Anda di halaman 1dari 24

Anda juga bisa ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan bebas.

Mari bergabung
dengan sukarelawan Wikipedia bahasa Indonesia!
Kepiting
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigationJump to search

Kepiting

Rajungan Callinectes sapidus

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Subfilum: Crustacea

Kelas: Malacostraca

Ordo: Decapoda

Subordo: Pleocyemata

Infraordo: Brachyura
Linnaeus, 1758
Superfamilies

 Dromiacea
Dakoticancroidea †
Dromioidea
Eocarcinoidea †
Glaessneropsoidea †
Homolodromioidea
Homoloidea

 Raninoida
 Cyclodorippoida
 Eubrachyura
 Heterotremata
Aethroidea
Bellioidea
Bythograeoidea
Calappoidea
Cancroidea
Carpilioidea
Cheiragonoidea
Componocancroidea †
Corystoidea
Dairoidea
Dorippoidea
Eriphioidea
Gecarcinucoidea
Goneplacoidea
Hexapodoidea
Leucosioidea
Majoidea
Orithyioidea
Palicoidea
Parthenopoidea
Pilumnoidea
Portunoidea
Potamoidea
Pseudothelphusoidea
Pseudozioidea
Retroplumoidea
Trapezioidea
Trichodactyloidea
Xanthoidea

Cryptochiroidea
Grapsoidea
Ocypodoidea
Pinnotheroidea

Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari upabangsa


(infraordo) Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa
Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi
di bawah dada (thorax). Tubuh kepiting dilindungi oleh cangkang yang sangat keras, tersusun
dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Ketam adalah nama lain bagi kepiting.
Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di
wilayah-wilayah tropis. Rajungan adalah kepiting yang hidup di perairan laut dan jarang naik ke
pantai, sedangkan yuyu adalah ketam penghuni perairan tawar (sungai dan danau).
Kepiting beraneka ragam ukurannya, dari ketam kacang, yang lebarnya hanya
beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m [1].

Anatomi[sunting | sunting sumber]


Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi
sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali
beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax.
Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak
membentuk sebuah rostrum yang panjang [2]. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang
pipih ("phyllobranchiate"), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda [3].

Galeri[sunting | sunting sumber]

Masked crab, Corystes cassivelaunus

Liocarcinus vernalis

Circular crab, Atelecyclus rotundatus


The terrestrial halloween crab, Geocarcinus ruricola

Arrow crabStenorhynchus seticornis

"Sally lightfoot", Grapsus grapsus

Thumbnail crab, Thia scutellata

Japanese spider crab, Macrocheira kaempferi


Ghost crab, Ocypode quadrata

Fiddler crab, Uca pugnax

Lyreidus tridentatus, a raninid

Hepatus epheliticus, a calico crab

Kepiting adalah binatang crustacea berkaki sepuluh, yang mempunyai perut yang tersembunyi di
bawah thorax. Hewan ini dikelompokkan ke dalam :
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Subordo : Pleocyemata
Infraordo : Branchyura
Genus : Scylla
Species : S.Serrata

Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras,
dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan
ukuran yang beraneka ragam.
Kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai
kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipedsdan empat pasang kaki
jalan.Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di
depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-
beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka
kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting
juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah
lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan
insang.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki, sepasang kaki yang pertama dimodifikasi
menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak serta sepasang kaki yang kelima
dimodifikasi menjadi pipih dan bulat yang diguanakan kepiting dalam berenang. Bagian mulut
kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk
sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih
(phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang
yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar.
Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawahcarapace. Sedangkan mata
menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
Klasifikasi Kepiting

flexmedia.co.id

Kingdom/Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda (kaki beruas-ruas)

Upfilum : Crustacea (berkulit keras)

Kelas : Malacostraca (belum diketahui)

Ordo : Decapoda (mempunyai 10 kaki/5 pasang)

Famili : Portunidae (belum diketahui)

Genus : Scylla

Spesies : Scylla serrata

Posted by afia rizky at 7:20 PM

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Kepiting Bakau merupakan salah satu komoditas perikanan golongan Crustacea yang
hidup di perairan pantai, khususnya di hutan-hutang bakau (Mangrove). Pada mulanya
kepiting bakau hanya dianggap hama oleh petani tambak, karena sering membuat
kebocoran pada pematang tambak. Tetapi setelah mempunyai nilai ekonomis tinggi, maka
keberadaanya banyak di buru dan di tangkap oleh nelayan untuk penghasilan tambahan
dan bahkan telah mulai dibudidayakan secara tradisional di tambak.

Jumlah jenis kepiting yang tergolong dalam keluarga Portunidae di perairan indonesia
diperkirakan lebih dari 100 spesies. Portunidae merupakan salah satu keluarga kepiting
yang mempunyai pasangan kaki jalan dan pasangan kaki ke lima berbentuk pipih dan
melebar pada ruas yang terakhir.

Keluarga portunidae mencakup kepiting bakau (Scylla sp) dan rajungan (Portunus,
Charypdis dan Talamita. Namun, kepiting yang paling banyak di temukan di pasaran
adalah kepiting bakau.

Kepiting bakau mempunyai beberapa spesies antara lain Skylla serrata, Scylla
tranquebarica, dan Skylla oceanica dengan klasifikasinya sebagai berikut :

Sumber http://deviansouisa.blogspot.com
Klasifikasi Ilmiah

Phyllum : Anthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla sp

Kepiting bakau (Scylla sp) mempunyai ciri-ciri morfologi yaitu memiliki ukuran lebar
kerapas lebih besar dari pada ukuran panjang tubuhnya dan permukaannya agak licin. Pada
dahi antara sepasang matanya terdapat enam buah duri dan disamping kanan dan kirinya
masing-maasing buah sembilan buah duri.

Kepiting bakau jantan memiliki capit yang dapat mencapai dua kali lipat dari pada panjang
kerapasnya. Sedangkan kepiting bakau betina relatif lebih pendek. Salain itu, kepiting
bakau juga memilliki tiga pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang.
Kepiting bakau jantan di tandai dengan abdomen bagian bawah berbentuk segitga
meruncing, sedangkan kepiting bakau betina, bentuk abdomennya melebar.

Udang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigationJump to search
Untuk artikel mengenai makanan, lihat udang (makanan).

Udang

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Subfilum: Crustacea

Kelas: Malacostraca

Ordo: Decapoda
Subordo: Pleocyemata

Infraordo: Caridea
Dana, 1852

Superfamili

Alpheoidea
Atyoidea
Bresilioidea
Campylonotoidea
Crangonoidea
Galatheacaridoidea
Nematocarcinoidea
Oplophoroidea
Palaemonoidea
Pandaloidea
Pasiphaeoidea
Procaridoidea
Processoidea
Psalidopodoidea
Stylodactyloidea

Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat
ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun
air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah
permukaan.

Daftar isi

 1Taksonomi
 2Daur hidup udang
 3Udang konsumsi
 4Udang hias
 5Pranala luar

Taksonomi[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: kerabat udang
Banyak crustaceae yang dikenal dengan nama "udang". Misalnya mantis shrimpdan mysid
shrimp, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal dari ordo
berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Triops longicaudatus dan Triops
cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering disebut udang, walaupun
mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak berhubungan.

Daur hidup udang[sunting | sunting sumber]

Larva naupliusudang.

Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000
hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva(nauplius). Nauplius
kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea
memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi
menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai
empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang
muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12
hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan
disebut sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat
kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan kadang-kadang
bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa
merupakan hewan bentik yang utamanya tinggal di dasar laut, udang masih kerabat jauh dari
serangga seperti ulat bulu, kupu-kupu, cencorang dsb.

Udang konsumsi

Klasifikasi dan Morfologi Udang Windu (Penaeus monodon) - Udang Giant tiger atau di Indonesia
disebut dengan nama udang windu adalah salahsatu udang yang sering dibudidayakan para petani
tambak.

Udang yang mempunyai nama latin Penaeus monodon ini diklasifikasikan


tergolong kedalam ordo Decapoda yang merupakan ordo krustasea dalam
kelas Malacostraca, termasuk banyak kelompok lainnya seperti lobster,
kepiting dan udang. Kebanyakan ordo dekapoda ini adalah pemakan bangkai
atau daging, untuk lebih jelas, berikut ini klasifikasi dan Morfologi dari udang
windu,

KLASIFIKASI UDANG WINDU (Penaeus monodon)

Advertisement

Baca juga:
 Klasifikasi dan Morfologi Udang Windu (Penaeus monodon)
 Mengenal Karakteristik Udang Windu (Penaeus monodon)
 Inilah 5 Umpan pancing untuk Ikan Mas yang jadi andalan para pemancing
 Morfologi dan Klasifikasi Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus)
Klasifikasi Udang Windu
(Penaeus monodon)

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Crustacea

Class : Malacostraca

Order : Decapoda

Suborder : Dendrobranchiata

Family : Penaeidae

Genus : Penaeus

Species : P. monodon

MORFOLOGI UDANG WINDU (Penaeus monodon)


Menurut morfologis, udang windu terbagi dua bagian, yang pertama
bagian Cephalothorax atau bagian kepala dan dada dan bagian Abdomen atau
perut. Untuk lebih lanjut berikut morfologi udang windu,

Bagian Cephalothorax

Bagian Cephalotorax dari udang windu dilindungi oleh kulit chitin yang tebal
dan keras, kulit chitin tersebut dinamakan Carapace.

Pada bagian kepala, udang windu memiliki cucuk kepala atau


rostrum, rostrum dari udang windu mempunyai rumus 7/3 yang artinya gigi
pada bagian atas cucuk kepala ada 7 buah dan di bawah ada 3 buah, untuk
bagian lainnya dari Cephalotorax sebagai berikut,

1. Sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat


digerakkan.
2. Mulut di bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat.
3. Sepasang antena.
4. Dua pasang antennula.
5. Sepasang sirip kepala (Scophocerit).
6. Sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped).
7. Lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan
ketiga bercapit yang dinamakan chela.
8. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.

Bagian Abdomen atau Perut


Pada bagian abdomen atau perut udang windu memiliki ciri warna berloreng-
loreng besar melintang berwarna hijau kebiru-biruan, jika hidup dialam liar
memiliki warna agak kehitaman dengan kulit relatif keras dan tebal. Morfologis
lainnya yang terletak pada bagian diantaranya dua ruas ekor dan alat
kelamin.

Demikian pejelasan singkat tentang Klasifikasi dan Morfologi Udang Windu


(Penaeus monodon), akhir kata terima kasih sudah berkunjung ke blog
sampul pertanian, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan khususnya tentang Klasifikasi dan Morfologi dari udang windu

LASIFIKASI DAN
MORFOLOGI
UDANG VANAME
27 Mei 2015 by nurhasan

4 Votes
 Klasifikasi
Klasifikasi udang putih atau Udang Vaname menurut (Effendie, 1997) adalah sebagai berikut :
Kingdom ` : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei

 Morfologi
Umumnya tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan
bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas yaitu 5
ruas di bagian kepala dan 8 ruas dibagian dada. Bagian badan dan
abdomen terdiri dari 6 ruas tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai
sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas. Pada ujung
ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang
berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala
atau carapace bagian depan meruncing dan melengkung membentuk
huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum (Kordi, G. 2007).

Menurut Haliman dan Adijaya (2004) udang putih memiliki tubuh


berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit luar (eksoskeleton) secara
periodik (moulting) Pada bagian kepala udang putih terdiri dari
antena antenula dan 3 pasang maxilliped. Kepala udang putih juga
dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan
(periopoda). Maxilliped sudah mengalami modifikasi dan berfungsi
sebagai organ untuk makan. Pada ujung peripoda beruas-ruas yang
berbentuk capit (dactylus) ada pada kaki ke-1, ke-2, dan ke-3.
Abdomen terdiri dari 6 ruas pada bagian abdomen terdapat 5 pasang
(pleopoda) kaki renang dan sepasang uropods (ekor) yang
membentuk kipas bersama-sama telson. Udang juga mengalami
moulting pada saat bulan purnama atau bulan mati (moulting secara
normal) dan moulting pada saat mengalami stres yang diakibatkan
oleh lingkungan dan penyakit (Suyanto dan Mujiman, 2003).

Gambar Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)


 Habitat dan Penyebaran
Lingkungan hidup optimal yang menunjang pertumbuhan dan
sintasan atau kelangsungan hidup yaitu salinitas 0,1-25 ppt (tumbuh
dengan baik 10-30 ppt, ideal 15-25 ppt) dan suhu 12-31°C baik pada
24-34°C dan ideal pada 28-31°C). Di beberapa negara Amerika
Selatan, Amerika Tengah, dan Cina, udang vaname juga dipelihara
di lingkungan tawar dan menunjukkan perbedaan produktivitas yang
tidak signifikan dengan yang dipelihara dihabitatnya (Kordi,K,
2009). Udang vaname juga merupakan organisme laut yang
menghabiskan siklus hidupnya di muara air payau (Clay dan Navin,
2002 dalam Wibisono 2011).

Menurut Kordi.G, (2012) Udang Vaname (L. vannamei) adalah


salah satu spesies udang unggul yang sejak tahun 2002 mulai
dikulturkan di tambak-tambak di Indonesia. Udang yang biasa
disebut pacific white shrimp atau rostris ini berasal dari perairan
Amerika dan hawai dan sukses dikembangkan diberbagai negara di
Asia seperti Cina, Thailand, Vietnam dan Taiwan. Secara ekolologis
udang vaname mempunyai siklus hidup identik dengan udang windu
yaitu melepaskan telur di tengah laut kemudian terbawa arus dan
gelombang menuju pesisir menetas menjadi nauplius seterusnya
menjadi stadium zoea, mysis, postlarva, dan juvenil. Pada stadium
juvenil telah tiba di daerah pesisir selanjutnya kembali ke tengah
laut untuk proses pendewasaan telur.

 Moulting (Pergantian Kulit)


Proses moulting ini menghasilkan peningkatan ukuran tubuh
(pertumbuhan) secara berkala ketika moulting tubuh udang
menyerap air dan bertambah besar kemudian terjadi pengerasan
kulit. Setelah kulit luarnya keras ukuran tubuh udang tetap sampai
pada siklus moulting berikutnya. Genus Penaeid termasuk udang
putih mengalami pergantian kulit atau moulting secara periodik
untuk tumbuh. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan moulting
tergantung jenis dan umur udang. Pada saat udang masih kecil (fase
tebar atau PL 12) proses moulting terjadi setiap hari. Dengan
bertambahnya umur siklus moulting semakin lama antara 7–20 hari
sekali. Nafsu makan udang mulai menurun pada 1–2 hari sebelum
moulting dan aktivitas makannya berhenti total sesaat akan
moulting. Persiapan yang dilakukan udang putih sebelum
mengalami moulting yaitu dengan menyimpan cadangan makanan
berupa lemak di dalam kelenjar pencernaan (hepatopancreas) (Kordi
K, 2007).

Sistem Pencernaan
Makanannya berupa bangkai atau tumbuhan dan hewan lain. Alat
pencernaan makanannya terdiri atas tiga bagian, yaitu : tembolok,
lambung otot, dan lambung kelenjar.

Di dalam perut Crustacea terdapat gigi-gigi kalsium yang teratur


berderet secara longitudinal. Selain gigi kalsium ini terdapat pula
batu-batu kalsium gastrolik yang berfungsi mengeraskan
eksoskeleton (rangka luar) setelah terjadi eksdisis (penegelupasan
kulit). Urutan pencernaan makanannya dimulai dari mulut,
kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus dan anus.
Hati (hepar) terletak di dekat lambung. Sisa-sisa metabolisme tubuh
diekskresikan lewat kelenjar hijau.

Sistem Peredaran Darah


Sistem peredaran darah Crustacea disebut sistem peredaran darah
terbuka, karena beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darahnya
tidak mengandung hemoglobin (Hb) melainkan hemosianin yang
daya ikatnya terhadap oksigen rendah.

Sistem Respirasi
Hewan-hewan Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada
anggota tubuhnya. O2 masuk dari air ke pembuluh insang,
sedangkan CO2 berdifusi dengan arah berlawanan. O2 ini akan
diedarkan ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh darah.

Sistem Syaraf
Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali,
dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena
(indraperaba), mata (indra penglihatan), dan statosista (indra
keseimbangan).

Sistem Reproduksi
Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan
pembuhan berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal).
Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang
dan bersilia. Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan akan
mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.
Sementara beberapa udang memiliki peran penting sebagai pembersih yang
membantu ikan menyingkirkan parasit eksternal dan jamur, bakteri dan
jaringan mati yang ditemukan pada kulit, banyak spesies lainnya adalah
pemulung yang aktif. Sejumlah udang perairan terbuka memakan hewan kecil
yang dikenal sebagai zooplankton dan, pada gilirannya, mereka menjadi
mangsa oleh ikan. Untuk menghindari predator, sebagian besar spesies laut
terbuka bermigrasi setiap hari antara permukaan di mana mereka makan di
malam hari dan kembali ke air yang lebih dalam pada siang hari. Udang air
tawar dan air asin yang mudah dimangsa oleh banyak makhluk, terutama ikan
dan burung laut.

Ciri-Ciri Udang
[adsense]Cephalothorax bagian dorsal tertutup karapaks, terdiri atas delapan
segmen, yaitu segmen satu sampai delapan. Ujung depan terdapat rostrum
dan dikanan kiri rostrum terdapat mata yang bertangkai. Mulut dibagian
ventral depan.

Abdomen terdiri atas enam segmen dengan perluasan pada segmen terakhir
yang disebut telson.

Ekstremitas terdiri atas

 Antena dan antenula sebagai alat indera


 Mandibula dan maxilla (rahang) yang berfungsi untuk mengunyah makanan
dan mengalirkan air.
 Chilepes, yaitu kaki yang paling depan, merupakan kaki terbesar dan
ujungnya membentuk capit (chela) untuk menyerang, bertahan, dan sebagai
alat peraba.
 Empat pasang kaki yang sebenarnya berfungsi untuk bergerak, memegang
makanan, dan membersihkan tubuh.
 Extremitas pada abdomen berfungsi untuk menimbulkan aliran air, membantu
fertilisasi (perkawinan), dan untuk memelihara telur serta anak-anaknya.
 Extremitas terakhir disebut uropodium dengan telson yang berfungsi untuk
berenang mundur

KINGDOM : ANIMALIA

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Synbranchiformes

Famili : Synbranchidae

Genus : Monopterus

Spesies : M. albus
Mofologi Belut

 Belut sama sekali tidak mempunyai sirip dan sisi pada bagian
tubuhnya, namun belut memiliki lendir yang berguna untuk
mengurangi gesekan pada air ketika belur berenang
 belut dapat berenang dengan memanfaatkan bentuknya yang
bulat, memanjang dan juga lendir pada tubuhnya
 Ikan ini memiliki mata yang kecil, mempunyai gigi-gigi yang tajam
dan runcing membentuk seperti kerucut, dan memilikibibir yang
cukup lebar
 Selain berguna untuk mengurangi gesekan pada air, lendir pada
tubuh belut sangat licin sehingga membuat predator kesulitan
ketika ingin memangsanya
 Belut mudah terluka karena tidak mempunyai sisik
 Umumnya belut berwarna coklat kehitaman pada bagina atas
tubuh dan berwarna coklat keputihan kadang juga berwarna coklat
kemerahan pada bagian bawah tubuh

Klasifikasi Belut
Sebelum kita memulai membudidayakan belut tentunya kita harus mengerti apa yang kita
budidayakan. Berikut adalah klasifikasi belut.

Belut adalah hewan yang tergolong dalam kelas ikan (pisces). Bentuk tubuhnya menyerupai ular,
yakni bulat memanjang dan memilikikerangka seperti yang dimiliki ular. Berbeda dengan ular,
belut tidak bersisik dan seluruh tubuhnya dilapisi lendir. Walaupun belut termasuk golongan
ikan, belut tidak memiliki sirip. Belut merupakan hewan yang hidup didalam lumpur. Belut juga
mampu berenang di dalam air seperti ikan, tetapi belut cenderung tidak suka berenang dan lebih
sering bersembunyi di dalam lumpur.

Adapun ciri khas belut dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Tubuh licin berlendir.


 Tidak bersisik.
 Tidak mempunyai sirip dada dan sirip panggung.
 Dapat bernapas langsung dari udara.
 Bukaan insang sempit.
 Tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk.
 Mata belut kebanyakan berukuran sangat kecil dan tidak berfungsi secara baik.
 Mulutnya dilengkapi lipatan kulit yang sedikit menebal dibagian luarnya.
 Bagian dalam mulut dilengkapi gigi runcing kecil berbentuk kerucut.

Belut termasuk dalam suku Symbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20
jenis. Anggotanya bersifat prantropis atau bisa ditemukan di semua daerah tropis. Secara ilmiah,
klasifikasi belut adalah sebagai berikut:

 Kingdom : Animalia
 Sub-Kingdom : Metazoa
 Filum : Chordata
 Kelas : Pisces
 Subkelas : Teleostei
 Ordo : Synbranchoidae
 Famili : Synbrancidae
 Genus : Synbranchus
 Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa), Monopterus albus
Zuieuw (belut sawah), Macroteme caligans Cant (belut kali/laut)

Belut bisa hidup dalam tanah berlumpur dengan derajat keasaman tana berkisar antara (pH) 5-7.
Belut yang biasa dibudidayakan adalah belut sawah. Secara alamiah belut berkembangbiak sata
tahun sekali. Perkawinan belut terjasi pasa malam hari yang panas akibat mendung dan tidak ada
sinar bulan. Masa perkawinan belut sangat panjang, berkisar 4 sampai 5 bulan. Telur hasil
perkawinan akan dijaga oleh belut jantan dan menetas 2 sampai 3 minggu. Dari sekita 1000 telur
akan dihasilkan kurang lebih 300 ekor anak belut.

Anda mungkin juga menyukai