Anda di halaman 1dari 21

KEANEKARAGAMAN HAYATI PEAIRAN

KEANEKARAGAM HAYATI:
Kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan
mikrorganisme, genetika yang dikandungnya, dan
ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup

 Genetik ……….. dalam spesies


 Spesies/jenis ………. dalam komunitas
 Komunitas ………………. dalam ekosistem
 Ekosistem ……………….. dalam geografi
KEANEKARAGAMAN GENETIKA

•Individumemiliki gen yang berbeda 


timbul karena mutasi yang terjadi di
dalam DNA
•Mempengaruhi perkembangan dan
fisiologi suatu organisme secara
berbeda
•Seringkalidihubungkan dengan tingkah
laku reproduktif dari individu di dalam
suatu populasi
Crepidula maculosa Nerita communis

Cypraea monete

Strombus terebellatus

Strombus urceus Turbo bruneus


KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS
KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM

•Keanekaragaman komunitas biologi bersama dengan


lingkungan fisk yang terkait
•Lingkungan fisik dapat mempengaruhi struktur dan
karakteristik komunitas biologi
•Komunitas biologi dapat mengubah ciri-ciri fisik ekosistem
KEANEKARAGAMAN HAYATI
memiliki nilai pilihan dalam hal potensi untuk
menyediakan keuntungan masa depan bagi
manusia seperti obat-obatan, pakan, bahan baku
industri, potensi rekreasi & ekoturisme, dll.
MENGUKUR KEANEKARAGAMAN HAYATI

Jumlah spesies yang ditemukan pada suatu komunitas 


kekayaan spesies
KONSEP DIVERSITAS:
Diversitas alfa: jumlah spesies pada komunitas
tunggal
Diversitas beta: perubahan komposisi spesies
gradien lingkungan
Tinggi: komposisi spesies (mis: algae) berubah
sesuai kemiringn lereng dan pasang surut
Rendah: jika spesies tunggal
Diversitas gamma: tingkat pertukaran spesies
antar lokasi geografi di habitat yang serupa
Keanekaragaman hayati terbesar …..> di daerah
tropik, meskipun luasnya hanya 7% dari luas
bumi, tetapi lebih dari 50% spesies dunia dapat
ditemukan di sini.

TROPIK
KOMPONEN Keanekaragaman hayati
dapat diberikan nilai ekonomi
(langsung dan tidak langsung)

Langsung:
-konsumtif : dikonsumsi secara lokal
(obat-obatan, bahan bangunan, kayu
bakar, kapur, bahan industri
-Produktif: produk yang dipanen dari
alam dan dijual bebas (ikan, udang
kepiting, kerang2-an, dll.)

Tidak langsung:
tidak panen langsung, tetapi
memberikan manfaat melalui system
yang menguntungkan
Kawasan Konservasi Perairan
ditetapkan berdasarkan kriteria:

a. memiliki keterwakilan ekosistem;


b. memiliki kemampuan daya pulih;
c. mempertimbangkan faktor resiko
pengulangan;
d. habitat jenis ikan langka, endemik
dan/atau terancam punah;
e. memiliki keanekaragaman hayati
perairan yang tinggi;
f. merupakan wilayah ruaya bagi biota
perairan; dan/atau
g. mempunyai kondisi biota dan fisik
lingkungan perairan yang masih
alami.

Penetapan Kawasan Konservasi Perairan harus juga mempertimbangkan


aspek sosial, ekonomi, regional, dan pragmatik.
Konservasi genetika ikan dilakukan
dengan tujuan :

a. menjaga kemurnian genetika; dan


b. menjamin pemanfaatan plasma
nutfah dalam rangka pelestarian
sumber daya ikan.

Konservasi genetika ikan dilakukan


melalui upaya:

a. pemuliaan jenis ikan;


b. rekayasa genetika ikan; dan
c. pemeliharaan dan
pengembangbiakan.
Jenis organisme yang dilindungi, apabila
memenuhi kriteria:
a. langka;
b. populasi kecil;
c. adanya penurunan jumlah yang tajam;
d. tingkat reproduksinya rendah;
e. daerah penyebaran terbatas (endemik);
dan/atau
f. ancaman akibat tingkat eksploitasi yang
tinggi.

Jenis ikan tertentu dapat ditetapkan sebagai ikan


yang dilindungi terbatas, apabila memenuhi kriteria:

a. ikan berada pada fase pemijahan;


b. ikan berada dalam fase asuhan;
c. termasuk dalam jenis ikan beruaya;
d. ikan dalam kondisi matang gonad; dan/atau
e. ikan dalam ukuran panjang dan berat tertentu.
 Kepunahan suatu populasi dapat terjadi dari penurunan
keanekaragaman suatu species baik yang ada di darat maupun di
lautan.

 Kepunahan tersebut antara lain disebabkan oleh adanya


kerusakan suatu ekosistem.

 Pengalihan fungsi lahan dan penangkapan ikan secara deskruktif


akan berpengaruh terhadap ekosistem, misalnya pengalihan
fungsi lahan dari habitat ikan menjadi lahan pertambangan; dan
penangkapan ikan dengan menggunakan bahan kimia akan
berpengaruh terhadap habitat suatu ekosistem.

 Terputusnya rantai ekosistem tersebut maka akan berpengaruh


terhadap populasi suatu species.
 Perubahan penggunaan lahan akan berpengaruh terhadap
keanekaragaman dan keberlanjutan pengembangan kegiatan
manusia, walaupun pada saat ini telah dilakukan perbaikan dari
kerusakan ekosistem tersebut, namun prosesnya sangat lama dan
sedikit yang dapat kita ketahui.

 Menurut Gouyon (1999), bahwa tingginya tingkat kerusakan di


Indonesia menjadikan peranan aspek konservasi semakin penting.

 Selanjutnya studi kasus yang dilakukan oleh Salahudin Husen


(2006), melaporkan bahwa sebaran hutan mangrove di dataran
Delta Mahakam, yang terletak di Propinsi Kalimantan Timur,
mengalami degradasi akut.

 Luas hutan mangrove di Delta Mahakam semula diperkirakan


mencapai 1000 km2, namun saat ini yang tersisa hanya 20 %.
Sekitar 80 % lainnya telah musnah dibabat dan berganti menjadi
ribuan hektar tambak udang dengan produksi sekitar 5600 ton per
tahun
 Untuk menjaga kelangsungan sumberdaya hayati
wilayah pesisir di perlukan upaya konservasi
dengan menyisihkan kantong-kantong wilayah
alami yang memiliki berbagai tipe ekosistem
pesisir dan laut dikelola sebagai kawasan
konservasi perairan (KKP).

 Kawasan Konservasi Laut Daerah sebagai salah


satu bentuk KKP, merupakan salah satu kawasan
tempat terjadinya proses ekologis khidupan
seperti terumbu karang, padang lamun, bakau dan
sebagainya dengan fungsi-fungsi tertentu yang
bertujuan untuk mewujudkan kelestarian
sumberdaya ikan, keseimbangan ekosistem serta
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan mutu kehidupan.
 Untuk mengetahui ada atau tidaknya dampak, suatu
pendekatan yang umum digunakan adalah dengan
cara before atau after project atau dengan cara with
atau without project (Suparmoko, 2006).

 Dampak lingkungan yang terjadi bila ada penebangan


hutan mangrove adalah hilangnya fungsi hutan
mangrove itu sendiri dan juga menurunya produksi
ikan, udang dan kepiting karena mangrove merupakan
tempat untuk berkembangnya kehidupan ikan, udang
dan kepiting.

 Pencemaran minyak di perairan dapat menimbulkan


berbagai dampak, yang meliputi dampak terhadap
sumberdaya non hayati, hayati dan dampak terhadap
sosial ekonomi masyarakat (Pratikto, 2005).
 Keanekaan gen tanaman dan hewan budidaya terjadi melalui
evolusi yang sangat dipengaruhi oleh usaha manusia yang
mengadaptasikan tanaman dan hewan itu pada kondisi lingkungan
biofisik maupun sosial budaya.

 Keanekaan gen tumbuhan dan hewan liar terjadi melalui evolusi


alamiah, karena jumlah manusia makin banyak dan menempati
daerah yang makin luas, evolusi alamiah itu makin banyak
terpengaruh oleh manusia.

 Pengubahan lingkungan ini, misalnya penebangan hutan dan


pencemaran, sangat mempengaruhi jalannya evolusi, tumbuhan
dan hewan yang telah dibudidayakan secara alamiah dapat
mengadakan perkawinan silang dengan jenis liar.

 untuk memelihara keanekaan gen usaha kita harus dilakukan baik


di daerah yang masih liar, maupun daerah yang telah
dibudidayakan oleh manusia. Sedangkan perhatian kita masih
terpusat pada daerah liar, dan daerah yang telah dibudidayakan
kita abaikan.
Adanya fragmentasi habitat dari suatu
spesies dapat mengancam survival spesies
tersebut, yang meliputi:

 Pengurangan total area habitat


 Kerentanan selama penyebaran ke dalam
bagian yang lebih kecil
 Isolasi suatu populasi
 Efek samping kerentanan terhadap
kompetisi eksternal dan predasi

Anda mungkin juga menyukai