TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengatahui ada tidaknya penyimpangan rasio fenotip
dari hukum mendel I dan II dengan uji Cha-square
II. DASAR TEORI
PENURUNAN SIFAT (HEREDITAS)
Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2) menurut
Mendel. Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme
yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya “Percobaan mengenai
Persilangan Tanaman”. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel,
dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.
Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan s (buntut
panjang) pada generasi F2. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan
gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini
mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan
dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar
di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel
dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s
atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada
turunannya.
Polimeri
Kriptomeri
Epistasis
Hipostasis
Komplementer
Interaksi alel
Saya membahas penyimpangan semu Mendel ini dengan teknik persilangan singkat. Jadi
supaya tidak bingung baca dulu cara cepat menyelesaikan soal persilangan.
1. Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi mempengaruhi
karakter/sifat yang sama.
Polimeri memiliki ciri: makin banyak gen dominan, maka sifat karakternya makin kuat.
Contoh: persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih
P : gandum berkulit merah x gandum berkulit putih
M1M1M2M2 m1m1m2m2
P2 : M1m1M2m2 x M1m1M2m2
1 m1m1m2m2 : putih
Dari contoh di atas diketahui bahwa gen M1 dan M2 bukan alel, tetapi sama-sama
berpengaruh terhadap warna merah gandum.
Semakin banyak gen dominan, maka semakin merah warna gandum.
o 4M = merah tua sekali
o 3M = merah tua
o 2M = merah
o M = merah muda
o m = putih
Bila disamaratakan antara yang berwarna merah dengan yang berwarna putih, diperoleh:
2. Kriptomeri
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak pengaruhnya bila
berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang menyertainya.
Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan bukan alel
berada bersama
P : merah x putih
AAbb aaBB
P2 : AaBb x AaBb
F2 : 9 A-B- : ungu
3 A-bb : merah
3 aaB- : putih
1 aabb : putih
3. Epistasis-Hipostasis
Contoh: persilangan antara jagung berkulit hitam dengan jagung berkulit kuning.
P : hitam x kuning
HHkk hhKK
F1 : HhKh = hitam
Perhatikan bahwa H dan K berada bersama dan keduanya dominan. Tetapi karakter yang
muncul adalah hitam. Ini berarti hitam epistasis (menutupi) terhadap kuning/kuning
hipostasis (ditutupi) terhadap hitam
P2 : HhKk x HhKk
F2 : 9 H-K- : hitam
3 H-kk : hitam
3 hhK- : kuning
1 hhkk : putih
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
VIII. SARAN
DAFTAR PUSATAKA
LAMPIRAN