MAKROALGA
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:Sistematika Tumbuhan Rendah)
DISUSUN OLEH :
Nim :2001040058
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan laporan ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan laporan ini yang berjudul Makroalga. Laporan ini disusun guna memenuhi
tugas Dosen pada Mata Sistematika Tumbuhan Rendah di Kampus. Selain itu, saya juga
berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca Makroalga.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku Dosen Mata
Kuliah Ini. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni saya. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan laporan ini.
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan
penuh kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
A. Mikroalga .............................................................................................................. 3
A. Hasil ...................................................................................................................... 5
B. Pembahasan......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................... 11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satu cabang ilmu yang khusus mempelajari alga adalah phycology atau algology.
Alga termasuk dalam thallophyta (tanaman-tanaman yang tidak memiliki akar, batang dan
daun) yang memiliki klorofil a sebagai pigmen fotosintesis utama dan tidak memiliki sel-sel
penutup steril yang mengelilingi sel-sel reproduktif.
Alga umumnya terdapat di air, baik air tawar, air laut maupun air payau. Alga juga
ditemukan di tempat lain, seperti tumbuh pada batuan, tanah, sumber air panas dan lain-lain.
Didalam habitatnya, alga berfungsi sebagai produsen primer dalam rantai makanan, material
organik yang berasal hasil fotosintesis. Disamping itu, alga menghasilkan oksigen yang
diperlukan untuk metabolisme organisme konsumen. Manfaat ekologis lainnya adalah
menstabilkan substrat dengan holdfast (serupa akar) untuk melekatkan diri pada substrat.
Beberapa jenis alga dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai sayur-sayuran, terutama
yang berasal dari alga coklat dan merah. Ekstrak talus alga dapat digunakan sebagai agen
pengental dan pemadat dalam industri farmasi, kosmetika dan sebagainya.
Semua alga mengandung klorofil dan pigmen-pigmen lain yang berbeda-beda sesuai
dengan divisinya. Pigmen-pigmen tersebut dikemas dalam plastida. Ada 2 macam plastida
pada alga (kecuali Cyanophyta), yaitu : (a) kloroplas, pembawa zat yang mengandung
klorofil dan dapat juga mengandung pigmen lain, (b) kromoplas, pembawa zat warna lain,
kecuali klorofil, seperti pigmen karotin dan atau pigmen xantofil.
B. Perumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis makroalga dari divisi Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta?
2. Apa saja ciri morfologi ciri jenis alga terpilih dari divisi Chlorophyta, Phaeophyta dan
Rhodophyta?
3. Apa saja ciri-ciiri morfologi alga terpilih dengan ciri alga dalam sumber literatur atau
internet?
C. Tujuan Masalah
Makroalga memiliki peranan secara ekologi bagi ekosistem laut yaitu sebagai
produsen primer, tempat perlindungan, habitat pengasuhan, sumber makanan bagi biota laut
lainnya, dan penyerap karbon sehingga dapat mengurangi dampak pemanasan global.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikroalga
1. Pengertian Mikroalga
Alga merupakan organisme yang dianggap sebagai nenek moyang tumbuhan saat ini.
Alga memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki oleh tumbuhan saat ini seperti
pigmen klorofil. Alga secara morfologi dapat terbagi menjadi dua golongan yaitu mikroalga
(alga dengan ukuran mikroskopis) dan makroalga (alga yang berukuran makro). Namun,
secara spesifik bentuk tubuh beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan
ukuran tubuhnya sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang.
Mikroalga merupakan tumbuhan thalus yang berklorofi dan mempunyai pigmen tumbuhan
yang dapat menyerap cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Hidup di air tawar, payau,
laut dan hidup secara terestrial, epifit, dan epizoic.
Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai tumbuhan dan
dikenal sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan
dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. Sebagai dasar
mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi
zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu juga dapat digunakan sebagai
indikator kesuburan suatu perairan. Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran
menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebihan. Contoh kelas Dinoflgellata
tubuhnya memiliki kromatopora yang menghasilkan toksin (racun), dalam keadaan blooming
dapat mematikan ikan. Dewasa ini fitoplankton telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan manusia antara lain bidang : bidang perikanan, industri farmasi dan makanan
suplemen, pengolahan limbah logam berat, sumber energi alternatif biodiesel.
Lemak dalam mikroalga terdiri dari gliserol, asam lemak jenuh atau asam lemak tak
jenuh. Komposisi lemak pada masing-masing mikroalga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti perbe-daan nutrisi, lingkungan dan fasa pertumbuhan.Beberapa jenis mikroalga
berpotensi sebagai sumber minyak. Kandungan minyak mikroalga bervariasi tergantung jenis
mikroalganya. (Noer Abyor Handayani, Dessy Arianty, 2012).
BAB III
METODE KEGIATAN
A. HASIL
1. Deskripsi Jenis
menunjukkan Avrainvilea
dibandingkan dengan
mampu mempertahankan
filamen berbentuk Y.
3. Padina australis Hasil penelitian di lapangan
alga ini berwarna coklat
kekuning-kuningan, thallus
bebentuk seperti kipas
permukaan halus, licin dan
agak tebal panjangnya antara
4-5cm. Alga ini tumbuh
menempel pada karang.
Thallus berbentuk kipas dan
segmen-segmen lembaran
tipis (lobus) dengan garis-
garis berambut radial dan
perkapuran di bagian
permukaan daun. Alga ini
hidup pada kedalaman 15 cm,
dengan keadaan air laut
hangat suhu yang di dapatkan
adalah 290C , salinitas 36 dan
pH 8,36. Warna coklat
kekuning-kuningan kadang
berserat memutih karena
terdapat perkapuran. Alat
pelekatnya (Holdfast)
berbentuk cakram kecil
berserabut. Bagian atas lobus
agak melebar dengan pigiran
rata.Tumbuh pada daerah
yang berkarang
4. Sargassum Hasil penelitian di lapangan
polyceratium alga ini berwarna cokelat
thallus bercabang menyerupai
ranting pohon berbentuk
lembaran seperti daun,
permukaan kasar dan agak
kaku di sela-sela percabangan
terdapat bulatan-bulatan kecil
yang keras dan licin
menyerupai buah. Alga ini
tumbuh melekat pada batu
karang, hidup pada suhu
290C, dengan salinitas 36,
kedalaman air 40cm, dan pH
8,26. Tumbuh tegak agak
tidak teratur, panjang
mencapai 4,5-9 cm. Batang
thallus awalnya terletak pada
sumbu utama, kemudian
memacu pada cabang-
cabang, khas dengan satu
sumbu ke sumbu lainnya.
5. Glacilaria verrucosa Hasil penelitian di lapangan
Glacilaria verrucosa adalah
rumput laut yang termasuk ke
dalam kelas alga merah
(Rhodophyta) dengan nama
daerah yang bermacam-
macam, bentuk thallus yang
memipih atau silindris, yang
berhabitat di batu dan karang.
Alga ini hidup pada
kedalaman air 30cm, dengan
salinitas 36, suhu air 360C
dan dengan pH 8,26.
membentuk rumpun dengan
tipe percabangan yang tidak
teratur, thallus menyempit
pada pangkal percabangan.
Sifat substansi thallus seperti
tulang rawan, ujung-ujung
thallus umunya meruncing,
permukaan halus atau
berbintilbintil. Garis tengah
thallus berkisar 0,5-4,0 mm.
Glacilaria verrucosa
membutuhkan substrat untuk
tempat melekat dapat berupa
batu, pasir maupun karang
6. Glacilaria salicornia Hasil penelitian di
buku (bersegmen-segmen)
dikotom
2. Klasifikasi
B. Pembahasan
Makroalga yang dijumpai pada setiap substrat memiliki jumlah yang bervariasi mulai
dari jumlah yang sedikit dan jumlah yang mendominasi kawasan tersebut diantaraya spesies
Padina australis. Hal ini hasil sesuai dengan tingkat toleransi yang tinggi dapat
mempertahankan proses kehidupan dari kelompok makroalga tersebut. Kondisi lingkungan
yang sangat mendukung proses perkembangbiakannya maka kelompok alga tersebut akan
mendominasi wilayah tersebut. Kondisi lingkungan yang tidak baik memicu berkurangnya
spesies makroalga tersebut.
Jenis makroalga yang tahan ombak dapat tumbuh dengan baik makroalga yang hidup
di daerah pasang surut adalah kelompok alga coklat ( Phaeophyta) yang diantara jenis yang
paling banyak dijumpai adalah Padina australis, Sargasum dan Turbinaria. Hal ini sesuai
dengan penelitian Pipit Maria Ningsih Makroalga hidup sebagai makrobentos dengan
melekatkan diri pada substrat yang bervariasi seperti batu-batuan, karang, pasir dan lumpur.
Dengan demikian substrat-substrat yang terdapat pada masing-masing stasiun sesuai dengan
tempat hidup makroalga tersebut.
Tempat hidup yang baik bagi pertumbuhan Makrolaga adalah pecahan karang, karang
mati, dan karang hidup karena memenuhi syarat subtrat dasar keras untuk melekatkan diri,
serta dapat terjangkau sinar matahari, karena cahaya matahari sangat berperan penting dalam
proses fotosintesis. Hal ini sesuai dengan Arus yang kuat sangat diperlukan oleh Makroalga
karena dapat mengalirkan mineral-mineral sehingga kebutuhan makroalga dapat terpenuhi.
. Hal ini sesuai dengan perbedaan jumlah spesies makroalga yang didapatkan
dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan yang mendukung proses adaptasi dari masing-
masing spesies makroalga. Perbedaan jumlah spesies makroalga dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya, kemampuan adaptasi, daya tahan lemah terhadap habitat, adanya predator
atau penyakit.
Kondisi pantai Warna yang berbatu dan berkarang serta mengalami pasang surut dua
kali sehari yaitu pada pagi hari antara pukul 05.00-07.00 pagi, sore hari pada pukul 17.00-
19.00 WITA. Kondisi Pantai yang memiliki banyak karang dan bebatuan dapat
mempermudah melakukan penelitian maupun observasi lapangan untuk mengamati flora
maupun fauna yang terdapat di Kawasan Pantai Warna.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Parameter lingkungan perairan pantai warna suhu 27,5 - 30,8 0C, salinitas 29 - 33 0
/00, kecerahannya tembus dasar (100%) dengan kedalaman 1,20 - 1,80 m, kecepatan arus 19
cm/detik pada saat pasang dan 23 cm/detik pada saat surut, substrat dasar pada lokasi
penelitian adalah pasir dengan persentase 51%, kemudian kerikil (karang mati dan cangkang
molusca) dengan persentase 41%, sedangkan substrat lumpur 8%, pH 7,30 - 8,2, oksigen
terlarut (DO) 5,50 - 6,10 mg/l.
B. Saran
Ira ,2018 “Komposisi Jenis Makroalga di Perairan Pulau Hari Sulawesi Tenggara(
Species Composition of Makroalga in Hari Island, Sout East Sulawesi’’, Jurnal Biologi
Tropis, Vol.2, No.2.
Juneidi, 2004. Rumput Laut Jenis dan Morfologinya, Nabire : Pendidikan dan
Kebudayaan.
Mubarrak, dkk, 1990. Petunjuk Teknis pembudidaya Rumput Laut Pusat Penelitain
dan pengembangan Perikanan, Departeman Pertanian.
Panduan Penulisan Buku Saku Prodi Pendidikan Biologi, 2014 FAKULTAS Tarbiyah
dan Keguruan UIN R-RANIRY.
Saptasari, 2010. “Variasi dan Ciri Morfolgi dan Potesi Makro Alga Jenis Cauplerpa
di Pantai Kondang, Merak Kabupaten Malang”. Jurnal El Hayah. Vol. 2. No. 1.
.