PRODUKTIVITAS PERAIRAN
Disusun oleh :
Kelompok 12/ Perikanan A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
1.1 Latar Belakang
Ekosistem merupakan hubungan antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup
yang saling berhubungan pada waktu dan tempat yang sama, seperti namanya
Ekosistem perairan berarti hubungan makhluk hidup perairan, seperti ikan, buaya dan
lainnya dengan makhluk tak hidup, contohnya batu, air, udara dan lainnya. kosistem
perairan (akuatik) sebagian besar komponen biotik dan abiotiknya berada di air.
Ekosistem perairan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut, plankton,
Nekton, Neuston, Bentos dan Perifiton.
Interaksi dalam ekosistem didasari adanya hubungan saling membutuhkan antara
sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk kebutuhan
dasar hidup bagi makhluk hidup. Dapat dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya
interaksi bagi makhluk hidup umumnya merupakan upaya mendapatkan energi bagi
kelangsungan hidupnya yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan
pergerakan.
Keberlangsungan tersebut membuat setiap individu berjuang untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga mereka memproduksi segala hal
yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya, yang akhirnya menghasilkan
produktivitas primer. Perlu adanya pengukuran terhadap produktivitas primer di suatu
perairan, Suatu analisis ini penting untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang ada
pada suatu sampel tertentu mengandung banyak mikroorganisme atau sebaliknya
(Ferdiaz 1992).
Analisis kualitatif atau biasa disebut dengan enumerasi mikroorganisme dalam
hal ini dapat dilakukan baik dengan perhitungan langsung terhadap suatu sampel yaitu
salah satunya dengan alat bantu mikroskop, maupun dengan cara tidak langsung yaitu
dengan beberapa metode perhitungan (Gobel 2008).
H = -∑ Pi ln Pi
b. Indeks Diversitas Simson.
D = 1 -∑ ( Pi)2
Keterangan :
H = indeks diversitas Shanon –Wiener.
D = Indeks Diversitas Simson .
ni = Jumlah sel/ ekor dari taksa biota i
Pi = Proporsi jumlah individu dala satu spesies di bagi dengan jumlah total
individu.
2. Kelimpahan
Jumlah seluruh individu yang teridentifikasi x Faktor pengali
3. Faktor pengali
Volume terkonsentrasi 1liter
×
Volume yang dihitung Volume yang disaring
Keterangan :
C : Indeks dominansi ni : Jumlah individu genus ke-i
N : Jumlah total individu
4.1 Hasil
Pada praktikum Pendugaan Produktivitas Primer dengan Enumerasi
Fitoplankton, kelompok 6 melakukan penghitungan enumerasi fitoplankton dan
zooplankton. Berikut hasil data kelompok 6 :
4.2 Pembahasan
Fitoplankton merupakan produsen primer di suatu ekosistem. Tingkat
produktivitas fitoplankton dan zooplankton maka dilakukan perhitungan enumerasi.
Enumerasi merupakan salah satu cara untuk menghitung kelimpahan plankton.
Bedasarkan hasil data dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh kelompok 6 pada
spesies fitoplankton di suatu perairan maka diperoleh jumlah fitoplankton yang
ditemukan sekitar 30 organisme dengan kelimpahan fitoplankton6000 individu /l. Nilai
ini menunjukkan perairan tersebut kaya akan nutrient dan perairan. Hal ini dapat terjadi
karena daerah perairan tersebut berada di daerah inlet (daerah yang sering disinari
matahari) dan memiliki arus yang deras sehingga pertumbuhan fitoplankton baik.
Kondisi perairan yang tidak terlalu dalam sehingga cahaya matahari dapat masuk.
Selain itu, perairan tersebut kaya akan bahan-bahan organik dan anorganik yang
menjadi sumber makanan bagi fitoplankton.
Jenis-jenis fitoplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari
Cholorella sp , Nitzschia sp, Pediastrum sp, Scenedesmus sp, Oscillatoria sp.
Banyaknya jumlah jenis-jenis fitoplankton yang ditemukan maka daerah pada perairan
tersebut merupakan memiliki produktivitas tinggi. Indeks diversitas dari fitoplankton
adalah 1,43 dan nilai dominansi pada fitoplankton 0,682, hal ini mengindikasikan
bahwa keanekaragaam fitoplankton pada perairan tinggi dan tidak ada spesies
fitoplankton yang mendominansi karena nilai dominansi yang rendah.
Hasil data dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh kelompok 6 pada
spesies zooplankton maka diperoleh jumlah zooplankton yang ditemukan sekitar 4
organisme dengan kelimpahan fitoplankton 400 individu /l. Indeks diversitas dari
zooplankton adalah 0,32 dan nilai dominansi pada fitoplankton 0,95. Hal ini berbanding
terbalik dengan spesies fitoplankton, hal ini dapat terjadi karena daerah perairan tersebut
tidak menunjang kehidupan dari zooplankton. Jenis-jenis zooplankton yang ditemukan
pada perairan tersebut terdiri dari Branchionus sp dan Naupilus sp. Keragaman spesies
merupakan ekspresi yang menunjukkan jumlah individu dalam suatu spesies
dibandingkan dengan jumlah total dari seluruh spesies.
Bedasarkan perhitungan indeks Shannon-Wiener menunjukkan jumlah dari
Branchionus sp dan Naupilus sp merupakan spesies yang memiliki jumlah banyak yang
sama. Menurut Zahidah dkk. (2012), bahwa tingginya kepadatan populasi genus
Rotifera saat mencapai puncak populasi menunjukkan bahwa populasi tersebut memiliki
laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan laju mortalitasnya. Hasil ini dapat
dipengaruhi oleh suhu, pH, oksigen terlarut, nitrat, dan senyawa-senyawa organik
maupun anorganik di perairan sehingga dapat ditarik kesimpulan Rotifera perairan
tersebut merupakan lingkungan yang baik untuk berkembang biak sehingga di dapat
kelimpahan yang tinggi.
5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pendugaan produktivitas
primer dan sekunder dengan enumerasi fitoplankton dan zooplankton, diantaranya :
Fitoplankton mendominasi karena sebagai produsen primer dan awal mata rantai
dalam jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran
kesuburan suatu perairan.
Fitoplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari Cholorella sp ,
Nitzschia sp, Pediastrum sp, Scenedesmus sp, Oscillatoria sp.
Zooplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari Branchionus sp dan
Naupilus sp
Kondisi perairan memiliki produktivitas yang cukup, kondisi ekosistem seimbang
dan tekanan ekologis yang tegolong rendah.
5.2 Saran
Saran pada praktikum ini adalah dimana pada praktikum enumerasi harus adanya
perlukannya ketelitian tinggi dan kerja sama yang baik antar praktikan dalam
melakukan perhitungan dan identifikasi pada mikroskop untuk mendapatkan jenis-jenis
plankton yang ada pada bahan praktikum pendugaan produktivitas primer dan sekunder
dengan enumerasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arinardi, et.al. 1994. Pengantar Tentang Plankton Serta Kisaran Kelimpahan dan
Plankton Predominan di Sekitar Pulau Jawa dan Bali. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi. UPI-Jakarta. 108 hal. Copy the BEST Traders and
Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Fardiaz,S., 1992. Polutan Air dan Polusi Udara , Fak, Pangan dan Gizi IPB,
Bogor.
Gobel, Risco, B dkk. 2008.Mikrobiologi Umum Dalam Praktek, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Hutabarat,L.,Evans, S.M.1984. Pengantar Oceanografi.UI Press. Jakarta
Kennish, M. J., 1990. Ecology of estuaries. Vol. II. Biological aspects. CRC Pr.
Newell, G.E & Newell, R. C.1977. Marine Plankton, a Practical Guide, Fifth Edition.
Hutchinson & Co (Publishers) Ltd. London
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Eidman, M.,
Koesoebiono, D.G. Begen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo
[Penerjemah].Terjemahan dari: Marine Biology: An Ecological Approach.
PT.Gramedia. Jakarta.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Kelimpahan, Indeks Diversitas dan Indeks Dominansi Fitoplankton
dan Zooplankton Kelas Perikanan B
Fitoplankton Zooplankton
Faktor Keli Keli
Kel
pengali Jenis mpa H D Jenis mpa H D
han han
Chlorella sp.
1 1.389 43 1.172 0.7792
Hydrodiction
Phacus
Euglena
phiridhis
Spirullina
Anabaena
Cyclotella
Chlorella sp.
Scenedesmus
sp. Resticula
Nitzschia sp. sp.
Gomphospha
eria sp.
Dirlyosphaer 0.1303
2 1.39 1.706 0.7291 0.252
ium sp. 4
Eudorina sp.
Cyclotella Euglena
sp. sp.
Spirulina sp.
Distigma sp.
Eudorina
Wallichii
Rotifer
3 1.389 Calothrix sp. 1.01 0.61 0 0
citrinus
Oscillatoria
limnosa
Coelosphaeri
um dubium
gronow Keratella
Phacus sp aculeate
Chlorella sp
4 1.38 55.2 1.583 0.74 2.76 0.69 0.5
Euglena sp
Eudorina sp
Nauplius
Spirullina sp sp
Stauroneis
parvulum
Euglena
proxima
Euglena 155.
5 1.39 2.63 0.768
angusta 68
Euglena
purpurea - - - -
Euglena
acus
Euglena
montanensis
Phacus sp.
Euglena
haemodes
Coelosphaeri
um sp.
Phymatodosi
s irreguralis
Anabaena
affinis
Scenedesmus
sp.
Scenedesmus Rotifera
sp. sp.
Mycrocystis Diurella
sp. sp.
Pediastrum Cathypna
sp. sp.
Branchiou
Pleurosigma
6 127 1.839 0.813 nus 1.32 0.67
502
5 Epistilis
Chlorella
sp.
Cyclotella
Pleurotaeniu
m
Coconeus
Rotifera
Chlorella sp.
sp.
Schenedesmu Daphnia
s sp. sp.
Closterium 301. Candona 35.0
7 1.67 0.76 0.42 0.6 0.32
sp. 67 sp 7
Pediastrum
sp.
Schenadesmu
s sp.
Microcystis
Chlorella
180. 1.008
8 Pediastrum 0.5438 Asplancha 13.6 0 0
2 64
Scenedesmus
Microcystis
sp.
Chlorella sp.
Epystilis
9 1.7 Euglena sp. 150 0.95 0.22 2 0 0
sp.
Pediastrum
duplex
Pleurosigma
Microcystis Euglena
sp sp
Cocomona
Botryococcus s
sp arbiculari
10 1.7 556 0.649 0.437 s 37 1.1079 0.5929
Phacotus
Pediastrum
lenticulari
sp
s
Gomphos
phaetia
11 1.67 Microcystis 423 0.315 0.148 - - - -
sp. 7 5
Scenedesmu
s sp.
Chlorella
sp.
Pediastrum
sp.
Euglena sp.
Microcystis
sp.
Scenedesmus
Euglena
sp.
Pediastrum 680 0,979
12 3,33 0,0103 67 0,6729 0,58
sp. 7 7
Characium
sp. Enchelys
simplex
Chorella sp.
Aspandia
Chlorella sp.
sp.
Microcystis Euglena 0.64 0.44
sp. sp.
13 1.233 0.682
Anabaena sp.
Scalatonema
Spirulina sp.
Anabaena sp.
Cosmariu
Chlorella sp.
m sp.
Synedra sp.
1.6666 Schenedesmu
14 624 0.95 0.49 7 0.57 0.375
6667 s sp.
Thalassoz
Pediastrum
anthium
sp.
sp.
Closterium
sp.
Mycrocystis Euglena
sp. sp
Scenedesmus Epistylis
sp. sp.
15 1.7 Chlorella sp. 270 0.971 -0.324 17 0.601 0.39
Pediastrum
sp.
Hairotina sp.
Microcystis
sp.
Thecamoe
Scenedesmus 126 29.8
16 1,66 0,075 0,151 ba 0 0
sp. 8.24 8
verrucosa
Nostoc
linckia
17 1.67 Microcystis 102 0.65 0.52 Daphnia 0.72
sp. 7 sp. 8 1.33
Nebelia
Chlorella sp.
tubulata
Scenedesmus Branchion
sp. us sp.
Microcystis
sp
Chlorella sp Euglena
Scenedesmus sp
sp.
Volvox sp 156
18 0.632 0.39 6.66 0.12 0.5
3.3
Hyalotheca
sp
Trachclomon Nauptilus
as sp sp
Sphaerocystu
s
Microcystiss Daphnia
p. sp.
Pediastrums
Cestumsp.
p.
Naupliuss
Entrasiasp.
p.
19 1.141 0.145 Undinula 1.11 0.6165
Lyngbiasp.
vulgaris
Chlorella sp.
Naviculasp.
Bacilaria
paradox
Mycrocystis
sp
Chlorella sp
Pediastrum
sp
Pseudotetrao
don Euchanis
20 1.25 neglactum
dilatata
pascher
Scenedesmus
quadicauda
Scenedesmus
obliquus
Trachelomon
as sp
Lampiran 4. Prosedur Kerja Pratikum Pendugaan Produktivitas Perairan dengan
Enumerasi
Mengambil sampel plankton dari badan air dengan menggunakan gayung.
Menyaring menggunakan plankton net dan dimasukkan kedalam botol sampel dan
dibawa ke laboratorium.
Memasukkan sampel air kedalam counting chamber dengan menggunakan pipet hingga
penuh (1 ml) lalu tutup dengan cover glass.