Disusun oleh :
Kelompok 6 / Perikanan A
Fathurrahman 230110200021
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Suatu ekosistem dapat terbentuk dari interaksi makhluk hidup dan lingkungannya,
makhluk hidup dan makhluk hidup lainnya, serta makhluk hidup dan lingkungan abiotik
(habitat). Interaksi dalam suatu ekosistem didasarkan pada adanya hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dan pemanfaatan lingkungan abiotik untuk memenuhi kebutuhan dasar
makhluk hidup. Sesuai dengan kebutuhan tersebut, komunikasi makhluk hidup biasanya adalah
pencarian energi untuk kelangsungan hidup, yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan,
reproduksi dan pergerakan. Sumber energi utama bagi ekosistem adalah sinar matahari.
Produksi ekosistem adalah proses di mana energi disediakan dan disimpan di
ekosistem. Masukan energi ke ekosistem yang relevan adalah transfer energi cahaya oleh
produsen menjadi energi kimia. Pada saat yang sama, penyimpanan energi dirancang untuk
konsumsi energi oleh konsumen dan mikroorganisme. Produktivitas adalah tingkat produksi
makhluk hidup dalam satu ekosistem.
Menurut Jordan (1985) dalam Wiharto (2007), perubahan kecil dalam produktivitas
ekosistem dari waktu ke waktu menunjukkan kondisi lingkungan yang stabil, sedangkan
perubahan dramatis menunjukkan kondisi yang sebenarnya atau sedang terjadi, yang
menunjukkan perubahan lingkungan yang terjadi. Perubahan signifikan dalam interaksi di
antara organisme yang membentuk ekosistem. Menurut Campbell (2002), perbedaan
produktivitas pada berbagai ekosistem biosfer disebabkan oleh faktor pembatas di setiap
ekosistem. Faktor terpenting yang membatasi produktivitas tergantung pada tipe ekosistem dan
musim lingkungan. Oleh karena itu, studi yang lebih rinci tentang produktivitas dan komputasi
membutuhkan pengetahuan tentang. Ini menawarkan aspek positif mengenai ekosistem itu
sendiri.
1.3 Tujuan
● Menjelaskan pengertian dari produktivitas primer
● Menjelaskan Jenis fitoplankton yang ditemukan dalam perairan Danau Tamblingan
● Menjelaskan cara menghitung produktivitas primer
● Menjelaskan keadaan produktivitas primer
● Menjelaskan kelimpahan fitoplankton dan cara menghitung kelimpahan fitoplankton
● Menjelaskan faktor yang mempengaruhi produktivitas primer
1.4 Manfaat
● Mengetahui pengertian dari produktivitas primer
● Mengetahui Jenis fitoplankton yang ditemukan dalam perairan Danau Tamblingan
● Mengetahui cara menghitung produktivitas primer
● Mengetahui keadaan produktivitas primer
● Mengetahui kelimpahan fitoplankton dan cara menghitung kelimpahan fitoplankton
● Mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas primer
BAB II
PEMBAHASAN
NPP adalah produktivitas primer bersih (mgC/m/jam), 𝑂2 𝐵𝑇 adalah oksigen pada botol
terang setelah diinkubasi (mg/l), 𝑂2 𝐵𝐴 oksigen pada inisial sebelum diinkubasi (mg/l), PQ
adalah Photosynthetic Quotient = 1.2, t adalah waktu inkubasi (jam), 1000 merupakan
konversi liter menjadi m3 dan 0.375 merupakan konversi oksigen menjadi karbon.
Dimana :
N = Kelimpahan individu fitoplankton (individu/liter)
Z = Jumlah individu fitoplankton
X = Volume air sampel yang tersaring (40 ml)
Y = Volume 1 tetes air (0.06 ml) V = Volume air yang disaring (100L)
3.1 Kesimpulan
Produksi utama ekosistem berasal dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan berdaun hijau dengan menangkap energi dari sinar matahari. Secara kimia, proses
fotosintesis merupakan reaksi oksidasi-reduksi (redoks) dimana sebagian energi cahaya
matahari disimpan sebagai energi potensial. Pada studi kasus di Danau Tamblingan ditemukan
3 filum fitoplankton yaitu Chrysophyta, Chlorophyta, dan Cyanophyta. Menurut Sartika, dkk
(2012) filum Chlorophyta merupakan filum yang bersifat kosmopolit pada perairan danau,
kolam, genangan air hujan dan sungai. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas
primer adalah suhu, cahaya, air, curah hujan dan kelembaban, nutrisi, tanah dan herbivora.
3.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah Produktivitas Perairan Primer Danau Tamblingan kami
menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis
harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
[APHA] American Public Health Association. 2012. Standard Methods for the
Examination of Water and Waste Water. 22st ed. Washington (US): APHA.
Behrenfald MJ, Boss E, Siegel DA, Shea DM. 2005. Carbon-based ocean productivity and
phytoplankton physiology from space. Global Biogeochemical Cycles. Vol 19.
Campbell J, Antonie D, Armstrong R, Arrigo K, Balch W, Barber R, Behrenfeld M, Bidigare
R, Bishop J, Carr ME, Esaias W, Falkowski P, Hoepffner N, Iverson R, Kiefer D,
Lohrenz S, Marra J, Morel A, Ryan J, Vedernikov V, Waters K, Yentsch C, Yoder
J. 2002. Comparison of algoritm for estimating ocean primary production from surface
chlorophyll, temperature and irradiance. Global biogeochemical cycles. Vol 16.
No 3, 1035.
Dewi A., Joko S., Syafruddin N. 2013. Komposisi kelimpahan fitoplankton perairan laut riau.
Students of Fisheries and Marine Science Faculty Riau University, Pekanbaru.
Dini Sofarini. 2012. Keberadaan kelimpahan fitoplankton sebagai salah satu indikator
kesuburan lingkungan perairan di waduk riam kanan. Enviro scienteae (8) 30-34.
Fendria W., Deny S.Y., Ni M.S. Plankton Community Structure In Tamblingan Lake, Buleleng
District, Bali. SIMBIOSIS IX (2): 123-133.
Mulkan N., Setyo B. S., James P. Panjaitan. 2017. Hubungan Antara Konsentrasi Klorofil-A
Dengan Tingkat Produktivitas Primer Menggunakan Citra Satelit Landsat-8. Jurnal
Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 8 No. 1.
Sartika, D., N.E. Fajri., dan A.H. Sinamarta. 2012. Keanekaragaman Fitoplankton dan
Hubungannya dengan Nitrat dan Fosfat di Danau Singkarak Kabupaten Solok Provinsi
Sumatera Barat. Universitas Riau.
Sutomo. 2014. Ekslporasi Keberadaan Tumbuhan Langka Lokal Bali di Kawasan Hutan Danau
Buyan Danau Tamblingan dan Beberapa Desa di Kabupaten Buleleng Bali. Jurnal Al-
Ahzar Indonesia Seri Sains dan Teknologi. 2(4): 253 – 259.