Biota air sungai yang terdiri dari plankton dan benthos. Plankton merupakan suatu organisme yang
hanyut bebas didalam air dan memiliki daya renang sangat lemah. Plankton terdiri dari dua
golongan yakni Fitoplankton danZooplankton. Fitoplankton merupakan tumbuhan renik yang bebas
melayang dan hanyut dalam air serta mampu berfotosintesis. Sedangkan zooplankton merupakan
hewan air yang berukuran renik, dapat ditemukan didalam air tawar maupun air laut (Nybakken,
1992).
Bentos merupakan organisme air yang mendiami dasar perairan dan tinggal di dalam atau pada
sedimen dasar perairan yang berperan penting dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material
organik yang masuk perairan (Cole, 1983). Berdasarkan sifat hidupnya bentos dibedakan menjadi
dua yakni fitobentos dan zoobentos. Fitobentos merupakan organisme bentos yang bersifat
tumbuhan. Sedangkan zoobentos merupakan organisme bentos yang bersifat hewan (Barsu, 2004).
Menurut Riyadi (1984) ada beberapa parameter yang digunakan dalam pengukuran kualitas air
yakni meliputi sifat fisik, kimia dan biologis. Untuk parameter biologis, indikator pencemaran
lingkungan perairan dapat ditentukan dengan keberadaan bakteri, ganggang, bentos, plankton dan
ikan tertentu.
Dengan demikian, keberadaan plankton dan bentos dapat dijadikan indikator perubahan biologi
perairan sungai. Plankton memegang peran penting dalam mempengaruhi produktifitas primer
perairan sungai. Sehingga dapat digunakan sebagai bioindikator perairan. Demikian pula dengan
bentos juga dapat digunakan sebagai indikator biologis dalam mempelajari ekologi sungai (Canter
dan Hills, 1979). Hal ini disebabkan adanya respon yang berbeda terhadap suatu bahan pencemar
yang masuk kedalam perairan sungai dan bersifat immobile (Hynes, 1979, Hilsenshoff,1977).
A. Plankton
1) Pengertian dan Penggolongan Plankton
Plankton adalah organisme yang melayang atau mengambang di dalam air dengan kemampuan
gerak hampir tidak ada, dan kalaupun ada kemampuan bergeraknya sangatlah lemah dan
terbatas/pasif (Suin, 2002). Kemampuan berenang yang dimiliki begitu lemah sehingga
pergerakannya sangat dipengaruhi oleh gerakan-gerakan air (Nybakken, 1992).
Plankton terdiri dari dua golongan utama yakni fitoplankton dan zooplankton. Sedangkan
penggolongan plankton berdasarkan ukuran, tidak membedakan apakah plankton tersebut
merupakan fitoplankton ataupun zooplankton. Golongan plankton berdasarkan ukuran ini adalah
sebagai berikut;
1. Megaplankton yaitu plankton yang berukuran 2.0 mm.
2. Makroplankton yaitu plankton yang berukuran 0.2 2.0 mm.
3. Mikroplankton yaitu plankton yang berukuran 20 m 0.2 mm.
4. Nanoplankton yaitu plankton yang berukuran 2 m 20 m.
5. Ultraplankton yaitu plankton yang berukuran kurang dari 2 m.
Berdasarkan siklus hidupnya plankton dapat dikenal berdasarkan 2 jenis yakni sebagai holoplankton
dan meroplankton. Holoplankton merupakan plankton yang seluruh hidupnya bersifat planktonik.
Sedangkan meroplankton adalah plankton yang sebagian hidupnya bersifat planktonik.
Menurut Basmi (1995) penggolongan plankton berdasarkan atas nutrien yang dibutuhkan, terdiri
atas fitoplankton, saproplankton, dan zooplankton. Fitoplankton merupakan plankton nabati (>90%
terdiri dari algae) yang mengandung klorofil yang mampu mensintesa nutrien anorganik menjadi
organik melalui proses fotosintesis dengan energi yang berasal dari sinar matahari. Saproplankton
merupakan kelompok tumbuhan (bakteri dan jamur) yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis, dan
memperoleh nutrisi dan energi dari sisa organisme lain yang telah mati. Sedangkan zooplankton
yakni plankton hewani yang makanannya sepenuhnya tergantun ada organisme-organisme lain yang
masih hidup maupun partikel-partikel sisa organisme, seperti detritus dan debris. Di samping itu,
zooplankton juga mengkonsumsi fitoplankton.
Pada kenyataannya, plankton memiliki alat gerak (misal Flagella dan Ciliata) akan tetapi adanya alat
gerak tersebut tidak cukup untuk mengimbangi gerakan air yang ada disekelilingnya. Sehingga
dapat dikatakan bahwa gerakan plankton tersebut sangat dipengaruhi oleh gerakan air (Barus,
2004).
Plankton mempunyai sifat yang selalu bergerak sehingga dapat dijadikan indikator pencemaran
perairan. Plankton akan bergerak mencari tempat yang sesuai dengan hidupnya apabila terjadi
pencemaran yang mengubah kondisi tempat hidupnya. Dengan demikian terjadi perubahan susunan
komunitas organisme di suatu perairan. dimana hal ini dapat dijadikan petunjuk apabila terjadi
pencemaran perairan. Dalam hal ini, terdapat jenis-jenis plankton yang dapat digunakan sebagai
petunjuk untuk mengetahui hal tersebut sesuai dengan kondisi biologi perairan (Mulyono, 1992).
Plankton memegang peran penting dalam mempengaruhi produktifitas primer perairan sungai.
Rosenberg (dalam Ardi, 2002) menyebutkan plankton bersifat toleran dan mempunyai respon yang
berbeda terhadap perubahan kualitas perairan. Penggunaan plankton sebagai indikator kualitas
lingkungan perairan dapat dipakai dengan mengetahui keragaman dengan keseragaman lainnya.
Sehingga, dengan adanya plankton yang berada pada lingkungan perairan tersebut akan
memberikan reaksi terhadap kualitas perairan atas pencemaran yang terjadi.
Sebagai contoh jenis-jenis plankton dalam lingkungan perairan dalam Rencana Pembangunan
Bendungan Bintang Bano Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010 adalah sebagai berikut;
B. Bentos
1) Pengertian dan Penggolongan Bentos
Bentos merupakan organisme yang hidup didasar perairan (substrat) baik yang sesil, merayap
maupun yang menggali lubang. Bentos merupakan organisme yang hidup di pasir, lumpur, batuan,
patahan karang atau karang yang sudah mati. Keberadaan bentos pada suatu perairan sangat
dipengaruhi oleh berbagai bahan organik baik lingkungan biotik maupun abiotik.
Faktor organik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber
bahan makan bagi hewan bentos. Adapun organik abiotik yang berpengaruh adalah komponen fisik-
kimia air yang diantaranya adalah suhu, oksigen terlaru (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD), dan
kebutuhan oksigen kimia (COD), kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar (Allard
and Moreau, 1987); APHA,1992). Substrat dasar perairan dan kedalaman mempengaruhi pola
penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentos. Hal tersebut juga berkaitan
dengan karakteristik serta jenis makanan bentos.
Komunitas bentos dapat juga dibedakan berdasarkan pergerakannya, yaitu kelompok hewan bentos
yang hidupnya menetap (bentos sesile), dan hewan bentos yang hidupnya berpindah-pindah
(motile). Hewan bentos yang hidup sesile seringkali digunakan sebagai indikator kondisi perairan
(Setyobuandi, 1997).
Selain itu, menurut Barsu (2004) bentos juga dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan atas sifat
hidupnya, yakni fitobentos dan zoobentos. Fitobentos merupakan organisme bentos yang bersifat
tumbuhan. Sedangkan zoobentos merupakan bentos yang bersifat hewan.
Hidup di dasar perairan, relatif diam sehingga secara terus menerus terdedah (exposed) oleh air
disekitarnya.
Pendedahan yang terus menerus mengakibatkan makrozoobentos dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan
Perubahan lingkungan mempengaruhi keanekaragaman makrozoobentos.
Perubahan beberapa parameter kualitas air, cepat atau lambat akan diikuti oleh perubahan struktur
komunitas organisme di perairan tersebut. Wilhm (1975) mengemukakan bahwa, ada beberapa
anggota komunitas makrozoobentos yang mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan
lingkungan yang sangat ekstrim sekaligus. Organisme-organisme ini dapat digolongkan sebagai
indikator biologi perairan.
Indikator biologi merupakan atau komunitas organisme yang kehadiranya atau prilakunya di alam
berkorelasi dengan kondisi lingkungan, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas
lingkungan (Wiley, 1990 dalam Suriani, 2000). Abel (1989) menetapkan beberapa persyaratan
organisme air yang digunakan sebagai indikator biologi untuk menduga tingkat pencemaran
perairan, yaitu hidpnya relaif menetap, jangka hidupnya panjang, dan mempunyai toleransi yang
spesifik terhadap lingkungan.
Alona affiinis, B
Alona q~radrangltIai.isB,
CHIDORIDAE Scccpho1ehei.i~ sp., B,
Leydigia acanthoceiv,oides, B
Leydigia leydigii, B
Cyc,lops .SI.>B., , R,
Diac,yc,lops hicuspidarlrs, B
COPEPODA Eucyclops srt.r-ularus, B
Mac rocyc 1ops albidirs. B
Paracyc'lops fimhriatus, B
OSTRACODA Candona neglecta, B
-'c,loc,ypris oi3Ltnz. B
Cyprideis toi.osa, B
1Iyocypr.i~h radyi, B
Cypria Ircit.sti.is, B
Darn3itzula stei3erisoni
No. Kelas Ordo Species
I1yoc.ypi.i.s gihha, B
I.rocypcrs heuut harnpi
GAMMARIDAE Echinogammarus pitngeris. B
Ar.renurus sirz~taror.B,
Nel, B
HYDRACARINA
Neunzrrrzia imitara, B
Uriionic.ola crassipc.~, B
EPHEMEROPTER
4. INSECTA Ephemera glaucops. B
A
DIPTERA -
CHAOBORIDAE Chuohor~~s,flavic.rrnBs., R.
Tanypus punctiperrrris, B, R,
Ahlahesmyiu sp., B, R
Cricotopus ( I . ) sylvestris, B, R,
Cricotopus gr. hicinctus, B, R,
Cricotopus gr. ,festivell~tsB,
Chironomu.~p lumosus, B. R,
Ch. nuditarsis, B, R,
Ch. herrze/zsis, B, R,
Cludopelma virescens, B, R,
Cryptochironomus sp., B, R,
Cryptotendipes sp., B, ,
Harnischia sp., B. R,
Microchironomus tener, B, R
CHIRONOMIDAE Microtendipes sp., B, R,
Purucludopelma sp. B,
Paratendipes sp., B
Polypedilum spp., B, R,
Stictochironomus maculipennis, B, R,
Cladotanytarsus atridorsum, B, R,
Micropsectra sp., R, S
Stempellina sp., B, R,
Tanyrarsus gr. lestagei, B.
A. longistyla, R
Prodiamesa ol i~uc eaR,
Parakiejferiella hutophila, R
Ch. halophilus, R.
S. hisrrio,