I. PENDAHULUAN
Sungai Kampar merupakan salah satu sungai besar dari empat sungai utama
di Provinsi Riau. Sungai Kampar memiliki dua anak sungai besar yaitu Sungai
Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Sungai ini memiliki beberapa danau
oxbow. Danau oxbow merupakan danau yang terbentuk melalui pemutusan aliran
sungai yang terjadi karena proses alami berupa pengendapan sedimen yang
Danau Kampar Lama merupakan salah satu danau yang terletak di Sungai
Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Lebar Danau ini ± 10-12 meter, dengan
kedalaman danau 5-6 meter. Danau ini merupakan danau oxbow yang
mendapatkan masukan air dari hujan dan Sungai Kampar Kiri disaat musim
penghujan. Disaat musim penghujan volume danau akan mengalami kenaikan dan
akan menyatu dengan Sungai Kampar Kiri. Ketika banjir air masuk ke Danau
masuk ke danau maka perairan akan menjadi lebih subur. Bahan-bahan organik
disuatu perairan maka organisme pemakan plankton seperti ikan-ikan kecil juga
akan semakin banyak. Ikan-ikan kecil ini merupakan sumber makanan bagi ikan-
penurunan volume air dan terputus dengan Sungai Kampar Kiri. Pada kondisi
tersebut Danau Kampar Lama tidak mendapat masukan air ataupun bahan-bahan
2
organik dari Sungai Kampar Kiri dan ikan-ikan yang masuk ke Danau Kampar
Ikan bujuk (Channa lucius) merupakan salah satu ikan yang terdapat di
Danau Kampar Lama. Ikan bujuk ini banyak digemari oleh masyarakat dan
merupakan ikan konsumsi yang bernilai ekonomis, dengan harga jual sekitar
ikan karnivora yang memakan ikan dengan ukuran lebih kecil dari tubuhnya.
Selama musim kemarau ikan bujuk akan terjebak di Danau Kampar Lama. Selama
ikan ini terjebak di Danau Kampar Lama, ruang lingkup ikan bujuk untuk mencari
makan jadi sedikit. Ikan ini hanya mendapat sumber makanan di Danau Kampar
Lama saja. Jika sumber makanan ikan bujuk berkurang maka ikan bujuk akan
Menurut (Azrita et al., 2012) makanan ikan bujuk yang hidup di Danau
Kabupaten Riau adalah ikan-ikan yang berukuran kecil, udang dan anak katak.
Sedangkan ikan bujuk yang hidup di rawa banjiran Sungai Tapung Kiri memakan
anak ikan, ulat sagu/londi, jangkrik, cacing dan kepiting merah menurut (Mulyani,
2013). Tetapi ikan bujuk yang hidup di Danau Kampar Lama belum diketahui apa
Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai analisis isi lambung
ikan bujuk untuk mengetahui apa saja makanan ikan bujuk selama terjebak di
Danau Kampar Lama. Informasi mengenai analisis isi lambung ikan bujuk juga
belum pernah dilakukan di Danau Kampar Lama. Karena hal tersebut, perlu
3
Ikan bujuk (Channa lucius) merupakan ikan dari family Channidae. Ikan ini
merupakan ikan karnivora yang memakan ikan dengan ukuran lebih kecil dari
tubuhnya. Ikan ini banyak dijumpai di daerah rawa banjiran, sungai dan juga
danau. Danau Kampar Lama merupakan salah satu habitat dari ikan bujuk. Pada
musim kemarau ikan-ikan yang berada di danau akan terjebak dan organisme di
danau menjadi terbatas. Selama terjebak di danau ruang lingkup ikan bujuk untuk
mencari makan hanya di danau saja dan jenis makanan ikan bujuk juga terbatas
Oleh sebab itu, maka akan dilihat makanan ikan bujuk selama terjebak di
Danau Kampar Lama untuk mengatahui apa saja makanan yang dimakan oleh
ikan bujuk, maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis isi lambung ikan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis makanan ikan bujuk
mengenai ikan bujuk, memberikan informasi tentang jenis makanan ikan bujuk
berkelanjutan.
4
Oxbow lake atau danau tapal kuda/danau mati, yang terbentuk akibat
lebih atau kurang 180 derajat. Danau terbentuk secara alami dari waktu ke waktu
sebagai akibat dari erosi dan sedimen dari tanah di sekitar kelokan sungai. Secara
ekologis telah terjadi perubahan ekosistem dari perairan mengalir (dalam bentuk
antara sungai dan oxbow telah kehilangan hubungan, namun hubungan ekologis
keduanya dapat terjadi pada saat air sungai banjir (Putra, 2018).
fluktuasi antara musim hujan dan musimm kemarau sepanjang tahun. Pada musim
kemarau volume air sangat kecil dan tidak ada pemasukan air kedalam oxbow dari
sungai, sedangkan pada musim hujan air sungai meluap dan memasuki oxbow
sehingga ketinggian atau volume air oxbow bertambah. Kondisi ini menimbulkan
Salah satu danau oxbow di Riau yaitu Danau Oxbow Pinang Dalam yang Commented [a1]: Kualitas air nya mana ?
terdapat di Sungai Kampar yang memiliki luas lebih kurang 5 hektar dengan
barau, paweh, tawes, sumatra, kapiek, daro putih, pantau, motan, ciling-ciling,
betok, tambakan, gurami, selinca, sepat mutiara, sepat rawa, toman, baung, ingir-
5
ingir, juaro, lais timah, selais janggut, selais danau, tapah, dan katung (Efizon et
al., 2015).
Ikan bujuk (Channa lucius) termasuk marga Channa merupakan suku ikan
air tawar yang hidup dikawasan tropis Afrika dan Asia Selatan, Asia Tenggara
dan Asia Timur. Bentuk badan hampir bundar di bagian depan dan pipih tegak ke
kepalanya lebar dan bersisik besar, mulutnya bersudut tajam, sirip punggung dan
sirip dubur panjang dan tingginya hampir sama. Semua jenis ikan ini mampu
menghirup oksigen dari atmosfir karena memiliki organ nafas tambahan pada
Subkelas : Teleostei
Ordo : Perciformes
Family : Channidae
Genus : Channa
Ikan bujuk memiliki bentuk tubuh gilig memanjang, seperti peluru kendali.
Panjang total ikan dewasa dapat mencapai lebih dari 360 mm. Kepala bagian atas
6
berukuran kecil. Bercak-bercak besar terdapat di sisi tubuh dan garis-garis (pita)
gigi-gigi yang lebih kecil. Pangkal sirip dorsal dengan gurat sisi 5½ deret sisik.
Sisi bawah kepala dan tubuh terdapat jari-jari (duri) lunak; sirip dorsal
(punggung) berjumlah 38-41 buah; pada sirip anal (dubur) 27-29 buah. Gurat sisi
pada ikan dewasa antara 58-65. Warna tubuhnya sangat bervariasi. Ikan muda
gelap berjalan dari belakang mata hingga ke ekor, namun di sisi badan terputus-
putus membentuk deretan bercak itu membentuk garis zig-zag terang memanjang
sisi tubuh. Namun warna-warna ini kerap mengabur pada ikan yang tua (Kottelat
et al., 1993).
memiliki habitat yang sesuai dengan kebutuhannya. Apabila terjadi gangguan atau
perubahan yang cepat makhluk hidup tersebut mungkin akan mati atau mencari
berbagai genangan air lainnya. Ikan dari suku ini hidup berdiam dibagian perairan
tumbang. Pada perairan yang mulai mengering dan tidak menemukan sumber air
Kabupaten Organ Komering Ilir, Organ Ilir, Muara Enim, Palembang, Musi
Kebiasaan makan ikan (food habits) ialah kualitas dan kuantitas makanan
yang dimakan ikan. Besarnya populasi ikan dalam suatu perairan ditentukan oleh
makanan yang tersedia. Faktor yang berhubungan dengan populsi tersebut adalah
jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, mudahnya tersedia makanan dan lama
(Effendie, 2002).
Organisme hidup, tumbuh dan berkembang karena energi yang berasal dari
pencernaan ikan. Perbedaan yang menyolok ditemukan pada struktur tapis insang,
struktur gigi pada rongga mulut, keberadaan dan bentuk lambung, serta panjang
usus. Tapis insang pada ikan herbivora banyak, panjang, dan rapat, sementara
8
pada ikan omnivora sedang, dan pada ikan karnivora sedikit, pendek, dan kaku.
Rongga mulut pada ikan herbivora sering tidak bergigi, sementara pada ikan
omnivora bergigi kecil, dan pada ikan karnivora umumnya bergigi kuat dan
panjang. Usus ikan herbivora sangat panjang beberapa kali panjang tubuhnya,
sementara pada ikan omnivora sedang 2 sampai 3 kali panjang tubuh, dan pada
ikan karnivora pendek, kadang lebih pendek dari panjang tubuhnya (Aslamyah,
2006).
Menurut Efendie (2002) besarnya populasi ikan dalam suatu perairan antara
lain ditentukan oleh jenis makanan yang tersedia. Beberapa faktor yang
berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang
tersedia, mudah tersedia dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam
populasi tersebut. Makanan yang telah digunakan oleh ikan tadi akan
selain dipengaruhi oleh kondisi biotik perairan yaitu seperti fisika dan kimia dari
kelompok, yaitu (1) Makanan utama/dasar yaitu makanan yang biasa atau
umumnya dikonsumsi oleh ikan, meliputi bagian terbesar dari yang terkandung di
temukan di dalam lambung ikan, tetapi jumlahnya kecil/sedikit dan (3) Makanan
Menurut Mulyani (2013) ikan bujuk merupakan ikan karnivora murni dan
memakan anak ikan, ulat sagu/londi, jangkrik, cacing dan kepiting merah.
2.5.1.Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian
dari permukaan laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan,
dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap
proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat berperan
suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai bagi pertumbuhannya (Haslam
Suhu air dapat mempengaruhi kehidupan biota air secara tidak langsung,
yaitu melalui pengaruhnya terhadap kelarutan oksigen dalam air. Semakin tinggi
suhu air, semakin rendah daya larut oksigen di dalam air, dan sebaliknya.
Pengaruh suhu secara tidak langsung yang lain adalah terhadap metabolisme, daya
larut gas, termasuk oksigen serta sebagai reaksi kimia di dalam air. Semakin
tinggi suhu air, semakin tinggi laju metabolisme biota berarti semakin besar
2.5.2. Kecerahan
spektrum yang terihat sebagai cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter,
jatuh agak lurus pada permukaan air. Kemampuan cahaya matahari untuk
10
lumpur dan sebagainya, (b) adanya jasad-jasad renik (plankton), dan (c) warna air
(Kordi, 2013).
tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH=7
adalah netral, pH<7 dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH>7
hidroksida akan menaikkan kebasaan air, sementara adanya asam mineral bebas
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif dan dapat membunuh
ikan. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi) kandungan oksigen terlarut akan
Oksigen terlarut adalah satu jenis gas terlarut dalam air dengan jumlah
yang sangat banyak, yaitu menempati urutan kedua setelah nitrogen. Namun jika
11
dilihat dari segi kepentingan untuk budidaya perairan, ikan dan non ikan, oksigen
Kandungan oksigen pada perairan danau dan waduk sangat optimal antara
5-7 ppm karena pasokan oksigen berasal dari aliran air anak sungai menuju ke
pankton) atau ketika terjadi upwelling sehingga dasar perairan yang kandungan
reproduksi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, ketersediaan oksigen bagi biota air
bergantung pada oksigen, asalkan kondisi lainnya optimum, oleh karena itu
kekurangan oksigen dalam air dapat mengganggu kehidupan biota air, termasuk
Jenis-jenis ikan dari famili Cannidae dapat bertahan hidup pada air kotor
yang kadar oksigennya rendah dan juga tahan dalam kondisi yang kering berkisar
antara 2,0 sampai 3,7 ppm (Djuhanda; Jangkaru dan Djajadiredja dalam Mulyani,
2013).
fitoplankton dan tumbuhan air baik ukuran besar maupun yang kecil dalam proses
fotosintesis. Karbondioksida bebas di perairan berasal dari difusi udara, air hujan,
air yang melewati tanah organik dan respirasi organisme air (Effendi, 2003).
12
lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan oksigen sehingga sering
konsumsi oksigen dan sebagai kompensasinya ikan akan aktif sekali bernapas ini
memerlukan kalori dan mengurangi kesempatan untuk makan bagi ikan (nafsu
makan ikan menurun bahkan hilang), di samping selera makan sudah jauh
lapangan.
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian analisis isi
Tabel 1. Alat dan Bahan yang akan Digunakan dalam Penelitian Analisis Isi
Lambung
b. Bahan
Ikan bujuk Ekor Sebagai objek penelitian
Alkohol 70% ml Pengawet isi lambung
Adapun alat dan bahan yang digunakna dalam pengukuran kualitas air
Tabel 2. Alat dan Bahan yang akan Digunakan untuk Pengukuran Kualitas
Air Danau Kampar Lama
b. Kimia
Ph pH indikator - Dilapangan
O2 terlarut Botol BOD 125 ml -NaOH KI Dilapangan
(mg/L) Tabung erlenmeyer -H2SO4
Gelas ukur -Amilum
Pipet tetes -Natrium
Thiosulfat
CO2 bebas Botol BOD 125 ml -Penolphtalein Dilapangan
(mg/L) Tabung erlenmeyer Na2CO3
Gelas ukur
Pipet tetes
survei, dimana perairan Danau Kampar Lama, Provinsi Riau dijadikan sebagai
lokasi penelitian dan ikan bujuk (Channa lucius) sebagai objek penelitian.
semua jumlah ikan toman yang tertangkap selama penelitian sebagai objek
dikarenakan mencari tempat hidup ikan bujuk yang habitatnya ditempat perairan
seminggu sekali selama sebulan. Ikan yang diambil adalah ikan dalam kondisi
segar dan utuh, dengan ukuran yang bervariasi. Ikan yang telah tertangkap
adalah sampel ikan dari semua ukuran. Hal ini bertujuan agar isi lambung ikan
sampel yang tertangkap dapat mewakili semua jenis makanan yang dimakan oleh
ikan bujuk. Selanjutnya ikan ini akan diteliti di Laboraturium Biologi Perairan
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Sampel ikan di ukur panjang
total (TL) yaitu panjang yang diukur dari mulut hingga ujung sirip ekor dengan
16
satuan milimeter dan panjang baku (SL) yaitu panjang yang diukur dari mulut
hingga ke pangkal sirip ekor dengan satuan milimeter. Berat sampel ikan
gram.
ikan yang akan diamati pada tahap selanjutnya. Standar IKL bagi ikan yang
diamati adalah IKL minimum 25% bila sampel sedikit dan minimum 50% bila
sampel banyak. Pada penelitian ini menggunakan IKL yang telah mencapai 50%
O’Haus series dengan keteletian 0,1 gram dan di ukur panjang total
Adapun IKL yang didapat terdiri dari 10%, 20%, 30%, 40%, 50%,
Pengawetan isi lambung ikan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Lambung ikan bujuk yang telah memenuhi standar IKL 50% atau lebih
terdapat di dalam lambung ikan bujuk dengan ukuran yang relatif besar dan jenis-
jenis makanan yang dimakan juga relatif besar. Pengamatan jenis-jenis makanan
berikut :
2.5.1.1.Suhu
dalam perairan selama beberapa menit hingga menunjukkan angka dan kemudian
2.5.1.2.Kecerahan
disebut secchi disk. Alat ini diturunkan ke dalam perairan sampai tidak terlihat
dan dicatat berapa jarak dari permukaan perairan sampai secchi disk tidak terlihat.
Kemudian secchi disk diangkat dan dicatat jarak dari permukaan perairan sampai
secchi disk pertama kali terlihat. Selanjutnya dilakukan perhitungan angka dengan
diambil tanpa adanya kontak langsung dengan udara dan menggunakan botol
terjadi endapan. Setelah itu ditambahkan 2 ml H2SO4 lalu kocok hingga semua
endapan hilang (warna menjadi kuning). Setelah itu, sampel air tersebut diambil
ditambahkan 3-4 tetes amilum sampai terbentuk warna biru tua. Dititrasi kembali
dengan Na2S2O35H2O sampai warna biru hilang. Jumlah titran yang terpakai
A x N x 8 × 1000
DO (mg/L)
V
perubahan warna menjadi merah muda berarti tidak ada karbondioksida bebas.
Jika tidak terjadi perubahan warna dilanjutkan dengan mentitrasi sampel tersebut
dengan larutan NaCO3 hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda.
(Natarajan dan Jhingran, 1961). Metode ini adalah metode gabungan dari metode
frekuensi kejadian sehingga dapat diketahui presentase setiap jenis makanan yang
Wi × Oi
IP = ∑Wi × × 100%
∑Wi × Oi
Keterangan :
DAFTAR PUSTAKA