Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH GENETIKA

(STRUKTUR MATERI GEETIK DAN EKSPRESI GEN)

OLEH :

ALFONSUS RANDI NAIRANI EGOT

1706050108

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya.
Karena hanya dengan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Genetika yang
berjudul “Struktur Mteri Genetik dan Ekspresi gen”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada ibu Dr. Refli, M.Sc yang merupakan dosen mata kuliah Genetika karena dengan
bimbingan beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Tujuan dari makalah ini tidak hanya menjelaskan struktur materi genetik dan ekspresi
gen yang sering kita temui dalam pelajaran Biologi pada umumnya. Adapun tujuan lain dari
makalah ini adalah menjelaskan bagaimana struktur materi genetik dan ekspresi gen secara lebih
rinci.

Dalam penyajian makalah ini, kami memilih untuk menggunakan gaya bahasa yang
sederhana dan menyajikannya secara sistematis, tetapi tidak mengurangi maksud dan tujuan
disusunnya makalah ini. Hal ini dimaksudkan agar para pembaca lebih mudah memahami isi dari
makalah ini. Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari, dalam makalah ini tidak luput dari
kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kepada semua pembaca makalah ini, kami mengharapkan
sumbang saran atau kritik yang konstruktif, demi perbaikan isi makalah ini pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan. Keturunan adalah proses
biologis dimana orangtua atau induk mewariskan gen kepada anaknya atau keturunannya.
Genetika adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun
sub organisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika
adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Dalam biologi, ilmu genetika mempelajari
gen, pewarisan sifat, dan keanekaragaman organisme hidup. Genetika dapat diaplikasikan
dalam berbagai studi tentang kehidupan seperti bacteria, plantae, animalia, dan manusia.
Dalam kaitannya dengan genetika, DNA yang terdapat dalam kromosom memiliki
peran/ kontribusi yang amat penting. DNA adalah bahan genetik mendasar yang mengontrol
sifat-sifat makhluk hidup, terekspresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak
seluruhnya adalah protein (dapat diekspresikan sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik,
seperti SNRPs).
Francis Crick menjelaskan aliran informasi yang dibawa oleh DNA dalam rangkaian
The Central Dogma, yang berbunyi: Aliran informasi DNA dapat diterukan ke sel-sel
maupun individu lainnya dengan replikasi, dapat diekspresikan menjadi suatu sinyal
perantara dalam bentuk RNA, yang kemudian dapat ditranslasikan menjadi polipeptida, unit
pembangun suatu fenotipe dari organisme yang ada.
Berdasarkan informasi tersebut, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai
materi genetika berupa kromosom, gen, asam nukleat (DNA dan RNA), serta bagaimana gen
dapat diekspresikan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur dan fungsi materi genetik (kromosom, gen, asam nukleat)?
2. Bagimana mekanisme ekpresi gen pada sel prokariotik maupun sel eukariotik?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui bagaimana struktur dan fungsi materi genetik (kromosom, gen, asam
nukleat)
2. Untuk mengetahui mekanisme ekpresi gen pada sel prokariotik maupun sel eukariotik.
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah agar dapat memperluas wawasan serta
pemahaman penulis maupun pembaca mengenai materi yang terkait yaitu substansi/ materi
genetik dan ekspresi gen
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Materi Genetik


Konsep genetika pada perkembangan terkini telah berbeda dengan yang dipahami
oleh kebanyakan orang. Pemahaman lama, genetika sebagai ilmu yang mempelajari
penurunan sifat. Perkembangan selanjutnya pemahaman ini sudah tidak tepat lagi. Hampir
atau tidak satupun ilmu biologi yang dapat berkembang tanpa tahu konsep genetika. Dengan
kata lain bangunan dasar biologi adalah genetika. Genetika merupakan ilmu yang
mempelajari tentang materi genetik. Secara luas genetika membahas 7 konsep utama: 1) arti
dan ruang lingkup Genetika, 2) struktur materi genetik, meliputi: kromosom, DNA, RNA,
plasmid, episom, dan elemen tranposabel, 3) reproduksi materi genetik, meliputi: reproduksi
sel, replikasi DNA semikonservatif, reverse transcription, rolling circle replication,
cytoplasmic inheritance, dan Mendelian inheritance, 4) kerja materi genetik, meliputi: ruang
lingkup materi genetik, transkripsi, modifikasi pasca transkripsi, kode genetik, translasi,
konsep one gen one enzyme, interaksi kerja gen, kontrol kerja gen pada prokariotik, kontrol
kerja gen pada eukariotik, kontrol genetik terhadap respon imun, kontrol genetik terhadap
pembelahan sel, ekspresi kelamin, 5) perubahan materi genetik, meliputi: mutasi, dan
rekombinasi, 6) genetika dalam populasi, dan 7) perekayasaan materi genetik. Berdasarkan
keluasan cakupan konsep genetika tersebut, maka dalam pelaksanaan perkuliahan dibagi
dalam 2 mata kuliah yakni Genetika Dasar dan Genetika Lanjut. Buku ini menyajikan
konsep-konsep dasar sehingga dapat digunakan untuk perkuliahan Genetika Dasar. Selain
memperhatikan hubungan antar konsep, buku ini juga menyajikan konsep genetika secara
molekuler, dan memperhatikan kesalahan konsep (miskonsepsi) yang terjadi selama ini baik
di sekolah maupun di perguruan tinggi. Hubungan di antara 7 konsep genetika adalah sebagai
berikut. Hubungan Di antara ke 7 Konsep Genetika adalah sebagai berikut.

Gambar 1 Hubungan Di antara ke 7 Konsep Genetika


1. Hubungan di antara Konsep pada Konsep Materi Genetik sebagai berikut.

Gambar 2 Hubungan di antara Konsep pada Konsep Materi Genetik

Dengan demikian lingkup konsep materi genetik pada makhluk hidup prokariotik
dan eukariotik adalah sebagai berikut :

a. Asam Nukleat: DNA dan RNA sebagai materi genetic,


b. Gen, lokus dan Kromosom
c. Kromosom
 Struktur kromosom eukariotik dan makhluk hidup lainnya.
 Bentuk kromosom eukariotik dan makhluk hidup lainnya.
 Jumlah Kromosom eukariotik dan makhluk hidup lainnya.
 Bagian kromosom eukariot.
 Macam kromosom: Kromosom tubuh dan kromosom kelamin
 Hubungan dengan kromosom tubuh dan kromosom kelamin dengan sel tubuh dan
sel kelamin
 Jumlah kromosom tubuh dan kromosom seks pada sel gamet.
 Jumlah kromosom tubuh dan kromosom seks pada sel tubuh.
d. Hubungan Gen, DNA dan Kromosom
e. Plasmid, episom, elemen transposable sebagai suatu materi genetik
 Hubungan Kesamaan Fungsi Kromosom, DNA, Episom, Plasmid, dan
Transposable Element.

2. Hubungan di antara Konsep pada Konsep Reproduksi Materi Genetik


Gambar 3 Hubungan di antara Konsep Pada Konsep Reproduksi Materi Genetik
Replikasi Materi Genetik dan Pembelahan Sel

Dengan demikian lingkup konsep reproduksi sel pada makhluk hidup aseluler,
prokariot, dan eukariot adalah sebagai berikut:

a. Pembelahan Sel
 Pembelahan sel pada kelompok aseluler dan prokariot
 Pembelahan Sel pada eukariot (Mitosis dan Meiosis)
b. Pembelahan Mitosis
 Waktu dan tempat terjadinya mitosis
 Proses Pembelahan
 Hasil Pembelahan Mitosis
 Hubungan mitosis dengan replikasi dan pertumbuhan sel
c. Pembelahan Meiosis
 Waktu dan tempat terjadinya meiosis
 Proses pembelahan meiosis
 Hasil pembelahan meiosis
 Hubungan meiosis dengan replikasi
 Hubungan meiosis dengan pindah silang
 Hubungan meiosis dengan non disjunction
 Hubungan meiosis dengan pembentukan gamet
 Perbedaan mitosis dan meiosis
d. Replikasi pada aseluler, prokariot dan eukariot
 Definisi replikasi
 Replikasi berlangsung semi konservatif
 Enzim Replikasi
 Replikasi terjadi dua arah dalam arah 5 --- 3
 Produk replikasi: leading strand dan lagging strand
 Replikasi untuk kepentingan reproduksi dan
 Replikasi untuk kepentingan ekspresi gen.
 Replikasi pada virus: Rolling circle replication
 Replikasi pada Retrovirus dalam Proses Reverse Transcription

3. Hubungan di antara Konsep Reproduksi Materi Genetik: Pola Pewarisan Sifat


pada Makhluk Hidup

Gambar 4 Hubungan antar Konsep Reproduksi Materi Genetik: Pola Pewarisan


Sifat pada Makhluk Hidup

Dengan demikian lingkup konsep Reproduksi Materi Genetik adalah: Pola


Pewarisan di dalam inti dan di luar inti adalah sebagai berikut.
a. Pola Pewarisan di dalam inti Hukum Mendel Klasik: Persilangan monohybrid dan
dihibrid Hukum Mendel Masa Kini: Revisi dari hukum Mendel mula-mula
 Apakah yang berpisah dan berkombinasi bebas?
 Golongan makhluk hidup yang mengalami Mendel I dan II
 Waktu dan tempat terjadinya hukum Mendel I dan II
 Gen bekerja sepasang atau sealel hanya berlaku pada MH eukariot
 Hubungan hukum Mendel I dan II dengan Pembelahan Meiosis.
 Hubungan Mendel I dan II dengan proses fertilisasi.
 Hubungan hukum Mendel dengan pewarisan sifat pada tumbuhan dan hewan. -
Hukum Mendel dengan pewarisan sifat pada Manusia.
 Hukum Mendel dengan Peristiwa Lainnya (non disjunction, pindah silang).
 Hubungan Mendel dengan pola pewarisan sifat lainnya.
b. Pola Pewarisan Inti Di Luar Mendel.
c. Pola Pewarisan di luar inti (Extranuclear Inheritance):
 Perbedaan pola pewarisan extranuclear inheritance dengan pola pewarisan
Mendel
 Pola Pewarisan di luar inti: Pewarisan maternal: organela mitokondria dan
plastida Pengaruh Maternal: Penggulungan cangkang Lymnaea Pewarisan
infektif.

B. Substansi/ Materi Genetik


Materi genetik meliputi kromosom, asam nukleat (DNAdan RNA), serta gen. Materi
genetik ini akan diturunkan pada keturunannya melalui proses reproduksi. Agar DNA bisa
mengekspresikan sifatnya sebagai gen maka DNA membuat Protein sebagai atmosfernya.
Jika protein tidak terbentuk maka gen tidak bisa mengekspresikan sifatnya.
1. Kromosom
Istilah kromosom dikenalkan oleh W.Waldayer yang mengatakan bahwa kromosom
berasal dari dua kata, yaitu chroma yang berarti warna dan soma berarti badan. Oleh
karena itu, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang menyerap warna. Kromosom
terdapat pada nukleus (inti sel) setiap sel. Kromosom dapat diamati pada tahap metafase
saat pembelahan mitosis maupun meiosis.
a. Sifat Kromosom
1) Hanya terlihat pada waktu sel membelah
2) Mempunyai ukuran panjang antara 0,2 – 40 m (mikron).
3) Kromosom pada sel prokariotik hanya memiliki satu kromosom dan tidak terletak
didalam inti sel dan kromosom sel eukariotik, jumlahnya bervariasi menurut jenis
organisme dan terdapat di dalam nukleus.
4) Umumnya memiliki susunan kimia yang terdiri dari kromatin 60%, protein 35%,
DNA, dan RNA 5%.
5) Protein terdiri dari histon dan nonhiston (bersifat netral atau asam).
6) Memiliki beberapa enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan RNA.

b. Klasifikasi Kromosom
Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan jenis
kelamin dan sifat tubuh dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Autosom, disebut juga kromosom biasa atau kromosom tubuh. Autosom tidak
menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel
somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2 kromosom, adalah
kromosom kelamin. Penulisan autosom dilambangkan dengan huruf A sehingga
penulisan autosom sel somatis manusia adalah 44A atau 22AA.
2) Gonosom, disebut juga kromosom kelamin atau kromosom seks. Gonosom dapat
menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya sepasang pada sel somatis.
Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat 44 autosom
dan 2 gonosom. Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X dan Y. Umumnya pada
makhluk hidup, gonosom X menentukan jenis kelamin betina dan gonosom Y
menentukan jenis kelamin jantan. Susunan gonosom wanita XX dan gonosom
pria XY. Oleh karena itu, penulisan kromosom sel somatic (2n) adalah 44A + XY
(pria) atau 44A + XX (wanita). Adapun untuk sel gamet (n) adalah 22A + X atau
22A + Y.
Berdasarkan lokasinya pada individu, kromosom dibedakan menjadi2, yaitu:
1) Kromosom prokariotik, yaitu kromosom yang sangat sederhana dan hanya
terdapat pada organisme prokariotik. Misalnya: kromosom virus mozaik pada
tembakau hanya berupa pita RNA tunggal dan kromosom pada bakteri E. coli
berupa benang DNA tunggal yang melingkar atau diikuti oleh molekul RNA.
2) Kromosom eukariotik, yaitu kromosom yang terdapat pada organism multiseluler.
Pada umumnya terdiri dari dua pita DNA (sense dan antisense) yang sangat
panjang dan dibungkus oleh membran inti.

c. Struktur Kromosom
1) Sentromer (kinetokor) merupakan
penghubung antara kromonema yang
satu dengan lainnya dan berfungsi
sebagai tempat melekatnya benang
gelendong pada waktu kromosom
akan bergerak menuju ke kutub sel,
pada fase anafase pembelahan
kromosom.

2) Kromonema merupakan pita berbentuk spiral, tempat melekatnya kromiol dan


kromomer.
3) Kromomer (granula besar), kromonema yang mengalami penebalan di beberapa
tempat dan merupakan bahan nukleoprotein yang mengendap serta sebagai tempat
lokus gen.
4) Kromiol (granula kecil) merupakan kromosom yang mengalami sedikit
penebalan.
5) Telomer yaitu bagian yang terdapat pada ujung kromosom dan berfungsi untuk
menghalangi bersambungnya kromosom satu dengan lainnya.
6) Matriks yaitu cairan sitoplasma (endoplasma) yang agak memadat dan terdapat di
dalam kromosom.
7) Lokus gen yaitu bagian yang berfungsi sebagai tempat pembawa sifat-sifat
keturunan (hereditas).
8) Satelit yaitu bagian tambahan yang terdapat pada ujung kromosom dan tiap
kromosom belum tentu memilikinya.
9) Selaput (membran) yaitu lapisan tipis yang menyelaputi kromosom.

b. Tipe-Tipe Kromosom
Berdasarkan panjang lengan yang dimilikinya kromosom dibedakan menjadi
metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik.
1) Metasentrik, kromosom jenis ini memiliki panjang lengan yang relatif sama
sehingga sentromer berada di tengah-tengah kromosom.
2) Submetasentrik, kromosom jenis ini memiliki satu lengan kromosom lebih pendek
sehingga letak sentromer sedikit bergeser dari tengah kromosom.
3) Akrosentrik, pada kromosom ini salah satu lengan kromosom jauh pendek
dibandingkan lengan kromosom lainnya.
4) Telosentrik, kromosom ini hanya memiliki satu buah lengan saja sehingga letak
sentromernya berada di ujung kromosom.

c. Jumlah kromosom
Semua makhluk hidup eukariotik memiliki jumlah kromosom yang berbeda-beda.
Pada sel tubuh atau sel somatis, jumlah kromosom umumnya genap, karena kromosom
sel tubuh selalu berpasangan. Jumlah kromosom sel somatis tersebut terdiri atas 2 set
kromosom (diploid, 2n), dari induk jantan dan induk betina. Pada sel gamet atau sel
kelamin, seperti sel telur dan sel sperma, hanya memiliki setengah dari jumlah
kromosom sel tubuh. Jumlah kromosom sel gamet hanya satu set atau haploid (n).
Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46, sel telur atau sel sperma
hanya memiliki 23 kromosom. Adanya fertilisasi mengembalikan jumlah kromosom
sel tubuh menjadi 46 buah.
Berikut ini tabel jumlah kromosom beberapa makhluk hidup :

No. Nama Jumlah Kromosom


1. Lumbricus terestris (cacing tanah) 36 (n = 18)
2. Felis domesticus (kucing) 38 (n = 19)
3. Mus musculus (tikus) 40 (n = 20)
4. Pongo pygmaeus (kera) 42 (n = 21)
5. Oryctologus cuniculus (kelinci) 44 (n = 22)
6. Homo sapiens (manusia) 46 (n = 23)
7. Solanum lycopersicum (tomat) 24 (n = 12)
8. Solanum tuberosum (kentang) 48 (n = 24)
9. Zea mays (jagung) 20 (n = 10)
10. Oryza sativa (padi) 24 (n = 12)

2. Gen
a. Pengertian Gen
Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang
mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dari protein
dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4 – 8 m (mikron).

b. Sifat-Sifat Gen
Gen mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Mengandung informasi genetik.
2) Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
3) Pada waktu pembelahan mitosis dan meiosis dapat mengadakan duplikasi.
4) Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen.
5) Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom.

c. Fungsi Gen
Fungsi gen antara lain:
1) Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya.
2) Sebagai penentu sifat yang diturunkan.
3) Mengatur perkembangan dan metabolisme.

d. Simbol–Simbol Gen
1) Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang
dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya
dinyatakan dalam huruf besar, misalnya A.
2) Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)
sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya.
3) Gen heterozigot, yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A)
dan sel telur (a).
4) Gen homozigot dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan dari
sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA.
5) Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan dua
sel kelamin. Misalnya aa.
6) Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk
serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
7) Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat,
seperti tinggi, rendah, warna, dan bentuk.
8) Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa,
dan aa.

1. Asam Nukleat (DNA dan RNA)


Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika
unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut
dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam
ribonukleat (RNA). DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang
hamper sama sebab antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu
melalui jembatan fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada
mononukleotida lainnya (Harpet, 1980).
Dua tipe utama asam nukleat adalah DNA dan RNA. DNA terutama ditemui dalam
inti sel, asam ini merupakan pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau
mereplikasi dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi
organisme itu dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis
molekul RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA (mRNA), meninggalkan inti sel dan
mengarahkan sintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai dengan kode
DNA-nya (Fessenden, 1990).
a. Struktur DNA
Asam deoksiribonukleat atau disingkat DNA merupakan persenyawaan kimia
yang paling penting pada makhluk hidup, yang membawa keterangan genetik dari sel
khususnya atau dari makhluk hidup dalam keseluruhannya dari satu generasi ke
generasi berikutnya. (Suryo,2004:57).
DNA merupakan suatu polimer nukleotida ganda yang berpilin (double heliks).
Setiap nukleotida terdiri dari 1 gugus phospat, 1 basa nitrogen, dan 1 gula pentosa.
Gula pentosa yang menyusun DNA terdiri dari gula deoksiribosa yang kekurangan
satu molekul oksigen. Basa nitrogen yang menyusun DNA terdiri dari purin dan
pirimidin. Purin terdiri dari adenin dan guanin, sedangkan pirimidin terdiri dari sitosin
dan timin.
Nukleotida merupakan ikatan antara basa nitrogen dengan gula pentosa. Menurut
Watson dan Crick, susunan DNA adalah:
1) Setiap DNA terdiri dari 2 rantai polinukleotida yang berpilin (double heliks).
2) Setiap nukleotida terletak pada bidang datar yang tegak lurus seakan-akan
membentuk anak tangga, sedangkan phospat membentuk ibu tangganya.
3) Antara 2 rantai polinukleotida dihubungkan oleh ikatan hidrogen pada masing-
masing pasangan basa nitrogennya.
4) Basa purin selalu berkaitan dengan basa pirimidin, dengan pasangan yang selalu
tetap.
Adenin(A) dari kelompok purin selalu berpasangan dengan Timin(T) dari
kelompok pirimidin, sedangkan Guanin (G) selalu berpasangandengan Sitosin (S) dari
kelompok pirimidin.
b. Replikasi DNA
Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat. Genom manusia pada satu
sel terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi harus diduplikasi secara akurat
(persis tidak boleh ada yang salah). Replikasi adalah transmisi vertical (dari sel induk
ke sel anak supaya informasi genetik yang diturunkan sama dengan sel induk).
Replikasi hanya terjadi pada fase S (pada mamalia), Replikasi terjadi sebelum sel
membelah dan selesai sebelum fase M.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan ada 3 teori yang menyatakan cara replikasi
DNA:
1) Teori konservatif
DNA induk tidak mengalami perubahan apapun, lalu urutan basa basa
nitrogennya disalin sehingga terbentuk dua rantai DNA yang sama persis.
2) Teori dispersif
DNA induk terpotong-potong, kemudian potongan-potongan tersebut merangkai
diri menjadi dua buah DNA baru yang mempunyai urutan basa-basa nitrogen
sama persis seperti urutan basa nitrogen semula.
3) Teori semikonservatif
Pada saat akan mengadakan replikasi kedua, rantai polinukleotida akan
memisahkan diri sehingga basa-basa nitrogen tidak berpasangan. Nukleotida
bebas mengandung basa nitrogen yang bersesuaian akan menempatkan diri
berpasangan dengan basa nitrogen dari kedua rantai DNA induk, sehingga
terbentuk dua buah DNA yang samapersis.

c. Fungsi DNA
1) Menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya, karena DNA
mampu melakukan proses replikasi.
2) Tempat sintesis semua kode jenis asam amino dalam sel.
3) Sebagai pengatur seluruh metabolisme sintesis protein sel.

b. Struktur RNA
RNA merupakan polinukleotida, namun ukurannya jauh lebih pendek dari
polinukleotida penyusun DNA. RNA hanya terdiri dari satu rantai. Gula pentosa yang
menyusun RNA adalah gula ribosa. RNA dibentuk oleh DNA di dalam inti sel. Basa
nitrogen yang menyusun RNA adalah Purin terdiri dari adenin (A) dan guanin (G)
serta Pirimidin terdiri dari sitosin (C) dan urasil (U).

c. Macam-Macam RNA
1) RNA duta (messenger RNA)
Fungsinya membawa informasi DNA dari inti sel ke ribosom. Pesan pesan ini
berupa triplet basa yang ada pada RNA duta yang disebut kodon. Kodon pada
RNA duta merupakan komplemen dari kodogen, yaitu urutan basa-basa nitrogen
pada DNA yang dipakai sebagai pola cetakan. Peristiwa pembentukan RNA duta
oleh DNA di dalam inti sel, disebut transkripsi.
Contoh:
Kodogen (DNA) = ASG TGG ATA SST
Kodon (triplet basa RNA d) = UGS ASS UAU GGA

2) RNA transfer (RNA pemindah)


Fungsinya mengenali kodon dan menerjemahkan menjadi asam amino di ribosom.
Peran RNA transfer ini dikenal dengan nama translasi (penerjemahan). Urutan basa
nitrogen pada RNA transfer disebut antikodon. Bentuk RNA transfer seperti daun
semanggi dengan 4 ujung yang penting, yaitu:
 Ujung pengenal kodon yang berupa triplet basa yang disebut antikodon.
 Ujung perangkai asam amino yang berfungsi mengikat asam amino.
 Ujung pengenal enzim yang membantu mengikat asam amino.
 Ujung pengenal ribosom.
Contoh : Apabila kodon dalam RNA duta mempunyai urutan UGS ASS UAU
GGA maka antikodon yang sesuai pada RNA transfer adalah ASG UGG AUA
SSU.

3) Ribosom RNA (RNAr)


Fungsinya sebagai tempat pembentukan protein. Ribosom RNA terdiri dari 2 sub
unit, yaitu: sub unit kecil yang berperan dalam mengikat RNA duta serta sub unit
besar yang berperan untuk mengikat RNA transfer yang sesuai.
d. Peran DNA dan RNA dalam Sintesis Protein
Sintesis protein merupakan suatu proses yang komplek, termasuk di dalamnya
penerjemahan kode-kode pada RNA menjadi polipeptida. Sintesis protein melibatkan
DNA, RNA, ribosom, asam amino, dan enzim. (Slamet Santosa, 2004: 134). Sintesis
protein membutuhkan bahan dasar asam amino, dan berlangsung di dalam inti sel dan
ribosom. Tahap-tahap sintesis protein dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Transkripsi
a) Berlangsung dalam inti sel.
b) Dimulai dengan membukanya pita "Double Helix" oleh enzim DNA
polymerase.
c) Pita DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut pita template atau
sense (kodogen) dan pita DNA yang tidak mencetakan RNA disebut dengan
pita antisense.
d) Pita RNA dibentuk sepanjang pita DNA pencetak dengan urutan basa
nitrogennya komplementer dengan basa nitrogen yang ada pada pita cetakan
DNA.
e) Pita RNA yang telah selesai menerima pesan genetik dari pita DNA pencetak
segera meninggalkan inti nukleus menuju ke ribosom, tempat sintesis protein
dalam sitoplasma. Pita RNA menempatkan diri pada leher ribosom.
f) RNA yang ada dalam sitoplasma bersiap untuk berperan dalam proses sintesis
protein berikutnya. Setiap satu RNA ini, mengikat satu asam amino yang
mengandung ATP.

2) Translasi
a) RNAd dan RNAt setelah sampai di ribosom selanjutnya tiga basa nitrogen
pada antikodon RNAt berpasangan dengan tiga basa nitrogen pada kodon
RNAd. Misalnya AUG pada kodon RNAd berpasangan dengan UAC pada
antikodon RNAt, sehingga asam amino diikat oleh RNAt adalah metionin.
Dengan demikian nama asam amino merupakan terjemahan dari basa-basa
nitrogen yang ada pada RNAd.
b) Ribosom dengan RNAd bergerak satu dengan yang lainnya.
c) Sebuah asam amino ditambahkan pada protein yang dibentuk.
d) Asam amino yang pertama (metionin) segera lepas dari RNAt kembali ke
sitoplasma untuk mengulang fungsinya dengan cara yang sama. RNAt
berikutnya datang untuk berpasangan dengan kodon RNAd berikutnya.
e) Proses keseluruhan ini berkesinambungan sampai terbentuk polipeptida
tertentu yang terdiri dari asam amino dengan urutan basa nitrogen tertentu.

e. Kode Genetik
Kode genetik adalah suatu informasi dengan menggunakan huruf sebagai
lambang basa nitrogen (A, T, C, dan G) yang dapat menerjemahkan macam-macam
asam amino dalam tubuh. Dengan kata lain, kode genetik adalah cara pengkodean
urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada
saat sintesis protein. Macam molekul protein tergantung pada asam amino
penyusunnya dan panjang pendeknya rantai polipeptida.
Proses sintesis protein (polipeptida) baru akan diawali apabila ada kodon AUG
yang mengkode asam amino metionin, karenanya disebut sebagai kodon permulaan
(kode ‘start’). Sedangkan berakhirnya proses sintesis polipeptida apabila terdapat
kodon UAA, UAG, dan UGA (pada prokariotik) dan UAA (pada eukariotik). Kodon
UAA, UAG, dan UGA tidak mengkode asam amino apapun dan merupakan agen
pemotong gen (tidak dapat bersambung lagi dengan double helix asam amino) disebut
kodon terminasi/ kodon nonsense (kode ‘stop’). Kode genetik berlaku universal,
artinya kode genetik yang sama berlaku untuk semua jenis makhluk hidup.Dengan
adanya kodon permulaan dan kodon terminasi, berarti tidak semua urutan basa
berfungsi sebagai kodon. Yang berfungsi sebagai kodon hanyalah urutan basa yang
berada di antara kodon permulaan dan kodon terminasi.

Tabel. Kode genetik


f. Perbedaan DNA dan RNA
Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan
dengan DNA, antara lain yaitu (Suryo, 1992):
1) Ukuran dan bentuk
Pada umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA. DNA berbentuk
double helix, sedangkan RNA berbentuk pita tunggal. Meskipun demikian pada
beberapa virus tanaman, RNA merupakan pita double namun tidak terpilih
sebagai spiral.
2) Susunan kimia
Molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida, perbedaannya dengan DNA
yaitu:
a) Gula yang menyusunnya bukan dioksiribosa, melainkan ribosa.
b) Basa pirimidin yang menyusunnya bukan timin seperti DNA, tetapi urasil.
3) Lokasi
DNA pada umumnya terdapat di kromosom, sedangkan RNA tergantung dari
macamnya:
a) RNAd (RNA duta), terdapat dalam nukleus, RNA d dicetak oleh salah satu
pita DNA yang berlangsung didalam nukleus.
b) RNAp (RNA pemindah) atau RNAt (RNA transfer), terdapat di sitoplasma.
c) RNAr (RNA ribosom), terdapat didalam ribosom.
4) Fungsinya
DNA berfungsi memberikan informasi atau keterangan genetik, sedangkan fungsi
RNA tergantung dari macamnya, yaitu:
a) RNA d, menerima informasi genetik dari DNA, prosesnya dinamakan
transkripsi, berlangsung didalam inti sel.
b) RNA t, mengenali kodon dan menerjemahkan menjadi asam amino di
ribosom.
c) RNA r, sebagai tempat pembentukan protein.

C. Fungsi Materi Genetik


Setelah terbukti bahwa DNA merupakan materi genetik pada sebagian besar organisme,
kita akan melihat fungsi DNA sebagai materi genetik. DNA menjalankan tiga fungsi pokok
berikut ini :
1. Materi genetik harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat dapat
meneruskan informasi tersebut dari tetua kepada keturunannya, dari generasi ke generasi.
Fungsi ini merupakan fungsi genotipik, yang dilaksanakan melalui replikasi.
2. Materi genetik harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya, materi
genetik harus mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai dari zigot
hingga individu dewasa. Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik, yang dilaksanakan
melalui ekspresi gen.
3. Materi genetik sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan sehingga organisme
yang bersangkutan akan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah.
Tanpa perubahan semacam ini, evolusi tidak akan pernah berlangsung. Fungsi ini
merupakan fungsi evolusioner, yang dilaksanakan melalui peristiwa mutasi.

D. Ekspresi Gen
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Ekspresi Gen juga dapat
diartikan bagaimana sel mengatur untuk memperlihatkan ciri-ciri mahluk hidup tersebut
berdasarkan gen-gen yang di miliki. Ekspresi gen ini berkaitan dengan sintesis protein, yaitu
proses transkripsi dan translasi. DNA akan mengkode informasi genetik sesuai
kebutuhannya. Pada prokariotik, seperti bakteri akan mengekspresi gen secara selektif.
Sebagai contoh terkait dengan ketersedian bahan makanan di lingkungannya, bakteri akan
mengaktifkan (switch on) dan menonaktifkan (switch off) gen yang mengkode enzim yang
berperan dalam mencerna makanan. Sedangkan pada eukariotik, mekanisme ekspresi gen
dikontrol oleh sistem yang lebih kompleks.
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat suatu organism oleh gen. Sifat fenotipe
makhluk hidup merupakan sifat hasil ekspresi gen yang terlihat. Contoh fenotipe adalah
berbagai keaneragaman anjing yang memiliki jenis bulu, ukuran, warna yang berbeda. Pada
bayi anjing yang baru dilahirkan, tampak anjing memiliki ciri-ciri yang sama antara satu
dengan yang lain, tetapi seiring pertumbuhan dan perkembangannya ciri-ciri yang tampak
sudah menunjukkan perbedaannya. Hal inilah yang disebut dengan ekspresi gen. Anjing-
anjing tersebut memiliki kemiripan yang besar pada susunan DNAnya, tetapi ciri-ciri yang
tampak berbeda (seiring pertumbuhannya) tersebut disebabkan adanya ekspresi gen yang
mengaktifkan atau menonaktifkan gen-gen tertentu.
Ekpresi Gen merupakan suatu proses penentuan sifat dari suatu organisme oleh Gen.
suatu sIfat yang dipunyai oleh suatu organisme merupakan hasil proses metabolism yang
terjadi di dalam sel. Proses metabolism dapat berlangsung karena adanya enzim yang
berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia. Enzim dan protein lainnya
diterjemahkan dari urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA, dan mRNA itu sendiri
disintesis berdasarkan utas cetakan DNA. Gen tersusun dari molekul DNA, sehingga gen
menentukan sifat suatu organisme.
Seperti telah kita ketahui bahwa Ekpresi Gen dilakukan melalui dua tahap, yaitu :
Transkripsi dan Translasi. Pada proses Transkripsi terjadi di dalam inti sel, sedangkan
Translasi berlangsung di sitoplasma, sehingga RNA harus dikeluarkan dari inti sel ke
sitoplasma.

E. Ekspresi Gen pada Prokariotik dan Eukariotik


Pada prokariot dan eukariot, kekhususan sel (diferensiasi sel) tergantung pada seleksi
ekspresi gen-gen tertentu . Berikut akan dijabarkan ekspresi gen pada prokariotik dan
eukariotik.
1. Ekspresi Gen pada Prokariotik
Pada prokariot, interaksi protein dengan DNA dapat membuat gen menjadi on atau
off terhadap rangsangan lingkungan tertentu. Pada prokariotik dikenal adanya Operon
Lac (singkatan dari operon yang mengkode enzim-enzim yang dapat memetabolisme
laktosa). Operon adalah seperangkat gen terstruktur, yang merupakan unit pengungkapan
genetik yang terorganisasi. Di antara promotor dan gen pengkode enzim tersebut, ada
segmen DNA yang disebut operator yang bertindak sebagai “switch” atau pengubah.
Operator menentukan apakah RNA polimerase dapat menempel pada promotor atau
numpang lewat gen saja.
Contoh prokariot adalah bakteri E.Coli yang menggunakan tiga enzim dalam
mengambil dan memetabolisme laktosa. Gen-gen untuk ketiga enzim ini tersusun dalam
operan lac. Dimana lac Z mengkodekan β-galaktosa, lac Y mengkodekan permease
sedangkan lacA mengkodekan transasetilase.
Ketika represor menempel pada operator, maka seluruh operon lac tidak bisa
mengekspresikan untuk mensintesis enzim untuk metabolisme laktosa. Pada tahap inilah
operon lac dalam keadaan off.

Gambar: Operonlac off karena tidak adanya inducer (lactosa) yang menempel pada
represor

Pada keberadaan inducer (laktosa), represor menjadi tidak aktif karena berikatan
dengan inducer. Ini memperbolehkan RNA polymerase menuju ke operon dan melakukan
proses transkripsi yang mampu menghasilkan enzim (β-galaktosa, permease dan
transasetilase) untuk metabolisme laktosa. Metabolisme laktosa ini akan diubah menjadi
glukosa dan galaktosa untuk keperluan energi selanjutnya.

Gambar : Operonlac on karena adanya inducer (lactosa) yang menempel pada represor

Pada operon lac triptofan, umumnya transkripsi terus dilakukan, akan tetapi
keberadaan triptofan menjadi penghambat sehingga tidak dapat diproduksi enzim-enzim
tersebut. Berbeda dengan adanya laktosa yang menghambat inhibitor sehingga proses
yang seharusnya berhenti atau tidak memproduksi enzim kembali tetapi menjadi aktif.
Jika suatu kultur E.coli yang diberi media glukosa dan laktosa, maka bakteri
tersebut akan menggunakan glukosa terleih dahulu sampai habis. Selanjutnya setelah
mengalami fase lag yang pendek, maka bakteri tersebut akan menggunakan laktosa
sebagai sumber karbon. Hal ini dikarenakan enzim untuk metabolisme glukosa lebih
konstitutif daripada enzim untuk metabolisme laktosa.
Gambar: Pertumbuhan diauxic kultur E. coli yang diberi campuran antara glukosa dan
laktosa

2. Ekspresi Gen pada Eukariotik


Pada eukariot tingkat tinggi gen-gen yang berbeda akan ditranskripsi pada jenis sel
yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme pengaturan pada tahap transkripsi,
dan juga prosesing mRNA, memegang peran yang sangat penting dalam proses
diferensiasi sel. Semua mRNA pada eukariot tingkat tinggi adalah monosistronik, yaitu
hanya membawa urutan sebuah gen struktural. Transkrip primer yang adakalanya
menyerupai polisistronik pun akan diproses menjadi mRNA yang monosistronik.
Kontrol ekspresi gen yang terjadi pada eukariot diawali pada tahap:
a. Inisiasi transkripsi.
Dengan adanya pengaruh enhancer yang akan berikatan dengan daerah promotor
untuk meningkatkan aktivitas RNA polimerase.
b. Proses transkripsi dan modifikasi.
Hal ini berupa adanya proses intron splicing sehingga hanya tersisi bagian ekson.
c. Kestabilan transkripsi
Saat hasil transkripsi dibawa dari inti sel menuju sitosol akan terjadi pemendekan
ekor poli-A oleh enzim (DNA) pada 3' ke 5' yang berasosiasi dengan 5'cap.
d. Modifikasi translasi
Modifikasi ini terjadi dalam bentuk modifikasi kovalen disebabkan adanya modifikasi
kimia seperti asetilasi, metilasi, dan disulfida bond formation. Contoh, molekul
insulin dihasilkan dalam bentuk inaktif yang terdiri dari satu polipeptida dan untuk
aktivasinya polipeptida tersebut akan dipotong menjadi dua bagian dan dihubungkan
dengan jembatan disulfida.

Enam tahap ekspresi gen eukariotik yang dapat dikontrol :


a. Kontrol transkripsi yang akan mengontrol gen pada saat di transkripsi.
b. Kontrol proses RNA yang akan mengontrol penyambungan dan proses transkripsi
RNA.
c. Kontrol penempatan dan transpor RNA yang akan memilih mRNA yang lengkap
untuk diekspor dari nukleus ke sitosol dan membagi di dalam sitosol.
d. Kontrol translasi yang akan memilih mRNA dalam sitoplasma untuk ditranslasi oleh
ribosom.
e. Kontrol degradasi mRNA yang akan menstabilkan secara selektif molekul mRNA
dalam sitoplasma.
f. Kontrol aktivitas protein yang akan mengaktifkan secara selektif, menurunkan, atau
menempatkan molekul protein spesifik setelah mereka selesai dibuat

3. Perbedaan Gen Prokariotik dan Eukariotik


Perbedaan Prokariotik dan Eykariotik yang berkaitan dengan gen dapat dibuat tabel
sebagai berikut :
Prokariotik Eukariotik
Polycistronik Monocistronik
yaitu pada transkripsi banyak gen (karena yaitu pada transkripsi, hanya 1 gen
operon)
DNA berbentuk sirkuler karena tidak DNA berbentuk linear dan kromatin
adanya protein histon (kromosom) karena adanya protein histon
Haploid (1 n) Diploid (2 n)
Transkripsi dan translasi terjadi di Transkripsi terjadi di dalam inti sedangkan
sitoplasma translasi terjadi di sitoplasma
Tidak mengalami proses modifikasi pada Mengalami proses modifikasi pada tahap
proses transkripsi karena tidak adanya transkripsi karena ada pembuangan intron
intron

Dogma Central Genetika Molekuler


Yang dimaksud disini adalah Dogma central semua informasi yang terkandung dalam
DNA, kemudian akan digunakan untuk menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi,
dan beberapa informasi pada RNA tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein
melalui proses yang disebut translasi.
Sebenarnya dalam proses dogma central, ada beberapa referensi yang mencakup
replikasi DNA, dan ada yang tidak. Karena ada yang mengartikan dogma central adalah
proses ekspresi gen dari DNA –> RNA –> protein. Ada pula yang menyebutkan sebelum
ekspresi gen berlangsung, DNA harus dilipat gandakan dulu

F. Regulasi Ekspresi
Pengaruh suatu gen dapat diamati secara visual misalnya pada anggur dengan warna
buah yang hijau, warna ungu muda sampai dengan warna ungu tua. Dari pola tandan buah
ada yang jarang, lebat hingga sangat lebat. Semua perbedaan tersebut disebabkan oleh
ekspresi gen yang berbeda.

Ungu tua sangat lebat Ungu mudajarang Hijau lebat

Pengaruh suatu gen juga dapat dibedakan dari tingkat aktivitas ekspresi. Misalnya
aktivitas ekspresi gen kerdil AoX pada padi, menyebabkan perbedaan tinggi tanaman. Makin
tinggi aktivitas ekspresi gen AoXmenyebabkan tanaman padi makin kerdil.
Aktivitas ekspresi

Berdasarkan hasil yang dicapai dari proses ekspresi, dikenal 3 kelas gen, yaitu:

Gen kelas I: gen-gen kelas ini menghasilkan protein yang nantinya menjadi ribosom
sebagai mesin translasi mRNA, sehingga produk ekspresinya disebut rRNA (ribosome RNA).

Gen kelas II: gen-gen kelas ini menghasilkan protein yang akan berfungsi sebagai
enzim yang berperan dalam proses fisiologi tanaman dalam membentuk penotipe (keragaan)
suatu individu tanaman. Produk ekspresinya disebut mRNA (messenger RNA).

Gen kelas III: gen-gen kelas ini menghasilkan protein yang akan berfungsi sebagai
pembawa asam amino dari sitoplasma ke ribosome untuk membentuk rantai asam amino dari
mRNA, sehingga produk ekspresinya disebut tRNA (transfer RNA).

Dalam mengendalikan proses fisologi dan keragaan tanaman, gen kelas II dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok gen, yaitu :
1. Constitutive expression
Gen yang berekspresi terus menerus (Constitutive expression). Gen-gen ini diekspresikan
terus menerus pada sebagian besar organ, karena dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar, seperti respirasi untuk mendapatkan energi. Gen-gen ini disebut housekeeping
genes, yang meliputi 10% dari seluruh gen.
2. Specific expression
Gen yang berekspresi khusus (Specific expression). Gen-gen ini diekspresikan pada
organ tertentu, tahap perkembangan tertentu, atau pada kondisi lingkungan tertentu,
seperti pada pembungaan, pematangan buah, merespon stress air, atau ketika mendapat
serangan penyakit. Gen-gen ini disebut inducible genes, yang meliputi 90% dari seluruh
gen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kromosom terdapat pada nukleus (inti sel) setiap sel. Kromosom dapat diamati pada
tahap metafase saat pembelahan mitosis maupun meiosis. gen merupakan unit terkecil
dari suatu makhluk hidup yang mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus
gen. Gen terdiri dari protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4 – 8 m
(mikron). Fungsi gen antara lain: Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya,
Sebagai penentu sifat yang diturunkan dan Mengatur perkembangan dan metabolisme.
Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika unit-
unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut dioksiribonukleat
(DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam ribonukleat (RNA).
2. Pada prokariot, interaksi protein dengan DNA dapat membuat gen menjadi on atau off
terhadap rangsangan lingkungan tertentu. Pada prokariotik dikenal adanya Operon Lac
(singkatan dari operon yang mengkode enzim-enzim yang dapat memetabolisme laktosa).
Operon adalah seperangkat gen terstruktur, yang merupakan unit pengungkapan genetik
yang terorganisasi. Di antara promotor dan gen pengkode enzim tersebut, ada segmen
DNA yang disebut operator yang bertindak sebagai “switch” atau pengubah. Operator
menentukan apakah RNA polimerase dapat menempel pada promotor atau numpang
lewat gen saja sedangkan Pada eukariot tingkat tinggi gen-gen yang berbeda akan
ditranskripsi pada jenis sel yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme
pengaturan pada tahap transkripsi, dan juga prosesing mRNA, memegang peran yang
sangat penting dalam proses diferensiasi sel. Semua mRNA pada eukariot tingkat
tinggi adalah monosistronik, yaitu hanya membawa urutan sebuah gen struktural.
Transkrip primer yang adakalanya menyerupai polisistronik pun akan diproses menjadi
mRNA yang monosistronik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa tahun. Ekspresi Gen (online) (diaksesmelalui: https://id.wikipedia.org/wiki/


Ekspresi_gen, pada tanggal 28 November 2015).
https://kkanitha.wordpress.com/2011/07/06/ekspresi-gen-dan-materi-genetik/

https://seedagronomist.wordpress.com/2015/10/31/genetika-ekspresi-gen/

https://www.academia.edu/22760374/STRUKTUR_DAN_EKSPRESI_GEN

http://www.edubio.info/2016/07/replikasi-dna-1-pengertian-dan-tujuan.html

Marks, D.B. 2004. Pengaturan Ekspresi Gen. Dalam Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : Buku
kEdokteran EGC

Jusuf, Muhamad. 2001. Genetika 1 Struktur Dan Ekspresi Gen. Sagung Seto. Bogor.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai