Disusun oleh :
Kelompok 8 M01
Puji syukur yang tak terhingga atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan, akal, pikiran serta kemudahan
dan kelancaran untuk menyelesaikan makalah yang kami buat ini. Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah Filum
Mikroalgae”.
Makalah ini sudah pasti banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, masukan dan saran yang relevan untuk penyempurnaan
makalah ini sangat kami harapkan.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sel mikroalgae dapat dibagi menjadi 10 divisi dan 8 divisi algae merupakan
bentuk unicellulair. Dari 8 divisi algae, 6 divisi telah digunakan untuk keperluan
budidaya perikanan sebagai pakan alami. 4 karakteristik yang digunakan untuk
membedakan divisi mikro algae yaitu; tipe jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe
komponen fotosintesa, dan jenis pigmen sel. Selain itu morfologi sel dan bagaimana
sifat sel yang menempel berbentuk koloni / filamen adalah merupakan informasi
penting didalam membedakan masing-masing grup.
5
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
2.2 Cyanobacteria
2.2.1 Pengertian Cyanobacteria
Gambar 1. Cyanobacteria
8
2.2.2 Ciri – Ciri Cyanobacteria
Adapun Ciri – ciri dan sifat Cyanobacteria atau biasa disebut
Cyanophyta
1) Uniseluler, atau berkoloni berbentuk benang dengan struktur
yang masih sederhana.
2) Berkembang biak dengan membelah tubuhnya.
3) Memiliki cadangan makanan berupa glikogen/butir-butir
sianofisin (lipoprotein) diperifer, serta ada juga yang berupa
volutin.
4) Dinding sel mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa
yang bila bereaksi dengan air seperti lendir.
5) Pada plasma bagian tepi terdapat klorofil a, karotenoid,
fikosianin, fikoklorofil, yang belum terlokalisasi dan sifatnya
labil menyebabkan warna tidak tetap. Sifat ini disebut adaptasi
kromatik (yaitu jika cahaya hijau mengenai ganggang ini akan
berwarna merah, sedang cahaya merah mengenai ganggang
ini akan berwarna hijau/biru). Kromatofora ini sangat berkaitan
erat dengan fotosintesis.
6) Inti sel bersifat difus, di tengah sel, belum jelas hanya terdapat
DNA/RNA belum terlokalisasi dan kromosom belum jelas
tampak.
7) Pada sel yang tua terdapat vakuola.
Umumnya tidak bergerak, namun dari jenis-jenis yang
berbentuk benang dapat mengadakan gerakan meluncur
sambil mengeluarkan lendir.
8) Tidak mempunyai bulu cambuk (gerakan adanya kontraksi
tubuh dan pembentukan lendir)
9) Perkembangbiakan vegetatif (membelah)
9
Chanophyceae dibagi menjadi 3 bangsa/ordo yaitu:
1) Chorococcales
2) Chamaesiphonales
3) Hormogonales
Adapun deskripsi mengenai ke 3 bangsa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ordo Chorococcales, Adapun ciri – ciri dari spesies ini, yaitu:
a. Bentuk sel membulat tunggal atau berkelompok.
b. Memiliki klorofil, karotenoid, fikosianin, fikoklorofil.
c. Berwarna kehijauan pada habitat berair.
d. Di bagian tepi protoplasma/dinding sel berlendir
(menyebabkan warna berkilau).
e. Menyenangi tempat lembab seperti batu cadas dan tembok.
Anggota ordo ini yaitu: Familia Chorococcae
Contoh: Chorococcus turgidus, Gleocapsa sanguine.
10
Gambar 3. Chamaesiphon confervicolus
3. Ordo Hormogonales, adapun ciri – ciri dari Ordo Hormogonales, yaitu:
a. Bentuk sel bulat dengan sudut membulat dan persegi
b. Koloni berbentuk benang.
c. Benang bercabang palsu terbentuk dari keluarnya plasma dari
dinding sel dan terbentuklah hormogonium.
Keterangan : d. Sitosol
a. Sekat pemisah e. Ribosom
dari sel yang akan
membelah
b. Vakuola f. Lapisan Gelatin
c. Nukleotida g. Dinding sel
h. Membran Plasma
11
i. Lamella
Fotosintetik yang
ditempeli
pikobilosom
12
1) Dinding sel
Dinding sel mengakibatkan sel memiliki bentuk yang tetap, di
sebelah luar dinding sel terdapat selubung lender yang berfungsi
mencegah sel dari kekeringan.selain itu, lender dapat
memudahkan sel bergerak, karena beberapa ganggang ini dapat
bergerak denagn gerakan osilasi (maju mundur). Belum dpat
dipastikan apa yang menyebabkan ganggang ini dapat bergerak.
2) Membran Sel
Membran sel berfungsi mengatur keluar masuknya zat dalam sel.
Terdapat pelipatan membrane sel kearah dalam membentuk
lamella fotosintetik/ membrane tilakoid. Pada membrane tilakoid
inilah terdapat klorofil. Jadi berbeda dengan sel eukariotik yang
memiliki klorofil di dalam kloroplas, ganggang ijau biru tidak
mempunyai kloroplas.
3) Sitoplasma
Merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak. Gula,
mineral, enzim, ribosom dan DNA. Di dalam sitoplasma inilah
berlangsung proses metabolism sel.
4) Asam inti/ Asam Nukleat
DNA terdapat pada satu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak
memiliki membrane inti. Karena itulah ganggang hijau biru
digolongkan ke dalam prokariotik.
5) Mesosom dan Ribosom
Organel lain yang tidak tercantum dalam gambar adalah ribosom,
ribosom merupakan organel untuk sintesis protein, sedangkan
mesosom merupakan penonjolan membrane sel kea rah dalam
yang berperan sebagai penghasil energi.
1
Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung
membentuk koloni Misal: Gloeocapsa.
2) Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang
kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama pada
ganggang Oscillatoria. Pada filamen yang panjang, bila salah satu
selnya mati, maka sel mati itu membagi filamen menjadi dua bagian
atau lebih. Masing-masing bagian disebut Hormogonium.
3) Spora
Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk spora
yang sebenarnya merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan
tebal karena penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon
comfervicolus.
2
itu Spiriluna bisa digunakan untuk dikembangkannya sumber
pangan di masa datang karena Spiriluna ini dalam bentuk pil.
b. Kerugian Cyanobacteria :
1. Beberapa Spesies dari Cyanobacteria memproduksi racun
syaraf (neurotoksin) seperti ular yang sangat berbahaya bagi
hewan dan manusia biasanya racun ini menyerang hati
( hepatotoksin ) dan sel ( sitotoksin ) mereka membentuk
endotoksin sehingga sangat berbahaya bagi hewan maupun
manusia.
2. Jika terlalu banyak Cyanobacteria menempel pada tembok
bangunan maka lama-kelamaan temok rumah tersebut akan
cepat mengalami keretakan.
3. Cyanobacteria juga bisa merugikan akibat ulah manusia
yaitu Cyanobacteria dapat hidup di lingkungan yang
mengandung kadar fosfat dan nitrogen yang tinggi. Kadar
tersebut pada suatu lingkungan perairan sering diakibatkan
oleh pencemaran limbah industri dan pertanian. Kondisi ini
dapat mengakibatkan tumbuhnya Cyanobacteria secara
berlimpah. Limpahan tersebut dapat menutupi permukaan
perairan sehingga matahari dan oksigen yang dibutuhkan
organisme lain dalam perairan berkurang.
2.3 Chrysophyta
Gambar 5. Chrysophyta
3
Chrysophyta merupakan alga berwarna keemasan karena banyak
mengandung karoten. Selain itu juga mengandung pigmen klorofil a dan c.
dinding sel tidak mengandung silika. Cadangan makanan disimpan dalam
bentuk krisolaminarin yaitu modifikasi laminarin dan minyak (Pujiyanto, 2008,
h.116). Chrysophyta biasanya biflagellata dengan kedua flagela melekat di
dekat salah satu ujung sel. Kebanyakan spesies merupakan uniseluler
namun ada yang berkoloni yaitu Dinobryon. Apabila kondisi lingkungan
memburuk, banyak spesies membentuk kista pelindung (Campbell et.al.,
2008, h. 150).
Habitatnya di air tawar dan di air laut. Chrysophyta hidup sebagai
organisme fotoatotrof. Namun, beberapa spesies ada yang mampu
menyerap senyawa organik terlarut atau menelan partikel makanan dan
bakteri dengan menjulurkan pseupodianya (Irnaningtyas, 2014, h. 194).
Adapun yang termasuk spesies dari ganggang emas yang paling umum
anatara lain, ochoromonas, dinobryon, chromulina, mallomonas, synura,
dictyocha, chrysamoeba, chryshosphera, dan chrysosaccus. Alga ini
digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu Kelas alga Hijau-Kuning
(Xanthophyceae), Kelas alga keemasan (Chrysophyceae), Kelas Diatom
(Bacillariophyceae).
4
6. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan
dilakukan dengan pembentukan spora. Sedangkan pada
ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan
melalui penyatuan dari jenis gamet. Contoh dari ganggang
keemasan atau ganggang pirang adalah navicula, synura, dan
nishoous.
5
antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang
adanya perbedaan struktur.
4. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar
CER.
5. Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan
jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga
mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel
menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan
pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai
2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan ocromonas,
mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba,
memiliki 1 flagel.
Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh
menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya
mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi
yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel
tunggal dan berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel
yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema
dalam dua baris.
6. Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel
(tergantung pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel.
Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang
berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel.
Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi
utamanya adalah osmoregulator.
7. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan
golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan
maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel
bentuk cakram atau kantung.
6
8. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas
ER yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.
7
Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui
mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan
membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya,
hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel
lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel
anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya
berukuran lebih kecil daripada sel induknya.
Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai
terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari besar
sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut,
diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom
menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung
dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan
berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya.
Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali
melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.
8
Gambar 6. Rhodophyta (Ganggang Merah)
9
Dinding sel Rhodophyta mengandung selulosa, pektin dan terkadang
kalsium karbonat seperti pada genus Corallina. Beberapa Rhodophyta
memiliki dinding sel yang dilapisi oleh karaginan yaitu suatu
polisakarida yang digunakan dalam pembuatan kosmetik dan kapsul
gelatin. Hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk tepung floridean
10
2.4.6 Peranan Rhodophyta
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang
dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik,
misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya
Jepang, alga merah di tanam sebagai sumber makanan. Selain itu
juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai
untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri.
Beberapa alga merah yang dikenal sebutan alga koral menghasilkan kalsium
karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini
menjadikan alga koral memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang
Gambar 6. Chlorophyta
11
bermacam-macam. Pada kloroplas ditemukan pirenoid dan stigma. Pirenoid adalah
rongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan berupa
amilum. Stigma adalah bagian yang sensitif terhadap cahaya, berguna untuk
menuntun Chlorophyta menuju cahaya sehingga proses fotosintesis dapat
berlangsung (Aziz, 2009).
12
a. uniseluler nonmotil/kokoid / bulat : Chlorella sp.
b. uniseluler motil/berflagela: Chlamydomonas sp.
c. koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp., Hydrodictyon sp.
d. koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai flagela) Volvox sp.
e. lembaran yang monostromatik: Monostroma sp.
f. berbentuk silinder yang beruang di tengah: Enteromorpha sp.
g. berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp.
h. tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp.
i. berbentuk sifon/spnositik: Caulerpa sp., Codium sp.
j. berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva sp.
k. palmeloid: Tetraspora sp.
l. dendroid: Prasinocladus sp.
m. heterotrikh: Coleochaeta sp., Stigeoclonium sp.
2. Mengandung klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan karoten (kuning
kemerahan) dan xantofil (kuning).
3. Mempunyai inti sel
4. Mempunyai dinding sel yang tersusun 2 lapisan, lapisan dalam mengandung
selulose dan lapisan luar tersusun atas pektin.
5. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam kloroplas.
6. Perkembangbiakan secara vegetatif, seksual dan aseksual.
7. Cadangan makanan berupa amilum, tersusun oleh amilosa dan amilopektin.
8. Sebagian anggota memiliki flagel.
13
2. Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat
dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai macam
xantofil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti
bentuk dinding sel misalnya jika terletak di bagian parietal atau ditengah lumen sel
(bagian axial yaitu muogotia) contohnya pada Ulotrix. Umumnya setiap setiap sel
memiliki satu kloroplas tetapi pada Siponoles dan Zygnemales terdapat lebih dari
satu kloroplas setiap sel (Dawes, 1998). Bentuk kloroplas sangat bervariasi. Variasi
bentuk kloroplas adalah sebagai berikut:
1. Bentuk mangkuk : Chlamydomonas
2. Bentuk sabuk (girdle) : Ulothrix
3. Bentuk cakram : Chara
4. Bentuk anyaman : Oedogonium
5. Bentuk spiral : Spirogyra
6. Bentuk bintang : Zygnema
Amilum dari Chlorophyceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Tersusun atas
amilosa dan amilopektin. Amilosa adalah rantai peptida yang tidak bercabang dan
rantai yang bercabang amilopektin. Umumnya amilum tersebut terbentuk dalam
granula dengan badan protein dalam plastida yang disebut pirenoid. Tetapi
beberapa jenis tidak mempunyai pirenoid. Kelompok tersebut merupakan golongan
Chlorophyceae. Jumlah pirenoid juga dijadikan tolok ukur pengelompokan jenis
dalam taksonomi.
14
2.4.4 REPRODUKSI CHLOROPHYTA
Chlorophyta bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
aseksual dapat dilakukan dengan cara pembelahan sel vegetatif (Vegetatif cell
division) dan menggunakan spora yang disebut akinet (Sze, 1986). Spora akinet
berkembang diluar dinding sel (Bold dan Wynne, 1985). Beberapa spora makrobentik
disebut sebagai zoospora karena dapat bergerak seperti hewan. Zoospora dibagi
menjadi dua yaitu aplanospora dan autospora (Bold dan Wynne, 1985). Sedangkan
untuk seksual dengan fertilisasi gamet. Terdapat beberapa tipe dari reproduksi
seksual yaitu isogamus, anisogamus dan oogami. Isogamus yaitu memiliki ciri
morfologi gamet berflagella dengan ukuran yang sama misalnya pada Gonium dan
Ulva. Anisogamus adalah gamet yang memiliki flagella tetapi berbeda ukuran
contohnya Codium dan Bryopsis. Oogami merupakan gamet yang memiliki ukuran
dan bentuk yang berbeda yaitu sperma (memiliki flagella) dan ovum (tidak memiliki
flagella) Volvox dan Oedogonium (Bold dan Wynne, 1985).
2) Secara seksual
– Melalui konjugasi yaitu perkembangbiakan secara kawin contohnya
spirogyra.
– Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama.
– Anisogami yaitu peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama.
– Oogami yaitu peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai
sperma) yang lain besar tidak bergerak (sebagai sel telur)
15
3) Secara aseksual
Perkembanganbiakan secara aseksual dapat terjadi dengan
pembentukan:
– Zoospora yaitu sel berflagel 2 contohnya Chlamydomonos
– Aplanospora yaitu spora yang tidak bergerak contohnya Chlorococcum
– Autospora yaitu aplanospora yang mirip dengan sel induk contohnya
Chlorella
Manfaat negatif :
1. Beberapa jenis yang dinding selnya belendir jika blooming → bau
busuk.
2. Beberapa jenis dari ordo Zygnemantales berupa filamen
panjangdapat membelit benih ikan dan mematikan, contohnya
Spyrogyra, Hydrodyction.
16
2.5 Cryptophyta (Cryptomonad)
2.5.1 Pengertian Cryptophyta
Gambar 7 Cryptophyta
Cryptomonas (Air tawar dan air laut). memiliki 1-2 kloroplas cokelat dan
dapat melakukan fotosintesa ataupun bertahan hidup menggunakan bakteri. Dapat
melakukan fotosintesa ataupun bertahan hidup menggunakan bakteri. Pada
umumnya tidak digunakan sebagai pakan pada lingkungan budidaya, namun
demikian populasi di alam merupakan makanan bagi rotifer, kerang, tiram, dan larva
udang
Crypto berasal dari bahasa Yunani yang artinya “tersembunyi”, dan phyta
yang berarti “tanaman”. Cryptophyta memiliki nama lain yang disebut dengan
cryptomonads. Cryptophyta merupakan sekelompok gangang kecil eukariotik yang
anggotanya terdiri dari organisme uniseluler yang asimetris, datar, dan umumnya
17
berbentuk hati atau daun. Sel cryptophyta sebagian besar bewarna cokelat-zaitun,
biru-hijau, terkadang bewarna merah dan ada juga yang tidak bewarna. Alga ini
memiliki pigmen fotosintetik klorofil a, klorofil c, alpha-karoten, dan pigmen phycobilin.
Pigmen phycobilin ini dimiliki oleh Cyanobacteria yang letaknya di lumen tilakoid
(Khoirummazidah, 2019).
18
•Cryptomonadales chlorella memiliki kemampuan untuk merubah sel yang
banyak mengandung asam menjadi kondisi netral. Kondisi sel yang asam
membuat seseorang dapat mudah terserang penyakit
•Cryptomonadales chlorella adalah pemacu tingkat immune (kekebalan
tubuh) yang sangat kuat
19
Gambar 9 Struktur Sel Cryptophyta
20
• Pyrenoid (py) berdekatan dengan nukleus (n).
• Ejectosomes (e) terletak di sekitar kerongkongan.
21
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur sel dari cyanophyta ada Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa
dan selulosa, kadang-kadang berlendir. Ada membran sel (membran plasma)
bersifat selektif permeabel dan berfungsi membungkus sitolplasma dan mengatur
pertukaran zat. Dan ada sitoplasma. Cyanophyta bereproduksi secara aseksual,
yaitu dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan endospora.
Peranan menguntungkan dari cyanophyta dapat dijadikan bahan makanan karena
proteinnya yang tinggi, dan dapat menjadi pupuk hijau yang mengandung Nitrogen.
Peranan merugikan dapat menutupi permukaan perairan sehingga sinar matahari
dan oksigen yang dibutuhkan jenis organisme di dalam perairan berkurang dan alga
hijau biru yang hidup di air ada yang mengeluarkan racun
22
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S. N., 2016. Penerapan Model Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning)
Untuk Meningkatkan Kemampuan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Eubacteria Kelas X [skripsi]. Bandung (ID) : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
23
Oktarina, E. 2017. Alga : Potensinya pada Kosmetik dan Biomekanismenya. Majalah
Teknologi Agro Industri (Tegi). 9(2): 1-10.
Purwanti, A., 2014. Pengambilan Lipid Dari Mikroalgabasah Dengan Cara Ekstraksi
Dalam Autoklaf. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri. Yogyakarta: ST
AKPRIND Yogyakarta.
24