TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk :
Mempelajari beberapa sifat keturunan pada manusa yang ditentukan oleh
pengaruh multi alel
Menganalisis frekuensi gen pada suatu populasi
II. DASAR TEORI
Jika lima syarat yang diajukan dalam kesetimbangan Hardy Weinberg tadi
banyak dilanggar, jelas akan terjadi evolusi pada populasi tersebut, yang akan
menyebabkan perubahan perbandingan alel dalam populasi tersebut. Definisi
evolusi sekarang dapat dikatakan sebagai: ”Perubahan dari generasi ke generasi
dalam hal frekuensi alel atau genotipe populasi”. Dalam perubahan dalam
kumpulan gen ini (yang merupakan skala terkecil), spesifik dikenal sebagai
mikroevolusi. Akan dibahas 5 penyebab mikroevolusi:
3. Mutasi
Meskipun mutasi dalam lokus gen tertentu jarang terjadi, dampak kumulatifnya
dapat berakibat nyata. Hal ini disebabkan karena tiap individu punya ribuan gen
dan banyak populasi memiliki jutaan individu. Tentunya dalam jangka panjang,
mutasi sangat penting bagi evolusi karena posisinya sebagai sumber asli variasi
genetik yang merupakan seleksi alam.
5. Seleksi Alam
Intinya adalah keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi. Seleksi alam
menyebabkan perbandingan alel yang diturunkan ke generasi berikutnya menjadi
berubah dibandingkan perbandingan alel di populasi awal. Di antara semua faktor
mikroevolusi yang kita bahas, hanya seleksi alam yang mampu menyesuaikan
populasi dengan lingkungannya. Seleksi alam mengakumulasi dan
mempertahankan genotipe yang menguntungkan dalam populasi. Jika lingkungan
berubah, seleksi alam akan “merespons” dengan mempertahankan genotipe yang
cocok dengan lingkungan yang baru. Akan tetapi, derajat adaptasi hanya dapat
diperluas dalam ruang lingkup keanekaragaman genetik populasi tersebut.
Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu populasi. Para
ahli genetika populasi menggunakan huruf p untuk mewakili frekuensi dari satu alel
dan huruf q untuk mewakili frekuensi alel lainnya.
Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan
simbol q, maka secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
P+q=1
( + q) = 1
P + 2pq + q2 = 1
Pp + 2pq + qq = 1
Dimana :
pp = alel yang homozigot dominan
2pq = alel yang heterozigot
qq = alel yang homozigot resesif
Contoh penggunaan hukum ini adalah sebagai berikut:
1. Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan
bukan perasa PTC (tt) 36%,
a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut?
b. Berapakah rasio genotifnya?
Jawab :
a. Gen bukan perasa = tt = 36 %
tt = 36 %, maka t = = 0.6
T+t=1
T = 1 – 0.6 = 0.4
Frekuensi gen T = 0.4 = 40 %
Frekuensi gen t = 0.6 = 60 %
b. TT = (0.4) 2 = o.16 = 16 %
Tt = 2Tt = 2 x 0.4 x 0.6 = 0.48 = 48 %
Tt = (0.6) x 2 = 0.36 = 36 %
Jadi perbandingan genotif TT : Tt : tt = 16: 48: 36
1. Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang albino.
Berapa orang pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut?
Jawab :
a= = 0.02
A+a=1
A = 1- 0.02
Pola pewarisan sifat tertentu adakalanya tidak dapat dipelajari melalui percobaan
persilangan, tetapi harus dilakukan pengamatan langsung pada suatu populasi alam
yang disebut sebagai populasi mendelian. Populasi mendelian ialah sekelompok
individu suatu spesies yang bereproduksi secara seksual, hidup di tempat tertentu
pada waktu yang sama, dan diantara mereka terjadi perkawinan (interbreeding)
sehingga masing-masing akan memberikan kontribusi genetik ke dalam lungkang
gen (gene pool).
Ada dua parameter yang lazim digunakan untuk menggambarkan keadaan suatu
populasi mendelian, yaitu frekuensi gen (alel) dan frekuensi genotip. Frekuensi gen,
atau disebut juga frekuensi alel, yaitu proporsi atau persentase alel tertentu pada
suatu lokus. Sedangkan frekuensi genotipe adalah proporsi atau persentase genotipe
tertentu di dalam suatu populasi. Atau dengan kata lain, dapat juga didefinisikan
bahwa frekuensi genotipe adalah proporsi atau persentase individu di dalam suatu
populasi yang tergolong ke dalam genotipe tertentu.
Frekuensi golongan darah menurut sistem ABO ada 4 macam darah berdasarkan
aglutinogennya yaitu; A, B, AB dan O. Golongan darah bersifat herediter yang
ditentukan oleh alel ganda. Keempat golongan darah tersebut ditentukan oleh 3
macam alel yang diberi simbol I (Isoaglutinogen), gen IA pembentuk aglutinogen
A, gen IB membentuk aglutinogen B dan gen I0 tidak dapat membentuk
aglutinogen.
p2 + 2pq + q2 atau, p + q + r = 1
VI. PEMBHASAN
VII. KESIMPULAN
VIII. SARAN
DAFTAR PUSATAKA
LAMPIRAN