini ditularkan oleh arachnida, kemudian sebagai parasit pada coelenterate. Tungau
merupakan hama bagi berbagai jenis tumbuhan dan juga hewan ternak.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Chelicerata adalah subfilum dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filum Arthropoda. Chelicerata dalam pengertian yang luas merupakan salah satu kelompok
fauna yang terdiri dari Arachnida, Xiphosura, kelompok yang punah Eurypterida dan
Chasmataspidida dan juga Pycnogonida.
Jadi Chelicerata merupakan semacam kelompok besar yang memayungi jenis-jenis laba-
laba, kalajengking, kalajengking semu, kalacuka dan bahkan mimi dan mintuno. Kelompok
Chelicerata ini dikenal karena anggotanya mempunya alat mulut berupa chelicera yang terdiri
dari dua segmen. Berbeda dengan kelompok serangga, kaki seribu, dan lipan yang menggunakan
alat mulut berupa mandibula dan maxilla yang terdiri dari lebih dari dua ruas.
Berdasarkan klasifikasinya chelicerata terdiri atas kelas Arachnida, Pycnogonida, Xiphosura
Adapun beberapa kelas yang sudah punah yaitu, Eurypterida dan Chasmataspidida.
3.2 Saran
Disarankan bagi kita semua turut menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak merusak salah
satu anggota dari ekosistem kehidupan, Chelicerata. Apallagi chelicerata sangat bermanfaat dalam dunia
medis.
9
Daftar pustaka
https://id.scribd.com/doc/118610444/MAKALAH-CELICERATA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Chelicerata
https://www.dosenpendidikan.com/arthropoda-adalah/#Klasifikasi_Chelicerata
https://www.academia.edu/8495552/Makalah_Biologi_OLEH_KELOMPOK_4
10