A. Latar Belakang
Plankton adalah organisme yang hidupnya mengembara mengikuti massa
jenis air, plankton bukanlah suatu organisme melainkan suatu sifat. Yaitu
sifat yang memanfaatkan massa jenis air untuk berpindah tempat dan
mencari makan. Tidak hanya berdiam diri saja, tetapi beberapa jenis dari
plankton juga ada yang memiliki alat gerak yang biasa disebut flagel.
Ubur-ubur adalah plankton dengan ukuran terbesar.
B. Tujuan:
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagaiberikut:
1. Mengetahui cara kultur phytoplankton dan zooplankton.
2. Mengetahui manfaat dari kultur phytoplankton dan zooplankton.
3. Mengetahui jenis plankton yang dikultur.
TINJAUAN PUSTAKA
Kultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses
produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977).
a. Fase Adaptasi
b. Fase Logaritmik atau Eksponensial.
c. Fase Stasioner atau Istirahat
d. Fase Kematian
fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang
berbentuk rantai. Fitoplankton merupakan organisme autotroph utama dalam
kehidupan di laut. Melalui proses fotosisntesis yang dilakukannya, fitoplankton
mampu menjadi sumber energi bagi seluruh biota laut lewat mekanisme rantai
makanan. Walaupun memiliki ukuran yang kecil namun memiliki jumlah yang
tinggi sehingga mampu menjadi pondasi dalam piramida makanan di laut
(Sunarto, 2010).
Menurut Nontji (2005), plankton adalah organisme yang hidupnya melayang atau
mengambang di dalam air. Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas
hingga organisme tersebut terbawa oleh arus namun, mempunyai peranan penting
dalam ekosistem laut, karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai
jenis hewan laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai
kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva
Berdasarkan intensitas cahaya, stratifikasi vertikal kolom air pada perairan lentik
(tergenang) dikelompokkan menjadi 3 yaitu eufotik yang mendapat cukup sinar
matahari, kedua lapisan kompensasi dengan intensitas cahaya sebesar 1% yang
terakhir adalah lapisan profundal. Kecerahan merupakan daya tembus sinar
matahari kedalam perairan. Daya tembus atau transparasi ini dapat diamati secara
langsung dengan menggunakan alat bantu berupa piringan berwarna yang
dinamakan secchidisch. Pengukuran kecerahan ini berfungsi untuk menduga
jumlah kepadatan plankton dalam perairan (Ariendi, 1986).
PEMBAHASAN
Pakan alami dengan berbagai kelebihannya sangat cocok untuk benih ikan.
Selama ini, pakan alami diperoleh dengan cara menangkap di alam atau dengan
membudidayakannya. Ketersediaan pakan alami merupakan faktor penting dalam
budidaya ikan terutama pada usaha pembenihan dan usaha budidaya ikan.
Pakan alami merupakan pakan hidup bagi larva ikan yang mencakup fitoplankton,
zooplankton, dan benthos. Pakan alami untuk larva atau benih ikan mempunyai
beberapa kelebihan karena ukurannnya relatif kecil dan sesuai dengan bukaan
mulut larva atau benih ikan, nilai nutrisinya tinggi, mudah dibudidayakan,
gerakannya dapat merangsang ikan untuk memangsanya, dapat berkembang biak
dengan cepat sehingga ketersediaannya dapat terjamin, dan biaya
pembudidayaannya relatif murah.
A. Kultur Phytoplankton
Salah satu dari plankton jenis phytoplankton yang dapat di budidayakan atau di
kultur adalah chlorella. Salah satu cara mengkultur chlorella adalah
Media kultur phytoplankton harus sudah berumur tua antara 5 hari sampai 10 hari
untuk menghilangkan pupuk yang ada didalamnya karena pemberiannya bersama
media air kultur dan di gunakan secara langsung sebagai pakan larva. Teknik
panen yang digunakan adalah panen total yaitu dengan menggunakan pompa
celup dan didistribusikan ke bak larva dan dialirkan secara perlahan sesuai
kebutuhan dengan system gravitasi tanpa pompa.
Salah satu cara pengangkutan alga klorella yang tdak membutuhkan volume
media yang banyak dengan cara pengendapan. Langkah pengendapan chlorella
adalah sebagai berikut :
B. Kultur Zooplankton
Sejarah dimulainya kultur pakan alami dilakukan oleh Allen dan Nelson pada
tahun 1910, dengan kulture diatom untuk pakan Invertebrata (Ryther and
Goldman, 1975).
Adapun beberapa glongan dari zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami
dan perlu dibudidayakan sebagai pakan alami burayak diantaranya adalah :
1. Brachionus sp.
2. Kopepoda (Cyclop sp., Acartia sp.)
3. Diaphanosoma sp.
4. Artemia sp.
5. Cacing rambut
6. Daphnia sp.
7. Moina sp.
8. Larva chironomus
9. Infusoria
(Susanto,2010).
Selain phyoplankton yang dapat di kultur utuk budidaya pakan alami untuk ikan
maka zooplankton dapat juga dikultur tetapi perlu tenaga ekstra untuk
membudidayakannya. Salah satu zooplankton yang dapat dikultur adalah rotifer
Rotifer merupakan salah satu pakan alami larva ikan yang diguunakan para
pembudidaya ikan. Rotifer memiliki masa hidup yang tidak terlalu lama. Usia
betina pada suhu 25◦C adalah antara 6-8 hari sedangkan yang jantan hanya 2 hari
.
A. Cahaya
Bagi hewan laut, cahaya mempunyai pengaruh terbesar secara tidak langsung,
yakni sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang
menjadi tumpuan hidup mereka karena menjadi sumber makanan. Cahaya juga
merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan perpindahan populasi
hewan laut. Laju pertumbuhan fitoplankton sangat tergantung pada ketersediaan
cahaya di dalam perairan. Hubungan antara cahaya dan perpindahan hewan laut
ini banyak dipelajari, terutama pada plankton hewan (Romimohtarto dan Juwana,
1999).
Menurut Heyman dan Lundgren (1988), laju pertumbuhan maksimum
fitoplankton akan mengalami penurunan bila perairan berada pada kondisi
ketersediaan cahaya yang rendah.
B. Suhu
Suhu air dapat mempengaruhi sifat fisika kimia perairan maupun biologi, antara
lain kenaikan suhu dapat menurunkan kandungan oksigen serta menaikkan daya
toksit yang ada dalam suatu perairan. Suhu air mempengaruhi kandungan oksigen
terlarut dalam air, semakin tinggi suhu maka semakin kurang kandungan oksigen
terlarut. Perkembangan plankton optimal terjadi dalam kisaran suhu antara 25oc –
30oc (Mujib, 2010).
C. Kekeruhan/kecerahan
Kekeruhan sangat mempengaruhi perkembangan plankton, apabila kekeruhan
tinggi maka cahaya matahari tidak dapat menembus perairan dan menyebabkan
fitoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis (Mujib, 2010).
D. Pergerakan Air
Arus berpengaruh besar terhadap distribusi organisme perairan dan juga
meningkatkan terjadinya difusi oksigen dalam perairan. Arus juga membantu
penyebab plankton dari satu tempat ke tempat lainnya dan membantu menyuplai
bahan makanan yang dibutuhkan plankton (Mujib, 2010).
B. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, plankton dan fauna air untuk
bernapas serta diperlukan oleh bakteri untuk dekomposisi. Dengan adanya proses
dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri menyebabkan keadaan unsur hara tetap
tersedia di perairan. Hal ini snagat menunjang pertumbuhan air, plankton dan
perifiton (Mujib, 2010).
C. Salinitas
Salinitas berperanan penting dalam kehidupan organisme, misalnya distribusi
biota akuatik. Menyatakan bahwa pada daerah pesisir pantai merupakan perairan
dinamis, yang menyebabkan variasi salinitas tidak begitu besar. Organisme yang
hidup cenderung mempunyai toleransi terhadap perubahan salinitas sampai
dengan 15 ‰ (Nybakken 1992).
D. Nutrisi
Nutrisi sangat berperan penting untuk pertumbuhan plankton, nutrisi yang paling
penting dalam hal ini adalah nitrat ( NO3 ) dan phosphat ( PO4 ) phytoplankton
mengkonsumsi nitrogen dalam banyak bentuk, seperti nitrogen dari nitrat,
ammonia, urea, asam amino. Tetapi phytoplankton lebih cendrung mengkonsumsi
nitrat dan ammonia. Nitrat lebih banyak didapati di dasar yang banyak
mengandung unsur organik ketimbang dari air laut, nitrat juga bisa diperoleh dari
siklus nitrogen. Nitrogen dari nitrat adalah salah satu unsur penting untuk
pertumbuhan blue green alga dan phytoplankton lainnya (Mujib, 2010).
Divisi : Dinoflagellata
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Gonyaulacales
Family : Ceratiaceae
Genus : Ceratium
2. Bacteriastrum
Klasifikasi:
Kingdom : Chromalveolata
Divisi : Heterokontophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Family : Chaetoceraceae
Genus : Bacteriastrum
3. Pleurobrachia sp.
Pleurobrachia kadang memiliki bentuk tubuh telur dengan mulut disekitar
ujungnya, walupun beberapa individu tidak beraturan bulatannya.Dari sisi yang
berhadapan dari tubuh memanjang sepasang, tentakel yang lampai yang setiap
bagiannya ada pada sebuah lapisan dalam yang mana dapat di tarik
mundur.Beberapa spesies dari Cydippids memiilki tubuh yang yang rata pada
berbagai tingkatan sehingga mereka lebih luas pada bagian tentakelnya.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Ctenophora
Class : Tentaculata
Ordo : Cydippida
Family : Pleurobranchiidae
Genus : Pleurobranchia
Spesies : Pleurobranchia sp.
4. Coscinodiscus
Klasifikasi:
Kingdom :Plantae
Divisi :Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo :Coscinodiscales
Family : Coscinodisceae
Genus : Coscinodiscus
5. Rotifera
Rotifer merupakan salah satu pakan alami larva ikan yang diguunakan para
pembudidaya ikan. Rotifer termasuk kedalam filum invetrebrata yang lebih dan
secara dekat dikaitkan dengan cacing gelang (nematoda). Ada tiga kelas Rotifera
yaitu (1) Seisionidea, (2) Bdelloidea, (3) Monogononta, kelas dimana terdapat
Branchionus plicatilis, B. calyciflorus, dan B. rubens. Kelas Monogononta
memiliki sirklus hidup partenogenetik yang terdiri dari fase seksual dan aseksual.
Sebagian masa hidupnya berada dalam fase aseksual namun pada lingkungan
tertentu kelompok ini dapat melakukan reproduksi seksual dan aseksual secara
serentak. faktor-faktor yang menentukan jenis kelamin masih belum dipahami
namun faktor makanan, tidak adanya stress fisiologis dan juga genetik memainkan
peranan yang penting dalam hal ini.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Maxillopoda
Ordo : Cyclopoida
Family : Oithonidae
Genus : Oithona
Spesies : Oithona sp.
7. Calanus sp.
Calanus dianggap menjadi copepoda besar, yang biasanya 2-4 milimeter (0,08-
0,16). Habitatdi Laut Utara danLautNorwegia.Calanus juga ditemukan di seluruh
perairan dingin Atlantik Utara, terutama di lepas pantai Kanada dan di Teluk
Maine.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Maxillopoda
Ordo : Calanoida
Family : Calanidae
Genus : Calanus
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Cnidaria
Class : Hydrozoa
Ordo : Leptomedusae
Family : Campanullaridae
Genus : Obelia
Spesies : Obelia sp.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Plankton dipindahkan ke akuarium saat fase eksponensial yaitu ketika
mengalami warna yang sangat pekat.
2. Pada saat kultur phytoplankton, terdapat banyak warna yang berbeda-beda
tiap jenis nya, tergantung dengan pigmen yang dimiliki masing-masing
jenis nya.
3. Zooplankton yang dikultur pada praktikum lapangan kali ini yaitu Rotifera
sp. Diaphanosoma sp. Dan Copepoda.
4. Tahapan kultur yaitu pada toples ke akuarium ke semi missal dan ke
missal.
5. Factor yang mempengaruhi kultur plankton yaitu cahaya, nutrisi, Ph,
pergerakan air, oksigen terlarut dll.