Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PRODUKTIVITAS PERAIRAN

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER PERAIRAN


DENGAN ENUMERASI FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON

Disusun oleh :
Kelompok 12/ Perikanan A

Juli A Sinaga 230110170081


Sabila Averina Siregar 230110170089
Asep Aldi 230110170090

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
1.1 Latar Belakang
Ekosistem merupakan hubungan antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup
yang saling berhubungan pada waktu dan tempat yang sama, seperti namanya
Ekosistem perairan berarti hubungan makhluk hidup perairan, seperti ikan, buaya dan
lainnya dengan makhluk tak hidup, contohnya batu, air, udara dan lainnya. kosistem
perairan (akuatik) sebagian besar komponen biotik dan abiotiknya berada di air.
Ekosistem perairan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut, plankton,
Nekton, Neuston, Bentos dan Perifiton.
Interaksi dalam ekosistem didasari adanya hubungan saling membutuhkan antara
sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk kebutuhan
dasar hidup bagi makhluk hidup. Dapat dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya
interaksi bagi makhluk hidup umumnya merupakan upaya mendapatkan energi bagi
kelangsungan hidupnya yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan
pergerakan.
Keberlangsungan tersebut membuat setiap individu berjuang untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga mereka memproduksi segala hal
yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya, yang akhirnya menghasilkan
produktivitas primer. Perlu adanya pengukuran terhadap produktivitas primer di suatu
perairan, Suatu analisis ini penting untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang ada
pada suatu sampel tertentu mengandung banyak mikroorganisme atau sebaliknya
(Ferdiaz 1992).
Analisis kualitatif atau biasa disebut dengan enumerasi mikroorganisme dalam
hal ini dapat dilakukan baik dengan perhitungan langsung terhadap suatu sampel yaitu
salah satunya dengan alat bantu mikroskop, maupun dengan cara tidak langsung yaitu
dengan beberapa metode perhitungan (Gobel 2008).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis, jumlah, dan indeks
diversitas fitoplankton dan zooplankton sebagai salah satu penduga produktivitas primer
perairan, dan untuk mengetahui jumlah fitoplankton dalam suatu perairan.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah agar dapat mengetahui perhitungan pada
faktor pengali, kelimpahan dan indeks diversitas pada fitoplankton dan zooplankton
yang teridentifikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Enumerasi


Enumerasi adalah suatu perhitungan jumlah mikroba/ mikroorganisme yang
terkandung di dalam suatu sampel (Kawuri dkk 2007). Pertumbuhan mikroorganisme
dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel ataupun berat kering sel. Kedua parameter ini
tidak selalu sama karena berat kering sel rata-rata bervariasi pada tahap berlainan dalam
pertumbuhan kultur (Pratiwi 2008). Tersedia berbagai metode untuk
mengukur/menduga produktivitas primer yang berasal dari plankton. Masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya yaitu enumerasi. Enumerasi meupakan
metode yang paling sederhana, yaitu dengan cara menghitung jumlah fitoplankton yang
terdapat disuatu ekosistem perairan. Satuan yang biasa digunakan untuk
menggambarkannya adalah individu/L atau individu/m³ atau sel/L atau sel/m³. Metode
enumerasi sedikitnya dikenal dengan dua metode enumerasi yaitu:
1 Sedgwick – Rafter Method (SR). Dinamai demikian sesuai dengan nama penemu
metode ini yaitu Sedgwick dan Rafter
2 Palmer-Maloney (PM). Sama halnya dengan metode pertama metode inipun
dinamai demikian karena sesuai dengan penemunya,byaitu Palmer dan Maloney.
Adapun analisis data setelah melakukan metode enumerasi dengan menentukan
komunitas kondisi plankton disuatu perairan digunakan rumus :
1. Indeks diversitas: untuk mengetahui keragaman taksa biota perairan. Nilai indeks
makin tinggi, berarti komunitas plakton di perairan tersebut semakin beragam dan
tidak mendominasi. Indeks diversitas berdasarkan rumus Shanon & Wiener dan
indeks diversitas Simpson.
a. Indeks Diversitas Shanon – Wiener.

H = -∑ Pi ln Pi
b. Indeks Diversitas Simson.
D = 1 -∑ ( Pi)2
Keterangan :
H = indeks diversitas Shanon –Wiener.
D = Indeks Diversitas Simson .
ni = Jumlah sel/ ekor dari taksa biota i
Pi = Proporsi jumlah individu dala satu spesies di bagi dengan jumlah total
individu.
2. Kelimpahan
Jumlah seluruh individu yang teridentifikasi x Faktor pengali

3. Faktor pengali
Volume terkonsentrasi 1liter
×
Volume yang dihitung Volume yang disaring

2.2 Definisi Fitoplankton


Menurut Arinardi dkk (2000) fitoplankton merupakan nama untuk plankton
tumbuhan atau plankton nabati. Menurut Boney (2002) biota fitoplankton adalah
tanaman yang diklasifikasikan ke dalam kelas alga. Ukurannya sangat kecil, tak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2 – 200 mikro
meter (1 mikro meter = 0,001 mm). Fitoplankton umumnya berupa individu bersel
tunggal, tetapi ada juga yang membentuk rantai. Fitoplankton adalah sekelompok dari
biota tumbuh-tumbuhan autotrof. Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan
/ mensintesis makanan sendiri dalam bentuk bahan organik dari bahan anorganik
dengan pasokan energi seperti matahari dan kimia. Autotrof komponen berfungsi
sebagai produser yang mempunyai klorofil dan pigmen lainnya di dalam selnya dan
mampu untuk menyerap energi radiasi dan CO2 untuk melakukan fotosintesis. Biota
tersebut mampu mensintesis bahan-bahan anorganik untuk dirubah menjadi bahan
organik (yang terpenting yaitu karbohidrat) (Zhong 1989).
Seluruh plankton dari golongan fitoplankton memiliki warna, dimana sebagian
berwarna hijau karena mengandung berbagai jenis pigmen klorofil, yaitu klorofil–a
sampai klorofil–d. Meskipun demikian, penamaan atau penggolongan algae berdasarkan
kepada dasar warna, meskipun kandungan pigmen terdiri dari beberapa pigmen
(Sachlan 1982).
Nama fitoplankton yang diambil Yunani, phyton atau "tanaman" dan πλαγκτος
("planktos"), yang berarti "pengembara" atau "bunga". Sebagian besar fitoplankton
berukuran terlalu kecil untuk dilihat dengan mata. Namun, ketika dalam jumlah besar,
mereka dapat muncul sebagai warna hijau di air karena mereka mengandung klorofil
dalam sel mereka (walaupun warna sebenarnya dapat bervariasi untuk setiap spesies
fitoplankton sebagai klorofil yang berbeda atau memiliki pigmen tambahan seperti
phycobiliprotein).
Fitoplankton dicirikan dengan pigmen yang berkaitan dengan proses fotosintesa.
Selanjutnya proses fotosintesis yang dilakukan oleh algae berkaitan dengan klorofil-a
(kecuali pada alga hijau biru), dimana pigmen tersebut merupakan sel organ kloroplas.
Pigmen yang terdapat dalam kloroplas tersebut digunakan sebagai kriteria untuk
mengelompokkan alga ke dalam kelas (Bold dan Wynne 1985).
Fitoplankton terdapat berbagai ukuran , yaitu besar dan kecil. Fitoplankton besar
biasanya tertangkap oleh jaringan plankton yang terdiri dari dua kelompok besar, yaitu
diatom dan dinoflagellata. Diatom mudah dibedakan dari dinoflagellata karena
bentuknya seperti kotak gelas yang unik dan tidak memiliki barang-barang gerak.
Proses reproduksi pada diatom masing-masing akan membagi diri menjadi dua. Satu
setengah dari kehidupan diatom akan menempati katup atas (epiteka) dan bagian kedua
akan menempati katup rendah (hipoteka). Sementara kelompok utama kedua adalah
ditandai dengan sepasang flagella, pada dinoflagellata yang digunakan untuk
memindahkan air. Beberapa dinoflagellata seperti Nocticula mampu menghasilkan
cahaya melalui proses bioluminesens (Nybakken 1992).
Anggota fitoplankton yang merupakan minoritas adalah berbagai ganggang
hijau biru (Cyanophyceae), kokolitofor (Coccolithophoridae, Haptophyceae), dan
silicoflagellata (Dictyochaceae, Chrysophyceae). Kelautan Cyanophyceae hanya
ditemukan di laut tropis dan visual membuat membentuk suka "karpet" filamen dan
dapat colorious air (Nybakken 1992). Sayuran plankton disebut fitoplankton, adalah
tanaman yang hidupnya mengapung atau hanyut di laut. Ukurannya sangat kecil
unvisible oleh mata. Umumnya, ukuran fitoplankton 200-200 um (1 µm= 0,001
milimeter).
Fitoplankton hanya dapat ditemukan di lapisan permukaan karena persyaratan
hidupnya di tempat-tempat yang memiliki cukup sinar matahari untuk fotosintesis.
Mereka akan lebih menonjol di tempat-tempat yang terletak di landas kontinen dan
sepanjang pantai di mana ada proses upwelling. Daerah ini kaya akan bahan organik
biasanya cukup.

2.3 Definisi Zooplankton


Zooplankton, juga disebut plankton hewan, adalah hewan yang hidupnya
mengambang, atau mengambang di laut. Kemampuan berenang sangat terbatas hingga
keberadaannya sangat ditentukan mana arus membawanya. Zooplankton adalah
heterotrofik, yang berarti tidak dapat menghasilkan sendiri bahan organik dari bahan
anorganik. Oleh karena itu, untuk bertahan hidup, dia sangat tergantung pada bahan
organik dari fitoplankton untuk makanan. Jadi, zooplanktonis lebih sebagai konsumen
bahan organik.
Istilah plankton berasal dari kata Yunani yang berarti pengembara. Plankton
hidupnya mengapung atau melayang dan daya geraknya tergantung dari pergerakan arus
atau pergerakan air. Plankton dibagi dalam dua golongan besar yaitu fitoplankton
(plakton tumbuhan atau nabati) dan zooplankton (plankton hewani) (Arinardi et al.
1994).
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran
kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya
sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang
dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi
kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya
gerakan arus itu sendiri (Hutabarat dan Evans 1986).
Kelompok copepoda zooplankton yang paling umum adalah eufausid, misid
(mysid), amfipod (amphipod). Zooplankton dapat ditemukan mulai dari perairan pantai,
perairan muara sungai, di depan muara sampai ke perairan di tengah laut, dari lautan
tropis ke perairan kutub. Zooplankton yang hidup di permukaan dan beberapa hidup di
air dalam. Ada juga dapat melakukan migrasi vertikal harian di lapisan permukaan.
Hampir dari semua hewan yang bisa berenang bebas (nekton) atau yang hidup pada
awal (benthos) kehidupan dasar laut sebagai zooplankton saat masih telur dan larva.
Beberapa hari ke depan, menuju dewasa, sifat dari kehidupan asli sebagai plankton atau
bentos nekton
Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang
menghabiskan sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva.
Plankton kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan
holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai
plankton. (Raymont 1983; Omori dan Ikeda 1984; dalam Arinardi et al. 1996).
Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa,
Echinodermata, Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan
zoea sebagai Artrhopoda yang hidup di dasar, juga telur dan tahap larva kebanyakan
ikan. Sedangkan yang termasuk holoplankton antara lain : Filum Artrhopoda terutama
Subkelas Copepoda, Chaetognata, Chordata kelas Appendiculata, Ctenophora,
Protozoa, Annelida Ordo Tomopteridae dan sebagian Moluska (Newell dan Newell
1977; Raymont 1983; dalam Omori dan Ikeda 1984).
Beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok zooplankton. Zooplankton
terdiri dari beberapa filum hewan antara lain filum Protozoa, Cnidaria, Ctenophora,
Annelida, Crustacea, Mollusca, Echinodermata, dan Chordata (Arinardi et al. 1994).
Kelimpahan zooplankton pada suatu perairan dipengaruhi oleh faktor-faktor
abiotik yaitu : suhu, kecerahan, kecepatan arus, salinitas, pH, DO (Kennish 1990;
Sumich 1992; dalam Romimohtarto dan Juwana 1999), sedangkan faktor biotik yang
dapat mempengaruhi distribusi zooplankton adalah bahan nutrien dan ketersedian
makanan (Kennish 1990; dalam Sumich 1992).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum pendugaan produktivitas primer dan sekunder dengan enumerasi
fitoplankton dan zooplankton ini dilaksanakan pada hari Jumat, 15 November 2019
pukul 13.00 – 15.00 WIB yang bertempat di Laboratorium FHA (Fisiologi Hewan Air),
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


3.2.1 Alat yang di gunakan
Alat yang digunakan untuk praktikum pendugaan produktivitas primer dan
sekunder dengan enumerasi fitoplankton dan zooplankton adalah sebagai berikut :
1. Plankton net untuk menyaring sampel plankton.
2. Gayung, yang di gunakan untuk mengambil sampel air berisi plankton dari
badan air.
3. Mikroskop untuk membantu mengidentifikasi plankton yang di amati.
4. Pipet untuk mengambil sampel plankton dari botol sampel dan memindahkan ke
counting chamber.
5. Counting chamber untuk menempatkan sampel plankton yang akan di
identifikasi dan di hitung.
6. Cover glass untuk menutup counting chamber dan berfungsi untuk mengurangi
penguapan sampel fitoplankton dari counting chamber.
7. Botol sampel untuk menyimpan sampel plankton.

3.2.2 Bahan yang digunakan


Bahan yang digunakan untuk praktikum pendugaan produktivitas primer dan
sekunder dengan enumerasi fitoplankton dan zooplankton adalah sebagai berikut :
1. Sampel fitoplankton dan zooplankton sebagai bahan uji
2. Larutan lugol 0,5% atau formalin 4% sebagai pengawet bahan sampel
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam pratikum pendugaan produktivitas primer dan sekunder
dengan enumerasi fitoplankton dan zooplankton adalah sebagai berikut :
1. Sampel plankton diambil dari badan air dengan menggunakan gayung.
2. Sampel air disaring menggunakan plankton net dan dimasukkan kedalam botol
sampel dan dibawa ke laboratorium.
3. Sampel plankton yang di bawa dari lapangan selanjutnya diperiksa di
laboratorium.
4. Sampel air dimasukkan kedalam counting chamber dengan menggunakan pipet
hingga penuh (1 ml) lalu tutup dengan cover glass.
5. Sampel aie diamati dibawah mikroskop, lalu dicatat jenis dan dihitung jumlah
fitoplankton dan zooplankton
6. Menghitung kelimpahan, indeks dominansi dan indeks diversitas fitoplankton
dan zooplankton dengan indeks diversitas Shanon-Wiener dan indek diveritas
Simpson.

3.4 Analisis Data


Adapun analisis data yang digunakan untuk melakukan perhitungan pendugaan
produktivitas primer dan sekunder dengan enumerasi fitoplankton dan zooplankton
adalah sebagai berikut :
1. Faktor pengali
Volume terkonsentrasi 1liter
×
Volume yang dihitung Volume yang disaring
2. Kelimpahan
Jumlah seluruh individu yang teridentifikasi x Faktor pengali
3. Dominansi Simpson
¿2
C=-∑ [ ]
N
i=1

Keterangan :
C : Indeks dominansi ni : Jumlah individu genus ke-i
N : Jumlah total individu

4. Indeks Diversitas Shanon-Wiener dan Indeks Diversitas Simpson.


a) Indeks Diversitas Shanon – Wiener.
H = -∑ Pi ln Pi
b) Indeks Diversitas Simpson.
D = 1 -∑ ( Pi)2
Keterangan :
H = indeks diversitas Shanon –Wiener.
D = Indeks Diversitas Simson .
ni = jumlah sel/ ekor dari taksa biota i
Pi = Proporsi jumlah individu dala satu spesies di bagi dengan jumlah total individu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Pada praktikum Pendugaan Produktivitas Primer dengan Enumerasi
Fitoplankton, kelompok 6 melakukan penghitungan enumerasi fitoplankton dan
zooplankton. Berikut hasil data kelompok 6 :

4.1.1 Hasil Data Enumerasi Fitoplankton dan Zooplakton


Berikut adalah data yang di dapatkan pada pengamatan pendugaan produktivitas
primer dan sekunder dengan enumerasi fitoplankton dan zooplankton sebagai berikut :
Tabel 1. Tabulasi Data Hasil Pengamatan Fitoplankton
Fitoplankton Jumlah
Oscillatoria sp 10
Cholorella sp 9
Scenedesmus sp 5
Pediastrum sp 2
Nitzchia sp 1
Microcystis sp 2
Jumlah Keseluruhan 30

Tabel 2. Tabulasi Data Hasil Pengamatan Zooplankton


Zooplankton Jumlah
Branchionus sp 2
Naupilus sp 2
Jumlah Keseluruhan 4

4.2 Pembahasan
Fitoplankton merupakan produsen primer di suatu ekosistem. Tingkat
produktivitas fitoplankton dan zooplankton maka dilakukan perhitungan enumerasi.
Enumerasi merupakan salah satu cara untuk menghitung kelimpahan plankton.
Bedasarkan hasil data dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh kelompok 6 pada
spesies fitoplankton di suatu perairan maka diperoleh jumlah fitoplankton yang
ditemukan sekitar 30 organisme dengan kelimpahan fitoplankton6000 individu /l. Nilai
ini menunjukkan perairan tersebut kaya akan nutrient dan perairan. Hal ini dapat terjadi
karena daerah perairan tersebut berada di daerah inlet (daerah yang sering disinari
matahari) dan memiliki arus yang deras sehingga pertumbuhan fitoplankton baik.
Kondisi perairan yang tidak terlalu dalam sehingga cahaya matahari dapat masuk.
Selain itu, perairan tersebut kaya akan bahan-bahan organik dan anorganik yang
menjadi sumber makanan bagi fitoplankton.
Jenis-jenis fitoplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari
Cholorella sp , Nitzschia sp, Pediastrum sp, Scenedesmus sp, Oscillatoria sp.
Banyaknya jumlah jenis-jenis fitoplankton yang ditemukan maka daerah pada perairan
tersebut merupakan memiliki produktivitas tinggi. Indeks diversitas dari fitoplankton
adalah 1,43 dan nilai dominansi pada fitoplankton 0,682, hal ini mengindikasikan
bahwa keanekaragaam fitoplankton pada perairan tinggi dan tidak ada spesies
fitoplankton yang mendominansi karena nilai dominansi yang rendah.
Hasil data dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh kelompok 6 pada
spesies zooplankton maka diperoleh jumlah zooplankton yang ditemukan sekitar 4
organisme dengan kelimpahan fitoplankton 400 individu /l. Indeks diversitas dari
zooplankton adalah 0,32 dan nilai dominansi pada fitoplankton 0,95. Hal ini berbanding
terbalik dengan spesies fitoplankton, hal ini dapat terjadi karena daerah perairan tersebut
tidak menunjang kehidupan dari zooplankton. Jenis-jenis zooplankton yang ditemukan
pada perairan tersebut terdiri dari Branchionus sp dan Naupilus sp. Keragaman spesies
merupakan ekspresi yang menunjukkan jumlah individu dalam suatu spesies
dibandingkan dengan jumlah total dari seluruh spesies.
Bedasarkan perhitungan indeks Shannon-Wiener menunjukkan jumlah dari
Branchionus sp dan Naupilus sp merupakan spesies yang memiliki jumlah banyak yang
sama. Menurut Zahidah dkk. (2012), bahwa tingginya kepadatan populasi genus
Rotifera saat mencapai puncak populasi menunjukkan bahwa populasi tersebut memiliki
laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan laju mortalitasnya. Hasil ini dapat
dipengaruhi oleh suhu, pH, oksigen terlarut, nitrat, dan senyawa-senyawa organik
maupun anorganik di perairan sehingga dapat ditarik kesimpulan Rotifera perairan
tersebut merupakan lingkungan yang baik untuk berkembang biak sehingga di dapat
kelimpahan yang tinggi.

4.2 1 Kelimpahan, Indeks diversitas dan Indeks dominansi Kelimpahan


Fitoplankton dan Zooplankton
a) Kelimpahan, Indeks diversitas dan Indeks dominansi fitoplankton
0,05 L 1 l
Faktor pengali= x (ind /l)
0,001 L 10 l
0,05 L 1l
Kelimpahan= x x 30=6000individu / l
0,001 L 10 l
9 9 10 10 5 5
Indeks diversitas=−
[( ln
30 30 )(
+ ln
30 30
+ ln
30 30 )(
+ )]
2 2 2 2 1 1
+
[( ln
30 30 )(+ ln
30 30 )(
+ ln
30 30 )]=1,43

Indeks Dominansi=1−∑ (−0,36 )2 + (−0,36 )2+ (−0,16 )2+ (−0,16 )2 +¿


+ (−0,10 )2=¿0,682

b) Kelimpahan, Indeks diversitas dan Indeks dominansi zooplankton


0,05 L 1 l
Faktor pengali= x (ind /l)
0,001 L 10 l
0,05 L 1l individu
Kelimpahan= x x 4=400
0,001 L 10 l l
2 2 2 2
Indeks diversitas=
[( ln
30 30
+ )( ln
30 30
=0,32 )]
Indeks Dominansi=1−∑ (−0,16 )2 + (−0,16 )2=0,95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pendugaan produktivitas
primer dan sekunder dengan enumerasi fitoplankton dan zooplankton, diantaranya :
 Fitoplankton mendominasi karena sebagai produsen primer dan awal mata rantai
dalam jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran
kesuburan suatu perairan.
 Fitoplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari Cholorella sp ,
Nitzschia sp, Pediastrum sp, Scenedesmus sp, Oscillatoria sp.
 Zooplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari Branchionus sp dan
Naupilus sp
 Kondisi perairan memiliki produktivitas yang cukup, kondisi ekosistem seimbang
dan tekanan ekologis yang tegolong rendah.

5.2 Saran
Saran pada praktikum ini adalah dimana pada praktikum enumerasi harus adanya
perlukannya ketelitian tinggi dan kerja sama yang baik antar praktikan dalam
melakukan perhitungan dan identifikasi pada mikroskop untuk mendapatkan jenis-jenis
plankton yang ada pada bahan praktikum pendugaan produktivitas primer dan sekunder
dengan enumerasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arinardi, et.al. 1994. Pengantar Tentang Plankton Serta Kisaran Kelimpahan dan
Plankton Predominan di Sekitar Pulau Jawa dan Bali. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi. UPI-Jakarta. 108 hal. Copy the BEST Traders and
Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Fardiaz,S., 1992. Polutan Air dan Polusi Udara , Fak, Pangan dan Gizi IPB,
Bogor.
Gobel, Risco, B dkk. 2008.Mikrobiologi Umum Dalam Praktek, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Hutabarat,L.,Evans, S.M.1984. Pengantar Oceanografi.UI Press. Jakarta

Kennish, M. J., 1990. Ecology of estuaries. Vol. II. Biological aspects. CRC Pr.

Newell, G.E & Newell, R. C.1977. Marine Plankton, a Practical Guide, Fifth Edition.
Hutchinson & Co (Publishers) Ltd. London
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Eidman, M.,
Koesoebiono, D.G. Begen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo
[Penerjemah].Terjemahan dari: Marine Biology: An Ecological Approach.
PT.Gramedia. Jakarta.

Yunita, V. R, Aryawati dan Isnaini. 2012. Struktur Komunitas dan Sebaran


Fitoplankton di Perairan Sungsang Sumatera Selatan. Maspari Journal. Program
Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, Indralaya-Indonesia. 4(1),
122-130
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pengamatan Kelas Perikanan B Enumerasi Fitoplankton dan Zooplankton

Tabel 3. Data Pengamatan Kelas Perikanan B Enumerasi Fitoplankton dan Zooplankton


Fitoplankton Zooplankton
Kel
Jenis Jumlah Jenis Jumlah
Chlorella sp. 3
Hydrodiction 12
Phacus 1
1 Euglena phiridhis 3 - -
Spirullina 4
Anabaena 4
Cyclotella 4
Chlorella sp. 52
Scenedesmus sp. 9
Resticula sp. 3
Nitzschia sp. 10
Gomphosphaeria sp. 4
2 Dirlyosphaerium sp. 4
Eudorina sp. 9
Cyclotella sp. 3 Euglena sp. 40
Spirulina sp. 13
Distigma sp. 4
Eudorina Wallichii 12
3 Calothrix sp. 9 Rotifer citrinus 6
Oscillatoria limnosa 4
Coelosphaerium
1
dubium gronow Keratella
1
Phacus sp 7 aculeate
Chlorella sp 6
4
Euglena sp 17
Eudorina sp 3
Nauplius sp 1
Spirullina sp 5
Stauroneis parvulum 1
5 Euglena proxima 5
Euglena angusta 18
Euglena purpurea 3
Euglena acus 4
Euglena montanensis 24
Phacus sp. 1
Euglena haemodes 1
Coelosphaerium sp. 43
Phymatodosis 6
irreguralis
Anabaena affinis 6
Scenedesmus sp. 1
Scenedesmus sp. 6 Rotifera sp. 15
Mycrocystis sp. 17 Diurella sp. 7
Pediastrum sp. 13 Cathypna sp. 4
Pleurosigma 8 Branchiounus 2
6
Chlorella 22 Epistilis sp. 2
Cyclotella 2
Pleurotaenium 4
Coconeus 4
Chlorella sp. 34 Rotifera sp. 17
Schenedesmus sp. 6 Daphnia sp. 3
7 Closterium sp. 4 Candona sp 1
Pediastrum sp. 134
Schenadesmus sp. 3
Microcystis 74
Chlorella 15
8 Pediastrum 7 Asplancha 8
Scenedesmus 6
Closterium 4
Microcystis sp. 63
Chlorella sp. 3
9 Euglena sp. 10 Epystilis sp. 1
Pediastrum duplex 6
Pleurosigma 6
Microcystis sp 225 Euglena sp 2
Cocomonas
Botryococcus sp 100 3
arbicularis
10
Phacotus
Pediastrum sp 2 4
lenticularis
Gomphos phaetia 13
Microcystis sp. 164
Scenedesmus sp. 35
11 Chlorella sp. 2.336 - -
Pediastrum sp. 1
Euglena sp. 1
Microcystis 212
Scenedesmus 442 Euglena 12
12 Pediastrum 72
Characium 4
Enchelys simplex 8
Chorella 1312
Chlorella sp. 234 Aspandia sp. 1
Microcystis sp. 170 Euglena sp. 2
13 Anabaena sp. 98
Scalatonema 38
Spirulina sp. 49
Anabaena sp. 59
Chlorella sp. 258 Cosmarium sp. 3
Synedra sp. 5
14
Schenedesmus sp. 43
Thalassozanthiu
Pediastrum sp. 8 1
m sp.
Closterium sp. 1
Mycrocystis sp. 49 Euglena sp 3
Scenedesmus sp. 17 Epistylis sp. 7
15 Chlorella sp. 91
Pediastrum sp. 1
Hairotina sp. 1
Microcystis sp. 704
Thecamoeba
16 Scenedesmus sp. 8 18
verrucosa
Nostoc linckia 52
Microcystis sp. 368 Daphnia sp. 2
17 Chlorella sp. 218 Nebelia tubulata 1
Scenedesmus sp. 30 Branchionus sp. 1
Microcystis sp 707 2
Chlorella sp 188 2
Euglena sp
Scenedesmus sp. 25
18 Volvox sp 13
Hyalotheca sp 3
Trachclomonas sp 1 Nauptilus sp
Sphaerocystus 1
Microcystissp. 319 Daphnia sp. 35
Pediastrumsp. 38 Cestumsp. 11
Entrasiasp. 33 Naupliussp. 16
Undinula
19 Lyngbiasp. 5 3
vulgaris
Chlorella sp. 49
Naviculasp. 29
Bacilaria paradox 3
Mycrocystis sp 337
20 Chlorella sp 709 Euchanis dilatata 1
Pediastrum sp 4
Pseudotetraodon
1
neglactum pascher
Scenedesmus
5
quadicauda
Scenedesmus obliquus 33
Trachelomonas sp 1

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Kelimpahan, Indeks Diversitas dan Indeks Dominansi


Fitoplankton dan Zooplankton Kelas Perikanan B

Tabel 4. Hasil Perhitungan Kelimpahan, Indeks Diversitas dan Indeks Dominansi Fitoplankton
dan Zooplankton Kelas Perikanan B
Fitoplankton Zooplankton
Faktor Keli Keli
Kel
pengali Jenis mpa H D Jenis mpa H D
han han
Chlorella sp.
1 1.389 43  1.172 0.7792        
Hydrodiction
Phacus
Euglena
phiridhis
Spirullina
Anabaena
Cyclotella
Chlorella sp.
Scenedesmus
sp. Resticula
 
Nitzschia sp. sp.
Gomphospha
eria sp.
Dirlyosphaer 0.1303
2 1.39   1.706 0.7291 0.252
ium sp. 4
Eudorina sp.
Cyclotella Euglena
 
sp. sp.
Spirulina sp.
Distigma sp.
Eudorina
Wallichii
Rotifer
3 1.389 Calothrix sp.   1.01 0.61   0 0
citrinus
Oscillatoria
limnosa
Coelosphaeri
um dubium
gronow Keratella
Phacus sp aculeate

Chlorella sp
4 1.38 55.2 1.583 0.74 2.76 0.69 0.5
Euglena sp
Eudorina sp
Nauplius
Spirullina sp sp
Stauroneis
parvulum
Euglena        
proxima        
Euglena 155.        
5 1.39 2.63 0.768
angusta 68        
Euglena        
purpurea -  -  -   -
Euglena        
acus        
Euglena        
montanensis        
Phacus sp.        
Euglena
haemodes
Coelosphaeri
um sp.
Phymatodosi
s irreguralis
Anabaena
affinis
Scenedesmus
sp.
Scenedesmus Rotifera
sp. sp.
Mycrocystis  Diurella
sp.   sp.  
Pediastrum   Cathypna  
sp.   sp.  
  Branchiou
Pleurosigma  
6    127 1.839 0.813 nus 1.32 0.67
502 
5 Epistilis
Chlorella  
  sp.  
Cyclotella  
 
 
Pleurotaeniu
m
Coconeus
Rotifera
Chlorella sp.
sp.
Schenedesmu Daphnia
s sp. sp.
Closterium 301. Candona 35.0
7 1.67 0.76 0.42 0.6 0.32
sp. 67 sp 7
Pediastrum
sp.  
Schenadesmu  
s sp.
Microcystis
Chlorella
180. 1.008
8   Pediastrum 0.5438 Asplancha 13.6 0 0
2 64
Scenedesmus

Microcystis
sp.
 
Chlorella sp.  
Epystilis
9 1.7 Euglena sp.  150 0.95 0.22  2 0 0
sp.
Pediastrum  
duplex  
Pleurosigma
Microcystis Euglena
sp sp
Cocomona
Botryococcus s
sp arbiculari
10 1.7 556 0.649 0.437 s 37 1.1079 0.5929
Phacotus
Pediastrum
lenticulari
sp
s
Gomphos
 
phaetia
11 1.67 Microcystis 423 0.315 0.148 - - - -
sp. 7 5
Scenedesmu
s sp.
Chlorella
sp.
Pediastrum
sp.
Euglena sp.
Microcystis
sp.
Scenedesmus
Euglena
sp.
Pediastrum 680 0,979
12 3,33 0,0103 67 0,6729 0,58
sp. 7 7
Characium
sp. Enchelys
simplex
Chorella sp.
Aspandia
Chlorella sp.
sp.
Microcystis Euglena   0.64 0.44
sp. sp.      
13     1.233 0.682      
Anabaena sp.        
Scalatonema        
Spirulina sp.  

Anabaena sp.
Cosmariu
Chlorella sp.
m sp.
Synedra sp.
1.6666 Schenedesmu
14 624  0.95 0.49 7  0.57 0.375
6667 s sp.
Thalassoz
Pediastrum
anthium
sp.
sp.
Closterium
sp.
Mycrocystis Euglena
sp. sp
Scenedesmus Epistylis
sp. sp.
15 1.7 Chlorella sp. 270 0.971 -0.324 17 0.601 0.39
 
Pediastrum
 
sp.
 
Hairotina sp.
Microcystis
sp.
Thecamoe
Scenedesmus 126 29.8
16 1,66 0,075 0,151 ba 0 0
sp. 8.24 8
verrucosa
Nostoc
linckia
17 1.67  Microcystis  102 0.65  0.52  Daphnia     0.72 
sp. 7 sp. 8   1.33
Nebelia    
Chlorella sp.
tubulata
Scenedesmus Branchion
sp. us sp.
Microcystis
sp
Chlorella sp Euglena
Scenedesmus sp
sp.
Volvox sp 156
18   0.632 0.39 6.66 0.12 0.5
3.3
Hyalotheca
sp
Trachclomon Nauptilus
as sp sp
Sphaerocystu
s
Microcystiss Daphnia
p. sp.
Pediastrums
Cestumsp.
p.
Naupliuss
Entrasiasp.
p.
19     1.141 0.145 Undinula   1.11 0.6165
Lyngbiasp.
vulgaris
Chlorella sp.
 
Naviculasp.  
Bacilaria  
paradox
Mycrocystis
sp
Chlorella sp
Pediastrum
sp
Pseudotetrao
don Euchanis
20 1.25 neglactum            
dilatata 
pascher
Scenedesmus
quadicauda
Scenedesmus
obliquus
Trachelomon
as sp
Lampiran 4. Prosedur Kerja Pratikum Pendugaan Produktivitas Perairan dengan
Enumerasi
Mengambil sampel plankton dari badan air dengan menggunakan gayung.

Menyaring menggunakan plankton net dan dimasukkan kedalam botol sampel dan
dibawa ke laboratorium.

Sampel plankton yang di bawa dari lapangan selanjutnya diperiksa di laboratorium.

Memasukkan sampel air kedalam counting chamber dengan menggunakan pipet hingga
penuh (1 ml) lalu tutup dengan cover glass.

Mengamati dibawah mikroskop, lalu mencatat jenis dan menghitung jumlahnya.

Menghitung kelimpahan dan indeks diversitasmya dengan indeks diversitas Shanon-


Wiener dan indek diveritas Simpson.

Lampiran 5. Kegiatan Pratikum


Pengambilan Sampel Penempatan sampel ke dalam Counting
Chamber

Pengamatan sampel pada mikroskop Pengamatan sampel pada mikroskop

Pengamatan sampel pada mikroskop

Anda mungkin juga menyukai