Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MAKROALGA
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:Sistematika Tumbuhan Rendah)

DISUSUN OLEH :

Nama : Berciani Loro Wahi

Nim :2001040058

Prodi : Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan laporan ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan laporan ini yang berjudul Makroalga. Laporan ini disusun guna memenuhi
tugas Dosen pada Mata Sistematika Tumbuhan Rendah di Kampus. Selain itu, saya juga
berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca Makroalga.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku Dosen Mata
Kuliah Ini. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni saya. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan laporan ini.

Saya menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan
penuh kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan laporan ini.

Kupang, 13 Oktober 2021

Penyusun dari saya


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Pembatasan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................... 2
D. Kegunaan ................................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

A. Mikroalga .............................................................................................................. 3

BAB III METODE KEGIATAN ...................................................................................... 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 5

A. Hasil ...................................................................................................................... 5
B. Pembahasan......................................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 11

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Satu cabang ilmu yang khusus mempelajari alga adalah phycology atau algology.
Alga termasuk dalam thallophyta (tanaman-tanaman yang tidak memiliki akar, batang dan
daun) yang memiliki klorofil a sebagai pigmen fotosintesis utama dan tidak memiliki sel-sel
penutup steril yang mengelilingi sel-sel reproduktif.

Alga umumnya terdapat di air, baik air tawar, air laut maupun air payau. Alga juga
ditemukan di tempat lain, seperti tumbuh pada batuan, tanah, sumber air panas dan lain-lain.
Didalam habitatnya, alga berfungsi sebagai produsen primer dalam rantai makanan, material
organik yang berasal hasil fotosintesis. Disamping itu, alga menghasilkan oksigen yang
diperlukan untuk metabolisme organisme konsumen. Manfaat ekologis lainnya adalah
menstabilkan substrat dengan holdfast (serupa akar) untuk melekatkan diri pada substrat.

Beberapa jenis alga dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai sayur-sayuran, terutama
yang berasal dari alga coklat dan merah. Ekstrak talus alga dapat digunakan sebagai agen
pengental dan pemadat dalam industri farmasi, kosmetika dan sebagainya.

Klasifikasi alga terutama berdasarkan pada pigmen-pigmen fotosintesis, makanan


cadangan dan morfologi sel-sel reproduksi. Kumar dan Singh (1979) membagi alga atas 10
divisi, yaitu Cyanophyta, Chlorophyta, Xanthophyta, Chrysophyta, Baccillariphyta,
Pyrrophyta, Cryptophyta, Euglenophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta. Lee, R.E (1989)
mengklasifikasikan alga atas 15 divisi, yaitu Cyanophyta, Prochlorophyta, Glaucophyta,
Rhodophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Dinophyta, Cryptophyta, Chrysophyta,
Prymnesiophyta, Bacillariophyta, Xanthophyta, Eustigmatophyta, Raphidophyta dan
Phaeophyta. Smith, G.M (1983), mengelompokkan alga atas 7 divisi, yaitu : Chlorophyta,
Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Cyanophyta dan Rhodophyta.

Di lingkungannya, alga ditemukan baik sebagai makroalga maupun mikroalga.


Sebagai mikroalga, alga berperan sebagai phytoplankton di air laut, air tawar, maupun air
payau. Beberapa contoh mikroalga seperti gambar di bawah ini.

Semua alga mengandung klorofil dan pigmen-pigmen lain yang berbeda-beda sesuai
dengan divisinya. Pigmen-pigmen tersebut dikemas dalam plastida. Ada 2 macam plastida
pada alga (kecuali Cyanophyta), yaitu : (a) kloroplas, pembawa zat yang mengandung
klorofil dan dapat juga mengandung pigmen lain, (b) kromoplas, pembawa zat warna lain,
kecuali klorofil, seperti pigmen karotin dan atau pigmen xantofil.

B. Perumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis makroalga dari divisi Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta?
2. Apa saja ciri morfologi ciri jenis alga terpilih dari divisi Chlorophyta, Phaeophyta dan
Rhodophyta?
3. Apa saja ciri-ciiri morfologi alga terpilih dengan ciri alga dalam sumber literatur atau
internet?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengkoleksi jenis-jenis makroalga dari divisi Chlorophyta, Phaeophyta dan


Rhodophyta
2. Untuk Mendeskripsikan ciri morfologi ciri jenis alga terpilih dari divisi Chlorophyta,
Phaeophyta dan Rhodophyta
3. Untuk Membandingkan ciri-ciiri morfologi alga terpilih dengan ciri alga dalam sumber
literatur atau internet
D. Kegunaan

Makroalga memiliki peranan secara ekologi bagi ekosistem laut yaitu sebagai
produsen primer, tempat perlindungan, habitat pengasuhan, sumber makanan bagi biota laut
lainnya, dan penyerap karbon sehingga dapat mengurangi dampak pemanasan global.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroalga

1. Pengertian Mikroalga

Alga merupakan organisme yang dianggap sebagai nenek moyang tumbuhan saat ini.
Alga memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki oleh tumbuhan saat ini seperti
pigmen klorofil. Alga secara morfologi dapat terbagi menjadi dua golongan yaitu mikroalga
(alga dengan ukuran mikroskopis) dan makroalga (alga yang berukuran makro). Namun,
secara spesifik bentuk tubuh beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan
ukuran tubuhnya sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang.
Mikroalga merupakan tumbuhan thalus yang berklorofi dan mempunyai pigmen tumbuhan
yang dapat menyerap cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Hidup di air tawar, payau,
laut dan hidup secara terestrial, epifit, dan epizoic.

Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam


lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungi yang ada disekitar kita.
Sebagian mikroalga bersifat fotosintetik, mempunyai korofil untuk menangkap energy
matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organic yang berguna sebagai sumber energy
bagi kehidupan consumer seperti kopepoda, larva moluska, udang dan lain-lain. Selain
perannya sebagai produsen primer, hasil sampinga fotosintesa mikroalga yaitu oksigen juga
berperan bagi respirasi biota disekitarnya.

Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai tumbuhan dan
dikenal sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan
dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. Sebagai dasar
mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi
zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu juga dapat digunakan sebagai
indikator kesuburan suatu perairan. Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran
menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebihan. Contoh kelas Dinoflgellata
tubuhnya memiliki kromatopora yang menghasilkan toksin (racun), dalam keadaan blooming
dapat mematikan ikan. Dewasa ini fitoplankton telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan manusia antara lain bidang : bidang perikanan, industri farmasi dan makanan
suplemen, pengolahan limbah logam berat, sumber energi alternatif biodiesel.

Lemak dalam mikroalga terdiri dari gliserol, asam lemak jenuh atau asam lemak tak
jenuh. Komposisi lemak pada masing-masing mikroalga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti perbe-daan nutrisi, lingkungan dan fasa pertumbuhan.Beberapa jenis mikroalga
berpotensi sebagai sumber minyak. Kandungan minyak mikroalga bervariasi tergantung jenis
mikroalganya. (Noer Abyor Handayani, Dessy Arianty, 2012).
BAB III

METODE KEGIATAN

1. Setiap mahasiswa menjelajahi daerah intertidal (pasang-surut) di daerah terpilih


2. Mengumpulkan jenis-jenis makroalga dari divisi Chlorophyta, Phaeophyta dan
Rhodophyta
3. Spesimen yang telah dikumpulkan dibersihkan dengan air laut sampai bersih
4. Dengan bantuan lup amati morfologi mulai dari organ seperti akar (holdfast), seperti
daun (blade), organ reproduksi dan lain-lain
5. Pastikan warna spesimen
6. Deskripsikan spesimen meliputi habitat, habitus, warna, dan morfologi organ
7. Gunakan buku atau sumber dari internet sebagai pembanding untuk membuat deskripsi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Hasil pengamatan ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

1. Deskripsi Jenis

No Nama Jenis Foto Deskripsi Jenis


1. Enteromorpha sp Thallus kecil dan berbentuk
rumpun, dimana sel bagian
tengah dan ujung berisi satu
pirenoid pada masing-masing
sel. Kloroplast sering
memiliki bentuk seperti
mangkuk yang tampak di
bagian permukaan dengan
ukuran yang berbeda
panjangnya pada masing-
masing sel. Bentuk dan
susunan sel sama dengan
tumbuhan tingkat tinggi.
Habitat makroalga ini
umumnya pada rataan
terumbu karang yang selalu
tergenang pada saat air surut
terendah
2. Avrainvilea erecta Hasil penelitian di lapangan

menunjukkan Avrainvilea

erecta adalah salah satu

makroalga yang berbentuk

kipas tangguh, yang


memiliki bagan batang yang

lebih kecil bila

dibandingkan dengan

bentuk bagian daunnya.

Alga ini berwarna hijau

gelap hampir mirip dengan

lumut, alga ini memilki

tinggi 4-5 cm berwarna

oren kehijauan, berdiri

tegak di atas batang tebal

pendek yang memanjang

kedalam substrat alga ini

mampu mempertahankan

tubuhnya dari hantaman

ombak. Alga ini hidup pada


0
suhu 29 C, Salinitas 36,

kedalaman air 40 cm dan

pH 8,26. Thallus berbentuk

silindris terdiri dari filamen-

filamen berbentuk Y.
3. Padina australis Hasil penelitian di lapangan
alga ini berwarna coklat
kekuning-kuningan, thallus
bebentuk seperti kipas
permukaan halus, licin dan
agak tebal panjangnya antara
4-5cm. Alga ini tumbuh
menempel pada karang.
Thallus berbentuk kipas dan
segmen-segmen lembaran
tipis (lobus) dengan garis-
garis berambut radial dan
perkapuran di bagian
permukaan daun. Alga ini
hidup pada kedalaman 15 cm,
dengan keadaan air laut
hangat suhu yang di dapatkan
adalah 290C , salinitas 36 dan
pH 8,36. Warna coklat
kekuning-kuningan kadang
berserat memutih karena
terdapat perkapuran. Alat
pelekatnya (Holdfast)
berbentuk cakram kecil
berserabut. Bagian atas lobus
agak melebar dengan pigiran
rata.Tumbuh pada daerah
yang berkarang
4. Sargassum Hasil penelitian di lapangan
polyceratium alga ini berwarna cokelat
thallus bercabang menyerupai
ranting pohon berbentuk
lembaran seperti daun,
permukaan kasar dan agak
kaku di sela-sela percabangan
terdapat bulatan-bulatan kecil
yang keras dan licin
menyerupai buah. Alga ini
tumbuh melekat pada batu
karang, hidup pada suhu
290C, dengan salinitas 36,
kedalaman air 40cm, dan pH
8,26. Tumbuh tegak agak
tidak teratur, panjang
mencapai 4,5-9 cm. Batang
thallus awalnya terletak pada
sumbu utama, kemudian
memacu pada cabang-
cabang, khas dengan satu
sumbu ke sumbu lainnya.
5. Glacilaria verrucosa Hasil penelitian di lapangan
Glacilaria verrucosa adalah
rumput laut yang termasuk ke
dalam kelas alga merah
(Rhodophyta) dengan nama
daerah yang bermacam-
macam, bentuk thallus yang
memipih atau silindris, yang
berhabitat di batu dan karang.
Alga ini hidup pada
kedalaman air 30cm, dengan
salinitas 36, suhu air 360C
dan dengan pH 8,26.
membentuk rumpun dengan
tipe percabangan yang tidak
teratur, thallus menyempit
pada pangkal percabangan.
Sifat substansi thallus seperti
tulang rawan, ujung-ujung
thallus umunya meruncing,
permukaan halus atau
berbintilbintil. Garis tengah
thallus berkisar 0,5-4,0 mm.
Glacilaria verrucosa
membutuhkan substrat untuk
tempat melekat dapat berupa
batu, pasir maupun karang
6. Glacilaria salicornia Hasil penelitian di

lapangan Glacilaria salicoria

adalah jenis alga merah yang

hampir dijumpai di semua

tempat di daerah tropik, yang

berhabitat di batu dan karang.

Alga ini hidup pada

kedalaman air 30cm, dengan

salinitas 36, suhu air 360C

dan dengan pH 8,26 memiliki

thallus bulat, licin, berbuku-

buku (bersegmen-segmen)

membentuk rumpun yang


lebat. Warna merah keunguan

elastik seperti tulang rawan,

dan memiliki percabangan

dikotom

2. Klasifikasi

No Spesies Genus Famili Ordo Kelas Divisio


1. Enteromorpha Enteromorpha Ulvaceae Ulvales Ulvophyceae Chloroph
sp yta
2. Avrainvilea Udotea Udoteaceae Bryopsidale Ulvoceae Chloroph
erecta s yta
3. Padina Padina Dyctiotaeae Dyctiotales Phaeophyceae Phaeoph
australis yta
Hauch

4. Sargassum Sargassum Sargasseae Fucales Plantae Phaeoph


yta
plagyophyllum
5. Glacilaria Glacilaria Glacilariaceae Glacilariale Rhodophiceae Rhodoph
verrucosa s yta
6. Glacilaria Glacilaria Glacilariaceae Glacilariale plantae Rhodoph
yta
Salicornia s

B. Pembahasan

Makroalga yang dijumpai pada setiap substrat memiliki jumlah yang bervariasi mulai
dari jumlah yang sedikit dan jumlah yang mendominasi kawasan tersebut diantaraya spesies
Padina australis. Hal ini hasil sesuai dengan tingkat toleransi yang tinggi dapat
mempertahankan proses kehidupan dari kelompok makroalga tersebut. Kondisi lingkungan
yang sangat mendukung proses perkembangbiakannya maka kelompok alga tersebut akan
mendominasi wilayah tersebut. Kondisi lingkungan yang tidak baik memicu berkurangnya
spesies makroalga tersebut.
Jenis makroalga yang tahan ombak dapat tumbuh dengan baik makroalga yang hidup
di daerah pasang surut adalah kelompok alga coklat ( Phaeophyta) yang diantara jenis yang
paling banyak dijumpai adalah Padina australis, Sargasum dan Turbinaria. Hal ini sesuai
dengan penelitian Pipit Maria Ningsih Makroalga hidup sebagai makrobentos dengan
melekatkan diri pada substrat yang bervariasi seperti batu-batuan, karang, pasir dan lumpur.
Dengan demikian substrat-substrat yang terdapat pada masing-masing stasiun sesuai dengan
tempat hidup makroalga tersebut.

Tempat hidup yang baik bagi pertumbuhan Makrolaga adalah pecahan karang, karang
mati, dan karang hidup karena memenuhi syarat subtrat dasar keras untuk melekatkan diri,
serta dapat terjangkau sinar matahari, karena cahaya matahari sangat berperan penting dalam
proses fotosintesis. Hal ini sesuai dengan Arus yang kuat sangat diperlukan oleh Makroalga
karena dapat mengalirkan mineral-mineral sehingga kebutuhan makroalga dapat terpenuhi.

. Hal ini sesuai dengan perbedaan jumlah spesies makroalga yang didapatkan
dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan yang mendukung proses adaptasi dari masing-
masing spesies makroalga. Perbedaan jumlah spesies makroalga dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya, kemampuan adaptasi, daya tahan lemah terhadap habitat, adanya predator
atau penyakit.

Kondisi pantai Warna yang berbatu dan berkarang serta mengalami pasang surut dua
kali sehari yaitu pada pagi hari antara pukul 05.00-07.00 pagi, sore hari pada pukul 17.00-
19.00 WITA. Kondisi Pantai yang memiliki banyak karang dan bebatuan dapat
mempermudah melakukan penelitian maupun observasi lapangan untuk mengamati flora
maupun fauna yang terdapat di Kawasan Pantai Warna.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komposisi jenis makroalga di perairan pantai warna dikelompokan ke dalam 3 Divisi


makroalga yang terdiri dari Chlorophyta (alga hijau) Phaeyophyta (alga coklat) Rhodophyta
(alga merah).

Parameter lingkungan perairan pantai warna suhu 27,5 - 30,8 0C, salinitas 29 - 33 0
/00, kecerahannya tembus dasar (100%) dengan kedalaman 1,20 - 1,80 m, kecepatan arus 19
cm/detik pada saat pasang dan 23 cm/detik pada saat surut, substrat dasar pada lokasi
penelitian adalah pasir dengan persentase 51%, kemudian kerikil (karang mati dan cangkang
molusca) dengan persentase 41%, sedangkan substrat lumpur 8%, pH 7,30 - 8,2, oksigen
terlarut (DO) 5,50 - 6,10 mg/l.

B. Saran

Perlu dilakukan mengenai pengelolaan kawasan pantai warna , terutama monitoring


lebih lanjut dalam peningkatan pengelolaan kawasan makroalga di perairan pantai warna,
sehingga peran pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pengelolaan makroalga untuk
lebih memperhatikan daya dukung lingkungan terutama pada ekosistem makroalga di
perairan pantai warna.
DAFTAR PUSTAKA

Ira ,2018 “Komposisi Jenis Makroalga di Perairan Pulau Hari Sulawesi Tenggara(
Species Composition of Makroalga in Hari Island, Sout East Sulawesi’’, Jurnal Biologi
Tropis, Vol.2, No.2.

Juneidi, 2004. Rumput Laut Jenis dan Morfologinya, Nabire : Pendidikan dan
Kebudayaan.

Litay, 2003 “Sebaran dan Keragaman Komunitas Makroalga di Perairan Teluk


Ambon,’’ Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.6. No.1.

Mubarrak, dkk, 1990. Petunjuk Teknis pembudidaya Rumput Laut Pusat Penelitain
dan pengembangan Perikanan, Departeman Pertanian.

Marianingsih pipit , 2013 “ Inventarisasi dan Identifikasi Makroalga din Perairan


Pulau Untung Jawa’’, Jurnal FMIPA Lampung,Vol.6 No.2.

Nontji, 1993. Laut Nusantara, Jakarta : Djambatan.

Panduan Penulisan Buku Saku Prodi Pendidikan Biologi, 2014 FAKULTAS Tarbiyah
dan Keguruan UIN R-RANIRY.

Romimoharto, 2001. Biologi Laut, Jakarta : Djambatan.

Sustriani, 2001. “Penerapan Model Pembelajaran Learning by Doing Untuk


Meningkatkan Respon Siswa kelas X”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 1. No. 2.

Sumadoyo nurta, dkk, 2013. “Studi Keanekaragaman Jenis Makroalga di Perairan


Pulau Dofamuel Sidanggoli Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat”.
Jurnal Bioedukasi. Vol. 1, No. 2.

Romimoharto, 2001. Biologi Laut, Jakarta : Djambatan.

Saptasari, 2010. “Variasi dan Ciri Morfolgi dan Potesi Makro Alga Jenis Cauplerpa
di Pantai Kondang, Merak Kabupaten Malang”. Jurnal El Hayah. Vol. 2. No. 1.
.

Anda mungkin juga menyukai