OLEH :
LUTHER DONGMO
1706050099
KUPANG
2019
BAB 1
A. Latar Belakang
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan. Keturunan adalah proses
biologis dimana orangtua atau induk mewariskan gen kepada anaknya atau keturunannya.
Genetika adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun
sub organisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika
adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Dalam biologi, ilmu genetika mempelajari
gen, pewarisan sifat, dan keanekaragaman organisme hidup. Genetika dapat diaplikasikan
dalam berbagai studi tentang kehidupan seperti bacteria, plantae, animalia, dan manusia.
Dalam kaitannya dengan genetika, DNA yang terdapat dalam kromosom memiliki
peran/ kontribusi yang amat penting. DNA adalah bahan genetik mendasar yang mengontrol
sifat-sifat makhluk hidup, terekspresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak
seluruhnya adalah protein (dapat diekspresikan sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik,
seperti SNRPs).
Francis Crick menjelaskan aliran informasi yang dibawa oleh DNA dalam
rangkaian The Central Dogma, yang berbunyi: Aliran informasi DNA dapat diterukan ke
sel-sel maupun individu lainnya dengan replikasi, dapat diekspresikan menjadi suatu sinyal
perantara dalam bentuk RNA, yang kemudian dapat ditranslasikan menjadi polipeptida, unit
pembangun suatu fenotipe dari organisme yang ada.
Berdasarkan informasi tersebut, maka pada makalah ini akan dibahas
mengenai materi genetika berupa kromosom, gen, asam nukleat (DNA dan RNA), serta
bagaimana gen dapat diekspresikan.
b. Replikasi DNA
Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat. Genom manusia pada satu sel
terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi harus diduplikasi secara akurat (persis tidak boleh
ada yang salah). Replikasi adalah transmisi vertical (dari sel induk ke sel anak supaya informasi
genetik yang diturunkan sama dengan sel induk). Replikasi hanya terjadi pada fase S (pada
mamalia), Replikasi terjadi sebelum sel membelah dan selesai sebelum fase M.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan ada 3 teori yang menyatakan cara replikasi DNA:
1) Teori konservatif
DNA induk tidak mengalami perubahan apapun, lalu urutan basa basa nitrogennya disalin
sehingga terbentuk dua rantai DNA yang sama persis.
2) Teori dispersif
DNA induk terpotong-potong, kemudian potongan-potongan tersebut merangkai diri
menjadi dua buah DNA baru yang mempunyai urutan basa-basa nitrogen sama persis seperti
urutan basa nitrogen semula.
3) Teori semikonservatif
Pada saat akan mengadakan replikasi kedua, rantai polinukleotida akan memisahkan diri
sehingga basa-basa nitrogen tidak berpasangan. Nukleotida bebas mengandung basa
nitrogen yang bersesuaian akan menempatkan diri berpasangan dengan basa nitrogen dari
kedua rantai DNA induk, sehingga terbentuk dua buah DNA yang samapersis.
c. Fungsi DNA
1) Menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya, karena DNA mampu
melakukan proses replikasi.
2) Tempat sintesis semua kode jenis asam amino dalam sel.
3) Sebagai pengatur seluruh metabolisme sintesis protein sel.
d. Struktur RNA
RNA merupakan polinukleotida, namun ukurannya jauh lebih pendek dari polinukleotida
penyusun DNA. RNA hanya terdiri dari satu rantai. Gula pentosa yang menyusun RNA adalah
gula ribosa. RNA dibentuk oleh DNA di dalam inti sel. Basa nitrogen yang menyusun RNA
adalah Purin terdiri dari adenin (A) dan guanin (G) serta Pirimidin terdiri dari sitosin (C) dan
urasil (U).
e. Macam-Macam RNA
1) RNA duta (messenger RNA)
Fungsinya membawa informasi DNA dari inti sel ke ribosom. Pesan pesan ini berupa triplet
basa yang ada pada RNA duta yang disebut kodon. Kodon pada RNA duta merupakan
komplemen dari kodogen, yaitu urutan basa-basa nitrogen pada DNA yang dipakai sebagai
pola cetakan. Peristiwa pembentukan RNA duta oleh DNA di dalam inti sel, disebut
transkripsi.
Contoh:
Kodogen (DNA) = ASG TGG ATA SST
Kodon (triplet basa RNA d) = UGS ASS UAU GGA
Contoh:Apabila kodon dalam RNA duta mempunyai urutan UGS ASS UAU GGA maka
antikodon yang sesuai pada RNA transfer adalah ASG UGG AUA SSU.
3) Ribosom RNA (RNAr)
Fungsinya sebagai tempat pembentukan protein. Ribosom RNA terdiri dari 2 sub unit, yaitu:
sub unit kecil yang berperan dalam mengikat RNA duta serta sub unit besar yang berperan
untuk mengikat RNA transfer yang sesuai.
f. Peran DNA dan RNA dalam Sintesis Protein
Sintesis protein merupakan suatu proses yang komplek, termasuk di dalamnya
penerjemahan kode-kode pada RNA menjadi polipeptida. Sintesis protein melibatkan DNA,
RNA, ribosom, asam amino, dan enzim. (Slamet Santosa, 2004: 134). Sintesis protein
membutuhkan bahan dasar asam amino, dan berlangsung di dalam inti sel dan ribosom. Tahap-
tahap sintesis protein dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Transkripsi
a) Berlangsung dalam inti sel.
b) Dimulai dengan membukanya pita "Double Helix" oleh enzim DNA polymerase.
c) Pita DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut pita template atau sense
(kodogen) dan pita DNA yang tidak mencetakan RNA disebut dengan pita antisense.
d) Pita RNA dibentuk sepanjang pita DNA pencetak dengan urutan basa nitrogennya
komplementer dengan basa nitrogen yang ada pada pita cetakan DNA.
e) Pita RNA yang telah selesai menerima pesan genetik dari pita DNA pencetak segera
meninggalkan inti nukleus menuju ke ribosom, tempat sintesis protein dalam sitoplasma.
Pita RNA menempatkan diri pada leher ribosom.
f) RNA yang ada dalam sitoplasma bersiap untuk berperan dalam proses sintesis protein
berikutnya. Setiap satu RNA ini, mengikat satu asam amino yang mengandung ATP.
2) Translasi
a) RNAd dan RNAt setelah sampai di ribosom selanjutnya tiga basa nitrogen pada
antikodon RNAt berpasangan dengan tiga basa nitrogen pada kodon RNAd. Misalnya
AUG pada kodon RNAd berpasangan dengan UAC pada antikodon RNAt, sehingga
asam amino diikat oleh RNAt adalah metionin. Dengan demikian nama asam amino
merupakan terjemahan dari basa-basa nitrogen yang ada pada RNAd.
b) Ribosom dengan RNAd bergerak satu dengan yang lainnya.
c) Sebuah asam amino ditambahkan pada protein yang dibentuk.
d) Asam amino yang pertama (metionin) segera lepas dari RNAt kembali ke sitoplasma
untuk mengulang fungsinya dengan cara yang sama. RNAt berikutnya datang untuk
berpasangan dengan kodon RNAd berikutnya.
e) Proses keseluruhan ini berkesinambungan sampai terbentuk polipeptida tertentu yang
terdiri dari asam amino dengan urutan basa nitrogen tertentu.
g. Perbedaan DNA dan RNA
Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan dengan
DNA, antara lain yaitu (Suryo, 1992):
1) Ukuran dan bentuk
Pada umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA. DNA berbentuk double
helix, sedangkan RNA berbentuk pita tunggal. Meskipun demikian pada beberapa virus
tanaman, RNA merupakan pita double namun tidak terpilih sebagai spiral.
2) Susunan kimia
Molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida, perbedaannya dengan DNA yaitu:
a) Gula yang menyusunnya bukan dioksiribosa, melainkan ribosa.
b) Basa pirimidin yang menyusunnya bukan timin seperti DNA, tetapi urasil.
3) Lokasi
DNA pada umumnya terdapat di kromosom, sedangkan RNA tergantung dari macamnya:
a) RNAd (RNA duta), terdapat dalam nukleus, RNA d dicetak oleh salah satu pita DNA
yang berlangsung didalam nukleus.
b) RNAp (RNA pemindah) atau RNAt (RNA transfer), terdapat di sitoplasma.
c) RNAr (RNA ribosom), terdapat didalam ribosom.
4) Fungsinya
DNA berfungsi memberikan informasi atau keterangan genetik, sedangkan fungsi RNA
tergantung dari macamnya, yaitu:
a) RNA d, menerima informasi genetik dari DNA, prosesnya dinamakan transkripsi,
berlangsung didalam inti sel.
b) RNA t, mengenali kodon dan menerjemahkan menjadi asam amino di ribosom.
c) RNA r, sebagai tempat pembentukan protein.
2. Gen
a. Pengertian Gen
Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang
mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dari protein dan
asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4 – 8 m (mikron).
b. Sifat-Sifat Gen
Gen mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Mengandung informasi genetik.
2) Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
3) Pada waktu pembelahan mitosis dan meiosis dapat mengadakan duplikasi.
4) Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen.
5) Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom.
c. Fungsi Gen
Fungsi gen antara lain:
1) Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya.
2) Sebagai penentu sifat yang diturunkan.
3) Mengatur perkembangan dan metabolisme.
d. Simbol–Simbol Gen
1) Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang dibawanya
terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya dinyatakan dalam huruf
besar, misalnya A.
2) Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan) sehingga
sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya.
3) Gen heterozigot, yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A) dan sel
telur (a).
4) Gen homozigot dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan dari sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA.
5) Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan dua sel
kelamin. Misalnya aa.
6) Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk serupa
dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
7) Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat, seperti tinggi,
rendah, warna, dan bentuk.
8) Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa, dan aa.
3. Kromosom
Istilah kromosom dikenalkan oleh W.Waldayer yang mengatakan bahwa kromosom
berasal dari dua kata, yaitu chroma yang berarti warna dan soma berarti badan. Oleh karena
itu, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang menyerap warna. Kromosom terdapat
pada nukleus (inti sel) setiap sel. Kromosom dapat diamati pada tahap metafase saat
pembelahan mitosis maupun meiosis.
a. Sifat Kromosom
1) Hanya terlihat pada waktu sel membelah
2) Mempunyai ukuran panjang antara 0,2 – 40 m (mikron).
3) Kromosom pada sel prokariotik hanya memiliki satu kromosom dan tidak terletak
didalam inti sel dan kromosom sel eukariotik, jumlahnya bervariasi menurut jenis
organisme dan terdapat di dalam nukleus.
4) Umumnya memiliki susunan kimia yang terdiri dari kromatin 60%, protein 35%,
DNA, dan RNA 5%.
5) Protein terdiri dari histon dan nonhiston (bersifat netral atau asam).
6) Memiliki beberapa enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan RNA.
b. Klasifikasi Kromosom
Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan jenis kelamin
dan sifat tubuh dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Autosom, disebut juga kromosom biasa atau kromosom tubuh. Autosom tidak
menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel
somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2 kromosom, adalah kromosom
kelamin. Penulisan autosom dilambangkan dengan huruf A sehingga penulisan
autosom sel somatis manusia adalah 44A atau 22AA.
2) Gonosom, disebut juga kromosom kelamin atau kromosom seks. Gonosom dapat
menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya sepasang pada sel somatis. Pada
manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat 44 autosom dan 2
gonosom. Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X dan Y. Umumnya pada makhluk hidup,
gonosom X menentukan jenis kelamin betina dan gonosom Y menentukan jenis
kelamin jantan. Susunan gonosom wanita XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu,
penulisan kromosom sel somatic (2n) adalah 44A + XY (pria) atau 44A + XX
(wanita). Adapun untuk sel gamet (n) adalah 22A + X atau 22A + Y.
Berdasarkan lokasinya pada individu, kromosom dibedakan menjadi2, yaitu:
1) Kromosom prokariotik, yaitu kromosom yang sangat sederhana dan hanya terdapat
pada organisme prokariotik. Misalnya: kromosom virus mozaik pada tembakau hanya
berupa pita RNA tunggal dan kromosom pada bakteri E. coli berupa benang DNA
tunggal yang melingkar atau diikuti oleh molekul RNA.
2) Kromosom eukariotik, yaitu kromosom yang terdapat pada organism multiseluler.
Pada umumnya terdiri dari dua pita DNA (sense dan antisense) yang sangat panjang
dan dibungkus oleh membran inti.
c. Struktur Kromosom
1) Sentromer (kinetokor) merupakan
penghubung antara kromonema yang satu
dengan lainnya dan berfungsi sebagai tempat melekatnya benang gelendong pada
waktu kromosom akan bergerak menuju ke kutub sel, pada fase anafase pembelahan
kromosom.
2) Kromonema merupakan pita berbentuk spiral, tempat melekatnya kromiol dan
kromomer.
3) Kromomer (granula besar), kromonema yang mengalami penebalan di beberapa
tempat dan merupakan bahan nukleoprotein yang mengendap serta sebagai tempat
lokus gen.
4) Kromiol (granula kecil) merupakan kromosom yang mengalami sedikit penebalan.
5) Telomer yaitu bagian yang terdapat pada ujung kromosom dan berfungsi untuk
menghalangi bersambungnya kromosom satu dengan lainnya.
6) Matriks yaitu cairan sitoplasma (endoplasma) yang agak memadat dan terdapat di
dalam kromosom.
7) Lokus gen yaitu bagian yang berfungsi sebagai tempat pembawa sifat-sifat keturunan
(hereditas).
8) Satelit yaitu bagian tambahan yang terdapat pada ujung kromosom dan tiap kromosom
belum tentu memilikinya.
9) Selaput (membran) yaitu lapisan tipis yang menyelaputi kromosom.
d. Tipe-Tipe Kromosom
Berdasarkan panjang lengan yang dimilikinya kromosom dibedakan
menjadi metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik.
1) Metasentrik, kromosom jenis ini memiliki panjang lengan yang relatif sama sehingga
sentromer berada di tengah-tengah kromosom.
2) Submetasentrik, kromosom jenis ini memiliki satu lengan kromosom lebih pendek
sehingga letak sentromer sedikit bergeser dari tengah kromosom.
3) Akrosentrik, pada kromosom ini salah satu lengan kromosom jauh pendek
dibandingkan lengan kromosom lainnya.
4) Telosentrik, kromosom ini hanya memiliki satu buah lengan saja sehingga letak
sentromernya berada di ujung kromosom.
e. Jumlah kromosom
Semua makhluk hidup eukariotik memiliki jumlah kromosom yang berbeda-beda. Pada
sel tubuh atau sel somatis, jumlah kromosom umumnya genap, karena kromosom sel tubuh
selalu berpasangan. Jumlah kromosom sel somatis tersebut terdiri atas 2 set kromosom
(diploid, 2n), dari induk jantan dan induk betina. Pada sel gamet atau sel kelamin, seperti sel
telur dan sel sperma, hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom sel tubuh. Jumlah
kromosom sel gamet hanya satu set atau haploid (n). Pada manusia dengan jumlah
kromosom sel somatis 46, sel telur atau sel sperma hanya memiliki 23 kromosom. Adanya
fertilisasi mengembalikan jumlah kromosom sel tubuh menjadi 46 buah.
Berikut ini tabel jumlah kromosom beberapa makhluk hidup.
EKPRESI GEN
A. Pendahuluan
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen
terjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Pogmasentral mengenai
ekspresi gen, yaitu DNA yang membawa informasi genetic yang ditranskripsi oleh RNA,
dan RNA diterjemahkan menjadi polipeptida. Ekspresi gen merupakan sintesis protein
yang terdiri dari 2 tahap yaitu:
• Tahap pertama urutan rantai nukleutida tempale (cetakan) dari suatu DNA untai
ganda disalin untuk menghasilkan satu rantai molekul RNA. Proses ini disebut
transkripsi dan berlangsung di inti sel.
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat suatu organism oleh gen. Suatu sifat
yang dimiliki oleh organism merupakan hasil metabolism yang terjadi di dalam sel.
Proses metaboisme dapat berlangsung karena adanya enzim yang berfungsi sebagai
katalisator proses-proses biokimia. Enzim dan protein lainnya diterjemahkan dari urutan
nukleotida yang ada pada molekul mRNA, dan molekul mRNA itu sendiri disintesis
berdasarkan utas cetakan DNA. Gen tersusun dari molekul DNA, sehingga gen
menentukan sifat suatu organism.
1. Transkripsi
Transkripsi merupakan proses pembentukan molekul RNA dengan
menggunakan DNA sebagai cetakannya. Tidak semua bagian DNA akan
ditranskripsikan, tetapi hanya bagian tertentu saja. Bagian tertentu tersebut
disebut dengan gen. keseluruhan DNA baik gen maupun sekuensi DNA bukan
penyandi (non-coding) yang dikandung oleh suatu organism disebut genom. Ruas
DNA uang ditranskripsikandibatasi oleh prometer dan terminator. Hanya satu dari
dua utas DNA yang digunakan sebagai cetakan sintesis RNA. Utas DNA yang
digunakan sebagai cetakan bagi sintesis RNA disebut dengan utas cetakan
(template), sedangkan utas yang lain disebut utas pendamping. Walaupun hanya
satu utas yang berfungsi sebagai cetakan, tetapi tidak selalu utas yang sama
digunakan sebagai utas cetakan sepanjang molekul DNA di dalam genom suatu
organism. Jadi pada gen, utas yang satu digunakan sebagai cetakan, tetapi pada
gen lainnya kemungkinan utas yang lain digunakan sebagai cetakan.
Proses transkripsi menghasilkan tiga jenis RNA yaitu: RNA duta
(mRNA= messenger RNA), RNA transfer (tRNA = transfer RNA) dan RNA
ribosomal (rRNA =ribosomal RNA). Ketiga jenis RNA ini berperan dalam proses
translasi. Hanya mRNA yang akan diterjemahakan ke dalam protein. tRNA
berperan sebagai molekul pembawa asam amino yang akan dirangkaikan menjadi
polipeptida yang sesuai dengan sandi yang terdapat pada mRNA. rRNA
berfungsi sebagai salah satu penyusun ribosom.
Proses transkripsi dikatalis oleh enzim transcriptase atau RNA
polymerase. Pada organism prokariot seperti E. Coli, hanya terdapat satu jenis
RNA polymerase untuk mengkatalisis sintesis semua jenis RNA. Pada organism
eukariot, terdapat tiga jenis RNA polymerase, yaitu: (1) RNA polymerase I yang
berfungsi untuk mengkatalisis pembentukan RNA. (2) RNA polymerase II yang
berperan dalam sintesis tRNA dan beberapa molekul rRNA, dan (3) RNA
polymerase III yang bertugas mengkatalisis proses sintesis mRNA.
Enzim RNA polymerase lengkap (disebut holoenzim) tersusun dari enzim
inti dan faktor transkripsi. Enzim inti terdiri dari dua subunit. Proses transkripsi
mempunyai beberapa karakteristik yaitu bahwa: proses sintesis mempunyai arah
dari 5’P ke 3’OH, berlangsung secara anti parallel bila dibandingkan dengan utas
cetakannya, dan mengikuti aturan Chargaff atau basa-basanya berpasangan secara
komplementer (A-T ; G-C). Proses transkripsi dapat terbagi menjadi tiga tahap,
yaitu inisiasi sintesis RNA, pemanjangan (elongasi) RNA dan penyelesaian
(terminasi ) sintesis RNA.
2. Translasi
Dalam proses translasi asam amino akan dirangkaikan dengan asam amino
lainnya untuk membentuk polipeptida atau protein. Jenis asam amino yang
dirangkaikan ditentukan oleh urutan nukleotida yang terdapat pada molekul
mRNA. Jadi, mRNA digunakan sebagai model cetakan bagi sintesis protein.
Asam amino dirangkaikan dengan asam amino lain denag ikatan peptide yang
dilakukan oleh ribosom.
RNA polimerase I (RNA Pol I) mentranskripsi sebagian besar gen rRNA. Enzim
ini terdapat di dalam nukleoli dan tidak sensitif terhadap α-amanitin.
RNA polimerase II (RNA Pol II) mentranskripsi semua gen penyandi protein dan
beberapa gen RNA nuklear kecil (snRNA). Enzim ini terdapat di dalam
nukleoplasma dan sangat sensitif terhadap α-amanitin.
RNA polimerase III (RNA Pol III) mentranskripsi gen-gen tRNA, 5S rRNA, U6
snRNA dan beberapa RNA kecil lainnya. Enzim ini terdapat di dalam
nukleoplasma dan agak sensitif terhadap α-amanitin.
https://seedagronomist.wordpress.com/2015/10/31/genetika-ekspresi-gen/
https://www.academia.edu/22760374/STRUKTUR_DAN_EKSPRESI_GEN
http://www.edubio.info/2016/07/replikasi-dna-1-pengertian-dan-tujuan.html
Marks, D.B. 2004. Pengaturan Ekspresi Gen. Dalam Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta :
Buku kEdokteran EGC
Jusuf, Muhamad. 2001. Genetika 1 Struktur Dan Ekspresi Gen. Sagung Seto. Bogor.