Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alfira Rahmadani

NIM : 185080101111019
Kelas : M03
MK : Produktivitas Perairan
Dosen : Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS

1. Jelaskan ketiga komponen daur materi secara biogenik dalam ekosistem perairan!
2. Jelaskan mengapa fitoplankton sering mengalami hambatan dalam fotosintesis dan
pertumbuhannya di permukaan air!
3. Jelaskan perbedaan antara produktivitas primer kotor dan bersih!
4. Jelaskan grafik berikut, seperti yang tertera pada huruf A,B,C dan D!
5. Jelaskan metode yang umum untuk menentukan produktivitas primer!

Jawaban

1. Energi matahari merupakan sumber energi utama bagi segala kehidupan. Hanya
organisme autotrof yang dapat memanfaatkan energi matahari untuk proses fotosintesis.
Organisme autotrof mengubah energi matahari menjadi gula serta oksigen.

Dalam suatu ekosistem, energi mengalir dari matahari sampai ke pengurai, kemudian
produsen memperoleh energi dari matahari yang oleh tumbuhan diubah menjadi energi
kimia, produksi primer memperoleh energi asimilasi bahan anorganik dan
mengubahnya menjadi bahan organik. Energi kimia kemudian berpindah menuju
konsumen I, lalu ke konsumen II, ke konsumen III dan seterusnya dan aliran energi ini
akan berakhir pada proses penguraian. Konsumer dapat dibedakan menjadi herbivore,
omnivora, dan karnivora. Selanjutnya proses dekomposer mendapatkan energi dari
penguraian bahan organik menjadi bahan anorganik. Bahan dekomposer bisa berasal
dari tanaman yang tidak termakan atau serasah, bangkai hewan dan campuran dari
detritus. Hasil dari dekomposer juga dapat menyuburkan dasar perairan dan
memberikan makanan bagi tumbuhan dasar maupun hewan dasar air.

2. suatu proses pembentukan senyawa-senyawa organik melalui proses fotosintesis


disebut dengan produktivitas perairan. Nilai produktivitas terendah diperairan diperoleh di
permukaan, karena adanya berbagai aktivitas di bagian permukaan menyebabkan proses
fotosintesis menjadi tidak efektif. Meskipun jika ditinjau dari aspek intensitas cahaya matahari
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis, seharusnya pada bagian
permukaan air akan menyerap cahaya yang lebih baik dan banyak dibandingkan dengan
lapisan air di bawahnya. Banyak faktor yang menjadi penyebab hal tersebut antara lain ,
cahaya ultra violet yang tinggi di permukaan perairan, akan merusak sel fitoplankton di
permukaan perairan, nutrien cenderung tipis tergantung transfer dari lapisan di
bawahnya, laju fotosintesis yang tinggi menyebabkan konsentrasi oksigen menjadi jenuh
di permukaan, sehinggameningkatkan Foto-oksidasi yang bersifat merusak, sel akan
mati. Selain itu, kencangnya arah angin membuat arus di permukaan juga ikut terombang
dan mengakibatkan penyerapan cahaya oleh fitoplankton tidak merata.

3. Produktivitas primer adalah laju produksi bahan organik melalui reaksi fotosintesis per
satuan volume atau luas suatu perairan tertentu, yang dinyatakan dengan satuan mg C/m3 /hari
atau g C/m2 /tahun atau kecepatan penyimpanan energi potensial oleh organisme produsen
melalui proses fotosintesis dan kemosintesis dalam bentuk bahan organik yang dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Produktivitas primer dibagi lagi menjadi dua yaitu
produktivitas primer kotor dan produktivitas primer bersih.

 Produktivitas primer kotor atau produksi total yaitu jumlah seluruh bahan organik dalam
jaringan tumbuhan yang terbentuk dalam proses fotosintesis termasuk yang digunakan
untuk respirasi.
 Produktivitas primer bersih adalah jumlah sisa produksi primer kotor setelah sebagian
digunakan tumbuhan untuk respirasi. Hasil dari produktivitas primer bersih inilah yang
dapat dialihkan ke berbagai komponen ekosistem.
4.

Keadaan ini disebut titik kompensasi. Dimana, meningkatnya produksi akan berbanding
lurus dengan meningkatnya cahaya hingga mencapai saturasi cahaya (B) dimana produksi
akan mencapai titik maksimum. Pada saat ini fotosintesis tidak lagi tergantung pada cahaya.
Intensitas cahaya yang sangat tinggi dalam perairan dapat menghambat fotosintesis dan
akhirnya produksi semakin berkurang. Fotosintesis akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya intensitas cahaya hingga mencapai nilai asimptot, yaitu saat sistem menjadi
jenuh cahaya. Fotosintesis tidak akan terjadi hingga cahaya melalui suatu batas dimana
produksi dan respirasi memiliki nilai yang sama. (Adiwilaga dan Damar, 2008)

Umumnya fotosintesis bertambah sejalan dengan peningkatan intensitas cahaya sampai


pada nilai optimum tertentu B (cahaya saturasi). Di atas nilai tersebut, cahaya merupakan
penghambat bagi fotosintesis A (cahaya inhibisi), sedangkan di bawahnya cahaya merupakan
pembatas sampai suatu kedalaman di mana fotosintesis sama dengan D (respirasi). Oleh
karena itu laju fotosintesis ini sangat berhubungan dengan laju produktivitas primer di
perairan, dimana laju fotosintesis yang hubungannya dengan cahaya sama dengan
hubungan cahaya dengan produktivitas primer di perairan (seperti terlihat dari Gambar). Pada
gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi cahaya produktivitas perairan semakin
tinggi sampai pada batas tertentu, akan menurun seiring dengan menurunnya intensitas
cahaya matahari.

5. Metode yang umum digunakan untuk menentukan produktivitas perairan adalah metode
klorofil-a. Metode ini umum digunakan karena pada dasarnya kandungan klorofil yang paling
dominan dimiliki oleh fitoplankton adalah klorofil-a, oleh karena itulah korofil-a dapat dijadikan
sebagai salah satu indikator kesuburan perairan. Metode klorofil-a memiliki kelebihan yaitu
langkah kerja yang dilakukan lebih efisien karena dalam skala laboratorium, nilai konsentrasi
klorofil juga dapat ditentukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan mengekstrasi pigmen
tumbuhan (daun) apabila untuk fitoplankton cukup dengan pengambilan sampel air laut dalam
volume tertentu dan yang paling penting metode ini dapat digunakan pada berbagai tipe
ekosistem maupun musim di suatu tempat pengujian dan sampel yang diperlukan untuk
pengukuran relatif lebih sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Padang, A. (2012). Peranan Diatom Bagi Produktivitas Primer di Lingkungan


Bentik. BIMAFIKA: Jurnal MIPA, Kependidikan dan Terapan, 4(1).

Adiwilaga, E. M., & Damar, A. (2008). Produktivitas primer fitoplankton dan keterkaitannya
dengan unsur hara dan cahaya di perairan Teluk Banten. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan
Perikanan Indonesia, 15(1), 21-26.

Anda mungkin juga menyukai